Keterangan:
Wa = berat cawan + sampel awal (gram)
Wb = berat cawan + sampel akhir (gram)
W = bobot sampel (gram)
4 Hasil Pengamatan
a. Gelatin babi
Diketahui: Wa (berat cawan + sampel awal) = 55,78gram
Wb (berat cawan + sampel akhir) = 55,77 gram
W (bobot sampel) = 0,5 gram
Ditanya: Kadar air…?
Penyelesaian:
Wa-Wb
Kadar air ( % ) = ×100%
W
(55,78 - 55,77) gram
Kadar air ( % ) = ×100%
0,5 gram
0,01 gram
Kadar air ( % ) = ×100%
0,5 gram
Kadar air ( % ) = 2 %
b. Gelatin sapi
Diketahui: Wa (berat cawan + sampel awal) = 39,17 gram
Wb (berat cawan + sampel akhir) = 39,14 gram
W (bobot sampel) = 0,5 gram
Ditanya: Kadar air…?
Penyelesaian:
Wa-Wb
Kadar air ( % ) = ×100%
W
(39,17 - 39,14) gram
Kadar air ( % ) = ×100%
0,5 gram
0,03 gram
Kadar air ( % ) = ×100%
0,5 gram
Kadar air ( % ) = 6 %
C. Alat, Bahan Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan Analisis Kadar Abu
1. Alat
a. Cawan krus, 2 buah
b. Desikator, 1 set
c. Tanur, 1 set
d. Timbangan, 1 set
2. Bahan
a. Sampel gelatin babi 0,5 gram
b. Sampel gelatin sapi 0,5 gram
3. Prosedur Kerja
a. Dikeringkan cawan krus pada suhu 110°C selama 1 jam, didinginkan,
dan ditimbang bobot kosongnya.
b. Ditimbang gelatin sebanyak 0.5 g di dalam cawan tersebut lalu
dipijarkan di atas nyala api pembakar sampai tidak berasap.
c. Dimasukkan ke dalam tanur selama 4 jam dengan suhu 600oC.
Didinginkan gelatin dalam desikator dan ditimbang.
d. Dihitung kadar abu dengan rumus:
Keterangan:
W1 = berat cawan kosong (gram)
W2 = berat cawan + sampel akhir (gram)
W = bobot sampel (gram)
4. Hasil Pengamatan
c. Gelatin babi
Diketahui: W1 (berat cawan kosong) = 18,38 gram
W2 (berat cawan + sampel akhir) = 18,38 gram
W (bobot sampel) = 0,5 gram
Ditanya: Kadar abu…?
Penyelesaian:
W2-W1
Kadar abu ( % ) = ×100%
W
(18,38 - 18,38) gram
Kadar abu ( % ) = ×100%
0,5 gram
0 gram
Kadar abu ( % ) = ×100%
0,5 gram
Kadar abu ( % ) = 0 %
d. Gelatin sapi
Diketahui: W1 (berat cawan kosong) = 18,64 gram
W2 (berat cawan + sampel akhir) = 18,64 gram
W (bobot sampel) = 0,5 gram
Ditanya: Kadar abu…?
Penyelesaian:
W2-W1
Kadar abu ( % ) = ×100%
W
(18,64 - 18,64) gram
Kadar abu ( % ) = ×100%
0,5 gram
0 gram
Kadar abu ( % ) = ×100%
0,5 gram
Kadar abu ( % ) = 0 %
D. Alat, Bahan Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan Kadar Protein
1. Alat
a. Gelas kimia 100 mL, 2 buah
b. Kuvet, 3 buah
c. Mikropipet, 1 set
d. Pipet tetes, 12 buah
e. Rak tabung reaksi, 1 buah
f. Sentrifuge, 1 set
g. Spatula, 2 buah
h. Spektrofotometer Uv-Vis, 1 set
i. Tabung reaksi, 8 buah
j. Tabung sentrifuge, 2 buah
k. Timbangan, 1 set
l. Vortex, 1 set
2. Bahan
a. Amonium sulfat
b. Aquades
c. Buffer asetat pH = 5
d. Larutan standar Bovine Serum Albumine (BSA)
e. Pereaksi Biuret
f. Sampel gelatin lidah babi dan sapi yang mengandung protein
3. Prosedur Kerjaa
a. Pembuatan larutan induk BSA
1) Ditimbang sebanyak 7,5 mg bovin serum albumin (BSA) dengan
teliti.
2) Dilarutkan dalam akuades sampai 5 mL sehingga kadar larutan induk
sebesar 1,5 mg/mL.
b. Pembuatan kurva standar protein
1) Dibuat larutan standar protein (BSA) dengan variasi konsentrasi: 0,2,
0,4%, 0,6%, 0,8%, 1, dan 1,2 mg/mL.
2) Ke dalam masing-masing tabung reaksi, dimasukkan 1 mL larutan
standar protein untuk masing-masing konsentrasi, dan ditambahkan 4
mL pereaksi Biuret dan 5 mL akuades.
3) Setelah didiamkan selama 10 menit, dibaca absorbansinya pada λ =
550 nm terhadap blanko yang terdiri atas 4 mL Pereaksi Biuret dan 6
mL akuades.
c. Penentuan kadar protein dalam sampel
1) Diambil masing-masing 0,5 gram gelatin yang mengandung sampel
protein yang terlarut dalam 5 mL aquades, lalu diendapkan dahulu
dengan penambahan amonium sulfat kristal.
2) Protein yang mengendap dipisahkan dengan sentrifugasi dengan
kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit, lalu beningannya dipisahkan.
3) Endapan yang merupakan protein dilarutkan kembali dengan buffer
asam asetat pH = 5.
4) Sebanyak 2 mL larutan sampel tersebut diambil secara kuantitatif dan
ditambahkan 1 mL pereaksi Biuret. Dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 550 nm.
5) Dibuat blanko yang terdiri atas 1 mL pereaksi Biuret dan 2 mL buffer
asetat pH = 5.
6) Diperhatikan adanya faktor pengenceran dan absorbansi sampel
sedapat mungkin harus masuk dalam kisaran absorbansi kurva
standar.
4. Hasil Pengamatan
a. Pembuatan Kurva Standar Protein
Tabel 1.1 Absorbansi kurva standar
No. Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi
1. 0,2 0,013
2. 0,4 0,026
3. 0,6 0,043
4. 0,8 0,048
5. 1,0 0,058
6. 1,2 0,080
c. Perhitungan
1) Penentuan kadar protein dalam sampel gelatin babi:
Dimisalkan: y = 1,317
y = ax + b
1,317 = 0,0623x + 0,0011
1,317- 0,0011 = 0,0623x
1,316 = 0,0623x
1,316
x =
0,0623
x = 21,1236 µg/mL
x = 21,1236 µg/mL : 1000
x = 0,0211236 mg/mL
Jadi, kadar protein dalam sampel gelatin babi adalah 0,0211236
mg/mL.
2) Penentuan kadar protein dalam sampel gelatin babi:
Dimisalkan: y = 0,985
y = ax + b
0,985 = 0,0623x + 0,0011
0,985- 0,0011 = 0,0623x
0,984 = 0,0623x
0,984
x =
0,0623
x = 15,793 µg/mL
x = 15,793 µg/mL : 1000
x = 0,015793 mg/mL
Jadi, kadar protein dalam sampel gelatin babi adalah 0,015793 mg/mL.
d. Grafik
0.08
f(x) = 0.0622857142857143 x + 0.00106666666666666
Absorbansi
0.06 R² = 0.972888873724795
0.04
0.02
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Konsentrasi mg/mL
= 260
2. Sapi
( V Na 2 S 2 O3 X N Na2 S 2O 3 X 1000 )
bilangan iodium =
berat sampel ( g )
(37 ml X 0,05 X 1000)
=
2,5 g
= 740
F. Alat, Bahan Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan Penentuan Bilangan
Penyabunan
1. Alat:
a. Erlenmeyer 250 ml, 1 buah
b. Hot plate, 1 buah
c. Batang pengaduk, 1 buah
2. Bahan:
a. Gelatin 5 gr
b. KOH alkaholik 50 ml
c. HCl 0,5 N
d. Indikator PP
3. Prosedur Kerja
4. Hasil Pengamatan
1. Sapi
( V 0 X V 1 ) X N X 56,1
bilangan penyabunan =
berat sampel ( g )
= 21,149
2. Babi
( V 0 X V 1 ) X N X 56,1
bilangan penyabunan =
berat sampel ( g )
( 4,145 ml X 0,145 ) X 0,5 X 56,1
=
2,5 g
= 6,743
Keterangan :
Vo = Volume HCl blanko (mL)
V1 = Volume HCl sample (mL)
N = Normalitas HCl
G. Alat, Bahan Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan Penentuan Karbohidrat pada
Gelatin Lidah Sapi dan Gelatin Lidah Babi
1. Alat:
a. Alumunium foil
b. Bola hisap, 1 buah
c. Botol semprot, 1 buhh
d. Corong gelas, 1 buah
e. Gelas kimia 100 ml, 1 buha
f. Gelas kimia 1000 ml, 1 buah
g. Hotplate, 1 buah
h. Kaca arloji, 1 buah
i. Kertas label
j. Labu erlenmeyer 50 ml, 1 buah
k. Labu ukur 100 ml, 1 buah
l. Magnetic stirer, 1 buah
m. Neraca analitik, 1 buah
n. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
o. Pipet gondok 1 ml, 4 buah
p. Pipet tetes, 10 buah
q. Pipet skala 5 ml, 1 buah
r. Pipet ukur 25 ml, 1 buah
s. Spektrofotometer Uv-Vis
t. Spatula, 1 buah
u. Tabung reaksi, 8 buah
v. Vortex, 1 buah
2. Bahan
a. Akuades
b. Indikator PP
c. Indikator universal
d. Gelatin sapi dan babi yang sudah dihaluskan
e. Laruta asam klorida, HCl 3%
f. Larutan KNa-Tatrat 40%
g. Larutan natrium hidroksida, NaOH jenuh
h. Padatan glukosa
i. Reagen DNS
3. Prosedur Kerja
1. Persiapan Sampel
a. Ditimbang bahan padat yang sudah dihaluskan 1 gram atau bahan cair
sebanyak 1 mL (tergantung kadar gula reduksinya), lalu dimasukkan
ke dalam Erlenmeyer 250 mL, dan ditambahkan 50 mL HCl 3%,
selanjutnya dipanaskan pada suhu 100˚C selama 1 – 3 jam (tergantung
kandungan polisakaridanya).
b. Didinginkan suspensi, lalu dinetralkan dengan NaOH 45% (NaOH
jenuh) menggunakan indikator PP, kemudian dipindahkan ke dalam
labu takar 100 mL secara kuantitatif dan ditepatkan dengan akuades
hingga tanda batas, lalu saring dengan kertas saring.
2. Penyiapan Kurva Standar Glukosa
a. Dibuat larutan induk glukosa dengan konsentrasi 2 mg/mL dengan
cara melarutkan 100 g glukosa ke dalam 40 mL akuades, lalu
ditepatkan dengan akuades dalam labu ukur 50 mL
b. Dibuat seri konsentrasi larutan standar glukosa: 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, 1,
dan 1,2 mg/mL.
c. Dibuat kurva standar sesuai prosedur metode DNS.
3. Penetapan Kadar Gula Reduksi dengan Metode DNS
a. Sebanyak 1 mL sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 mL reagen DNS 1% dan ditutup dengan aluminium
foil.
b. Dipanaskan selama 5–15 menit pada suhu 90˚C (sampai terbentuk
warna kuning keorenan).
c. Ditambahkan 1 mL larutan KNa-Tartrat 40%.
d. Tabung reaksi didinginkan hingga suhu ruang dan ditambah akuades
hingga volumenya 10 mL lalu dihomogenkan.
e. Diamati absorbansinya pada panjang gelombang 575 nm.
f. Disiapkan blanko dengan mengganti larutan sampel dengan akuades
dan dilakukan prosedur yang sama seperti pada poin 4a s/d 4c.
4. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Dapat dilihat tabel seri larutan standar glukosa pada gelatin lidah sapi
dengan metode DNS dapat dilihat bahwa hasil yang di dapat yaitu:
Tabel 1.1 Absorbansi Seri Larutan Standar Glukosa dengan Metode DNS
(Sapi)
Selanjutnya, yaitu table seri larutan standar glukosa pada gelatin lidah babi
dengan metode DNS dapat dilihat bahwa hasil yang di dapatkan yaitu:
Tabel 1.2 Absorbansi Seri Larutan Standar Glukosa dengan Metode DNS
(Babi)
Konsentrasi Glukosa (mg/mL) Absorbansi (A575)
0,2 0,045
0,4 0,066
0,6 0,140
0,8 0,144
1,0 0,189
1,2 0,256
Dapat kita lihat pada tabel absorbansi larutan sampel karbohidrat, yaitu:
Tabel 1.3 Absorbansi Larutan Sampel Karbohidrat
Faktor
Metode Konsentrasi
Pengenceran Absorbansi
Pengujian (mg/mL)
(FP) Sampel
DNS (Sapi) 5x 0,996 65,971
DNS (Babi) 5x 0,638 2,127
2. Grafik
Dapat dilihat hasil yang di dapat dari penentuan kurva standar glukosa
dengan metode DNS menggunakan sampel gelatin lidah sapi yaitu:
a. Kurva Standar Glukosa dengan DNS (Sapi)
0.4
0.3 f(x) = 0.338857142857143 x − 0.0442
R² = 0.950711041418839
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
konsentrasi glukosa