Anda di halaman 1dari 43

Kelompok 3

Daun Mint
Nama kelompok
1. Ilavi Zahrani P (1041611076)
2. Intan Matra P (1041611078)
3. Ismawati Eka w D (1041611081)
4. Liliani Ika A (1041821013)
Ekstraksi Daun Mint
Gambar daun mint
Pendahuluan
Tanaman Mentha piperita merupakan penghasil minyak
atsiri yaitu minyak peppermint. Dalam skala laboratorium,
ekstrak Mentha piperita dapat berfungsi membunuh beberapa
jenis bakteri, fungi, dan virus.
Klasifikasi
Ragnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Familia : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha piperita L.
Cara kerja Ekstraksi

Penimbangan Maserasi Penyaringan Penguapan Penguapan Ekstrak kental


simplisia daun mint maserat ekstrak di ekstrak di daun mint
daun mint 1 x 24 jam dengan kain rotary waterbath
kola evaporator suhu 69°C
suhu 69°C
Hasil rendemen
• Penimbangan simplisia kering daun • Perhitungan rendemen
mint (serbuk) Cawan + Ekstrak = 171,6760 g
Plastik + zat = 201,5 g Cawan kosong = 163,7090 g
Plastik kosong = 2,0 g Ekstrak = 7,967 g
Zat = 199,5 g
• % Rendemen =
7,967 g x 100% = 3,99%
199,5 g
Pembahasan
1. Digunakan metode maserasi pada daun mint ini bertujuan untuk
mempertahankan menthol yang menjadi senyawa targetnya. Apabila
digunakan metode ekstraksi dengan cara panas dikhawatirkan
menguapnya minyak atsiri yang mengandung menthol.

2. Ekstraski daun mint menggunakan etanol 96%, karena sifat etanol


96% yang lebih bersifat non polar sehingga dapat maksimal untuk
menyari minyak atsiri yang mengandung menthol.

3. Rendemen yang didapat terlalu kecil karena metode yang digunakan


maserasi dengan 1x penggantian pelarut yang kemungkinan
menyebabkan kurang maksimalnya senyawa yang ditarik.
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi daun
mint kering dengan menggunakan metode ekstraksi
maserasi dan menggunakan pelarut etanol 96%.
Didapatkan rendemen sebesar 3,99% (7,967 g).
Uji Parameter Non
Spesifik
Ekstrak daun mint
Pendahuluan
Tanaman peppermint (Menthae piperita L.) yang mempunyai aroma

wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Bahan baku obat yang berasal dari

lahan pertanian maupun dari tanaman liar kandungan bahan kimianya tidak

dapat dijamin selalu konstan karena adanya berbagai variable yang dapat

mempengaruhi jumlah dan kandungan bahan kimia. Oleh karena itu

dilakukan penetapan parameter spesifik dan non spesifik ekstrak untuk

menjamin mutu dan kualitas suatu produk obat tradisional.


Cara kerja
• Susut Pengeringan
Krus dipanaskan pada suhu 105˚C selama 30 menit dan ditara sampai dengan bobot konstan

Ditimbang ekstrak kental secara seksama 1 gram

Ekstrak diratakan dengan menggoyangkan krus sampai didapatkan lapisan 5 – 10 mm

Dimasukkan dalam ruang pengering, buka tutupnya dipanaskan pada suhu 105˚C hingga bobot
tetap
• Setiap pengeringan, krus dibiarkan dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator
pada suhu kamar

 Jika ekstrak sulit kering dan mencair pada pemanasan tambahkan 1 gram silika pengering yang telah
dikeringkan pada suhu kamar

 Persyaratan : setiap 2 kali penimbangan selisihnya tidak lebih dari 0,2 gram
(krus) dan 0,25% (ekstrak)
• Kadar Abu

1 gram ekstrak daun mint ditimbang seksama dalam krus yang telah konstan, ratakan

Dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis dalam alat mavel pada suhu 600˚C,
didinginkan dan ditimbang

Dihitung kadar abu


• Kadar Abu Tidak Larut Asam

Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu ditambahkan dengan H2SO4 encer 25 mL

 Bagian yang tidak larut asam disaring dengan kertas whatman, dicuci dan dipijarkan
sampai dengan bobot tetap

Ditimbang dan dihitung kadar abu yang tidak larut asam


Hasil
1. Susut pengeringan krus 1
No B.Krus + B.Krus B. Selisih Perhitungan Keterangan
Ekstrak Konstan Ekstrak
1. 32,9557 g 31,9021 g 1,0536 g
2. 32,7958 g 31,9021 g 0,8937 g 0,1599 15,18% BK
3. 32,6942 g 31,9021 g 0,7921 g 0,1016 11,37 % BK
4. 32,6751 g 31,9021 g 0,7730 g 0,0191 2,41 % BK
5. 32,6745 g 31,9021 g 0,7724 g 0,0006 0,08% K

% Susut Pengeringan = x 100% = 26,29%


2. Susut pengeringan krus 2
No B.Krus + B.Krus B. Selisih Perhitungan Keterangan
Ekstrak Konstan Ekstrak
1. 22,9347 g 21,9145 g 1,0202 g
2. 22,7849 g 21,9145 g 0,8704 g 0,1498 14,68% BK
3. 22,6844 g 21,9145 g 0,7699 g 0,1005 11,55% BK
4. 22,6625 g 21,9145 g 0,7480 g 0,0219 2,84% BK
5. 22,6610 g 21,9145 g 0,7465 g 0,0015 0,20% K

% Susut Pengeringan = x 100% = 26,83%

Rata-rata = = 26,76%

Syarat : < 12%


Kesimpulan :Susut pengeringan ekstrak daun mint tidak memenuhi syarat
Penetapan kadar abu
Krus I Krus II
 B.Krus + Ekstrak = 23,5625 g B.Krus + Ekstrak = 26,1201 g
B.Krus kosong = 22,4855 g B.Kruskosong = 25,1198 g
B. Ekstrak = 1,0770 g B. Ekstrak = 1,0003 g

 B.Krus + Ekstrak = 22,7059 g B.Krus + Ekstrak = 25,3334 g


B.Krus kosong = 22,4855 g B.Kruskosong = 25,1198 g
B. Ekstrak = 0,2204 g B. Ekstrak = 0,2136 g

% Kadar abu total krus 1 = x 100% = 20,46% % Kadar abu total krus 2 = x 100% = 21,35%

Rata-rata = = 20,41%

Syarat : < 8,2%


Kesimpulan : Kadar abu total tidak memenuhi syarat
Kadar abu tidak larut asam
1. Cawan 1
No. B.C + K.S abu B.C + K.S Bobot Selisih Perhitungan Keterangan
tidak larut asam Abu
1. 50,5229 g 49,6797 g 0,8432 g
2. 49,7029 g 49,6797 g 0,0232 g 0,82 96,73% BK
3. 49,7027 g 49,6797 g 0,0230 g 0,0002 0,86% BK
4. 49,7025 g 49,6797 g 0,0228 g 0,0002 0,88% BK
5. 49,7024 g 49,6797 g 0,0227 g 0,0001 0,43% BK
6. 49,7024 g 49,6797 g 0,0227 g 0,0000 0% K

% Kadar abu tidak larut asam cawan 1 = x 100% = 2,11%


2. Cawan 2
No. B.C + K.S abu B.C + K.S Bobot Selisih Perhitungan Keterangan
tidak larut asam Abu
1. 81,9102 g 80,5638 g 1,3464 g
2. 80,6078 g 80,5638 g 0,0440 g 1,3024 96,73% BK
3. 80,5969 g 80,5638 g 0,0331 g 0,0109 24,77% BK
4. 80,5912 g 80,5638 g 0,0276 g 0,0055 16,62% BK
5. 80,5912 g 80,5638 g 0,0274 g 0,0002 0,72% BK
6. 80,5912 g 80,5638 g 0,0274 g 0,0000 0% K

% Kadar abu tidak larut asam cawan 2 = x 100% = 2,74%

Rata-rata = = 2,43%

Syarat : < 0,9%


Kesimpulan : Kadar abu tidak larut asam tidak memenuhi syarat
Pembahasan
1. Uji Susut pengeringan tidak memenuhi syarat (26,78% > 12%) Susut pengeringan
bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam ekstrak. Tidak
memenuhi syarat karena kurang lamanya proses penguapan ekstrak.

2. Uji kadar abu tidak memenuhi persyaratan (20,41% > 8,2%), kadar abu total bertujuan
untuk mengetahui kandungan anorganik ekstrak.

3. Uji kadar abu tidak larut asam tidak memenuhi persyaratan (2,43 % > 0,9%) , kadar abu
tidak larut asam bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat dalam
suatu bahan, kemurnian serta kebersihan bahan. Tidak memenuhi syarat kemungkinan
karena belum bersihnya pada saat proses sortasi pembuatan simplisia.
UJI PENETAPAN PARAMETER MUTU
EKSTRAK DAUN MINT SECARA
SPESIFIK
Pendahuluan
• Dalam pengembangan obat tradisional, ketersediaan bahan baku, ketersediaan obat
dalam jenis dan jumlah yang cukup kotor jaminan kebenaran khasiat mutu dan keabsahan
obat yang beredar serta pelindungan masyarakat dari penyalah gunaan obat yang dapat
merugikan dan membahayakan masyarakat merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan pengembangan upaya yang paling tepat adalah mendorong pengembangan
obat tradisional kearah fitofarmaka. Dengan harapan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap obat modern yang bahan bakunya masih diimpor (Agoes A, 2010)
IV. Cara Kerja
hasil
Deret konsentrasi :

Konsentr Deret baku Konsentrasi sebenarnya


asi

20 ppm V1.C1=V2.C2 2,0 mL . 100,2 ppm= 10 mL . C2


V1 . 100,2 ppm = 10 ml . 20 ppm C2 = 20,04 ppm
V1= 1,99 ~ 2,0 mL

30 ppm V1.C1=V2.C2 3,0 mL . 100,2 ppm= 10 mL . C2


V1 . 100,2 ppm = 10 ml . 30 ppm C2 = 30,06 ppm
V1= 2,99 ~ 3,0 mL

40 ppm V1.C1=V2.C2 4,0 mL . 100,2 ppm= 10 mL . C2


V1 . 100,2 ppm = 10 ml . 40 ppm C2 = 40,06 ppm
V1= 3,99 ~ 4,0 mL

50 ppm V1.C1=V2.C2 5,0 mL . 100,2 ppm= 10 mL . C2


V1 . 100,2 ppm = 10 ml . 50 ppm C2 = 50,06 ppm
V1= 4,99 ~ 5,0 mL

60 ppm V1.C1=V2.C2 6,0 mL . 100,2 ppm= 10 mL . C2


V1 . 100,2 ppm = 10 ml . 60 ppm C2 = 50,06 ppm
V1= 5,99 ~ 6,0 mL
Pembahasan
• Pengujian total fenol ini menggunakan pelarut Follin-Ciocalteu dan sebagai pembanding
digunakan asam galat.

• Prinsip kerja metode Follin-Ciocalteuini adalah reaksi antara senyawa fenol dengan
reagen Follin-Ciocalteu. Reaksi ini melibatkan oksidasi gugus fenolik (ROH) dengan
campuran asam fosfotungstat dan asam molibdat dalam
reagen, menjadi bentuk quinoid (R=O). Reduksi reagen Follin-Ciocalteu ini
menghasilkan warna biru sesuai dengan kadar fenol total yang bereaksi.

• Diperoleh serapan regresi linier y=0,0049 x + 0,1542, dengan nilai kolerasi (r) = 0,9967

• Penetapan kadar fenolik dari ekstrak daun mint didapat kadar pada sampel 1 6,6377 mg
EAG/gram ekstrak dan pada sampel 2 diperoleh kadar fenolik sebesar 4,0092 mg
EAG/gram ekstrak. Rata rata total fenolik adalah 5,3234 mg EAG/ gram ekstrak.
Pembahasan
• Pada percobaan kali ini fase diam yang digunakan adalah silika GF 254
dan fase gerak 10% etil asetat dalam heksana (9:10).

• Noda dilihat sinar uv kemudian plat disemprot dengan penampak bercak


anisaldehid dan diperoleh nilai RF baku 0,45 HRF 45 dan RF sampel
0,46 HRF 46.
Kesimpulan
1. Hasil KLT ekstrak daun mint RF baku 0,45 HRF 45 dan RF sampel 0,46
HRF 46.

2. Diperoleh kadar fenol total 5,3234 mg EAG/ gram ekstrak.

3. Dengan panjang gelombang max 747 nm.

4. Operating Time yang didapat sebesar 30 menit.

5. Penetapan kadar fenolik dengan spektrofotometri uv-vis.


UJI CEMARAN
MIKROBA
PENDAHULUAN
Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan pada suatu ekstrak

/ bahan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk meningkatkan sanitasi.

Ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) dilakukan uji cemaran mikroba,

dalam hal ini bakteri dengan metode uji cemaran angka lempeng total.
SKEMA KERJA
Preparasi sampel
Pengujian ALT
Disiapkan 6 buah cawan petri masing-masing diberi label 10-1 sampai 10-6

Dipipet 1,0 ml masing-masing larutan sampel hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam cawan petri
steril

Diambil PCA dan dimasukkan pada setiap cawan petri kosong secara aseptis, masing-masing 20 ml

Dihomogenkan dan didinginkan hingga memadat

Dibungkus kertas masing-masing cawn petri dan diinkubasi pada suhu 35ºC selama 2 hari

Diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh

Setelah itu cawan petri dibungkus kembali dengan kertas dan dimasukkan dalam autoklaf untuk
mematikan bakteri tersebut
Data Pengamatan
• ALT ekstrak daun mint (Mentha piperita L.)
Pengenceran
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

21 11 2 3 2 3

Hasil
= 21 x 1 / 10-1
= 2,1 x 102

= < 30 x (2,1 x 102)


= < 3,0 x 102 (2,1 x 102) CFU/g
• AKK ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) 5 hari
Pengenceran
10-1 10-2 10-3 10-4

0 0 0 0
Hasil = < 1 x 101 CFU/g

• AKK ekstrak daun mint (Mentha piperita L.) 7 hari


Pengenceran
10-1 10-2 10-3 10-4
1 6 0 1
Hasil = 1 x 1/10-1
= 1,0 x 101
= < 40 x 1/10-1
= < 4,0 x 102 (1,0 x 101) CFU/g
Pembahasan
• Pada uji ALT dan AKK data yang dihasilkan tidak sesuai
dengan teori, seharusnya semakin besar pengenceran
semakin sedikit koloni mikroba yang dihasilkan. Hasil tidak
sesuai ini kemungkinan dikarena pada saat pengujian tidak
menggunakan LAF sehingga dapat menyebabkan adanya
cemaran. Selain itu kemungkinan belum sterilnya alat,
media, dan NaCl yang digunakan.
Kesimpulan
• Angka lempeng total yang didapatkan pada praktikum adalah <
3,0 x 102 (2,1 x 102) CFU/g
• Angka kapang khamir yang didapatkan pada praktikum adalah
< 1 x 101 CFU/g (hari ke 5) dan < 4,0 x 102 (1,0 x 101) CFU/g
(hari ke 7)

Anda mungkin juga menyukai