“PREMIX”
NIM : 141911133168
KELAS : C - AKUKULTUR
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pakan merupakan komponen yang paling penting dan komponen yang
paling banyak memerlukan biaya produksi. Untuk mengurangi biaya produksi
yang berlebihan pada pakan, pembudidaya biasanya membuat pakan alternatif
dengan bahan yang selalu tersedia setiap waktu, murah, mudah dicari dan
memiliki protein yang tinggi. Pakan alternatif merupakan pakan yang
diformulasikan atau dibuat sendiri. Pakan buatan disusun menurut kebutuhan
ikan, maka dari itu formulasi dan bentuk pakan merupakan modifikasi pakan
alami yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis dan tingkat
pertumbuhan serta perkembangan ikan. Protein, karbohidrat, lemak, mineral
dan vitamin merupakan 5 kandungan nutrisi yang harus ada pada pakan ikan
guna menunjang pertumbuhan ikan. (Rahardja., et al. 2011)
Pakan yang diberikan pada ikan dinilai baik tidak hanya dari
komponen penyusun pakan tersebut melainkan juga dari seberapa besar
komponen yang terkandung dalam pakan mampu diserap dan dimanfaatkan
oleh ikan dalam kehidupannya sehingga pakan yang diproduksi dengan harga
mahal pun belum tentu memiliki kualitas yang baik oleh karena itu, perlu.
Bahan yang harus ada dalam bahan pakan antara lain vitamin dan mineral.
Vitamin merupakan senyawa organik komplek yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh ikan. Pada umumnya vitamin tidak
dapat disintesis dalam tubuh ikan sehingga harus tersedia dalam pakan.
Sedangkan mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam
jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi umum
mineral adalah sebagai komponen utama dalam struktur tulang eksoskeleton,
menjaga keseimbangan tekanan osmotik, struktur dari jaringan dan transmisi
impul saraf dan kontraksi otot, sebagai komponen utama dari enzim, vitamin,
hormon, pigmen, kofaktor dalam metabolisme, serta sebagai enzim aktivator.
(Megawati, et al. 2012)
Premix adalah campuran beberapa bahan pakan mikro (kebutuhan
sangat kecil) berupa mineral atau vitamin. Pembuatan premix dimaksudkan
untuk membuat bahan tersebut mempunyai volume yang lebih besar sehingga
dalam proses pembuatan ransum bisa diperoleh campuran yang lebih
homogen. Dalam bahan pakan jumlah kandungan vitamin dan mineral berbeda
beda, maka dari itu perlu dilakukan praktikum analisis kandungan premix
pada sampel bahan pakan.
1.2 Tujuan
Praktikum analisis premix bertujuan bertujuan agar praktikan mampu
mengetahui, menjelaskan dan melakukan premix serta mengetahui metode
yang digunakan dalam pembuatan pakan.
2.1.2 Bahan
Bahan pembawa : sebagai carrier
Vitamin/mineral : bahan pembuatan premix
BAB III
HASIL
3.1 Tabel
Garam BA BM % Kebutu Kebutuh Kebutuhan
mineral Minera Minera Mine han/ kg an/ 100 gran/ kg
l l ral ransu kg ransum
m ransum
CuSO4 63,55 249,72 25,45 15 mg 1,5 g 1,5
x 100
25,45
5H2O Cu
= 5,89 g
K2CO3 2x 138,21 56,57 3 mg 0,3 g 0,3
x 100
56,57
39,098 K
= 0,53 g
FeSO4 55,85 278,06 20,09 21 mg 2,1 g 2,1
x 100
20,09
7H2O Fe
= 10,45 g
Na2SO4 2x 142,04 32,37 18 mg 1,8 g 1 ,8
x 100
32,37
22,98 Na
= 5,56 g
CaCO3 40,08 100,09 40,04 12 mg 1,2 g 1,2
x 100
40,04
Ca
= 2,99 g
Total 25,42 g
= 224,58 g
= 0,22 kg
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis prosedur
Prosedur yang digunakan dalam praktikum analisis serat kasar bahan
pakan hampir sama dengan yang dilakukan oleh (Habibi, 2015) yakni dalam
pembuatan premix pakan ikan terlebih dahulu ditentukan kadar dalam ransum,
kemudian melihat kebutuhan bahan tersebut berdasar jenis hewan, ukuran dan
umurnya. Serta melihat kadar bahan (nutrien). Begitu pula pendapat
Sulasmoko dan Prasetiyono (2017) yaitu prosedur kerja pembuatan premix
adalah sediakan wadah yang sudah dibersihkan, masukkan air sesuai
perhitungan, kemudian masukkan coolant sesuai dengan kebutuhan dan aduk
hingga rata. Setelah demikian campurlah dengan bahan pembawa secara
bertahap juga sampai diperoleh campuran yang homogen.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum analisis kasar sudah
cukup, praktikum berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Habibi, M.B.Y. 2015. Teknik Produksi Pakan Ikan Lele (Clarias sp.) di CV.
Mentari Nusantara Desa Batokan Kecamatan Ngantru, Kabupaten
Tulungagaung, Provinsi Jawa Timur. Universitas Airlangga
Lazim, J. S., dan Abbas, R. S. 2019. Comperative Study for the Effect of Locally
Prepared Premix and Other Imported Premixes in Broilers Carcasses
Characteristics. IOP Conference Sertes: Earth and Environmental Science.
38(1). P. 012038
Megawati, R.A., Arief, M., dan Alamsjah, M.A. 2012. Pemberian Pakan Dengan
Kadar Serat Kasar Yang Berbeda Terhadap Daya Cerna Pakan Pada Ikan
Berambung dan Ikan Tidak Berlambung. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 4(2)
Saputra, D. R., K. Tintin, dan Erwanto. 2016. Pengaruh Penambahan Feed Aditif
dalam Ransum dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Bobot Telur dan
Nilai Haugh Unit (HU) Telur Ayam Ras. Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. 4(3): 230-236.
Setiawan, H. 2011. Pengaruh Penambahan Enzim Fitase dan Tembaga Sulfat ke
dalam Ransum yang Mengandung Dedak Padi Terhadap Penampilan Serta
Status Mineral Tembaga pada Ayam Broiler. Pustaka, Universitas
Padjajaran
Yuliarto, B. G., Ayuningsih, B., Rochana, A. 2015. Kecernaan Bahan Kering dan
Bahan Organik (in vitro) Batang Pisang (Musa paradisiaca) Produk
Ensilase dengan Penambahan Sumber Nitrogen dan Sulfur sebagai Pakan
Sapi. Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran
LAMPIRAN