Oleh:
1. Apt. Urmatul Waznah, S.Si., M.Farm.
2. Khusna Santika Rahmasari, M.Sc.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan “Diktat Petunjuk Praktikum Kromatografi dan
Analisis Instrumen” untuk Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Diktat Petunjuk Praktikum ini dibuat untuk membantu mahasiswa agar dapat
melaksanakan praktikum dengan baik sesuai dengan teori yang telah diperoleh di kelas
perkuliahan. Kami berharap semoga dengan adanya diktat penuntun ini memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam
menempuh mata kuliah Kromatografi dan Analisis Instrumen.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya diktat ini, kami ucapkan
terimakasih dan akan ada usaha berkelanjutan untuk selalu menyempurnakan petunjuk
praktikum Kromatografi dan Analisis Instrumen ini sesuai dengan keperluan dan
kemajuan dibidang ilmu Kromatografi dan Analisis Instrumen.
Penyusun
DAFTAR ISI
Percobaan I
Pemisahan Tinta Dengan Kromatografi Kertas 1
Percobaan II
Analisa Kandungan Zat Aktif Obat Analgesik Dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) 3
Percobaan III
Pemanfaatan Resin Penukar Ion 5
Percobaan IV
Pemisahan Zat Warna Dengan Kromatografi Kolom 8
Percobaan V
Analisis Kandungan Kafein Dalam Kopi Menggunakan Spektrofometri UV- 11
Vis
Percobaan VI
Analisis Kandungan Paracetamol Dalam Tablet Dengan Kromatografi Cair 13
Kinerja Tinggi (KCKT)
PERCOBAAN I
PEMISAHAN TINTA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan pemisahan tinta menjadi komponen-komponennya
dengan kromatografi kertas.
1
III. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Aquades
2. Batang pengaduk 2. Sampel tinta
3. Pipet tetes 3. Standar tinta warna merah, biru,
4. Gelas ukur kuning
5. Kertas saring
6. Pipa kapiler
7. Chamber
2
PERCOBAAN II
ANALISA KANDUNGAN ZAT AKTIF OBAT ANALGESIK DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemisahan dengan metode kromatografi
lapis tipis dan mengidentifikasi tingkat kepolaran bahan aktif dalam obat analgesik.
3
4. Chamber 4. Etanol
5. Beaker glass 5. Diklorometana
6. Pipa kapiler 6. Asam asetat
7. Kertas saring 7. Lempeng silika Gel GF 254
8. Alu dan mortar
4
PERCOBAAN III
PEMANFAATAN RESIN PENUKAR ION
I. TUJUAN
Memanfaatkan resin penukar ion pada penentuan natrium.
Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul
tinggi, yang terangkai-silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat,
fenolat, dan sebagainya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah
kation yang ekuivalen.
MX (aq) + Res-H → HX (aq) + Res-M
Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-
gugus amino (atau amonium kuartener) sebagai bagian-bagian integral dari kisi
5
polimer itu dan sejumlah ekuivalen anion-anion seperti ion klorida, hidroksil atau
sulfat.
MX (aq) + Res-H → H2O (aq) + Res-X
6
B. Penentuan [Na+] dengan bantuan resin penukar kation
1. Siapkan kolom untuk resin.
2. Siapkan pasta yang mengandung 15 gram resin kation IR-120 salam
aquadest kemudian tuang ke dalam kolom. Buka kran supaya air mengalir,
tinggi cairan dijaga agar selalu di atas resin.
3. Untuk meyakinkan bahwa resin kation dalam bentuk hidrogen, cuci
dengan larutan 5% HCl. Tuangkan 10 mL asam tersebut ke dalam kolom
dan biarkan mengalir dengan kecepatan 40 tetes permenit dengan
mengatur kran. Jangan biarkan tinggi cairan turun sampai di bawah
permukaan resin. Cuci resin dengan aquadest sampai effluent (larutan hasil
cucian) memiliki pH 5.
4. Didihkan 100 mL aquadest untuk menghilangkan CO2 yang dapat
mengganggu titrasi pada langkah selanjutnya. Setelah dingin, timbang 0,2
gram NaCl murni kemudian larutkan dengan air tersebut sampai volume
20 mL. Tuangkan larutan dalam kolom penukar ion sebanyak 3 kali
masing-masing dengan kecepatan 40 tetes permenit. Tampung effluent
dalam gelas beker 250 mL. Bilas NaCl yang tersisa pada gelas dengan 10
mL aquadest bebas CO2, dan tuang ke dalam kolom.
5. Cuci kembali kolom dengan 2 × 20 mL aquadest bebas CO 2 dan tampung
effluent ke dalam gelas penampung yang sama dengan effluent NaCl.
6. Tuang larutan effluen dalam 3 buah erlenmeyer, masing-masing sebanyak
10 mL. Tambahkan masing-masing dengan 2 tetes indikator pp.
7. Titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 M hingga ekivalen. Catat volume
yang dibutuhkan.
7
PERCOBAAN IV
PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan pemisahan campuran zat warna menjadi
komponen-komponennya dengan kromatografi kolom.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tingkat kepolaran zat warna.
8
2. Kecepatan alir eluen
Seringkali, keberhasilan pemisahan dengan kromatografi kolom sangay
ditentukan oleh pengaturan kecepatan alir eluen. Kecepatan alir yang optimal
akan dapat meredusi difusi longitudinal dan transfer massa, yang dapat
menyebabkan pelebaran puncak kromatogram. Bila kecepatan alir terlalu besar,
kecenderungan analit untuk mengalami transfer massa makin besar, sehingga
sebagian analit akan terjebak dalam kolom. Sedangkan bila kecepatan alir
terlalu lambat, difusi longitudinal berpeluang makin besar. Kedua keadaan
tersebut sangat tidak menguntungkan dalam kromatografi kolom. Selain itu,
kecepatan alir hendaknya dijaga agar konstan. Teknik yang sering digunakan
untuk menjaga kestabilan kecepatan alir adalah dengan menjaga ketinggian
eluen tetap sama di atas permukaan fase diam.
9
7. Masukkan sejumlah 0,25 ml larutan sampel tersebut ke dalam kolom
kromatografi yang telah disipakan. Buka kran hingga cairan sampel terjerab ke
dalam silica.
8. Tambahlan sedikit eluen kloroform kurang lebih 1 ml. lalu buka kran hingga
permukaan eluen tepat dipermukaan silica.
9. Masukkan sedikit sebuk silica hingga menutup sisa-sisa sampel yang tidak
terjerap ke dalam fase diam.
10. Masukkan eluen dalam volume banyak dan lakukan elusi
11. Elusi kolom kromatografi dengan fase gerak kloroform hingga semua
Rhodamin B keluar seluruhnya.
12. Ganti eluen dengan methanol hingga Metilen Blue terelusi semuanya.
13. Tampung eluen tiap 3 ml ke dalam tabung reaksi.
14. Elusi dikerjakan hingga tampungan tidak mengandung analit
10
PERCOBAAN V
ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN DALAM KOPI MENGGUNAKAN
SPEKTROFOMETRI UV-VIS
I. TUJUAN
Menetukan kadar kafein dalam kopi menggunakan spektrofotometer UV-Vis
11
III. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
1. Gelas Beaker 1. Sampel Kopi
2. Gelas Ukur 2. CaCO3
3. Erlenmeyer 3. Kloroform
4. Corong Buchner 4. Akuades
5. Kertas Saring 5. Kafein
12
PERCOBAAN VI
ANALISIS KANDUNGAN PARACETAMOL DALAM TABLET DENGAN
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitatif kandungan parasetamol dalam
sampel bentuk tablet menggunakan instrumen KCKT.
13
7. Jumlah sampel dan volume sampel, bila jumlah maupun volume sampel sangat
besar (overload) maka kemungkinan terjadinya pelebaran pita semakin besar,
sehingga efisiensi semakin berkurang.
Aspek analisis didasarkan pada waktu retensi, yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk mengalirkan solut dari permulaan kolom sampai detektor. Solut yang
berinteraksi kuat dengan fase diam akan memiliki waktu retensi yang besar,
demikian pula sebaliknya. Waktu retensi tiap senyawa adalah khas pada kondisi
operasi tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai parameter kualitatif. Untuk
kepentingan analisis kuantitatif, diperlukan data berupa luas area atau ketinggian
puncak kromatogram karena luas area atau ketinggian puncak ditentukan oleh
konsentrasi solut.
14