TABLET
Bagian 1
Pokok Bahasan
Formula
Kontrol
kualitas Metode
Table
t
Problema
tika Proses
Peralatan
POKOK BAHASAN
Pendahuluan (definisi, keuntungan
dan kekurangan tablet, dll.)
Metode pembuatan tablet
Formula dan modifikasi formula
sediaan tablet
Problematika dalam formula tablet
Proses pembuatan dan peralatan
dalam formula tablet
Kontrol kualitas tablet
PUSTAKA:
Davies, P, 2001, Oral Solid Dosage Form, in
Pharmaceutical Preformulation and Formulation,
Gibson M (editor), CRC Press
Lieberman HA, Lachman, Schwartz, 1989,
Pharmaceutical Dosage Form: Tablet, Volume 1 and 2,
Marcel Dekker, New York
Marshall and Rudnic, 1990, Tablet Dosage Form, in
Modern Pharmaceutics, Banker G.S, Rhodes C.T
(Editors), 2nd Edition, Marcel Dekker, New York.
Alderborn B, 2002, Tablet and Compaction, in
Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design,
Aulton M.E (Editor), 2nd edition,, Harcourt Publisher,
London.
Farmakope Indonesia, 1995, Edisi IV, Dep.Kes RI
Farmakope Indonesia, 1979, Edisi III
DEFINISI SEDIAAN
TABLET:
Dextrose 3 2 4 2 1 2 3
Spray-dried- 3 5 4 3 1 2 4
Lactose (SDL)
Fast-Flo lactose 4 4 4 4 1 2 4
Anh.lactose 2 3 4 4 5 2 4
Emdex 5 4 5 3 1 2 3
Sucrose 4 3 5 4 4 1 4
Starch 2 1 0 4 3 3 3
Starch 1500 3 2 2 4 3 2 4
Dicalcium-PO4 3 4 1 2 1 2 5
Avicel (MCC) 5 1 0 2 2 4 5
Penambahan bahan
penghancur dan
pelicin
Penambahan bahan pengikat
Dalam bentuk mucilago/ Pengayakan granul kering
solutio (dry shieving)
Massa granul
yang elastis
Fase yang terlibat dalam proses
penambahan bahan pengikat
(granulasi basah):
PENDULAR
Pada kadar cairan yang rendah, terbentuk jembatan cair
yang menghubungkan antar partikel. Tergantung dari rasio
volume cairan terhadap volume total pori pada partikel
(liquid saturation). Liquid saturation mencapai 25%
FUNICULAR
Ketika jumlah cairan semakin meningkat, terbentuk
jembatan cair pada bagian yang tidak tersentuh
sebelumnya. Liquid saturation mencapai 25-80%
CAPILLARY
Jika liquid saturation mencapai >80%, akan tercapai
keadaan capillary. Granul memiliki konsistensi seperti pasta
dan tidak sesuai untuk wet shieving (pengayakan basah)
SUSPENSION/ DROPLET
Penambahan cairan lebih lanjut akan menjadikan struktur
droplet/suspension. Partikel akan tertutupi oleh cairan
membentuk massa “slurry”
KEUNTUNGAN METODE
GRANULASI BASAH:
Memperbaiki kohesivitas & kompresibilitas bahan
dengan adanya penambahan bahan pengikat
Dapat digunakan untuk obat dosis besar tetapi
kompresibilitasnya jelek, contoh: paracetamol
Menghasilkan distribusi bahan yang lebih baik
jika dicampurkan dalam cairan bahan pengikat.
Tidak ada kontaminasi udara untuk bahan yang
menghasilkan debu
Dapat mencegah segregasi
Memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif yang
hidrofob
Contoh: Griseofulvin, sifat griseofulvin yang hidrofob
hidrofil, karena pada proses granulasi bahan aktif yang
hidrofob akan terselubungi oleh lapisan hidrofil
sehingga pada saat masuk ke lambung akan mudah
larut (karena pelarutan zat aktif baik)
KETERBATASAN METODE
GRANULASI BASAH:
Memerlukan tahap proses yang lebih
banyak peralatan, ruang, waktu yang
lebih banyak
Kemungkinan terjadi hilangnya materi
selama proses
Membutuhkan energi yang lebih besar
Kemungkinan terjadinya cross-
contamination
FAKTOR KRITIS PADA
PROSES GRANULASI BASAH:
Jumlah bahan pengikat yang dipakai
Waktu pencampuran
Konsistensi granul
Lama pengeringan
CARA UNTUK MENGETAHUI JUMLAH
OPTIMUM BAHAN PENGIKAT PADA
GRANULASI BASAH:
1. Snow ball consistency
2. Banana breaking test
3. Soil humidity test
90
80 consumption
70 Power
60
50
energi
40
30
20
10
0 compensator
vol I vol II vol III vol IV vol V VOL vol VII vol vol IX
VI VIII
90
80
70
60
50
energi
40
30 3 4
5
20
10 2
1
0
vol I vol II vol III vol IV vol V VOL vol VII vol vol IX
VI VIII
Ada 5 periode:
1. Pembasahan serbuk tanpa pembentukan
jembatan cair
2. Awal pembentukan jembatan cair
3. Pengisian celah antar partikel
4. Saturasi parsiil celah antar partikel
5. Proses inversi
GRANULASI KERING
(DRY GRANULATION):
Merupakan metode granulasi tanpa adanya
penambahan cairan
Merupakan metode yang baik untuk bahan-bahan
yang bersifat:
Tidak tahan terhadap kelembaban
Tidak tahan pemanasan
Kompresibilitas/kompaktibilitas jelek
Tahan terhadap slugging/grinding
GRANULASI KERING:
Pencampuran Bahan
(Dalam bentuk kering)
TABLET
Slugging
(compressing) Penambahan bahan
penghancur dan
pelicin
Stampel
Glidant
Anti
adherent
Lubrikan
ABSORBENT (PENYERAP):
CONTOH:
FUNGSI:
Microcrystaline
Menyerap cairan cellulose
dalam(MCC)=avicel
formulasi tablet
Silica
Digunakan jika tablet mengandung bahan
Magnesium oksida
cair, semisolid atau bahan higroskopis
Magnesium stearat
Kaolin
Bentonit
BAHAN PERASA
(FLAVOURING AGENT):
Berfungsi untuk memberikan rasa yang
lebih enak
Minyak atsiri termolabil tidak bisa
ikut proses pemanasan
Bahan pemanis: sukrosa, dekstrosa,
laktosa, manitol, sakarin
BAHAN PEWARNA
(COLORING AGENT):
Berfungsi untuk identifikasi dan
penampilan produk tidak
mempengaruhi aktivitas terapetik
Pewarna:
Soluble dyes dapat ditambahkan
dalam bentuk larutan
Pigmen didispersikan dalam produk
Lake dapat langsung dicampurkan
dalam tablet
FORMULA
TABLET
Contoh formula tablet:
R/ Diphenhidramin HCl 25 mg
Calsium phosphat 150 mg
Starch 1500 20 mg
PVP 10% dalam alkohol 5 mg
Asam stearat 75 mg
Microcrystalin cellulose 25 mg
Bobot total 300 mg
MENYUSUN FORMULA
TABLET:
Diketahui:
Bahan aktif : paracetamol 500 mg
Bahan pengisi : laktosa
Bahan pengikat : sol gelatin 10%
Bahan penghancur : amilum 5%
Bahan pelicin : talk 1%
Jika dikehendaki berat tablet 700 mg
1
x 700 mg 7 mg
100
Solutio gelatin 10% (bahan pengikat)
Misal diasumsikan:
“tiap 600 gram serbuk membutuhkan 50 ml bahan
pengikat”
Maka solutio gelatin yang diperlukan adalah:
700 mg
x 50 ml 58.3 l 60 l per tablet
600000 mg
Solutio gelatin 10% (b/v), maka jumlah gelatin kering
yang dibutuhkan adalah:
10 gram
x 60 l 6 x 10 3 gram 6 mg per tablet
100000 l
Laktosa, yang diperlukan per tablet adalah: