Anda di halaman 1dari 21

I.

Rancangan Produk
Nama Produk : Prondex®
Nama Perusahaan : PT. MGM Farma
Nomor Registrasi Sediaan : DKL 1912300310IA
Formula Tablet Inti:
Jumlah
No. Nama Bahan Fungsi Range Dalam
Dalam %
g/ml
1. Ibuprofen Zat Aktif 100 % 100 % 4g
2. PVP Pengikat 0,5 – 5 % 2% 0,11 g
3. Laktosa Pengisi q.s q.s 1,25 g
4. Amrotab Penghancur 5 – 10 % 5% 0,27 g
5. Talk Glidan 1 – 10 % 3% 0,17 g
6. Magnesium Stearat Lubrikan 0,25 - 5 % 1% 0,05 g
Bahan Penyalut:
Jumlah
No. Nama Bahan Fungsi Range Dalam
Dalam %
g/ml
1. HPMC Polimer 15 – 35 % 20 % 1,2 g
FD&C Red Dye
2. Pewarna 5 – 15 % 10 % 0,6 g
No.3 Lake
3. PEG 400 Plastizier 10 – 35 % 25 % 1,5 g
4. Na Laurul Sulfat Surfaktan 1 -2 % 1% 0,06 g
5. Titanium Oksida Pengkilap 1 – 10 % 5% 0,3 g
6. Aquadest Pelarut q.s q.s 39 ml

Bahan Kemas:
Primer : Strip
Sekunder : Individual Folding Box
Label : Kertas Stiker
Brosur : Kertas HVS
Klaim Etiket : 1 Box @ 5 Strip, 1 Strip 10 Tablet
II. Rancangan Batch Produksi
Nama Perusahaan : PT. MGM Farma
Nomor Registrasi Sediaan : DKL 1912300310IA
Ukuran Batch :
Jumlah
No. No. Item Nama Bahan Fungsi
Per pc Per batch
1. A-0001 Ibuprofen Zat Aktif 400 mg 4g
2. B-0001 PVP Pengikat 0,11 g 1,1 g
3. B-0002 Laktosa Pengisi 1,25 g 12,5 g
4. B-0003 Amrotab Penghancur 0,27 g 2,7 g
5. B-0004 Talk Glidan 0,17 g 1,7 g
6. B-0005 Magnesium Stearat Lubrikan 0,05 g 0,5 g
7. B-0006 HPMC Polimer 1,2 g 12 g
FD&C Red Dye
8. B-0007 Pewarna 0,6 g 6g
No.3 Lake
9. B-0008 PEG 400 Plastizier 1,5 g 15 g
10. B-0009 Na Laurul Sulfat Surfaktan 0,06 g 0,6 g
11. B-0010 Titanium Oksida Pengkilap 0,3 g 3g
12. B-0011 Aquadest Pelarut 39 ml 390 ml

III. Dasar Formulasi


a) Dasar Pemilihan Zat Aktif
Pemerian dar ibuprofen yaitu serbuk hablur, putih hingga hampir
putih, berbau khas lemah (FI III,1979).
Farmakologi ibuprofen yaitu bersifat analgesik dari golongan obat
NSAID (non steroid anti inflamasi). Obat ini bersifat analgesik dengan
daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat (Sovia dan Yulianti, 2019).
Penggunaan ibuprofen untuk manajemen demam mengalami
peningkatan karena memiliki efek yang lebih lama dalam menurunkan
suhu tubuh dibandingkan acetaminophen (Kapti dan Azizah, 2017).
b) Dasar Pembuatan Zat Aktif Menjadi Sediaan
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatannya dapat diklasifikasikan menjadi tablet cetak atau kempa
(Fatmawati, dkk, 2015).
Tablet berbentuk pipih, bulat, lonjong atau persegi. Tablet yang
pakai tanda belahan memudahkan membagi tablet menjadi dua, tablet
dengan belahan silang memudahkan membagi tablet menjadi empat
(Zaman dan Joeneus, 2003).
Komponen dalam formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan. Selain itu juga
dapat mengandung pewarna (Syamsuni,2008).

c) Dasar Pemilihan Kekuatan Sediaan


Dosis untuk sediaan OAINS ibuprofen sediaan tablet 200 dan 400
mg, dewasa 200-400 mg, 3 kali sehari (Sovia dan Yuslianti, 2019).
Dosis ibuprofen po dewasa 200-400 mg setiap 4-6 jam. Dosis
maksimal sehari 1.200 mg untuk indiksi demam dan nyeri (Fitriani,
2013).
Untuk indikasi demam dosis ibuprofen po dewasa 200-400 mg/4-6
jam, maksimal 3,2 g/hari. Anak ≥ 6 bulan 5-10 mg/kg setiap 6-8 jam
maksimal 40 mg/kg/hari. Untuk indikasi nyeri ringan-sedang (po) dewasa
200-400 mg/4-6 jam. Anak ≥ 12 tahun sama dengan dosis dewasa (Mims,
2019)

d) Dasar Pemilihan Zat Tambahan


Alasan pemiliha laktosa sebagai pengisi karena laktosa dapat
digunakan sebagai pengisi untuk mencukupi bobot tablet. Alasan
penggunaan PVP karena PVP dapat meningkatkan daya kohesifitas
serbuk untuk membentuk granul. Alasan pemilihan zat tambahan
magnesium stearat sebagai lubrikan karena merupakan lubrikan yang
tidak larut air dimana pelincir tidak larut air pada umumnya lebih efektif
daripada yang larut air. Talk digunakan sebagai glidan pada konsentrasi 1-
10%. Digunakan amrotab (amilum manihot) sebagai penghancur karena
pati sebagai penghancur baik digunakan. Laktosa sebagai pengisi karena
umumnya laktosa berukuran halus baik untuk tablet yang akan
digranulasi. Formulasi tablet menggunakan laktosa biasanya
menunjukkan tingkat pelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering
dan tidak mempengaruhi kekerasan saat kompresi (Anwar, 2012).

e) Dasar Pemilihan Kemasan


Kemasan strip merupakan kemasan dari dua lembar aluminium,yang
cocok untuk bahan obat yang tidak tahan dengan lembab (Marini dan
Elisa,2018). Hal ini sesuai dengan sifat penyimpanan dan stabilitas dari
zat aktif teofilin yang harus disimpan dalam wadah tertutup rapat (FI
III,1979).

f) Dasar Pemilihan Metode Granulasi


Untuk zat yang mempunyai sifat air buruk maka metode yang cocok
untuk pembuatan tablet adalah granulasi basah. Metode ini, sifat alir yang
tidak baik dapat diperbaiki dengan penyatuan partikel-partikel dalam
granul (Michigan, 2003).
Metode granulasi basah juga dipilih untuk zat aktif yang tahan
terhadap suhu tinggi dalam proses pengeringan. Hal ini sesuai dengan
stabilitas ibuprofen yang tanpa adanya oksigen, ibuprofen stabil pada
temperatur tinggi (105-110⁰) selama kurang lebih 4 hari (Codex, 2009).
IV. Skema Kerja
1) Pembuatan Tablet Inti

Ditimbang bahan sesuai kebutuhan

Dicampur bahan-bahan kecuali pelincir, aduk selama 15 menit


hingga homogen, tambahkan pelincir, aduk selama 2 menit

Lakukan evaluasi
Lakukan evaluasi campuran
terhadap
massa cetak
serbuk

Masa cetak dikempa dengan punch


diameter sesuai bobot tablet

Evaluasi sifat fisik serbuk tablet


Lakukan evaluasi terhadap

2) Pembuatan Larutan Penyalut

HPMC
Dilarutkan
Aquadest

PEG 400, Dicampur


surfaktan, na
lauril sulfat

Pewarna Dihomogenkan

Larutan coating
3) Proses Penyalutan Tablet Film

Disiapkan larutan
coating

Letakkan substrat
pada tempat coating

Dipanaskan hingga
solvent menguap

Tablet Inti Disemprotkan

Tablet

V. Preformulasi dan Informasi Bahan


A. Zat Aktif (Ibuprofen)
1) Farmakologi (Mims,20019)
Indikasi : Nyeri ringan hingga sedang, antara lain nyeri
pada penyakit gigi atau pasca pencabutan gigi,
nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala athritis,
nyeri dan peradangan.
Mekanisme : Ibuprofen, NSAID memiliki sifat analgesik,
Kerja antiinflamasi dan antipiretik. Ini menghambat
siklooksigenase 1&2 dengan demikian juga
menghambat sintesis prostaglandin.
Farmakokinetik : Absorbsi : Diserap pada saluran pencernaan,
sebagian kedalam kulit dan hampir sepenuhnya
diserap setelah pemberian dubur. Distribusi :
memasuki ASI. Peningkatan protein plasma 90-
99%. Metabolisme : Dihati melalui oksidasi.
Ekskresi : Melalui urin (45-80% sebagai
metabolit, kira-kira 1% sebaagi obat tidak
berubah); feses.
Interaksi obat : Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal,
performasi atau pendarahan dengan NSAID
lainnya.
Efek samping : Gangguan GI (mual, muntah, diare, konstipasi,
nyeri ulu hati), ruang kulit, gangguan
pencernaan.
Perhatian : Hati-hati terhadap pasien dengan ulserasi
peptikum, hipertiroidisme, DM, glaukoma,
Hipertensi, epilepsi, gagal jantung atau penyakit
CV lainnya, penyakit demam akut, ppok, anak-
anak dan ibu menyususi.
Dosis : Dewasa 200-400 mg/2-6 jam, max: 3,2 g/hari.
Anak ≥6 bulan 5-10 mg/kg setiap 6-8 jam, max
40 mg/kg/hari.

2) Farmasetika (FI IV,1995;449)


Nama resmi : IBUPROFENUM
Nama lain : Ibuprofen
RM/BM : C₁₃H₁₈O₂ / 206,28
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau


khas lemah dan tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah
larut dalam etanol; dalam metanol; aseton; dan
dalam kloroform; sukar larut dalam etil asetat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas : Tanpa adanya oksigen, ibuprofen ditemukan
stabil pada suhu tinggi (105-110⁰) selama
kurang 4 hari (Codex,2009).
Inkompatibilitas : Interaksi dengan asam stearat, alkohol, kalsium
stearat dan magnesium stearat (Codex,2009).

B. Zat Tambatahan
1) Laktosa
Nama resmi : LAKTOSUM
Nama lain : Laktosa
RM/BM : C12H22O11. H2O/ 342,30
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau


putih keruh tidak berbau dan rasa sedikit
manis, stabil diudara, tetapi mudah menyerap
bau.
Kelarutan : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Pertumbuhan jamur dapat terjadi dalam kondisi
lembab (80%). Laktosa dapat mengembangkan
warna coklat, reaksi dipercepat oleh kondisi
hangat.
Inkompatibilitas : Tidak cocok untuk senyawa yang memiliki
gugus amina primer dan sekunder, juga tidak
cocok dengan amino, amfetamin dan lisinopril.

2) Amilum kering (Amprotap)


Nama resmi : AMYLUM MANIHOT
Nama lain : Pati Singkong
RM/BM : ( C6H10O6 )n
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk halus, kadang berupa gumpulan kecil, putih,


tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin; praktis tidak
larut dalam etanol ( 95 % ) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering.
Stabilitas : Dalam keadaan kering stabil terhadap bahan
kimia laain dan oleh mikroorganisme dalam
bentuk pasta/basah mudah rusak terhadap
mikroba.
Inkompatibilitas : Dengan pengoksidasi kuat.

3) PVP (Polyvinyl pyrrolidone) (HPE, 2009)


Nama resmi : POVIDONUM
Nama lain : Polyvinyl pyrrolidone
RM/BM : (C₆H₉NO)n
Rumus struktur :

Pemerian : Halus, berwarna putih atau putih krem, tidak


berbau atau hampir tidak berbau, serbuk
higroskopis.
Kelarutan : Sangat larut dalam asam, kloroform, etanol
(95%), keton, metanol dan air, praktis tidak
larut dalam eter, hidrokarbon, dan mineral oil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas : Stabil pada suhu 110-130⁰c; mudah terurai
dengan adanya udara dari luar; dapat
bercampur dengan air; stabil bila disimpan
ditempat kering.
Inkompatibilitas : Kompaktibel dalam larutan dengan garam
inorganik, resin alami dan sintetik dan zat
kimia lainnya.

4) Talk (FI II, 1979)


Nama resmi : TALCUM
Nama lain : Talk
RM/BM : -
Rumus struktur : -
Pemerian : Bentuk serbuk hablur, sangat halus licin,
mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran,
warna putih atau putih kelabu, tidak berbau,
tidak berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Stabil dan dapat disterilkan pada 160⁰C > 1
Inkompatibilitas : jam.
Tidak cocok dengan senyawa ammonium
kuartener.

5) Magnesium Stearat (FI III,1979 & HPE, 2009)


Nama resmi : MAGNESII STEARAS
Nama lain : Magnesium Stearat
RM/BM : C36H70MgO4/ 591,24
Rumus struktur :

Pemerian : Bentuk serbuk halus, licin dan mudah melekat


pada kulit, warna putih, bau lemah khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak larut
dalam etanol ( 95 % ) P., praktis tidak larut
dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Mg stearat stabil dan harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan asam kuat, alkali dan
garam besi. Hindari pencampuran dengan
bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat
tidak dapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin dan
sebagian besar garam alkalosidal.

6) PEG 400 ( HPE, 2009 & FI III,1979)


Nama resmi : POLYAETHYLENGLYCOLUM-400
Nama lain : Polietilenglikol 400
RM/BM : H(O-CH₂-CH₂)nOH / 380-420
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kental jernih, tidak berwarna atau


praktis tidak berwarna, bau khas lemah.
Kelarutan : Larut dalam air, etanol ( 95 % ) P, dalam aseton
P, dalam glikol lain dan dalam hidrokrbon
aromatik, praktis tidak larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Stabilitas : Kondisi stabilitas dan penyimpanan PEG secara
stabil diudara dan dalam larutan, messkipun
kadar dengan berat molekul kurang dari 2000
bersifat higroskopis.
Inkompatibilitas : Reaktivitas kimianya dari PEG tidak terikat
dengan dua gugus terminal hidroksil yang dpat
diesterifikasi.

8. HPMC (HPE,2009)
Nama resmi : HYDROMELLOSE
Nama lain : Hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC)
RM/BM : C₁₀H₂₂O₉/ 286,277
Rumus struktur :

Pemerian : Warna putih atau cream, tidak berbau, bentuk


serbuk granul , tidak berasa.
Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut
dalam air panas, klorofom, etanol (95%) dan
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
dan kering.
Stabilitas : Kondisi stabilitas dan penyimpanan PEG
secara stabil diudara dan dalam larutan,
messkipun kadar dengan berat molekul kurang
dari 2000 bersifat higroskopis.
Inkompatibilitas : Reaktivitas kimianya dari PEG tidak terikat
dengan dua gugus terminal hidroksil yang dpat
diesterifikasi.

7) Na lauril Sulfat (HPE, 2009)


Nama resmi : SODIUM LAURYL SULFAS
Nama lain : SLS (sodium lauril sulfat)
RM/BM : C12H25NaO4S / 288,38
Rumus struktur :

Pemerian : Putih atau cream, kuning pucat, serpih atau


serbuk lembut , rasa pahit
Kelarutan : Bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam
air dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas : Stabil dalam kondisi penyimpanan normal.
Namun pada pH 2,5 mengalami hidrolisis
menjadi lauril alkohol.
Inkompatibilitas : SLS bereaksi dengan garam polyvalent
metalions sepetri aluminum, lead, tinor zinc
dan endapan garam.

8) Titanium Diokside (HPE, 2009)


Nama resmi : TITANII DIOXIDE
Nama lain : Titanium oksida/ titanium dioksida
RM/BM : TiO₂ / 79,88
Rumus struktur : O — Ti — O
Pemerian : Putih, amorf, tidak berbau, kurang berasa,
serbuk higroskopis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam sulfiruca dilute,
hcl, asam nitrit, pelarut organik dan air, larut
dalam asam hidrofluoric, asam sulfat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
dan kering.
Stabilitas : Titaniun oksida sangat stabil dalampada suhu
tinggi.
Inkompatibilitas : Karena efek fotokatalik, TiO₂ dapat
berinteraksi dengan zat aktif tertentu misalnya
famotidine.

VI. Perhitungan
a) Perhitungan Dosis
Kekuatan sediaan ibuprofen 400 mg
DL Dewasa : 200-400 mg po (Mims,2019)
DM : 3,2 g/hari
Untuk umur ≥ 20 tahun
𝑛 20
1xp : x DL = x 400 mg = 400 mg
20 20
DL 400 mg
= = 1 tablet
Kekuatan Sediaan 400 mg
𝑛 20
3xp : x DM = x 3200 mg = 3200 mg
20 20
DM 3200 mg
= = 8 tablet
Kekuatan Sediaan 400 mg

b) Perhitungan Bahan
Tiap tablet mengandung 400 mg ibuprofen
Bobot tablet 600 mg
Jumlah tablet yang dibuat 10 tablet
Bobot = 600 mg x 10 tablet
= 6000 mg
= 6 gram

 Fase dalam (92%)


92
x 6 gram = 5,52 gram
100
- Ibuprofen = 400 mg x 10 tablet = 4000 mg = 4 gram
- PVP = 2% x 5,52 g = 0,11 g
- Amprotab = 3% x 5,52 g = 0,16 g
- Laktosa = 5,52 – ( 4+0,11+0,16)
= 1,25 g

Misalnya setelah pengeringan, bobot granul menjadi 5,5 g


 Fase luar (8%)
3
- Talk 3% = x 5,5 g = 0,17 g
92
1
- Mg stearat 1% = x 5,52 g = 0,05 g
92

 Perhitungan Bahan Penyalut


1. HPMC = 20% x 6 g = 1,2 g
2. PEG 400 = 25% x 6 g = 1,5 g
3. FD & C Red Dye = 10% x 6 g = 0,6 g
4. Na lauril sulfat = 1% x 6 g = 0,06 g
5. Titanium oksida = 5% x 6 g = 0,3 g
6. Aquadest = 100% - (20+25+10+1+5)%
= 39%

VII. Rancangan Detail Proses Manufaktur


a) Penyiapan kemasan primer
Kemasan primer menggunakan pot salep untuk menyimpan hasil
granulasi.
b) Pencampuran (granulasi basah)
1. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan
2. Digerus bahan-bahan menggunakan lumpang dan alu
3. Dibasahi PVP (pengikat) dengan etanol
4. Dimasukkan campuran ibuprofen, laktosa, amrotab kedalam
lumpang untuk fase dalam
5. Diayak menggunakan ayak mesh 12
6. Dikeringkan menggunakan oven, lalu diayak kembali menggunakan
mesh 16
7. Dicampurkan fase luar (talk, amrotab fase luar dan mg stearat)
8. Dihomogenkan
9. Masukkan kedalam mesin kempa untuk membuat tablet
c) Pembuatan larutan penyalut
1. Dilarutkan HPMC dengan aquadest pada lumpang dan alu
2. Dicampurkan PEG 400, Na lauril sulfat serta pewarna kedalam
lumpang dan alu
3. Dihomogenkan
d) Proses penyalutan tablet
1. Disiapkan larutan penyalut
2. Diletakkan substrat pada tempat penyalutan
3. Dipanaskan hingga pelarut menguap
4. Disemprotkan larutan penyalut pada tablet
5. Dilakukan pengeringan
VIII. Rancangan label, brosur dan kemasan sekunder
IX. Pembahasan
1. Jelaskan Indikasi
Nyeri ringan hingga sedang, di antara lain nyeri pada penyakit
gigi atau pasca pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala
atritis, nyeri dan peradangan terkait gangguan maskulatkeletal,
menurunkan demam (Mims Indonesia, 2019).

2. Mekanisme Kerja
Menghambat siklooksigenase – 1 dan 2 dengan demikian juga
menghambat sintetis prostaglandin (Mims Indonesia, 2019).

3. Farmakokinetik
Absorbsi : Di serap dari saluran pencernaan, sebagian ke dalam
kulit dan hamper sepenuhnya di serap setelah pemberian dubur,
asupan makanan mengurangi tingkat penyerapan waktu memuncak
konsentrasi plasma 1 – 2 jam (PO). Distribusi :Memasuki ASI,
pengikatan protein plasma 90 – 99 %. Metabolisme :Di metabolism di
hati melalui oksidasi. Ekskresi : Terutama melalui urin (45-80 %
sebagai metabolit, kira-kira 1 % sebagai obat tidak berubah) ; kotoran,
waktu paruh eliminasi kira-kira 2 jam (Mims Indonesia, 2019).

4. Efek Samping
Gangguan GI (mual), muntah , diare, konstipasi, nyeri ulu hati,
ruam kulit, gangguan pendarahan (Mims Indonesia, 2019 ).

5. Proses Pembuatan Tablet Beserta Alat


Proses pembuatan tablet ibuprofen di buat dengan metode cetak
langsung dengan komposisi formula, ibuprofen di campur denagan
bahan pengisi Avicel pH 102 emcompriss/SPL/S/Racl 1500 dan bahan
pengikat / SSC/ Erapovidone. Campuran dari masing-masing formula
di ayak dengan ayakan mesh 16 kemudian di tambahkan magnesium
stearate dan di lakukan uji fisik serbuk. Campuran masing-masing
formula di buat menjadi tablet dengan bobot tiap tablet 800 mg. Alat
yang digunakan:
 Mesin cetak single punch
 Alat uji kekerasan tablet
 Alat uji waktu hancur tablet
 Alat uji di solusi tablet
 Spektrofotometri
 Timbanagan analitik
 Jangka sorong pengayak
DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2013. Teknologi Bahan Alam. Jakarta. Erlangga

Dinas Kesehatan Republik Indonesia. 1995. FI Edisi IV. Dinas Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta

Fitriani. 2013. Dasar Pemilihan Pada Zat Aktif. Makassar : UGM Gunung Sari
Batu

Fatmawati dkk. 2015. Panduan Pada Suatu Sediaan. Medan : Fakultas Farmasi

HPE. 2009. Pharmaceutical Press and American Pharmacist. London ;


Assosiation

Kapti dan Azizah., 2017. Teknologi Sediaan. Yogyakarta : Deepublish

Ladman dkk. 2019. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta : Badan DPS DKI Kesehatan

MIMS Indonesia. 2019. Diakses pada tanggal 3 November 2019

Medscape. 2019. Diakses pada tanggal 3 November 2019

Moh. Yasuri. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta : Deepublish

Moh. Anief. 2018. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi III. Jakarta : Press

Rika, dkk. 2015. Desain Kemasan. Makassar : UGM Gunung Sari Batu

Rone, dkk. 2014. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakteristik dan Aplikasi
Edisis Pertama. Jakarta : Dian rakyat

Saifudin. 2018. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Deepublish

Syamsuni. 2016. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta :


Deepublish

Sovia dan Azizah. 2017. Teori dan Praktek Farmasi. Jakarta : UB Press
LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

JURNAL FORMULA
TABLET SALUT
“IBUPROFEN”

OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS B

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

Anda mungkin juga menyukai