Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA 2

JURUSAN FARMASI

JURNAL FORMULA TFS 2


VITAMIN C

OLEH:

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

KELAS :B

ASISTEN : NUR SAIDA

Nama NIM Tugas Nilai Nilai


Dokumen Diskusi
Neevie Agustina G70120008 Preformulasi
Silvana Musili G70120095 Formulasi
Sari Wulandari G70120036 Kemasan
Billy Dermawan R G70120010 Evaluasi

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU 2022
1. RANCANGAN FORMULA
Nama Produk : VitamiCin
Nama Pabrik : PT. Pakuli farma
No. Registrasi : DBL2200100110A1
Kandungan zat aktif : Vitamin C 500 mg
Bobot tablet : 1000 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 10 tablet
Formula :
Setiap mg mengandung
N
No Nama bahan Fungsi Fase Jumlah

Dalam % Dalam
g/ml
1. Vitamin C Zat aktif 50% 0,5 g
2. Asam Tartrat Komponen Asam 0,0035% 0,035 g
3. Asam Sitrat Komponen Asam Fase 0,007% 0,07 g
Dalam
4. Natrium Bikarbonat Komponen Basa 0,012% 0,120 g
5. PVP Pengikat 5% 0,05 g
6. Laktosa pengisi 10% 0,1 g
7. Aspartam Pemanis 0,5% 0,005 g
8. Sunset yellow Pewarna 0,25% 0,0025 g
9. PEG 6000 Lubrikan Fase 10% 0,1 g
10. Talk Glidan Luar 2% 0,02 g
Bahan kemas :
Primer : stips pack
Sekunder : individual folding box
Label : Stiker
Leaflet : kertas 75 gsm

Klaim etiket
1 box @ 10 strips, tiap 1 tablet mengandung mg Antalgin
2. Rancangan No. Bathc
N
No No item Nama bahan Fungsi Jumlah

Per pc Per batch


1. A-00001 Vitamin C Zat aktif 500 mg 5g
2. B-00002 Asam Tartrat Komponen Asam 34,9 mg 0,035 g
3. B-00003 Asam Sitrat Komponen Asam 70 mg 0,07 g
4. B-00004 Natrium Komponen Basa 120 mg 0,120 g
Bikarbonat
5. B-00005 PVP Pengikat 50 mg 0,5 g
6. B-00006 Laktosa Pengisi 100 mg 0,1 g
7. B-00007 PEG 6000 Lubrikan 100 mg 0,1 g
8. B-00008 Aspartam Pemanis 5 mg 0,005 g
9. B-00009 Sunset Yellow Pewarna 2,5 mg 0,0025 g
10. B-00010 Talk Glidan 20 mg 0,02 g
3. DASAR FORMULASI
3.1 Dasar pemilihan zat aktif
 Vitamin C juga dikenal sebagai asam askorbat (AA) adalah nutrisi penting
dalam banyak organisme multiseluler, terutama pada manusia. Asam
askorbat adalah vitamin yang larut dalam air dan ditemukan dalam
jumlah yang bervariasi dalam buah-buahan dan sayuran dan daging
organ (misalnya hati dan ginjal) (Devaqi, 2017)
 Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi farmasi
berair pada konsentrasi 0,01–0,1% b/v. Asam askorbat telah digunakan
untuk mengatur pH larutan untuk injeksi, dan sebagai tambahan untuk
cairan oral (HPE, 2009)
 Tubuh membutuhkan vitamin C untuk fungsi fisiologis normal. Ini
membantu dalam sintesis dan metabolisme tirosin, asam folat dan
triptofan, hidroksilasi glisin, prolin, lisin karnitin dan katekolamin. Ini
memfasilitasi konversi kolesterol menjadi asam empedu dan karenanya
menurunkan kadar kolesterol darah. Ini juga meningkatkan penyerapan
zat besi di usus dengan mengurangi besi menjadi besi. Sebagai
antioksidan, ia melindungi tubuh dari berbagai efek buruk radikal bebas,
polutan, dan racun ( Chambial.S, 2013)

3.2 Dasar pemilihan Granulasi Kering


 Granulasi adalah suatu proses dimana partikel serbuk halus dibuat
menjadi partikel yang lebih besar atau biasa disebut granul. Salah satu
metode granulasi adalah granulasi kering. Cara ini dianggap sederhana
dan lebih menghemat waktu dan uang. Salah satu proses yang terjadi
pada granulasi kering disebut proses slugging, dimana serbuk dipres
menjadi tablet besar yang homogen (disebut slug), kemudian tablet
yang pertama kali dikempa digerus menggunakan ukuran tertentu
hingga terbentuk butiran yang lebih besar. Metode ini juga biasanya
digunakan untuk serbuk dengan sifat aliran yang buruk atau untuk
bahan yang sulit dikompresi (Beanrade. M. U, 2021)
 Granulasi Kering, metode ini adalah metode granulasi berbiaya rendah
dan cocok untuk produk yang sensitif terhadap air. Dalam metode ini
butiran disiapkan tanpa panas dan larutan pengikat. Metode ini
melibatkan dua langkah. Salah satunya adalah menyiapkan partikel
besar yang disebut slugging. Yang kedua adalah penggilingan dan
penyaringan siput menjadi butiran kecil (Kapadnis. R, et al., 2020)
 Penggunaan granulasi kering untuk meningkatkan ukuran partikel dan
akibatnya untuk meningkatkan kemampuan alir dan kompresibilitas
bahan tersebut, granulasi kering tampaknya menjadi teknik yang paling
tepat karena higroskopisitas bubuk. dicapai baik dengan slugging,
menggunakan tablet press, atau dengan pemadatan gulungan. Distribusi
ukuran partikel yang diinginkan dapat diatur dengan penggilingan dan
pengayakan.8 Parameter granulasi dapat mempengaruhi sifat mekanik
(kompresi) granul, yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilaku
tablet dan karakteristik tablet (Pathak. N, 2011)

3.3 Dasar pemilihan kekuatan sediaan


 Vitamin c 1000 mg setiap hari membantu menunjang kekebalan dan
dengan meminumnya setiap hari akan kurang sering merasakan udara
segar (Boplen., A. 2020)
 Formula tersedia tab 25, 50, 100, 250, 500, 1000, 1500, effervecent tab
1000 mg (Elsever. 2012)
 Setiap 1 tablet kekuatan sediaan vitamin C 100 mg, 250 mg, 500 mg, dan
1 gr (medscape. 2020)

3.4 Dasar pembuatan zat aktif menjadi sediaan


 Tablet memberikan dosis obat yang akurat dan stabil, bila
diformulasikan dengan benar mampu menghasilkan produksi ekonomi
skala besar dengan tingkat keseragaman tablet yang tinggi baik di dalam
maupun diantara batch. Obat tersebut biasa disebut Active
Pharmaceutical Ingredient (API) / Bahan Aktif Farmasi. Bahkan dapat
lebih dari satu API di dalam satu tablet (Tovey, 2018).
 Tablet digunakan terutama untuk pemberian obat sistemik, tetapi juga
dapat digunakan untuk tindakan lokal. Untuk penggunaan sistemik, obat
harus dilepaskan dari tablet (yaitu biasanya larut dalam cairan mulut,
lambung, atau usus) dan setelah itu obat diserap ke dalam obat sirkulasi
sistemik, dimana obat mencapai tempat kerjanya. Sebagai alternative,
tablet dapat digunakan untuk meningkatkan sementara pH lambung
(Aulton, 2018).
 Pencampuran bahan tersebut hamper selalu disertai dengan
pengayakan. Tujuan utama dari yang terakhir adalah eliminasi /
pengurangan aglomerat dalam bahan mentah karena sebagian besar
peralatan pencampuran biasa tidak dapat menghilangkannya selama
pencampuran. Dapat dinyatakan dengan aman bahwa kebanyakan API
adalah bubuk halus atau sangat halus yang lebih atau kurang rentan
terhadap aglomerasidan bahwa beberapa eksipien yang memiliki sifat ini
bahkan bahan komposisi langsung (Eyjolfison, 2015).

3.5 Dasar pemilihan zat tambahan


a. Asam Sitrat
 Dasar effervescent dapat digunakan untuk penghancur oleh
pembebasan gas. formulasi ini terdiri dari asam sitrat, asam tartrat,
bersama dengan natrium bikarbonat potasium bikarbonat atau
kalsium karbonat (Tovey., G. 2018).
 asam sitrat banyak digunakan dalam perumusan farmasi terutama
untuk menyesuaikan Ph. solusinya , asam sitrat digunakan dalam
pembuatan granul effervescent (sebagai sumber asam) dengan
konsebtrasi 0,1 – 2,0 (Rowee., K. 2009).
 zat campuran effervescent adalah natrium bikarbonat
dikombinasikan dengan asam sitrat atau asam tartrat (Aulton., M. R.
dan Taylor., M. G. 2018).

b. Asam Tartrat
 Dasar effervescent dapat digunakan untuk penghancur oleh
pembebasan gas formulasi ini terdiri dari asam sitrat, asam tartrat
nersama dengan natrium bikarbonat, potasium bikarbonat atau
kalsium karbonat (Tovey., G. 2018)
 zat campuran effervescent adalah natrium bikarbonat
dikombinasikan dengan asam sitrat atau asam tartrat (Aulton., M. R.
dan Taylor., M. G. 2018)
 Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat adalah kombinasi yang umum
digunakan karena dinilai lebih ekonomis dan mudah didapat
dibandingkan dengan sumber asam dan senyawa karbonat lainnya
(Dewi.R, et al .2014)

c. Aspartam
 Aspartam digunakan sebagai zat pemanis intens dalam produk
minuman, produk makanan, dan pemanis meja, dan dalam sediaan
farmasi termasuk tablet, campuran bubuk, dan sediaan vitamin. Ini
meningkatkan sistem rasa dan dapat digunakan untuk menutupi
beberapa karakteristik rasa yang tidak menyenangkan; perkiraan
kekuatan pemanis adalah 180-200 kali lipat dari sukrosa (HPE, 2009)
 Aspartam merupakan pemanis buatan non sakarida yang digunakan
sebagai pengganti gula pada beberapa makanan dan minuman (Ali.w,
et all. 2019)
 AspartamIni menjadi pemanis buatan yang paling banyak digunakan.
Aspartam adalah pemanis yang sangat rendah kalori. Itu dibuat
dengan menggabungkan dua asam amino, asam aspartat dan metil
ester 2020)

d. Laktosa
 Laktosa adalah pengisi-pengencer yang paling banyak digunakan
dalam tablet. Sifat umum laktosa adalah efektivitas biaya, mudah
dalam ketersediaan, rasa hambar, kurang higroskopisitas, stabilitas
fisik dan kimia yang sangat baik dan kelarutan dalam air 6. Tablet
berbasis laktosa menunjukkan stabilitas yang lebih baik daripada
tablet yang mengandung manitol dan selulosa pada 40°C dan 90% RH
selama periode 10 minggu (Akram M, dkk, 2011).
 Laktosa farmasi adalah salah satu eksipien yang paling serbaguna dan
tersedia dalam berbagai fisik formulir. Laktosa dalam bentuk padat
dapat berupa kristal atau amorf. Laktosa kristal dapat ada dalam
beberapa bentuk yang berbeda. Yang paling terkenal adalah -laktosa
monohidrat dan laktosa(Huang.W, dkk .2013)
 Untuk laktosa, yang umumnya digunakan sebagai pengisi dan
pengencer dalam formulasi padat oral, produk bervariasi dalam
metode pemrosesan sekunder (diayak, digiling, dikeringkan dengan
semprotan, dll.) dan oleh karena itu menghadirkan karakteristik yang
berbeda, seperti seperti derajat kehalusan, ukuran partikel dan
morfologi permukaan(Gonzales.K., 2013)

e. Natrium Bikarbonat
 natrium bikarbonat pada umumnya digunakan dalam formulasi
farmasi sebagai sumber karbondioksida dalam tablet effervescent.
natrium bikarbonat sering di formulasikan atau dikombinasikan
dengan asam sitrat dan asam tartrat karena jika asam sitrat saja akan
menghasilakan campuran yang lengket sedangkan jika asam tartrat
saja tablet akan cepat hancur (Rowee., K.R. 2009).
 Basis effervescent dapat digunakan untuk penghancur oleh
pembebasan gas, formulasi ini terdiri dari asam sitrat, asam tatrat
bersama dengan natrium bikarbonat, potanium bikarbonat dan
kalium karbonat, ini bereaksi kontak dengan air untuk membebaskan
karbondioksida (Tovey., G. 2018).
 zat campuran effervescent adalah natrium bikarbonat
dikombinasikan dengan asam sitrat atau asam tartrat (Aulton., M. R.
dan Taylor., M. G. 2018).

f. PEG 6000
 Penambahan PEG 6000 sebagai lubrikan yang memiliki kemampuan
untuk mengurangi ikatan internal antara partikel bahan tablet,
sehingga tablet yang dihasilkan mudah untuk terkikis (Deshmukh. K
dan Kapadia. C., 2017)
 PEG 6000 dapat larut baik dalam air dan mengurangi kemungkinan
massa yang menempel pada cetakan tablet pada saat proses
pencetakan selain itu juga dapat meningkatkan sifat alir dari granul
effervescent ( Lieberman. H dan Lachman.L., 1989)
 polietilenglikol 6000 sebagai bahan pelumas akan mempercepat
waktu hancur tablet, semakin tinggi kadar polietilenglikol 6000,
waktu hancur semakin cepat. Karena polietilenglikol 6000 bersifat
hidrofilik dan larut dalam air, waktu kontak tablet dengan air (
Widayanti. A, et al. 2015)

g. PVP
 Polyvinylpyrrolidone telah menjadi pengikat polimer serbaguna.
Bersifat inert dan memiliki keuntungan larut baik dalam air maupun
dalam alkohol. Buih kuat dan pembubaran cepat dari tablet yang
dihasilkan. Polivinilpirolidon juga merupakan pengikat yang sangat
baik untuk tablet kunyah, terutama jenis aluminium hidroksida-
magnesium hidroksida. Polyvinylpyrrolidone (PVP) adalah pengikat
tablet effervescent yang efektif. Bahan ini biasanya ditambahkan ke
dalam bubuk untuk digranulasi baik kering ( Lieberman. H dan
Lachman.L., 1989)
 Polyvinylpyrrolidone (PVP) serbaguna dan salah satu pengikat yang
paling umum digunakan. Ini mudah larut dalam air dan bebas larut
dalam alkohol dan banyak pelarut organik lainnya. PVP umumnya
digunakan dalam bentuk larutan; namun, dapat ditambahkan ke
campuran dalam bentuk kering dan kemudian digranulasi di tempat (
Parikh. D, 2005)
 Dalam pembuatan tablet poviden solusi yang digunakan sebagai
pengikat dalam proses granulasi basah. poviden juga ditambahkan ke
campuran bubuk dalam bentuk kering (Aulton, M.E dan Taylor M.G.
2018).

h. Sunset Yellow
 zat pewarna ditambahkan untuk membantu mengetahui identitas
suatu produk (Tovey., G. 2018)
 zat pewarna ditambahkan pada tablet untuk mengidentifikasi dan
mengetahui obat tersebut (Aulton., M. R. dan Taylor., M. G. 2018).
 Sunset Yellow (E110) adalah bubuk berwarna oranye-merah yang
larut dalam air dan pewarna azo sintetis yang telah digunakan secara
luas di industri makanan untuk tujuan estetika (Rvina. K, et al .2017)

i. Talk
 Talk dapat diproduksi dengan hidrasi dan karbonasi berbagai mineral.
Talc menunjukkan fungsionalitas tinggi karena telah digunakan
sebagai pengisi, pelumas dan pelincir dalam formulasi farmasi serta
dalam formulasi kosmetik sebagai abrasif, penyerap, agen anticaking,
agen opacifying dan pelindung kulit (Jadhav NR, dkk, 2022).
 Talk melumasi granul dan menghasilkan tablet dengan aliran serbuk
yang lebih tinggi, meningkatkan kekerasan tablet dan mengurangi
waktu hancur (Kuncahyo, I & Syaiful C, 2015).
 Dalam bahan anorganik, talk (magnesium silikat terhidrasi
(Mg3Si4O10(OH)2)), sering digunakan sebagai pelumas atau glidan
dalam formulasi (Jinjiang Li & Youngmei Wu, 2014).
4. Skema kerja dan perlengkapan
4.1 Skema kerja

Alat dan Bahan


- Ditimbang semua bahan yang akan

Bahan 1 Bahan 2

- Ditimbang - Ditimbang
Na. Bikarbonat, Vitamin C, Asam Sitrat,
laktosa, aspartam, pvp, Asam Tartrat, dan
½ talk dan PEG 6000 sunset Yellow

- Digerus - Digerus
Lumpang dan alu Lumpang dan alu

- Diayak -Diayak

Ayakan no Mesh 16 Ayakan no Mesh 16

- Dicampur
- Dibuat Slugg

Pencetak Tablet

- digerus

Lumpang dan alu

- Diayak
Ayakan no mesh 20

- Dicampus ½ Talk dan PEG 6000


- Dikempa

Pencetak Tablet
4.2 Peralatan
1. Ayakan no mesh 16 dan 20
2. Alat pencetak tablet
3. Wadah
4. Timbangan analitik/digital
5. Lumping dan alu
6. Sudip cawan porselin
5. Preformulasi dan informasi bahan
5.1 Farmakologi dan Farmasetika Zat Aktif
1. Vitamin C (Mims, 2022)
a. Indikasi : Asam askorbat digunakan sebagai
suplemen untuk mengobati kekurangan
vitamin C, terutama dalam kondisi yang
dikenal sebagai penyakit kudis.
b. Kontraindikasi : Sebelum mengonsumsi vitamin C, perlu
diperhatikan bahwa pengguna tidak
pernah memiliki reaksi alergi pada
penggunaan suplemen vitamin C atau
alergi terhadap bahan inaktif dalam
suplemen (seperti kacang atau kedelai).
Pada pasien yang memiliki alergi
terhadap sulfit juga perlu diperhatikan
karena beberapa sediaan vitamin C
mengandung sulfit.
c. Efek samping : Asam askorbat dapat menyebabkan
salah satu efek samping berikut: diare,
mual, muntah, pusing, sakit kepala.
d. Dosis/Kekuatan : Dewasa: Sebagai pengobatan: Tidak
sediaan kurang dari 250 mg setiap hari dalam
dosis terbagi. Maks: 1000 mg setiap
hari. Sebagai profilaksis: 25-75 mg
setiap hari. Dosis disesuaikan dengan
kebutuhan pasien. Rekomendasi dosis
dapat bervariasi di antara negara atau
produk individu. Lihat panduan produk
tertentu.
Anak: Rekomendasi dosis dapat
bervariasi antar negara atau produk
individu. Lihat panduan produk
tertentu.
e. Mekanisme kerja : Asam askorbat, vitamin yang larut
dalam air yang bertindak sebagai
kofaktor dan sebagai antioksidan. Hal
ini penting untuk sintesis jaringan ikat,
dan penyerapan dan penyimpanan Fe.
Selain itu, ini adalah donor elektron
yang digunakan untuk hidroksilasi
kolagen, biosintesis karnitin, dan
sintesis hormon atau asam amino.

f. Farmakokinetik : Penyerapan: Diserap dengan baik dari


saluran pencernaan. Bioavailabilitas:
Kira-kira 100% (Oral: untuk dosis hingga
200 mg).
Distribusi:Melintasi plasenta, memasuki
ASI. Didistribusikan secara luas di
jaringan tubuh; didistribusikan ke
kelenjar pituitari dan adrenal, jaringan
mata dan humor, leukosit, dan otak;
konsentrasi rendah dalam plasma dan
saliva.
Metabolisme: Dimetabolisme secara
reversibel melalui oksidasi menjadi
asam dehidroaskorbat (aktif), sebagian
dimetabolisme menjadi senyawa tidak
aktif termasuk asam askorbat-2-sulfat
dan asam oksalat.
Ekskresi: Melalui urin (dengan
konsentrasi tinggi); ekskresi minimal
pada tingkat di bawah ambang batas
(hingga 80 mg/hari). Waktu paruh
eliminasi: 10 jam.
g. Perhatian : Pasien dengan diabetes mellitus,
defisiensi G6PD, hemokromatosis,
riwayat batu ginjal (misalnya batu ginjal
oksalat), predisposisi batu ginjal
berulang. Gangguan ginjal. Anak-anak
(<2 tahun) dan lanjut usia. Kehamilan
dan menyusui.
h. Interaksi : Peningkatan penyerapan Fe.
Peningkatan ekskresi Fe dengan
desferrioxamine. Desaturasi jaringan
yang diinduksi dengan aspirin, nikotin,
Fe, fenitoin, tetrasiklin, estrogen dalam
kontrasepsi oral, beberapa penekan
nafsu makan dan antikonvulsan. Dapat
meningkatkan penyerapan antasida
yang mengandung Al. Dapat
mengurangi aktivitas antikoagulan
(misalnya warfarin). Dapat
meningkatkan konsentrasi serum
turunan estrogen. Dapat menurunkan
konsentrasi serum amfetamin.
5.2 Sifat Fisika & Kimia Bahan Aktif
1. Vitamin C
Nama Resmi : ACIDUM ASCORBICUM
Nama Lain : Asam Askorbat/Vitamin C
RM/BM : C6H8O6/176,13
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2022)
Kegunaan : Sebagai Zat Aktif
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak kuning;
tidak berbau; rasa asam. Oleh pengaruh
cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
keadaan kering, mantap di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
benzen P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya.
Stabilitas : Dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif
stabil di udara. Dengan tidak adanya
oksigen dan zat pengoksidasi lainnya, ia
juga stabil terhadap panas. Asam askorbat
tidak stabil dalam larutan, terutama larutan
basa, mudah mengalami oksidasi saat
terpapar udara. Proses oksidasi dipercepat
oleh cahaya dan panas dan dikatalisis oleh
jejak tembaga dan besi. Larutan asam
askorbat menunjukkan stabilitas maksimum
pada sekitar pH 5,4. Solusi dapat disterilkan
dengan penyaringan (Rowe, 2009).
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan alkali, ion logam berat,
terutama tembaga dan besi, bahan
pengoksidasi, methenamine, phenylephrine
hydrochloride, pyrilamine maleate,
salicylamide, sodium nitrite, sodium
salicylate, theobromine salicylate, dan
picotamide (Rowe, 2009).
5.3 Sifat Fisika & Kimia Bahan Tambahan
1. Asam Sitrat
Nama Resmi : ACIDUM CITRICUM
Nama lain : Asam Sitra
RM/BM : C6H8O7.H2O/210,14
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai Sumber Asam


Pemerian : Hablur tidka berwarna atau serbuk putih;
tidak berbau; rasa sangat asam; agak
higroskopik, merapuh dalm udara kering
dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan
dalam 1,5 bagian etanol (95%) P; sukar larut
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air
kristalisasi di udara kering atau ketika
dipanaskan sampai sekitar 48oC. Ini sedikit
deliquescent di udara lembab. Larutan
encer asam sitrat dapat berfermentasi saat
berdiri (Rowe,2009).
Inkompatibilitas : Asam sitrat tidak sesuai dengan kalium
tartrat, alkali dan alkali tanah karbonat dan
bikarbonat, asetat, dan disulfida.
Inkompatibilitas juga mencakup zat
pengoksidasi, basa, zat pereduksi, dan
nitrat. Ini berpotensi meledak dalam
kombinasi dengan nitrat logam. Pada
penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal
dari sirup dengan adanya asam sitrat

2. Asam Tatrat
Nama Resmi : TARTARIC ACID
Nama lain : Asam Tartrat
RM/BM : C4H6O6/150,09
Rumus Struktur :
Kegunaan : Sebagai sumber Asam
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau bening atau
serbuk hablur halus sampai granul, warna
putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di
udara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Bahan curah stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup baik di tempat yang
sejuk dan kering (Rowe, 2009).
Inkompatibilitas : Asam tartrat tidak cocok dengan perak dan
bereaksi dengan karbonat logam dan
bikarbonat (sifat yang dimanfaatkan dalam
sediaan effervescent) (Rowe, 2009).

3. Aspartam
Nama Resmi : ASPARTAME
Nama lain : Aspartam
RM/BM : C14H18N2O5/294,30
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai Sumber Asam


Pemerian : Aspartam muncul sebagai bubuk kristal
putih yang hampir tidak berbau dengan
rasa yang sangat manis.
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol (95%); sedikit
larut dalam air/ pada 28oC kelarutan adalah
1% b/v pada titik isoelektrik (pH 5,2).
Kelarutan meningkat pada suhu yang lebih
tinggi dan pada pH yang lebih asam.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan baik
Stabilitas : Aspartam stabil dalam kondisi kering.
Dengan adanya uap air, hidrolisis terjadi
untuk membentuk produk degradasi L-
aspartyl-L-phenylalanine dan 3- benzy;-6-
carboxymethyl-2,5-diketopiperazine
dengan hasil hilangnya rasa manis.produk
degradasi ketiga juga dikenal, -L-aspartyl-
L-fenilalanin metil ester (Rowe, 2009).
Inkompatibilitas : Eksperimen kalorimetri pemindaian
diferensial dengan beberapa eksipien tablet
yang dapat dikompresi secara langsung
menunjukkan bahwa aspartam tidak
kompatibel dengan kalsium fosfat dibasa
dan juga dengan pelumas magnesium
stearat. Reaksi antara aspartam dan gula
alkohol juga diketahui (Rowe, 2009).

4. Laktosa
Nama Resmi : LACTOSUM
Nama lain : Laktosa, Saccharum lactis
RM/BM : C12H22O11 / 342,30
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai pengisi


Pemerian : Serbuk putih atau agak putih, tidak berbau,
rasa sedikit manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut
dalam metanol, tidak mudah larut dalam
kloroform dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Dibawah kelembapan (relatif kurang lebih
50%
Inkompatibilitas : Cepat berubah warna menjadi coklat jika
bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus amina primer

5. Natrium Bikarbonat
Nama Resmi : SODIUM BICARBONATE
Nama lain : Natrium Bikarbonat
RM/BM : NaHCO3/84,007
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai sumber basa


Pemerian : Natrium bikarbonat muncul sebagai bubuk
kristal putih tidak berbau dengan rasa asin,
sedikit basa.
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas : Natrium bikarbonat stabil di udara kering
tetapi terurai perlahan di udara lembab dan
karenanya harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi dengan asam,
garam asam, dan banyak garam alkaloid,
dengan evolusi karbon dioksida. Natirum
bikarbonat juga dapat mengintensifkan
pengelapan salisilat.

6. PEG 6000
Nama Resmi : POLIAETHYLENGLYCOLUM
Nama lain : PEG 6000
RM/BM : C2H6O2/62,07
Rumus Struktur :

Kegunaan : Zat pengikat


Pemerian : Sebuk licin putih, atau potongan putih
kuning gading, praktis tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Mudah larut dala air dalam etanol (95%)
dan dalam kloroform P, praktis tidak larut
dalm eter P
Penyimpanan : Dalam wadah terttutup baik
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : Polietilen glikol secara kimiawi secara
kimiawi stabil diudar dan dalam larutan,
meskipun kadar dengan berat molekul
kurng dari 2000 bersifat hograskopis.

7. Pvp
Nama Resmi : POVIDONUM
Nama lain : Polivinilpirolidon
RM/BM : (C6H9NO)n/10.000-700.000
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai Lubrikan


Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan; berbau
lemah atau tidak berbau, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)
P dan dalam kloroform P kelarutan
tergantung dari bobot molekul rata-rata;
praktis tidak larut dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas : Povidone stabil untuk siklus pendek dari
paparan panas sekitar 110-130. Starnisasi
uap air yang tidak mengubah sifat-sifatnya
povidone dapat disimpan dalam kondisi
basa tanpa mengkomposisi atau degradasi.
Namun karena bubuk bersifat higroskopis
maka harus disimpan dalam wadah yang
kering (Rowe, et all, 2009).
Inkompatibilitas : Povidone kompatibel dalam larutan dengan
berbagai organik garam, alami dan sintesis
resin dan bahan kimia lainnya, membentuk
adduct molekul dalam larutan dengan
sulfahzole, natrium salisilat, asam salisilat,
fenobonatal, tanin dan senyawa lain (Rowe,
et all, 2009).

8. Sunset Yellow
Nama Resmi : SUNSET YELLOW
Nama lain : Sunset Yellow
RM/BM : C16H10N2Na2O7S2/452,37
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai pewarna


Pemerian : Serbuk halus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan
menghasilkan larutan jingga kekuningan.
Sedikit larut dalam alkohol 95% dan mudah
larut dalam glikol dan gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Sunset yellow stabil atau bagus pada panas
dan asam; agak bagus pada cahaya dan
dasar; dan stabil pada agen pengoksidasi
dan agen pereduksi.
Inkompatibilitas : Kompatibel rendah dengan asam sitrat,
larutan sukrosa, larutan sodium bikarbonat
jenuh, tidak kompatibel dengan asam
askorbat, gelatin dan glukosa.

9. Talk
Nama Resmi : TALCUM
Nama lain : Talk
RM/BM : -/-
Rumus Struktur : -
Kegunaan : Sebagai Glidan
Pemerian : Serbuk halus; sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran;
warna putih atau warna kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah terutup baik.
Stabilitas : Talk adalah bahan yang stabil dan dapat
disterilkan dengan pemanasan pada 160oC
selama tidak kurang dari 1 jam. Ini juga
dapat disterilkan dengan paparan etilen
oksida atau iridiasi gamma.
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan senyawa
amonium kuaterner.
6. PERHITUNGAN
a. DL : 250 mg
DM : 1000 mg
Usia 6 tahun = × 250 mg = 83,3 mg

Usia 7 tahun = × 250 mg = 92,10 mg

Usia 8 tahun = × 250 mg = 100 mg

Usia 9 tahun = × 250 mg = 112,5 mg

Usia 10 tahun = × 250 mg = 125 mg

Usia 11 tahun = × 250 mg = 137,5 mg

Usia 12 tahun = × 250 mg = 150 mg

Usia 13 tahun = × 250 mg = 162,5 mg

Usia 14 tahun = × 250 mg = 175 mg

Usia 15 tahun = × 250 mg = 187,5 mg

Usia 16 tahun = × 250 mg = 200 mg

Usia 17 tahun = × 250 mg = 212,5 mg

Usia 18 tahun = × 250 mg = 225 mg

Usia 19 tahun = × 250 mg = 237,5 mg

Usia 20 tahun = × 250 mg = 250 mg

b. Dosis maksimum
Usia 6 tahun = × 1000 mg = 333,3 mg

Usia 7 tahun = × 1000 mg = 368,4 mg

Usia 8 tahun = × 1000 mg = 400 mg


Usia 9 tahun = × 1000 mg = 450 mg

Usia 10 tahun = × 1000 mg = 500 mg

Usia 11 tahun = × 1000 mg = 550 mg

Usia 12 tahun = × 1000 mg = 600 mg

Usia 13 tahun = × 1000 mg = 650 mg

Usia 14 tahun = × 1000 mg = 700 mg

Usia 15 tahun = × 1000 mg = 750 mg

Usia 16 tahun = × 1000 mg = 800 mg

Usia 17 tahun = × 1000 mg = 850 mg

Usia 18 tahun = × 1000 mg = 900 mg

Usia 19 tahun = × 1000 mg = 950 mg

Usia 20 tahun = × 1000 mg = 1000 mg

c. Aturan pakai DL
Usia 6 tahun = = 0,16 tab

Usia 7 tahun = = 0,18 tab

Usia 8 tahun = = 0,2 tab

Usia 9 tahun = = 0,225 tab

Usia 10 tahun = = 0,25 tab

Usia 11 tahun = = 0,275 tab

Usia 12 tahun = = 0,3 tab


Usia 13 tahun = = 0,325 tab

Usia 14 tahun = = 0,35 tab

Usia 15 tahun = = 0,375 tab

Usia 16 tahun = = 0,4 tab

Usia 17 tahun = = 0,425 tab

Usia 18 tahun = = 0,45 tab

Usia 19 tahun = = 0,475 tab

Usia 20 tahun = = 0,5 tab

d. Aturan pakai DM
Usia 6 tahun = = 0,66 tab

Usia 7 tahun = = 0,73 tab

Usia 8 tahun = = 0,8 tab

Usia 9 tahun = = 0,9 tab

Usia 10 tahun = = 1 tab

Usia 11 tahun = = 1,1 tab

Usia 12 tahun = = 1,2 tab

Usia 13 tahun = = 1,3 tab

Usia 14 tahun = = 1,4 tab

Usia 15 tahun = = 1,5 tab

Usia 16 tahun = = 1,6 tab


Usia 17 tahun = = 1,7 tab

Usia 18 tahun = = 1,8 tab

Usia 19 tahun = = 1,9 tab

Usia 20 tahun = = 2 tab

e. Perhitungan bahan :

Vitamin C 500 mg

Pvp 5%

Aspartam 0,5%

Laktosa 10%

Sunset yellow 0,25%

PEG 6000 10%

Talk 2%

Asam tartrat -

Asam sitrat -

Natrium boikarbonat -

f. Per pc

Vitamin C = 500 mg

Pvp = x 1000 mg = 50 mg

Aspartam = x 1000 mg = 5 mg

Laktosa = x 1000 mg = 100 mg

Sunset yellow = x 1000 mg = 2,5 mg

PEG 6000 = x 1000 mg = 100 mg


Talk = x 1000 mg = 20 mg

Asam basa = 1000 – (500 + 50 + 5 + 100 + 2,5 + 100 + 20)

= 222,5 mg

g. Perhitungan asam basa

BM asam sitrat = 210,138 g/mol = 210,14 g/mol

BM Asam tatrat = 150,09 g/mol

BM Asam Bikarbonat = 84,01 g/mol

Bobot/ tablet = 1000 mg = 1 gr

Total sumber asam basa = 1 – 0,75 gr

= 0,225 gr

h. Rasio Asam Basa


Rasio Asam sitrat : Asam tatrat = 1 : 2
1. Asam tatrat
2NaHCO 3 + C4H6O6 2H2O + 2CO2 + Na2C4H4O6

X = 2,24

2. Asam sitrat
3NaHCO 3 + C6 H8 O 7 . H2 0  4H2 O + 3CO 2 + Na3 C6 H5 O3
=

X = 1,199 = 1,2

3. X = Na. Bikarbonat (2,24 + 1,2) = 1 : 2 : 3,44

Komponen Asam basa = 1 + 2 + 3,44 = 6,44 gr


Asam sitrat = x 0,225 gr = 0,035 gr

Asam tartrat = x 0,225 gr = 0,07 gr

Na. Bikarbonat = x 0,225 gr = 0,120 gr

i. Per batch

Vitamin C = 500 mg x 10
= 5.000 mg
PVP = 50 mg x 10 = 500
mg
Aspartam = 5 mg x 10 = 50 mg
Laktosa = 150 mg x 10 = 1500 mg
PEG 6000 = 100 mg x 10 = 1000
Talk = 20 mg x 10 = 200 mg
Sunset yellow = 2,5 mg x 10 = 25 mg
Asam sitrat = 39 mg x 10 =
390 mg
Asam tartrat = 78 mg x 10 = 780 mg
Natrium bikarbonat = 133 mg x 10 = 1330 mg
7. Kemasan
7.1 Kemasan Primer

7.2 Kemasan Sekunder


7.3 Lafleat
DAFTAR PUSTAKA

Ali.W, et all .2019. Aspartame: Basic Information for Toxicologists.SOHAG MEDICAL


JOURNAL Vol. 23 No.2 Apr 2019

Aulton ME, Taylor KMG, Aulton’s Pharmaceutical ed. 4. London : Elsevier ; 2013.

Beanrade.M.U .2021. Formulation and Physical Characterization of Black Soybean


(Glycine Max L.) Variety of Detam II Tablets with Dry Granulation
Method.International Journal of Natural Science and Engineering
Volume 5 Nomor 1 2021, pp 30-38

Chambial.S. 2013. Vitamin C in disease Prevention and Cure : an overiview. Journal ind J
Clin Biochrm 28(4); 314-328

Committe for medicinal products for human use. 2019. Metamizole containing medicinal
products. European medicines agency. Page 1-15

Devaki. 2017. Vitamin C : sources, Function,sensing and analysis. Journal INTECH

Dewi, et al. 2021. The Effect of Partially Pregelatinized Amylum Manihot as an


Intragranular - Extragranular Disintegrant on Tablet Formulation of Red
Sweet Potato (Ipomoea batatasL.) Leaves Extract. Medicamento
Scientific Journal.Volume 7, No. 1

Goma S. 2018. Adverse effect induced by Diclofenac, ibu profen, and paracetamol
toxicity on immunological and biochemical parameters in Swiss albino
mice. The journal of basic and applied zoology. 79 : 5

Hadisoewignyo L, dkk. 2016. Formulation Development And Optimization Of Tablet


Containing Combination Of Salam (Syzygium polyanthun) and Sambiloto
(Andrographis panicukata) Ethanolic Ekstracts. International Journal Of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol 8, issue 3.

Hearn L, et all .2016.Single dose dipyrone (metamizole) for acute postoperative pain in
adults (Review). Cochrane Database of Systematic Reviews 2016, Issue
4. Art. No.

Jadhav NR, dkk. 2013. Talc : A Versatile Pharmaceutical Excipient. Word J journal Of
Pharmacy And Pharmaceutical Sciences. United Kingdom. Volume 2,
Issue 6

Jinjiang Li & Youngmei Wu. 2014. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dosage Forms. Page
21-43.

Jojart Imre. 2014. The Importance Of Magnesium Stearate In Pharmaceutical Industry


And In The Preformulation Studies Of Medicated Chewing Gums.
University Of Szaged. Faculty Of Pharmacy.
kapadnis.R, et al. 2020.GRANULATION PROCESS WITH NOVEL TECHNOLOGY:AN
OVERVIEW.JETIR September 2020, Volume 7, Issue 9

Kuncahyo I & Syaiful C. 2015. The Influence Of Magnesium Stearate, Purified Talc And
Combination Of Both On Ternary/Quaternary Interactive Mixture Of
Freely And Poorly Water-Soluble Drug. International Journal Of
Pharmacy And Pharmaceutical Sciences. Vol 7, issue 1

Milijana.N .2018. Metamizole: Current Status of the Safety and Efficacy.Hospital


Pharmacology. 2018; 5(3)

MUHAMMAD AKRAM, SYED BAQIR SHYUM NAQVI, *SHAHNAZ GAUHAR. 2011.


DEVELOPMENT OF CO-PROCESSED MICRO GRANULES FOR DIRECT
COMPRESSION. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. Vol 5

Nofriyaldi, et al. 2020. THE EFFECT OF ADDITIONAL AVICEL PH 102 ON THE PHYSICAL
PROPERTIES OF TABLETS PAPAYA LEAF EXTRACT (Carica papaya L.).
Journal of Pharmacopolium, Volume. 3, No. 2

Pathak.N .2011.FORMULATION AND OPTIMIZATION OF IMMEDIATE RELEASE TABLET OF


AN ANTIALCOHLIC DRUG BY DRY GRANULATION METHOD.PHARMACIE
GLOBALE INTERNATIONAL JOURNAL OF COMPREHENSIVE PHARMACY
3(18)

Riyanti and Rohmani. 2018. The Effects of Variation of Avicel PH 102 Concentration with
Dicalcium Phosphate Anhydrous as a Fillerbinder to The Physical
Properties of Vitamin C Tablets. Annual pharmacy conference. Volume 3

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.

Saeed dan khidir .2020. Aspartame sweetener . WORLD JOURNAL OF PHARMACY AND
PHARMACEUTICAL SCIENCES SJIF Impact Factor 7.632 Volume 9, Issue
2, 195-201

Setyawan, D. 2010. Effect of Avicel PH 102 on Physical Characteristics and Dissolution


Rate of Orally Disintegrating Piroxicam Tablets with Direct Printing Method.
Pharmaceutical Science Magazine, Volume. 7, No. 1

Zafar. et all. 2017. Aspartame: Effects and Awareness. Medcrave volume 3 issue 2

Anda mungkin juga menyukai