Anda di halaman 1dari 59

KOSMETIK DAN ALAT KESEHATAN

Kelompok 15
Anggota :
Miftahul hayati (P23135017040)
Siti Daryanti (P23135017063)
PENETAPAN KADAR NIASINAMIDA DALAM
PEMBERSIH WAJAH (TONER) SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV-CAHAYA TAMPAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan kosmetik oleh masyarakat semakin meningkat dan merupakan
kebutuhan sehari-hari untuk merawat badan, mengubah penampilan,maupun
tata rias. Akan tetapi kosmetik bukan suatu obat yang di pakai untuk diagnosis,
pengobatan maupun pencegahan penyakit. Obat bekerja lebih kuat dan dalam,
sehingga dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh. Ilmu yang mempelajari
kosmetika disebut “kosmetologi” yaitu ilmu yang berhubungan dengan
pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan serta efek samping kosmetika.
Dalam disiplin ilmu dermatology yang menangani khusus peranan kosmetik
disebut”dermatology kosmetik” (cosmetic dermatology).
Kadang kosmetik di campur dengan bahan-bahan yang berasal dari obat topical
yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahn tersebut,
misalnya : anti jerawat (sulfur, reosin), anti pengeluaran keringat (aluminium
klorida), plasenta atau hormone (estrogen). Bahan-bahan inilah yang kemudian
dikenal sebagai kosmedik atau kosmeto-medic.
Bab ii
Tinjauan pustaka

*Niasinamida (Vitamin B3)

Niasinamida (vitamin B₃) adalah vitamin yang larut dalam air dan
merupakan salah satu komponen penting vitamin B kompleks yang
berperan membantu pembakaran dan metabolism karbohidrat, lemak
dan protein dari mekanan jadi energi. Niasin dapat diperoleh sebagai
asam nikotinat maupun nikotinamid (niasin-amid).
Walaupun nikotinamid mempunyai flavor pahit, namun penggunaannya
lebih banyak, karena lebih mudah larut dalam air.
Vitamin B₃ dapat mendorong kelembaban dan mengurangi kemerahan
terdapat pada lotion, krim, dan serum dikenal juga dengan nama
niacinamid.
Rumus molekul = C6H7N2O
Bobot molekul = 123,13
Nama lain = Nikotinamida
Pemerian = serbuk hablur atau hablur, warna putih,
tidak berbau atau berbau lemah, berasa pahit
Kelarutan = mudah larut dalam air dan etanol (95%) P ;
larut dalam gliserol
*Pembersih wajah (Toner)

Dalam buku Formalium Kosmetika Indonesia (1985:330) yang


dimaksud dengan Sediaan pembersih kulit adalah sediaan yang
digunakan untuk maksud perawatan kuli agar kulit menjadi
bersih dan sehat, terlindung dari kekeringan dan sengatan
cuaca, baik panas matahari maupun dingin dan Nampak segar
dengan tekstur kulit yang lembut dan menarik.
Sediaan pembersih kulit dalam bentuk cair atau bias “toner”
yang biasanya digunakan setelah kulit wajah dibersihkan dengan
sabun, krim atau foam pembersih. Toner digunakan untuk
mengangkat kotoran sehingga kulit tampak bersih dan cerah.
BAB III
Metode dan Hasil Pengujian
• Alat:
- Timbangan analitik
- Spektrofotometer UV-VIS
- Labu ukur 500 ml
- Beaker glass 100 ml, 400 ml, 1000 ml
- Erlenmeyer 100 ml, 250 ml
- Sendok tanduk
- Batang pengaduk
- Corong

• Bahan :
- Niasinamida BPFI
- Aquadest
• Prosedur asli
- Larutan uji
Timbang setara 200 mg, masukkan ke dalam
labu tentukur 500 ml, tambahkan air sampai
larut, encerkan dengan air sampai 500 ml dan
campur. Pindahkan 5,0 ml ke dalam labu
tentukur 100 ml encerkan dan air sampai 100 ml
dan campur.
• Larutan Baku
Lakukan seperti pembuatan larutan uji
menggunakan Niasinamida BP pada medium
yang sama, dengan kadar lebih kurang 20
mcg/ml.
• Prosedur
Ukur serapan larutan uji dan lakukan baku pada
panjang gelombang maksimum 262 nm
menggunakan air sebagai blanko.
Prosedur modifikasi
• Larutan baku
Sejumlah lebih kurang 20mg niasinamida yang ditimbang
seksamadimasukkan dalam labu tentukur 50,0 ml, campur. Kemudian larutan
tersebut disaring dan di sentrifuse. Seumlah 5,0 ml larutan ini dipipet
kedalam labu diukur pada panjang gelombang 262nm menggunakan air
sebagai blangko.
• Larutan uji
Sejumlah sampel setara lebih kurang 20 mg niasinamida ditimbang saksama
dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml larutkan dalam air, encerkan
bertahap dengan air secukupnya hingga 50,0 ml, campur. Kemudian larutan
tersebut disaring dan disenrifuse. Sejumlah 5,0 ml larutan ini dipipet kedalam
labu tentukur 100 ml dan diencerkan sampai tanda. Serapan larutan baku
diukur pada panjang gelombang 262 nm menggunakan air sebagai blanko.
• Langkah kerja
Penetapan bobot jenis
Ditimbang piknometer kosong yang
telah bersih dan kering (a)

Ditimbang piknometer + aquadest (b)

Ditimbang piknometer + sampel (c)

Dihitung bobot jenis dari


sampel
• Larutan uji
Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan

Ditimbang sejumlah sampel yang sudah


dihitung bobot jenisnya

Dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml

Ditambahkan 10 ml air,aduk

Ditambahkan air hingga batas,


homogenkan
Lanjutan

Dipipet 5,0 ml larutan

Dimasukkan kedalam labu ukur


100,0 ml

Diencerkan dengan air hingga


batas, homogenkan
Diukur serapan larutan
ujipada panjang gelombang
262 nm dengan air sebagai
blangko
• Larutan baku

Di siapkan alat dan bahan yang akan di


gunakan

Ditimbang seksama 20 mg niasinamida


BPFI

Dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0


ml

Ditambahkan 10 ml air,aduk

Ditambahkan air hingga batas,


homogenkan

Dipipet 5,0 ml ml larutan


Lanjutan

Ditambahkan kedalam labu ukur 100,0ml

Diencerkan dengan air hingga batas, homogenkan

Diukur serapan baku pada panjang gelombang 262


nm, dengan air sebagai blangko
Data sampel dan Baku
• Data sampel
Nama = sampel x
Netto = 150 ml
Komposisi = Glycerin, Niacinamid 2% water,
alcohol denat
Produksi = PT.”Z”
Pemerian = bentuk cair, bening, berbau khas
• Data Baku
Nama baku = Nikotinamida
Bobot = 200 mg
Kemurnian = 100%
Produksi = BPOM
JL. Percetakan Negara No.23 Jakarta
Data penimbangan
•  Penimbangan piknometer (BJ)
BJ =
=
= 1,0005 g
•  Penimbangan sampel
a. Berdasarkan etiket
Etiket 2% = 2 gram/100 ml
Vol pemipetan (ml)
= = x 100 ml = 1 ml

Penimbangan sampel (gram)


ml x BJ
1 ml x 1,0005 g = 1,0005 gram
•b.  Berdasarkan Netto
Netto = 150 ml
Jumlah zat = % x Netto
= x 150 ml = 3 gram

Volume pemipetan (ml)


x Netto
= x 150 ml = 1 ml
Penimbangan sampel (gram)
ml x BJ
1 ml x 1,0005 g = 1,0005 gram
• Data penimbangan dan serapan
Bobot penimbangan Serapan
No Keterangan (mg) (A)

1 Baku 22,3 0,571

2 Sampel 1 1009,0 0,318

3 Sampel 2 1006,8 0,318

4 Sampel 3 1006,8 0,318

5 Sampel 4 1008,4 0,325

6 Sampel 5 1006,5 0,328

7 Sampel 6 1006,5 0,327

8 Sampel 7 1007,3 0,332


• Perhitungan
 
Rumus perhitungan
% kadar = x x x 100 %
Keterangan :
Au : Serapan larutan uji
Ab : Serapan larutan baku
Bb : Bobot penimbangan baku (mg)
Bu : Bobot penimbangan uji (mg)
Fpu : Faktor pengenceran uji
Fpb : Faktor pengenceran baku
•  Perhitungan Kadar Sampel
Contoh perhitungan
Sampel 1
% = x x x 100%
= 1,23%
Sampel 2
% = 00%
= 1,23%
•Sampel
  3
% = 00%
= 1,23%
Sampel 4
% = 00%
= 1,26%
•Sampel
  5
% = 00%
= 1,27%

Sampel 6
% = 00%
= 1,27%
•Sampel
  7
% = 00%
= 1,28%
Bobot Kadar
No Keterangan penimbangan Serapan (A) Niasinamida
(mg) (%)

1 Baku 22,3 0,571 -

2 Sampel 1 1009,0 0,318 1,23

3 Sampel 2 1006,8 0,318 1,23

4 Sampel 3 1006,8 0,318 1,23

5 Sampel 4 1008,4 0,325 1,26

6 Sampel 5 1006,5 0,328 1,27

7 Sampel 6 1006,5 0,327 1,27

8 Sampel 7 1007,3 0,332 1,28

Ʃ 8,77

Rata-rata 1,25
• analisis data secara statistik
Keterangan Kadar
Niasinamid d d2
(%)

Sampel 1 1,23 0,02 0,0004


Sampel 2 1,23 0,02 0,0004
Sampel 3 1,23 0,02 0,0004
Sampel 4 1,26 0,01 0,0001
Sampel 5 1,27 0,02 0,0004
Sampel 6 1,27 0,02 0,0004
Sampel 7 1,28 0,03 0,0009
Ʃ 8,77 0,14 0,0030
Rata-rata 1,25 0,02 0,0004
• SD
  = = = 0,02236
• RSD = = X 100% = 1,7888
• Persyaratan
Kadar zat aktif niasinamida menurut etiket 2%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Hasil Pengujian
Setelah dilakukan pengujian secara
spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak,
diperoleh hasil rata-rata sebesar 1,25% dan
masuk kedalam rentang batas-batas
kepercayaan yaitu antara :
1,195218 % – 1,304782 %
• Pembahasan
Dari pengujian yang telah dilakukan didapat hasil yang lebih kecil
dari pada persyaratan sampel, dengan demikian sampel tersebut
tidak memenuhi syarat (TMS). Sedangkan berdasarkan perhitungan
data secara statistik hasil yang diperoleh dapat dipercaya karena
masuk kedalam rentang kadar batas-batas yang dapat dipercaya.
Pada pengujian penetapan kadar Niasinamida dilakukan
modifikasi penimbangan sampel karena bobot penimbangan
berdasarkan prosedur terlalu kecil sehingga kesalahan semakin
besar maka bobot penimbangan diperbesar untuk memperkecil
kesalahan.
Prosedur asli penetapan kadar Niasinamida dilakukan
penimbangan sampel bentuk padat sedangkan pada penetapan kali
ini menggunakan sampel bentuk cair sehingga dilakukan penetapan
bobot jenis terlebih dahulun untuk mengetahui bobot
penimbangannya.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan
diperoleh kadar sampel niasinamida dalam sediaan
pembersih wajah adalah 1,25% sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel tidak memenuhi syarat
(TMS) terhadap etiket.
Berdasarkan hasil perhitungan data secara statistik
pengujian ketujuh sampel memperlihatkan, bahwa
kesemua sampel tersebut masuk ke dalam rentang
batas-batas kepercayaan pengujian antara
1,195218% – 1,304782 %
PENETAPAN KADAR NIASINAMIDA DALAM HAND BODY
LOTION SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-CAHAYA TAMPAK
PENGERTIAN HAND BODY LOTION
Hand and Body lotion (losion badan dan tangan)
merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di
pasaran. Lotion dapat juga didefinisikan sebagai
suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan pada kulit tanpa digosokkan.
Manfaat dalam penggunaan hand an body lotion
adalah sebagai proteksi kulit dari paparan sinar
UV, mencerahkan kulit, melembutkan kulit, dan
mencegah timbulnya flek.
Metode dan hasil pengamatan
 Alat  Bahan

1. Timbangan analitik 1. Niasinamida BPFI


2. Spektrofotometri 2. Aquadest
Ultraviolet Cahaya-tampak
3. Labu ukur 500 mL
4. Beaker glass 100 mL, 400
mL, 1000 mL
5. Erlenmeyer 100 mL, 250
mL
6. Sendok tanduk
7. Batang pengaduk
8. Corong
Prosedur pengujian
Prosedur asli
Larutan baku
sejumlah niasinamida PK yang ditimbang seksama dilarutkan
dalam air, encerkan bertahap dengan air secukupnya hingga
kadar lebih kurang 20 µg per ml.

Larutan uji
Lebih kurang 200 mg yang ditimbang seksama , masukkan
kedalam labu tentukur 500 ml, larutkan dalam air, encerkan
dengan air secukupnya hingga 500,0 ml, campur.
Prosedur Modifikasi
• Larutan baku
• Sejumlah lebih kurang 20mg niasinamida yang ditimbang
seksamadimasukkan dalam labu tentukur 50,0 ml, campur. Kemudian
larutan tersebut disaring dan di sentrifuse. Seumlah 5,0 ml larutan ini
dipipet kedalam labu diukur pada panjang gelombang 262nm
menggunakan air sebagai blangko.
• Larutan uji
• Sejumlah sampel setara lebih kurang 20 mg niasinamida ditimbang
saksama dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml larutkan dalam air,
encerkan bertahap dengan air secukupnya hingga 50,0 ml, campur.
Kemudian larutan tersebut disaring dan disenrifuse. Sejumlah 5,0 ml
larutan ini dipipet kedalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan sampai
tanda. Serapan larutan baku diukur pada panjang gelombang 262 nm
menggunakan air sebagai blanko.
Kerangka konsep (prosedur modifikasi)

• Larutan baku

+ Air hingga larut


masukan Encerkan dengan air
Ditimbang 20
kedalam abu hingga 50,0 ml
mg
ukur 50,0 ml dihomogenkan, disaring
Niasinamida
disentrifuse 1500rpm
BPFI

Pipet 5,0 ml
Encerkan larutan,
Ukur serapan dengan air Masukkan
baku pada ƛ sampai kedalam labu
262 nm tanda ukur 100,0 ml
• Larutan uji
+ Air hingga larut
Ditimban Encerkan dengan air
masukan hingga 50,0 ml
g
kedalam abu dihomogenkan, disaring
seksama
ukur 50,0 ml disentrifuse 1500rpm
±20 mg
sampel

Pipet 5,0 ml
Encerkan larutan,
dengan air Masukkan
Ukur serapan sampai kedalam labu
baku pada ƛ 262 tanda ukur 100,0 ml
nm
Data percobaan
 Data sampel
• Nama sampel : “Z”
• No. Bacth : CD030411:43
• No.registrasi : POM CD 1009502970
• NETTO : 180 ML
• Komposisi : Ethylhexyl Salicylate 3 %, Niasinamida 1,25
% ingredient aqua, caprylie / caprie, triglyceride,ethylhexyl
salicylate, sorbitol glyceril stearate, niacinamide, propylene
glycol, butyl paraben
• Produksi : PT “V”
•  
 Data baku
• Nama Baku : Niasinamida
• Kemurnian : 100,24 %
• Bobot : 20 gram

 Data penimbangan
• Penimbangan sampel
• Etiket : 1,25 % - 1,25 gram/ 100 garm
• Penimbangan sampel setara 20 mg Niasinamida

• x 100 gram = 1,6 gram


• Data Serapan dan hasil kadar Niasinamida

Keterangan Bobot zat (mg) Serapan (Abs) Hasil Kadar (%)

Baku 20,1 0,508 -

Sampel 1 1600,0 0,440 1,09

Sampel 2 1600,0 0,445 1,10

Sampel 3 1600,3 0,500 1,22

Sampel 4 1600,3 0,510 1,25

Sampel 5 1600,3 0,489 1,23

Sampel 6 1600,3 0,504 1,25

Sampel 7 1600,3 0,494 1,23


Analisis Data Secara statistik
Tabel Kadar Niasinamida Dalam Sampel
Sampel Kadar (%)
1 1,09
2 1,10
3 1,22
4 1,25
5 1,23
6 1,25
7 1,23
Jika diperhatikan kadar pada sampel 1 dan 2
diperoleh hasil sebanyak 1,09% dan 1,10%
karena cukup menyimpang dari yang lain, nilai
ini patut dicurigai.
jika deviasi rata - rata maka analisa
ditolak jika : X-X(rata-rata)> 2SD
• data analisis kadar sampel secara statistik
Data Kadar d d²
1 1,22 0,02 0,0104
2 1,25 0,01 0,0001
3 1,23 0,01 0,0001
4 1,25 0,01 0,0001
5 1,23 0,01 0,0001
6,18 0,06 0,0008

1,24 0,012 0,0016


Rumus Perhitungan
•  
=
Keterangan :
Au = Serapan larutan uji
Ab = Serapan larutan baku
Bb = Berat penimbangan baku
Bu = Berat penimbangan uji
Fpu = Faktor pengenceran larutan uji
Fpb = Faktor pengenceran larutan baku
KB = Kemurnian baku
Data Perhitungan
• sampel 1
• % kadar NIasinamida
50 x 100
0 , 440 20 ,1 5 100 , 24
x x x x 100  1, 09 %
0 , 508 1600 , 0 50 x 100 100
5
• % kadar Niasinamida terhadap etiket
1, 24 %
x100 %  99 , 2 %
1, 25 %

• jika X  X  2,5 d  2,5 x 0,012  0,03


1 , 09 %  1 , 24 %  0 , 15 %
0 , 15  0 , 03 ( ditolak )

•  
Sampel 3
• % Kadar Niasinamida
100% = 1,22%
• Jika X – > 2,5
1,22% - 1,24% = 0,02%
• 0,02 < 0,03 (diterima)

 Sampel 4
• % kadar Niasinamida
• 100% = 1,25%
• Jika X - > 2,5
• 1,25% - 1,24% = 0,01%
• 0,01 < 0,03 (diterima)

•   •
Sampel 5
% kadar Niasinamida
• 100% = 1,23%
• Jika X - > 2,5
• 1,23% - 1,24% = 0,01%
• 0,01 < 0,03 (diterima)

 Sampel 6
• % kadar Niasinamida
• 100% = 1,25%
• Jika X - > 2,5
• 1,25% - 1,24% = 0,01%
• 0,01 < 0,03 (diterima)
•  
 Sampel 7
• % kadar Niasinamida
• 100% = 1,23%
• Jika X - > 2,5
• 1,23% - 1,24% = 0,01%
• 0,01 < 0,03 (diterima)
• Sampel 3,4,5,6, dan 7 diterima karena hasil analisis yang diberikan, X –
> 2,5
X  1,24
D  0,012

SD 
d 
0,0008
 0,014
N 1 4
SD 0,014 x100%
RSD  x100%   1,12%
X 1,24
Persyaratan

Terhadap • tidak kurang dari


ketentuan 95%dan tidak lebih
umum dari 105%

Terhadap etiket • 1,25%


Hasil dan Pembahasan
Hasil pengujian Pembahasan
• Niasinamida yang diuji mnegandung
• Setelah dilakukan • Niasinamida yang diuji mnegandung
• Setelah dilakukan etiket sebesar 1,25% sedangakan hasil
pengujian secara etiket sebesar 1,25% sedangakan hasil
pengujian secara pengujian yang diperoleh yaitu sebesar
spektrofotometri pengujian yang diperoleh yaitu sebesar
spektrofotometri 1,24%, hasil tersebut mendekati kadar
ultraviolet – cahaya 1,24%, hasil tersebut mendekati kadar
ultraviolet – cahaya yang tertera pada etiket.
tampak, diperoleh yang tertera pada etiket.
tampak, diperoleh • Analisa ini menggunakan metode
hasil rata-rata • Analisa ini menggunakan metode
hasil rata-rata spektrofotometri ultraviolet-cahaya
sebesar 1,24%. spektrofotometri ultraviolet-cahaya
sebesar 1,24%. tampak karena alat ini disamping
tampak karena alat ini disamping
dapatvidgunakan untuk pengujian
dapatvidgunakan untuk pengujian
secara kualitatif juga dapat digunakan
secara kualitatif juga dapat digunakan
secara kuantitatif dan metode ini
secara kuantitatif dan metode ini
memiliki keistimewaan antara lain luas
memiliki keistimewaan antara lain luas
pemakaian nya, selektif, ketelitian
pemakaian nya, selektif, ketelitian
tinggi, mudah dan sederhana.
tinggi, mudah dan sederhana.
Kesimpulan
• Berdasarkan hasil pengujian yangtelah
dilakukan, diperoleh kadar sampel
niasinamida dalam sediaan lotion adalah
1,24%. Jadi disimpulkan bahwa sampel
tersebut memenuhi syarata (MS) terhadap
etiket
TERIMA KASIH
Pertanyaan beserta jawaban
• Yohana
Sampel toner, fungsi glycerin apa?
Jawaban :
Glycerin dalam toner berfungsi untuk mencegah kulit kering,dan
sebagai humektan alami yaitu menjaga kadar air dalam wajah
agar terjaga kelembabannya .
Risma
Sampel lotion, rentang dari 1,25 berapa sehingga bisa dikatakan
Memenuhi Syarat ?
Jawaban :
rentang kadar yang di perbolehkan lebih kurang 5% dari harga E
1% 1cm yang didapat dari literatur mungkin diperoleh dengan
cara dan peralatan yang berbeda dengan instrumen yang kita
gunakan.
• Roselly
Pada Sampel lotion,jika dari persyaratan ketentuan umum dan etiket
hanya salah satu saja yang Memenuhi syarat maka kesimpulannya
seperti apa?
Jawaban :
berdasarkan kodeks kosmetik indonesia edisi II volume I. persyaratnya
“Niasinamida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari
101,0 % C6H6N2O dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan”.
niasimida dalam kodeks tersebut berupa sediaan baku. karena yang kita
gunakan itu Niacinamid dalam sampel dan akan menghitung kadar
dalam sampel maka kita gunakan persyaratan terhadap etiket 1,25%.
Tergantung juga dari persyaratan yang ingin kita gunakan dan pengujian
yang dilakukan terhadap sampel atau bahan baku, dalam pengujian kali
ini menggunakan sampel hasil produksi industri yang mana pada
etiketnya sudah tercantum % kadar dari niacinamide itu sendiri ,maka
jika hasil pengujian nya sesuai dengan persyaratan sudah bisa dikatakan
bahwa kandungan Niacinamide dalam sampel Memenuhi Syarat.
• Nabila
Etiket dalam toner dan lotion kenapa berbeda padahal zat aktif
sama ?
Jawaban :
Tergantung dari fungsi niacinamide dalam sampel, dalam
sampel toner niacinamide lebih berperan penting seperti
menjaga kadar air dalam wajah untuk selalu menjaga
kelembaban nya ,mencerahkan kulit, memudarkan flek , bekas
X
D

SD

RSD


1 , 24
0 , 012



N
SD
X
d
 1
x 100

%
0 , 0008


4
0 , 014
 0 , 014

x 100
1 , 24
%
 1 , 12 %

jerawat, dan mengurangi komedo. Sedangkan dalam hand body


lotion Niacinamide berfungsi sebagai zat tambahan untuk
melembabkan tubuh , maka dari itu % etiket niacinamide dalam
toner lebih besar daripada dalam hand body karena
niacinamide dalam toner lebih banyak berperan penting
dibanding di dalam hand body yang hanya sebagai pelembab.

Anda mungkin juga menyukai