Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Mata Kuliah Analisis Kimia Pangan Semester II
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JURUSAN GIZI
2021
A. Hari/Tanggal :Rabu, 28 April 2021
Untuk mengetahui kadar asam fitat dalam suatu bahan pakan dan faktor yang
D. TinjauanTeori :
Asam fitat merupakan senyawa organik yang terdiri enam senyawa fostat. Fostat ini tidak
tersedia secara luas pada ternak non-ruminansia, Pada ternak ruminansia, bakteri fitase
membebaskan ikatan fostat. Asam fitat dapat membentuk chelate dengan bermacam-macam
Adanya asam fitat menyebabkan beberapa mineral dan protein menjadi tidak terlarut
sehingga tidak dapat diserap oleh usus manusia dan ternak non-ruminansia. Secara alami,
fitat membentuk komplek dengan beberapa mineral (P, Zn, Fe, Mg, Ca) protein, dan asam
amino. Asam Fitat juga dapat mengikat beberapa enzim seperti amilase, tripsin, pepsin
Asam fitat merupakan bentuk penyimpanan utama fosfor (P) dan dapat mencapai 80%
dari total fosfor yang ada. Asam fitat juga mampu mengikat mineral-mineral bervalensi 2
atau 3 (kalsium, besi seng, magnesium) untuk membentuk kompleks yang sulit diserap usus.
Tingginya konsumsi produk dari (i)i serealia dan legum oleh manusia dan ternak non
ruminansia dapat memberikan sumbangan pada pencemaran lingkungan, hal ini disebabkan
karena unsur P yang terikat pada asam fitat tidak dapat diserap dan terbuang bersama feses
efisiensi pemanfaatan unsur P dalam fitat adalah dengan penggunaan unsur fitase.
E. Prinsip
Asam fitat diendapkan oleh feri klorida à Feri Fitat Ion Ferri dilepaskan dari ikatan
ferifitat oleh asam nitrat. Banyaknya ion besi yang bebas ditentukan secara kalorimetrik.
F. Reaksi :
G. Reagen :
g. Hidroksil-amin-klorida (HONH3Cl) 10 %.
i. Bufer asetat
Timbang 8,3 gram natrium asetat anhidrus. Masukkan kedalam labu takar 100 ml,
tambahkan 12 ml asam cuka pekat dan tepatkan sampai 100 ml dengan air suling bebas
ion.
j. Larutan 2,2-dipiridil
Timbang 0,1 gram 2,2-dipiridil (2,2-dipiridil) dan larutkan dalam air suling bebas
ion. Masukkan kedalam labu takar 100 ml dan tepatkan sampai tanda tera.
k. Larutkan standar induk besi
2 ml asam klorida pekat dalam labu takar 250 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air
l. Larutkan standar analisis. Pipet 1 ml larutan standar induk kedalam labu takar 200ml.
m. Larutkan blanko : Pipet 2 ml asam klorida pekat kedalam labu takar 100 ml, tepatkan
1. Alat
- Timbangan
- Pipet tetes
2. Bahan
I. Prosedur :
Analisis Sampel
f. Tambahkan 10 ml air suling bebas ion dan 10 ml pereaksi feri klorida 2%. Endapan dari
pada 1000 rpm. Pisahkan dan buang lapisan atas dari endapan.
h. Cuci endapan 2 kali dengan larutan natrium sulfat 2,5% dan pusingkan kembali. Buang
i. Tambahkan 5 ml asam nitrat pekat sampai semua endapan larut, kemudian pindahkan
j. Tambahkan kedalam sampel tersebut 4 tetes asam sulfat pekat dan panaskan sampai
larutan jernih, kemudian 4 tetes H2O2. Bila gelembung telah berhenti tambahkan 10 ml
asam klorida 3N
k. Panaskan selama 10 menit, kemudian saring kedalam labu takar 500 ml. Tepatkan dengan
e. Buatlah kurva standar zat besi yang mengandung 0; 5; 10; 15; 20; dan 25 g Fe/ml dengan
J. Hasil Pengamatan :
Data Hasil Penentuan Kadar Asam Fitat Pada Sampel
Berat
Factor Volume Kadar
No Sampel Absorbansi Sampel
Pengenceran Larutan Asam Fitat
(gr)
Kacang koro 5,127
1 0,3543 1,1234
benguk utuh mg/100g
Kacang koro 3,5118
2 0,2424 1,1221 5 kali 10,0 ml
benguk dibelah mg/100g
Kacang koro 2,8571
3 0,1955 1,1123
benguk giling mg/100g
Konsentrasi Absorbansi
0 0
5 0,4531
10 0,5432
15 0,6871
20 0,7521
25 0,8567
A1 1 100
Fe (mg/100g) = x K x fp x x
A2 1000 B
0,2424 1 100
= x 5 x5 x x
0,4531 1000 1,1221
606
=
508,42
= 1,1919
%Fe
Asam Fitat (mg/100gr) = 660 x
224
1,1919
= 660 x
224
= 3,5118 mg/100g
3. Kacang Koro Benguk Giling
Diketahui
A1 = 0,1955
A2 = 0,4531
Fp =5
K =5
B = 1,1123 gram
660 = BM asam fitat
224 = 4 x BA Fe
Jawab :
A1 1 100
Fe (mg/100g) = x K x fp x x
A2 1000 B
0,1955 1 100
= x5 x 5x x
0,4531 1000 1,1123
488,75
=
503,98
= 0,9697
%Fe
Asam Fitat (mg/100gr) = 660 x
224
0,9697
= 660 x
224
= 2,8571 mg/100g
K. Pembahasan
Prinsip kerja yang digunakan untuk penentuan kadar asam fitat yaitu fitat diekstrasi
dengan Trichloroacetic Acid (TCA) dan dipresipitasi dalam bentuk garam feri (Fe-fitat).
Kandungan Fe di dalam presipitat di ukur dengan spektrofotometer dan kandungan fitat
dihitung dengan asumsi di dalam senyawa presipitat mengandung 4 Fe/6 P dengan
perbandingan yang konstan. Menurut Gao et al. (2007), larutan FeCl3 berfungsi untuk
berikatan dengan asam fitat sehingga membentuk kompleks ferri fitat (Fe-fitat).
FeCl3 + asam fitat Fe-fitat
Menurut Amin et al. (2011), asam fitat juga mampu mengikat mineral-mineral bervalensi
2 atau 3 (kalsium, besi seng, magnesium) untuk membentuk kompleks yang sulit diserap
usus. Dengan kandungan asam fitat yang tinggi maka semakin banyak yang bereaksi
dengan FeCl3 membentuk Fe-fitat sehingga Fe sisa semakin kecil. Fe-fitat nantinya akan
diikat oleh KSCN membentuk FeCN.
KSCN + Fe-fitat FeCN
Fe yang berikatan dengan CN sama dengan jumlah fitat yang diikat. Kemudian dibaca
absorbansinya pada panjang gelombang 480 nm menggunakan spektrofotometer.
Menurut Gao et al. (2007), larutan KSCN berfungsi sebagai pembentuk warna agar ion
Fe3+ dapat dibaca oleh spektrofotometer.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar asam fitat sebagai
berikut.
Berdasarkan tebel di atas, kadar asam fitat antara ketiga bahan tersebut berbeda. Kadar
asam fitat yang paling tinggi adalah kacang koro benguk utuh dengan kandungan sebesar
5,127 mg/100g dan yang terendah pada kacang koro benguk giling dengan kandungan
sebesar 2,8571 mg/100g. Faktor yang mempengaruhi kadar asam fitat adalah
penyimpanan dan perlakuan (dibelah dan digiling).
L. Kesimpulan
https://www.scribd.com/doc/267651146/laporan-asam-fitat
Miswar. 2003. Isolasi dan Purifikasi Fitase dari Kotiledon Kedelai Hasil Perkecambahan. Pusat
Penelitian Biologi Molekul dan Fakultas Pertanian Universitas Jember. Jember.
LAMPIRAN