FORMULASI TABLET
Bambang Widjaja
Departemen Farmasetika
Fak. Farmasi Univ. Airlangga
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Tahapan Pengembangan Produk
3. Evaluasi Mutu Tablet
4. Masalah-2 pada Proses Manufaktur
5. Kemasan
6. Uji stabilitas
7. Uji BA-BE
8. Registrasi
1. PENDAHULUAN
Definisi.
Tablets 45,8
Capsules 13,0
Liquid Oral 16,0
Injections 15,0
Topicals 3,0
Eye Preparations 1,8
Suppositories & Pessaries 3,3
Aerosols (Inhalation) 1,2
Others 0,3
1. Lebih murah
2. Lebih ringan & lebih kompak
3. Pengemasan & transportasinya lebih mudah & murah
4. Identifikasinya lebih mudah & lebih murah
5. Lebih mudah ditelan
Kekurangan tablet :
• Studi praformulasi
• Product design
3. Product Design
GB GK CL
1. Milling bahan obat & eksipien 1. Milling bahan obat 1. Milling obat
2. Pencampuran 2. Pencampuran 2. Pencampuran
3. Pembuatan larutan bahan 3. Slugging 3. Kompresi
pengikat. 4. Pengecilan ukuran
4. Pembuatan masa granul 5. Penamb. lubrikan
5. Pengayakan masa 6–12 mesh & disintegran
6. Pengeringan 6. Kompresi
7. Pengayakan granul 14-20 mesh
8. Penambahan lubrikan & disinte-
gran
9. Kompresi
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
metode pembuatan
1. Dosis
2. Kompaktibilitas
3. Aliran
4. Stabilitas terhadap air & panas
filling compaction
ejection
kecil besar
(< 50 mg)
KOMPAKTIBILITAS
CL/GB
baik jelek
baik jelek
baik jelek
CL GK
GBAq GBNaq
1. Konsentrasi pengikat
. konsentrasi > kekuatan granul/tablet >
2. Sifat mekanik pengikat
. tensile strength < deformability >
misal : PVP
3. Sifat bahan obat dan eksipien lain
. bahan-2 yang larut rekristalisasi
4. Interaksi pengikat-bahan obat
5. Distribusi pengikat
3. Disintegran.
Fungsi : memudahkan hancurnya tablet setelah kontak dengan
cairan GIT
Cara penambahan disintegran :
1. Internal
2. Eksternal
3. Kombinasi
Bahan % pemakaian
Talc 1-5
Metalic stearates <1
Cornstarch 3-10
Cab-O-Sil 1-3
Syloid 0,5-3
Sod lauryl sulphate <1
D-l leucine 3-10
Kombinasi lubrikan
Keterangan:
o : tidak mempunyai + : baik
- : jelek ++: baik sekali
Cara penambahan:
Catatan:
waktu pencampuran lubrikan hidrofobik 5-10 menit (?)
7. Lain-lain
. Bahan pewarna
Jenis : - dyes
- lakes
2. Dicampurkan kering
. Flavor & sweeteners.
Fungsi : memperbaiki rasa sediaan
Contoh:
- Sirup gula
- Menthol
- Chocolate
- Fruit flavors
- NaCl : merupakan flavor modifier penting untuk mengatasi
rasa manis yang memualkan
- Monosodium glutamate : merupakan flavor modifier potensial
untuk menutupi rasa logam dan rasa pahit pada barbiturat
Sweeteners.
. Sodium sacharin
. Sodium cyclamate
. Aspartame, dsb.
Adsorbent.
Fungsi : mengadsorbsi cairan (minyak, campuran eutektik,
ekstrak cair) supaya dapat dicampurkan kedalam
tablet
Contoh :
- Silicon dioxide : Syloid, Cab-O-Sil, Aerosil
- Clays : bentonite, kaolin
- Mg Silicate
- Mg Carbonate
- Mg Oxide
- Mg Tricalcium phosphate
- Starch
8. Bahan pembawa cetak langsung
Fungsi : sebagai pengisi dan pengikat pada formula cetak langsung
Syarat : 1. sifat alir baik
2. kompaktibilitas baik
Comparative Properties of Some Diluentsa
Formulasi
Eksipien
Karakteristik sediaan :
. Bobot
. Ukuran
. Kekerasan (4-8 kP)
. Kerapuhan (< 1%)
. Waktu hancur (< 15 menit)
. Disolusi (sesuai Farmakope)
. Stabilitas
Masalah-masalah pada proses manufaktur
Penyebab :
1. Granul terlalu kering
2. “Fines” terlalu banyak
3. Bentuk punch : concave, deep concave, beveled edge
4. Die yang aus
5. Pengaturan punch bawah yang tidak tepat
6. Pengaturan “sweep off blade” yang tidak tepat
2. Picking & sticking
Penyebab :
1. MC terlalu besar
2. bahan pengikat kurang/kurang efektif
3. lubrikan kurang/kurang efektif
4. adanya bahan dengan titik lebur rendah
5. punch yang digravir (A, B, O)
3. Mottling.
Penyebab :
1. Warna bahan obat/degradasinya beda dengan warna eksipien
2. Terjadi migrasi bahan pewarna
3. Larutan gel bahan pengikat yang berwarna
4. Variasi bobot.
Penyebab :
1. Ukuran & distribusi ukuran granul/campuran
2. Aliran masa yang kurang baik
- glidan kurang/kurang efektif
- pencampuran glidan kurang baik
- kecepatan mesin terlalu tinggi
- desain “hopper”
3. Variasi punch -> pada mesin rotary
5. Variasi kekerasan.
6. Double impression
Material
1. PVC
2. Duplex (PVC + PVDC)
3. Triplex (PVC + PVDC + PE)
4. Starflex (PVC + PVDC + TE)
5. PVC + ACLAR
6. PVC/PE/ACLAR
7. Aluminium Cold Forming (Aluminium+PVC rigid+OPA)
8. Aluminium Foil Hard Temper (Lidding Foil)
Alublister for PVC Foil (Aluminium+PVC)
Alublister for PVC-PVDC Foil (Aluminium+PVC+PVDC)
9. Aluminium Foil for Soft Temper (Aluminium+PVDC)
Keterangan:
Evaluasi meliputi:
• penampilan, warna, bau, kandungan lengas
• kekerasan, kerapuhan
• kadar bahan obat, produk degradasi
• disolusi
3.7. UJI BA-BE
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati):
persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk
obat yang mencapai/tersedia dalam sirkulasi sistemik
dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat
tsb., diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu
atau dari ekskresinya dalam urin.
Bioavailabilitas absolut:
bila dibandingkan dengan sediaan intravena yang
bioavailabilitasnya 100%
Bioavailabilitas relatif:
bila dibandingkan dengan sediaan bukan intravena
Ekivalensi farmaseutik:
dua produk obat yang mengandung zat aktif yang sama
dalam jumlah yang sama dan bentuk sediaan yang sama.
Alternatif farmaseutik:
dua produk yang mengandung zat aktif yang sama tetapi
berbeda dalam bentuk kimianya (garam, ester, dsb) atau
bentuk sediaan atau kekuatannya.
Bioekivalensi:
dua produk obat disebut ekivalen jika mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif
farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis molar yang
sama akan menghasilkan bioavailabilitas yang sebanding
sehingga efeknya akan sama, dalam hal efikasi maupun
keamanan
Ekivalensi terapeutik:
dua produk obat mempunyai ekivalensi terapeutik jika
keduanya mempunyai ekivalensi terapeutik atau
merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian
dengan dosis molar yang sama akan menghasilkan efikasi
klinik dan keamanan yang sebanding