Anda di halaman 1dari 21

I.

Rancangan Produk
- Nama Produk : VITOMAX
- Nama Perusahaan : PT. SEHAT ABADI
- Nomor Registrasi : DBL 191010031041
- Formula
Setiap 1000 mg sediaan Mengandung :
Jumlah
No Nama Bahan Fungsi Dalam g
Dalam %
atau ml
1. Vitamin B complex Api 20 g
2. Talk Glidan 5% 0,391 g
3. Asam Sitrat Sumber Asam 12 % 6,233 g
4. Mg stearat Lubrikan 5% 0,195 g
5. Natrium bikarbonat Sumber basa 41 % 7,476 g
6. Sukrosa Pemanis & pengisi 20 % 3,68 g
8. Amilum manihot Pengikat 3% 0,552 g
- Bahan Kemas
Primer : Aluminium
Sekunder : Kertas FO
Label : Kertas HVS 70 GSM
Leaflet : Kertas HVS 70 GSM
- Klaim Etiket
1 box 10 tablet, tiap tablet mengandung 40.000 mg vitamin D dan mg
Natrium Aleudronat.

II. Rancangan Batch Produksi


- Nama Perusahaan : MAXI FARMA . LTd.
- Nomor Registrasi Produk : DBL 191010031041
- Ukuran Batch : 40 g/10 pcs
Tabel Meter Batch
Jumlah
No No. Item Nama Bahan Fungsi Per
Per Pc
Batch
Vitamin B
1. A-00001 Api 20 g 200 g
complex
2. B-00001 Talk Glidan 0,391 g 3,91 g
3. B-00002 Asam Sitrat Sumber Asam 6,233 g 62,33 g
4. B-00003 Mg stearat Lubrikan 0,195 g 1,95 g
5. B-00004 Na. Dikarbonat Sumber basa 7,476 g 74,76 g
Pemanis &
6. B-00005 Sukrosa 3,68 g 36,8 g
pengisi
Amilum
8. B-00006 Pengikat 0,552 g 5,52 g
manihot

III. Dasar Formula


a. Dasar Pemilihan Zat Aktif
Vitamin B complex adalah vitamin larut lemak yang memainkan
peranan dalam mengawal penyerapan kalsium (Hartanti,2010).
Fungsi utama kalsium adalah menguji kepadatan (densitas) tulang
(Wirakusumah,2013).
Vitamin B kompleks adalah pengobatan yang digunakan untuk
pengobatan Offerporasif (Acton, 2012).
b. Dasar Pembuatan Zat Aktif
Effervetcent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan (Fatmawati, dkk.
2015).
Kenyamanan dilakukan dengan penggunaan tablet karena sediaan
tablet memang merupakan bentuk sediaan obat yang praktis dan efisen
(Fatmawati, dkk. 2019).
Vitamin B kompleks adalah bagi absorbs yang baik. Dalam darah,
unsur ini terikat pada protein ± 45% (Tjay & Pahardja, 2015).
c. Dasar Pemilihan Kekuatan Sediaan
Dosis vitamin B kompleks yaitu 20-25 Mcg atau 10 mg sehari atau 70
mg sekali (Medscape, 2019)
Dasar pemilihan sediaan dapat dilihat juga dari dosis lazim obat (TIM
MGMP PATI, 2015).
Dosis vitamin B1 yaitu 10-25 mg/hari. Dosis vitamin B2 yaitu 1-2
mg/hari. Dosis vitamin B3 yaitu 50-1000 mg. Dosis vitamin B5 yaitu 100-
500 mg (Mims, 2019)
d. Dasar Pemilihan Zat Tambahan
Tablet Effervescent mengandung campuran asam (Asam SItrat, asam
tartrat) dan Natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbon dioksida ( Syamsuri,2006).
Laktosa sebagai pengisi, zat pengisi dimasukkan untuk memperbesar
volume tablet. Biasanya digunakan saccharum lactif, amilum mamhot, dll
(Anief, 2012).
Asam borat sebagai lubrikan, berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi.
Natrium benzoate sebagai glidan, berfungsi untuk menaikkan fluiditas
massa yang ditempa (Mustim & Elisa, 2018).
e. Dasar Pemilihan Bahan Kemas
Kemasan aluminium dapat melindungi dari cahaya, karena Vitamin B
kompleks tidak tahan terhadap cahaya matahari (Suetman, 2009).
Aluminium dapat melindungi tablet dari kelembaban yang dapat
menimbulkan jamur (Rawe, dkk. 2009).
Kemasan aluminium dapat menahan dari masuknya gas, tidak beracun,
tidak ada bau dan tidak berasa (Putuniaga, dkk. 2018).
f. Dasar Pemilihan Metode Granulasi
Metode granulasi basah. Metode ini menggunakan cairan untuk
agregasi yang diikuti dengan proses pengeringan (Fatmawati, dkk. 2019).
Granulasi basah adalah metode yang paling umum digunakan dalam
pembuatan bentuk sediaan oral padat (tablet), selain itu merupakan metode
pembuatan yang paling lama digunakan oleh industry farmasi
(Zheng,2009).
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat
disimpan lama dibandingkan dengan cara gravitasi basah (TIM MGMP Pati,
2015)

IV. Skema Kerja dan Daftar Peralatan


a. Skema Kerja

Alat dan Bahan


- Di timbang dengan neraca analitik
- Di gerus hingga halus
Bahan –bahan yang digunakan
- Di campur
- Di gerus hingga halus dan homogen

Di ayak dengan ayakan No. Mesh 16


- Di tambahkan

Fase luar

D cetak tablet

Penyimpanan

b. Peralatan
1. Timbangan Analitik
2. Lumpang dan Alu
3. Ayakan No Mesh 16 dan 20
4. Alat Pencetak Tablet
5. Gelas kimia
V. Preformulasi dan Informasi Bahan
a. Zat Aktif ( Vitamin B kompleks)
1. Farmakologi
a. Vitamin B1
Indikasi : Vitamin B1 diindikasikan untuk menunjang
pertumbuhan, merangsang nafsu makan,
meningkatkan fungsi metabolisme tubuh
(Asmaniah, 2019)
Kontra indikasi : Jika terdapat riwayat alergi dengan obat ini
atau komponennya (Asmaniah, 2019)
Mekanisme kerja : Vitamin yang larut dalam air, bergabung
dengan ATP untuk membentuk tiamin
pirofostat, suatu koenzim penting dalam
metabolisme karbohidrat (Mims, 2019)
Farmakokinetik : - Absorbsi : Diserap dengan baik dari
(Mims,2019) saluran GI setelah
pemberian oral dan diserap
dengan cepat dan
sepenuhnya setelah
pemberian i.m
- Distribusi : Di distribusikan secara luas
disebagian besar jaringan
tubuh ; memasuki ASI
- Ekskresi : Kelebihan tiamin
diekskresikan dalam urin
sebagai metabolit dan obat
yang tidak berubah
Efek samping : Sensasi hangat, kesemutan, pruritus, nyeri,
urtikaria, kelemahan, berkeringat, mual,
muntah, gelisah, sesak tenggorokan,
gangguan pernapasan, edema paru (Mims,
2019)
Perhatian : -
Dosis : Dosis po dewasa 10-25 mg/hari dalam dosis
tunggal atau terbagi (Mims, 2019)
Interaksi obat : Dapat meningkatkan efek agen penghambat
neuromuskuler (Mims, 2019)

b. Vitamin B2
Indikasi : Profilaksis defisiensi riboflavin, defisiensi
riboflavin, anemia mikrositik yang
berhubungan dengan defisiensi/splenomegali
dan glutathione reduktase (Mims, 2019)
Kontra indikasi : Hipersensitif (Medscape, 2019)
Mekanisme kerja : Riboflavin diperlukan untuk pemanfaatan
energi dari makanan. Sangat penting untuk
respirasi jaringan normal. Hal ini juga
diperlukan untuk aktivasi piridoksin dan
konversi triptofan menjadi asam nikotinat
(Mims, 2019)
Farmakokinetik : - Absorbsi : Mudah diserap dari saluran
pencernaan bagian atas
- Distribusi : Di distribusikan secara
luas, termasuk eritrosit dan
hatri melintasi plasenta
dan memasuki ASI
- Ekskresi : Sekitar 9% diekskresikan
dalam urin sebagai obat
yang tidak berubah
Efek samping : Perubahan warna urin cerah (Mims,2019)
Perhatian : -
Dosis : Dosis po dewasa yaitu 1-2 mg/hari
Interaksi obat : Tingkat penyerapan dapat dipengaruhi oleh
propantheline bromide (Mims,2019)
c. Vitamin B3
Indikasi : Suplementasi nutrisi, suplemen makanan,
hiperlipidemia (Medscape, 2019)
Kontra indikasi : Hipersensitif, penyakit hati, tukak lambung
aktif, perdarahan arteri (Medscape, 2019)
Mekanisme kerja : Komponen dua koenzim yang diperlukan
untuk metabolisme lipid, respirasi, jaringan,
glikogenolisis, penghambatan sintesis
lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL)
(Medscape, 2019)
Farmakokinetik : - Absorbsi : Diserap dengan cepat
- Metabolisme : Dimetabolisme dihati
(60-76%)
- Waktu paruh : 20-45 menit
- Ekskresi : urin
Efek samping : Muka merah, diare, sakit perut, sakit kepala,
kulit menjadi berwarna, dan berkurangnya
tekanan darah secara drastis saat berdiri
(Medscape, 2019)
Perhatian : -
Dosis : 50 mg, 100 mg, 250 mg, 500 mg, 750 mg,
1000 mg (Medscape, 2019)
Interaksi obat : Atorvastatin, fluvastatin, lovastatin,
pitavastatin, simvastatin (Medscape, 2019)

d. Vitamin B8
Indikasi : Kekurangan biotin, kuku rapuh, diabetes,
alopea (Medscape, 2019)
Kontra indikasi : Hipersensitif (Medscape, 2019)
Mekanisme kerja : -
Farmakokinetik : - Metabolisme : hati
- Ekskresi : ginjal
Efek samping : Secara umum aman (Medscape, 2019)
Perhatian : -
Dosis : Asupan yang memadai : 30 mcg/hari
Wanita menyusui : 35 mcg/hari
Interaksi obat : -

e. Vitamin B12
Indikasi : Anemia pernisiosa atau makrositik, anemia
megaloblastik disebabkan oleh defisiensi
Vitamin B12 (Mendscape, 2019)
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap produk kobait
(Medscape, 2019)
Mekanisme kerja : Koenzim fungsi metabolisme termasuk
sintesis protein dan metabolisme karbohidrat,
berperan dalam replikasi sel dan
hematopolesis (Medscape, 2019)
Farmakokinetik : - Absorbsi : 6,1% (solusi intranasal
relatif terhadap i.m)
- Distribusi : Di distribusikan kehati,
sumsum tulang, dan
jaringan lain
- Ekskresi : Urin dan empedu
Efek samping : -
Perhatian : -
Dosis : 100 mcg, 250 mcg, 500 mcg (Medscape,
2019)
Interaksi obat : Omadacycline (Medscape, 2019)
2. Farmasetika
 Zat aktif
a. Vitamin B1 (FI Edisi III, 1979 : 164)
Nama Resmi : THIAMINE HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Tiamin, vitamin B1
RM/BM : C12H17C1N4 / 3008
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk kental putih, tidak berbau, rasa pahit


Kelarutan : Larut dalam air, gliserin, dan metanol,
praktis tidak larut dalam eter, benzene, dan
kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : PH antara 2,7 dan 3,4
Inkompatibilitas : -

b. Vitamin B2
Nama Resmi : RIBOFLAVINUM
Nama Lain : Riboflavin, Vitamin B2
RM/BM : C12H21N4O6 / 376,36
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau,


rasa asin
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%)p, praktis
tidak larut dalam eter p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Memiliki titik lebur 290˚c dan PH 4-5
Inkompatibilitas : -

c. Vitamin B3
Nama Resmi : CARBOKSAMIDA PIRIDINA
Nama Lain : Niacin, as nikotin ; vitamin B3
RM/BM : C6H6N2O / 122,13
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau atau hampir


tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air, etanol, sedikit larut dalam
kloroform dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Memiliki titik lebur 128-131˚c
Inkompatibilitas : -

d. Vitamin B5
Nama Resmi : PANTHOTHENATE ACID
Nama Lain : Asam pantotenat ; vitamin B5
RM/BM : C18H32CaN2O10 / 476,14
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit, ayak


hidroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserol,
praktis tidak larut dalam etanol (95%)
kloroform dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : -

e. Vitamin B6
Nama Resmi : HYDROCHLORIDUM PYRIDOKSINE
Nama Lain : Piridiksin HCL, Vitamin B6
RM/BM : C8H11No3.HCL / 205,4
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur putih ; atau tidak berwarna, atau


serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%) praktis tidak larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Terjaga dari udara dan cahaya
Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan larutan alkalis dan
tetrasiklin entrolisin dan streptonisin

 Zat Tambahan
1. Asam Sitrat (FI Edisi IV, 1995 : 48)
Nama Resmi : ACIDIUM CITRICUM
Nama Lain : Asam sitrat
RM/BM : C6H8O7 / 192,12
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna, atau serbuk


hablur granul sampai halus, putih ; tidak
berbau atau praktis tidak berbau ; rasa
sangat alami. Bentuk hidrat mekar dalam
udara kering.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air ; mudah larut
dalam etanol ; agar sukar larut dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Asam sitrat kehilangan air kristalisasi di
udara kering atau ketika dipanaskan hingga
40°C
Inkompatibilitas : Asam Sitrat tidak kompatibel dengan
kalium tastrat alkali dan alkali tanah
karbonat, asetat, dan sulfida

2. Talk (FI Edisi III, 1979 : 510)


Nama resmi : TALCUM
Nama lain : Talk
RM/BM : -/-
Rumus struktur : -
Pemerian : serbuk halus, sangat halus,licin,muda
melekat pada kulit, bebas dari butiran :
warna putih atau putih kelabu
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
PH : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : talk merupakan bahan yang stabil dapat
disterilisasi dengan pemanasan sampai 160̊
c tidak kurang dari 1 jam dapat juga
disterilkan dengan gas etilan oksida atau
garam radiasi.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan ammonium kuartener

3. Natrium Bikarbonat (FI Edisi III, 1979 : 424-425)


Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama Lain : Natrium Subkarbonat / Natrium Bikarbonat
RM/BM : NaHCO3
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil,


tidak berbau ; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam II bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95 %) p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Ketika dipanaskan hingga sekitar 50° C,
Na.polikarbonat mulai terhidrolisis menjadi
karbondioksida, Natrium karbonat dan air
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan asam, garam asam dan
banyak lagi alkaloid dengan evolusi
karbondioksida. Sodium bakrbonat juga
dapat mrngidentifikasi penggelapan
salisilat

4. Mg stearat (FI Edisi III, 1979 : 395-396)


Nama resmi : MAGNESII STEARAS
Nama lain : Magnesium stearat
RM/BM : C36H7OMGO4 / 591,24
Rumus struktur :

Pemerian : serbuk halus , putih, licin dan mudah


melekat pada kulit, bau lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P
PH : 0,25-50
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : antasida: zat tambahan
Stabilitas : merupakan materil yang stabil penyimpanan
pada wadah baik, pada tempat sejuk dan
kering.
Inkompoatibilitas : inkompatibilitas dengan asam kuat, alkali
dan garam basa.

5. Amilum manihot (FI edisi III; 1979)


Nama resmi : AMYLUM MANIHOT
Nama lain : Pati singkong
RM/BM : C6H10O5 / 300 – 1000
Rumus struktur : -
Pemerian : serbuk halus, kadang kadng berupa
gumpalan kecil :putih : tidak berbau : tidak
berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol (95%) p
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
dan kering
Stabilitas : stabil jika terlindung dari kelembapan
tinggi, inert, solusi atau pasta pati secara
fisik tidak stabil dan stiap dimetabolisme
oleh mikroorganisme. Maka dari itu
disiapkan pada saat digunakan (HPE 6th,
2009).
Inkompatibilitas : inkom terhadap senyawa pengoksidasi kuat

6. Sodium bikarbonat (FI III; 1979)


Nama resmi : SODIUM BICARBONATE
Nama lain : Natrium bikarbonat, sodium bikarbonat
RM/BM : NaHCO3 / 84,01
Rumus struktur :

Pemerian : Kristal, tidak berbau, putih bubur dengan


rasa garam, sedikit basa truktur kristal
adalah prisma monoklinik
Kelarutan : Larut dalam air tidak larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Stabilitas : Ketika dipanaskan hingga sekitar 50˚c,
natrium bikarbonat mulai terdisosiasi
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan asam, garam asam, dan
ban yak lagi garam alkaloid, dengan evolusi
karbon dioksida.

VI. Perhitungan-perhitungan
Tiap tablet mengandung : Vit B1 = 50 mg Vit B12 = 10 mg
Vit B6 = 10 mg Vit B3 = 50 mg
Vit B2 = 25 mg
Bobot tablet = 2000 mg
Jumlah tablet yang akan dibuat 10 tablet
Bobot = 2000 mg × 10 = 20.000 mg = 20 gram

 Fase dalam (92%)


𝟗𝟐
× 20 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 18,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝟏𝟎𝟎

 Vit B1 = 50 mg × 10 tab = 500 mg = 0,5 gram


 Vit B6 = 10 mg × 10 tab = 100 mg = 0,1 gram
 Vit B2 = 25 mg × 10 tab = 250 mg = 0,25 gram
 Vit B12 -= 10 mg × 10 tab = 100 mg = 0,1 gram
 Vit B3 = 50 mg × 10 tab = 500 mg = 0,5 gram
3
 Amilum manihot 3% = 100 × 18,4 gram = 0,552 gram
20
 Sukrosa 20% = 100 × 18,4 gram = 3,68 gram
- Pemisalan, setelah dikeringkan bobot granul
2
18,4 gram – (18,4 gram × 100) = 18,4 – 0,368

= 18,032 gram

 Fase luar (18%)


1
 Mg stearat 1% = 92 × 18,032 = 0,195 gram
2
 Talk 2% = 92 × 18,032 = 0,391 gram

- Reaksi pembebasan CO2


3NaHCO3 + C6H8O7 → Na3C6N5O7 + 3H2O + 3CO2
(3 mol Na.B) + (1mol A5) (1 mol + 3 mol air) + 3 mol karbondioksida)
BM 210,13
1 mol asam sitrat = Ekivalen = = 70,04
3
BM 84,01
3 mol Na bikarbonat = Ekivalen = = 84,01
1

Mol asam sitrat + Mol Na bikarbonat


70,04 + 84,01 = 154,05

- Jumlah komponen asam dan basa =


= 20 gram – (0,5 + 0,1 + 0,552 + 3,68 + 0,25 + 0,1 + 0,5 + 0,145 + 0,24)
= 20 gram – 6,268 gram
= 18,732 gram

- Mol ekivalen asam sitrat + mol ekivalen Na bikarbonat = 13,732 gram


(70,04 + 84,01) mol ekivalen = 13,732 gram
13,732 𝑔𝑟𝑎𝑚
1 mol ekivalen = = 0,089 gram
154,05

Jumlah asam sitrat = 0,089 × 70,04 = 6,233 gram


Jumlah Na bikarbonat = 0,089 × 84,01 = 7,476 gram
VII. Rancangan Detail Proses Manifaktur
a. Penyiapan Kemasan Primer
1. Disiapkan kemasan primer yang akan digunakan dan yang telah di
desain
2. Disiapkan alat yang digunakan dalam proses pengemasan
b. Pencampuran
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan dengan neraca analitik
3. Digerut semua bahan yang akan digunakan dengan menggunakan
lumping dan alu
4. Dibuat slugging dengan cara manual yaitu dengan memasukan bahan
yang telah dicampur kedalam alat slug kemudian di slugging hingga
terbentuk tablet
c. Labeling
1. Ditutup kemasan primer yang telah berisi tablet
2. Diberi label pada kemasan primer
d. Pengemasan Sekunder
1. Dimasukkan kemasan primer kedalam kemasan sekunder
2. Diberi etiket dan label untuk menambah informasi tentang obat
VIII. Pembahasan
Vitamin B compleks merupakan salah satu vitamin yang komposisinya
terdapat banyak vitamin B yaitu vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, dan B12.
Vitamin B kompleks mempunyai banyak manfaat karena kandungan vitamin
diantaranya meningkatkan energi membantu proses metabolisme dimana
vitamin B kompleks mampu memperbaiki pencernaan dan meningkatkan
fungsi otak (Yunita, 2011).
Tablet effervescent adalah tablet yang dapat memberikan gelembung gas
setelah tablet kontak dengan air. Gelembung gas tersebut merupakan hasil
reaksi kimia antara bagian asam dan basa biasanya berupa gas karbondioksida
(Arini, 2012).
Tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui cara pembuatan tablet
effervescent dengan menggunakan metode kempa langsung dan
membandingkan hasil tablet yang dibuat dengan tablet effervescent yang
dijual dipasaran.
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah disiapkan alat dan bahan,
ditimbang semua bahan yang akan digunakan, lalu digerus zat aktif didalam
lumpang. Tambahkan semua zat tambahan kemudian gerus hingga homogen.
Cetak masa tablet untuk membuat slug, setelah itu tablet effervescent yang
telah dibuat slug dilakukan pengujian berupa uji waktu hancur dimana tablet
akan dibandingkan kecepatannya dengan tablet effervescent jesscool. Tablet
dimasukkan kedalam gelas yang berisi air.
Evaluasi tablet effervescent mutu fisiknya diantaranya yaitu uji
keseragaman bobot persyaratannya tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang telah ditetapkan. Uji
keseragaman tablet, uji kerapuhan, uji waktu larut dilakukan dengan
memasukan sebuah tablet effervescent kedalam gelas yang berisi air, waktu
hancur dihitung dengan stopwatch mulai tablet effervescent tercelup sampai
semua tablet hancur dengan larut dan uji tanggapan rasa. Dilakukan dengan
teknik acidental sampling, setiap responden mendapatkan kesempatan yang
sama untuk merasakan sampel dari sejumlah formulasi tablet effervescent
(Mulyawati, 2017)
Adapun hasil pengujian tablet effervescent yang telah dilakukan yaitu
ketika tablet dicelupkan sampai larut semua didapatkan waktu hancurnya 2
menit. Larutan yangb dihasilkan agak keruh, berbuih, dan posisi tablet tidak
jatuh ke bawah. Sedangkan tablet effervescent jescool yang digunakan
sebagai pembanding hancurnya < 2 menit dan menghasilkan larutan yang
jernih dan tabletnya jatuh kebawah saat dimasukkan kedalam air.
Pada jurnal yanti (2019) hasil uji waktu hancur tablet effervescent
diperoleh waktu hancur selama 120 detik. Dimana waktu hancur tersebut
masuk dalam persyaratan tablet effervescent yang baik. Dan hasil yang
didapatkan dari tablet effervescent yang kami buat sama.
IX. Referensi
Departemen republik indonesia. 1979. Farmasi Indonesia edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Departemen republik indonesia. 1995. Farmasi Indonesia edisi IV.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Hanback Of Pharmacetical. Exciplenso Math Edition. Rawe Re Sheskey Pg


Quen. M.E (Edition). 2009. Pharmacetica Press And American
Pharmaciti Assosiation 751.755. Lundan

Ikatan Apoteker Indonesia .2010. Informasi Specialite Obat Indonesia.


Volume 47 ISFI . Jakarta

Medscape.2019. Dinkes Pada 2 November 2019

Mimi.2019. Dinkes Pada 2 November 2019

Riawati dan Pratiwi .2013. Formulasi dan Tablet Attofulfat dengan Variasi
Kosentrari Bahan Pengikat. Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpur.

Setiawan,R,D. Kajian Kararkteristik Fisik dan Sensori Serta Aktiustar


Arihoksidan dan granul. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret.Surakarta.

Daftar Alat Esensial Nasional (DOEN). 2008. Jakarta: Penerbit Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Fatmawati,A,Dkk. 2011. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta : Penerbit


Deepublish (GNP Penerbitan IV Budi Utama).
Anel, 2009. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: VI Press

Saepuddin,Dkk. 2017. Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: VI Press

Anda mungkin juga menyukai