Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 11

Nama/NIM : Evita Peron Yoewono 11194761920009

Prichilia Anggelina Putri 11194761920027

” Infus Asering “

Cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah


cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh
balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

A. Indikasi :
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis
akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik,
dehidrasi berat, trauma Nutrien & pengobatan asidosis yang berhubungan
dengan dehidrasi & kehilangan ion alkali dalam tubuh.

B. Komposisi :
Setiap liter asering mengandung :
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat (garam) 28 mEq
C. Kontra Indikasi
Gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang disebabkan
oleh retensi Natrium & hiperproteinemia, hipernatremia, hiperkloremia,
hiperhidrasi.
D. Efek Samping
Demam, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis
(radang pembuluh balik) pada tempat penyuntikan, hipervolemia
(bertambahnya volume plasma darah yang beredar).
E. Keunggulan:
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat
lebih baik dibanding RL pada neonatus
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran
4. Mempunyai efek vasodilator
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada
1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga
memperkecil risiko memperburuk edema serebral
F. Formulasi
FORMULA STANDAR
Asering otsuka (MIMS hal 498 tahun 2009)
setiap 1 liter mengandung :
R/ Na+ 130 meq
K+ 4 meq
Cl- 109 meq
Ca2+ 3 meq
Asetat 28 meq
Tetap memakai formula yang sudah ada dan tidak menambah zat tambahan
lain seperti:
 Zat pengawet: pengawet tidak diperlukan karena sediaan dilakukan
sterilisasi akhir.

 Pengatur tonisitas; biasanya ditambahkan zat pengisotoni yaitu dengan


tujuan mencegah ketidakseimbangan elektrolit, mengurangi kerusakan
jaringan dan iritasi, hemolisa sel darah, dan mengurangi sakit pada daerah
injeksi. Kami menggunakan NaCl sebagai bahan pengisotoni untuk
menghasilkan larutan isotonis dalam sediaan.

 Pengatur pH (dapar): tujuan digunakannya yaitu untuk meningkatkan


stabilitas obat; mengurangi rasa nyeri, iritasi, nekrosis saat penggunaannya;
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan untuk sediaan
infuse tidak digunakan dapar karena dapat menyebabkan larutan agak
hipertonis.

a. Perhitungan bahan dan isotonis

 Formula untuk 1 sediaan dalam 1 liter


Ca2+ K+ Na+
Cl- 3 4 102 109
Asetat 0 0 28 28
3 4 130

Jumlah yang harus ditimbang untuk 1 liter


3 𝑚𝐸𝑞
1. CaCl2 ( 1g ≈ 13,6 mEq ) → 13,6 𝑚𝐸𝑞 x 1 g = 0,2206 g
4 mEq
2. KCl ( 1g ≈ 13,4 mEq ) → 13,4 mEq x 1 g = 0,2985 g
102 mEq
3. NaCl ( 1g ≈ 17,1 mEq ) → 17,1 mEq x 1g = 5,9700 g
28 mEq
4. Na.asetat ( 1g ≈ 7,3 mEq ) → 7,3 mEq x 1 g = 3,8400 g
 perhitungan isotonis
{( 0,0221 x 0,2 )+(0,0298 x 0,43)+(0,597 x 0,576)+(0,384 x 0,26)
B = 0,52- 0,576

= 0,1027 g / 100ml (hipotonis)


a. Perhitungan dan penimbangan bahan
 untuk 1 sediaan 500ml (500ml + 20%) = 600 ml
600 𝑚𝑙
1. CaCl2 x 0,2206 g = 0,1324 g
1000 𝑚𝑙
600 𝑚𝑙
2. KCl x 0,2985 g = 0,1791 g
1000 𝑚𝑙
600 𝑚𝑙
3. NaCl x 5,9700 g = 3,5820 g
1000 𝑚𝑙
600 𝑚𝑙
4. Na.acetat x 3,8400 g = 2,3040 g
1000 𝑚𝑙

 di + kan 5 % karena adanya norit untuk penyerap


1. CaCl2 = 0,1324 g + 5% = 0,1390 g
2. KCl = 0,1791 g + 5% = 0,1881 g
3. NaCl = 3,5820 g + 5% = 3,7611 g
4. Na.asetat = 2,3040 g + 5% = 2,4192 g
5. norit 0,1% = 0,1/100 x 600 ml= 0,6 g
6. aq.pi ad 600 ml
0,1027 g
7. NaCl pengisotonis = x 600 ml = 0,6162 g
100 ml

+ 5%
= 0,6470 g
b. perhitungan dan penimbangan bahan untuk 1 batch (6000 ml
= 10 botol @ 500 ml)
1. CaCl2 = 0,1390 g x 10 = 1,3900 g
2. KCl = 0,1881 g x 10 = 1,8810 g
3. NaCl = 3,7611 g x 10 = 37,6110 g
4. Na.asetat = 2,4192 g x 10 = 24,1920 g
5. .norit 0,1% = 0,6 g x 10 = 6,0000 g
6. aq.pi ad 6000 ml
7. NaCl pengisotonis = 0,6470 g x 10 = 6,4700 g
DAFTAR PUSTAKA

Anonimb. 2009. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 9, 2009/2010.


Jakarta: Penerbit Asli (MIMS Pharmacy Guide).

Anda mungkin juga menyukai