Anda di halaman 1dari 35

BUDIDAYA PLANKTON

SUB POKOK BAHASAN


Penting dan manfaat pakan alami (plankton)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas dan kualitas alga
Teknis budidaya pakan alami secara umum

Tujuan Instruksional Khusus


Mhs dpt menjelaskan hal-hal penting yang
berkaitan dengan budidaya pakan alami.
Mhs dpt menyebutkan dan menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas dan
kualitas alga dalam budidayanya.
Mhs dpt menjelaskan beberapa cara atau teknis
yang biasa dilakukan untuk budidaya pakan
alami secara umum.

Pentingnya pakan alami


Ukuran larva yang masih sangat kecil
Larva masih sangat rapuh/riskan
(fragile)
Fungsi fisiologisnya belum berkembang

Keuntungan pakan alami


Sesuai dg ukuran bukaan mulut
Mengandung nilai gizi yg tinggi dan essensial
Mengandung enzim autolysys sehingga mudah dicerna dan
dimanfaatkan larva
Hidup, sehingga kualitas air tetap bersih
Melayang dan ada di media air sehingga mudah ditangkap
larva
Bergerak, sehingga dapat memberi respon kpd larva untuk
memakannya
Berwarna spesifik sehingga dapat dilihat larva
Mengandung asam amino bebas dan oligopeptida sehingga
mudah dicerna oleh larva

Kandungan nutrien pakan alami


Protein : 12 35% (bobot kering)
Lipid : 7,2 23%
Karbohidrat : 4,6 23%
HUFA :
- EPA (20:5n-3)
- ARA (20:4n-6)
- DHA (22:6n-3)
Ascorbic Acid : 0,11 1,62% bobot kering

Tidak semua pakan alami mengandung nutrien yang


lengkap, oleh karena itu pemberiannya perlu
dikombinasikan antara satu jenis dengan jenis yang lain

Kriteria Pemilihan Sumber Pakan Alami

Kriteria Seleksi
Sumber Pakan Alami

Bg Pembudidaya

Untuk Larva

- Ketersediaan
- Biaya
- Efektivitas
- Kesederhaan
- Keserbagunaan

- Kemurnian
- Fisik: - Ketersediaan
- Dapat diterima
- Kecernaan
-Nutirien: - Kebthn energi
- Kbthn nutrien

Kesesuaian ukuran pakan alami


untuk larva
Ukuran 2 20 m mikroalga:
- Bivalva
- Udang Penaied
- Rotifers, copepoda
- Ikan
Ukuan 50 -200 m (Brachionus plicatilis):
- Krustacea
- Larva ikan laut
Ukuran 400 800 m (Artemia sp.):
- Krustacea
- Larva ikan

Jenis-Jenis Plankton yg sudah


di Budidayakan

Ada 40 spesies mikroalga, 8 klass


dan 32 genera digunakan untuk
organisme aquatik penting

Jenis-Jenis Plankton yg sudah di


Budidayakan
KLASS
Bacillariophyceae

Haptophyceae

GENUS

CONTOH APLIKASI

Skeletonema

PL, BL, BP

Thalassiosira

PL, BL, BP

Phaeodactylum

PL, BL, BP, ML, BS

Chaetoceros

PL, BL, BP, BS

Cylindrotheca

PL

Bellerochea

BP

Actinocyclus

BP

Nitzchia

BS

Cyclotella

BS

Isochrysis

PL, BL, BP, ML, BS

Pseudoisochrysis

BL, BP, ML

Jenis-Jenis Plankton yg sudah di


Budidayakan
KLASS

GENUS

CONTOH APLIKASI

Chrysophyceae

Monochrysis (Pavlova)

BL, BP, BS, MR

Prasinophyceae

Tetraselmis (Platymonas)

PL, BL, BP, AL, BS, MR

Pyramimonas

BL, BP

Micromonas

BP

Chroomonas

BP

Cryptomonas

BP

Rhodomonas

BL, BP

Chlamydomonas

BL, BP, FZ, MR, BS

Chlorococcum

BP

Xanthophyceae

Olisthodiscus

BP

Chlorophyceae

Carteria

BP

Cryptophyceae

Cryptophyceae

PL = penaeid shrimp larvae, BL = bivalve Mullusc larvae, ML = freshwater prawn larvae,


Dunaliella
BP, BS, MR
BP = bivalve mollusc postlarvae, AL = abalone larvae, MR = marine rotifers (Brachionus),
BS = brine shrimp (Artemia), SC = saltwater copepods = FZ freshwater zooplankton.

Cyanophyceae

Spirulina

PL, BP, BS, MR

Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi
Kultur Pakan Alami
Faktor kondisi fisik dan kimia
- Media kultur (nutrien)
- Cahaya
- pH
- Aeration / pengadukan
- Temperatur
- Salinitas

Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi
Kultur Pakan Alami
KONDISI LINGKUNGAN UNTUK KULTUR PAKAN ALAMI

PARAMETER

KISARAN STANDAR

OPTIMAL

Temperatur (oC)

16 27

16 24

Salinitas (g.L-1)

12 - 40

20 24

Intensitas Cahaya (lux) 1.000 10.000


(bergantung pada
volume dan kepadatan)

2.500 5.000

Lama Penyinaran
(cahaya : gelap, jam)

16 : 8 (minimum)
24 : 0 (maksimum)

pH air

7-9

8,2 - 8,7

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami

Jumlah Sel

2
1

1 = lag or induction phase


2 = exponential phase
3 = Phase of declining relative growth
4 = Stationary phase
5 = Death phase
Hari ke

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami


Fase Induksi: merupakan fase awal kultur
pakan alami dimana terjadi proses adaptasi
fisiologis dari metabolisme sel untuk tumbuh,
seperti peningkatan kadar enzim dan bhnbhn metabolit dalam pembelahan sel dan
fiksasi karbon. Pada fase ini pertumbuhan
sel terjadi sangat sedikit.

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami


Fase eksponensial: merupakan fase peningkatan
kepadatan sel sesuai fungsi waktu berdasarkan fungsi
logaritma
C

= Co.e

mt

Ct = konsentrasi sel pada waktu t


Co = konsentrasi sel pada waktu awal
M = laju pertumbuhan spesifik (bergantung pada spesies
alga, intensitas cahaya dan suhu)

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami

Fase penurunan pertumbuhan relatif:


merupakan fase dimana nutriennutrien, cahaya, pH, carbon dioksida,
faktor-faktor fisika dan kimia lainnya
sudah menurun. Jumlah sel-sel pakan
alami mulai menurun.

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami

Fase statis: merupakan fase dimana


faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dalam keadaan
seimbang, sehingga kepadatan sel
relatif konstan.

Dinamika Pertumbuhan Pakan Alami

Fase kematian: merupakan fase


dimana faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan menurun
sampai batas yang tidak dapat lagi
mempertahankan kepadatan sel. Selsel menurun drastis.

PRODUKSI ALGA
Medium / nutrients culture:
1) The Walne Medium
2) Guillards F/2 medium
Kultur alga : meningkatkan kandungan nutriennya
(enrichment)
Unsur hara makro yg berperan: N dan P (6:1) serta Si
(terutama penting untuk external shell diatoms.
Mikronutrien: beberapa elements dan vitamin
(Thiamin = B1, Cyanocobalamin = B12, dan biotin.
Medium dpt dibuat dari campuran beberapa nutrien
dalam pupuk

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media Walne
Larutan A (1 ml/L media kultur):
1)
Ferric Chloride (FeCL3)
: 0,8 g a)
2)
Manganous chloride (MnCl2, 4H2O)
: 0,4 g
3)
Boric Acid (H3BO3)
: 33,6 g
4)
EDTA b), di-sodium salt
: 45,0 g
5)
Sodium di-hydorgen orthophosphate (NaH2PO4 2H2O)
: 20,0 g
6)
Sodium Nitrate (NaNO3)
: 100,0 g
7)
Solution B
: 1,0 ml
8)
Campurkan dg air tawar menjadi 1 L c)
: panaskan
untuk melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
a) Gunakan 2,0 g utk kultur Chaetocerros calcitrans, b) Ethylene Diamine
Tetra Acetic Acid, c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media Walne
Larutan B (1 ml/L media kultur):
1) Zinc Chloride (ZnCl2)
2) Cobaltous chloride (CoCl2, 6H2O)
3) Ammonium molybdate (NH4)6Mo7O24) 4H2O
4) Cupric silphate (CuSO4. 5H2O)
5) Concentrated HCL
6) Campurkan dg air tawar menjadi 100 ml c)
untuk melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

: 2,1 g
: 2,0 g
: 0,9 g
: 2,0 g
: 10,0 ml
: panaskan

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media Walne
Larutan C (pada 0,1 ml/L media kultur):
1) Vitamin B1
: 0,2 g
2)
3)

Larutan E
: 25,0 ml
Campurkan dg air tawar menjadi 200 ml c)
:
panaskan untuk melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media Walne
Larutan D (untuk kultur diatom dlm
penambahan Larutan A dan C, pada 0,2
ml/L media kultur):
1) Sodium metasilicate (Na2SiO3 5H2O)
: 40,2 g
2)

Campurkan dg air tawar menjadi 1 L c)


: Aduk
untuk melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media
Walne
Larutan E :
1) Vitamin B12
: 0,1 g
2) Campurkan dg air tawar menjadi 250 ml c) : Aduk
untuk melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

PRODUKSI ALGA
Komposisi dan penyiapan media Walne
Larutan F (untuk kultur Chroomonas
salina) untuk penambahan Larutan A dan
C, pada 1 ml/L media kultur):
1) Sodium Nitrate (NaNO3)
: 200,0 g
2)

Campurkan dg air tawar menjadi 1 L c) : Aduk untuk


melarutkan bhn-bhn tsb.
Keterangan:
c) jika memungkinkan gunakan air yg didestilasi.

PRODUKSI ALGA

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)

Komposisi dan penyiapan media Guillards F/2


NaNO3
: 75 mg/L
NaH2PO4. H2O
: 30 mg/L
NaSiO3 9H2O
: 30 mg/L
Na2C10H14O8N2. H2O
: 4,36 mg/L
(Na2 EDTA)
CoCl2. 6H2O
: 0,01 mg/L
CuSO4. 5H2O
: 0,01 mg/L
FeCl3. 6H2O
: 3,15 mg/L
MnCL2. 4 H2O
: 0,18 mg/L
Na2MoO4. 2H2O
: 0,006 mg/L
ZnSO4. 7H2O
: 0,022 mg/L
Thiamine HCL
: 0,1 mg/L
Biotin
: 0,0005 mg/L
B12
: 0,000 mg/L

PRODUKSI ALGA
MEDIA DARI CAMPURAN BEBERAPA PUPUK
PUPUK
KONSENTRASI (mg/L)
A
B
C
D
E
F
1)
2)
3)
4)
5)
5)
6)

Ammonium Sulfate
Urea
Calsium Superphosphate
Clewat 32
N : P 16/20 fertilizer
N : P : K 16-20-20
N : P : K 14-14-14

75
7.5
25
-

100
5
15
5
-

300
50
-

100
10-15
10-15
-

12-15
-

12-15
30

PRODUKSI ALGA
SUMBER KONTAMINASI

Sumber kontaminasi bakteri, protozoa dan


spesies alga lainnya adalah media kultur
(air laut dan nutrien), udara, culture
vessel, dan starter culture.

PRODUKSI ALGA
WATER TREATMENT

Sterilisasi air secara fisik (filtrasi, autoclave, pasteurisasi,


penyinaran ultraviolet.
Sterilisasi air secara kimia (chlornisasi, acidifikasi, ozonisasi.
Inkubasi air selama 24 jam tanpa aerasi
Bila menggunakan bahan kimia, lakukan aerasi selama 2-3
jam.

PRODUKSI ALGA
PENYIAPAN SMALL VESSEL CULTURE

Cuci dengan detergen


Bilas dengan air bersih
Bersihkan dengan 30% muriatic acid
Bilas kembali dengan air panas
Keringkan sebelum digunakan

PRODUKSI ALGA
TEKNIK KULTUR ALGA

INDOOR/OUTDOOR. Teknik indoor memungkinkan melakukan kontrol


terhadap illuminasi, temperatur, kadar nutrien, kontaminasi dg predator
dan alga penyaing. Sedangkan outdoor sulit untuk menumbuhkan alga
spesifik dlm waktu yg singkat.
OPEN/CLOSED. Teknik kultur secara terbuka dilakukan pada kolam atau
tanki yg terbuka (indoor atau outdoor) berpeluang besar terkontaminasi.
Sedangkan teknik tertutup dilakukan pada culture vessel seperti tabung,
flask, carboys dan kantong yg tertutup.
AXENIC (STERIL) XENIX. Teknik kultur axenix dilakukan media kultur,
peralatan kaca dan sebagainya yg sangat steril untuk menghindarkan
kontaminasi dari berbagai organisme spt bakteri. Teknik ini tidak
dilakukan pada operasional yg bersifat komersial.
BATCH, CONTINOUS dan SEMI-CONTINOUS. Tiga tipe dasar kultur alga.

PRODUKSI ALGA
BATCH CULTURE

Kultur pakan alami yg diperoleh dari inokulsi tunggal dari sel-sel


plankton, dan kemudian dikembangkan di media air yang dipupuk dan
dipanen bila telah mencapai kepadatan populasi maksimum.
Pemindahan alga ke wadah yang lebih besar biasanya dilakukan pada
fase stationary.
Proses pemindahan dari inokulasi sbb: tabung, 2 L flask, 5 dan 20 L
karboy, 160 L tanki silinder, 500 L tanki indoor, 5000 25.000 L tanki
outdoor.

Inokulan di tabung

SKEMA PROSEDUR
BATCH CULTURE ALGAE

2 L Flask
10-14 HARI

3-6

Secondary Flask

5-7 HARI

Carboy or
plastic bag

5-7 HARI

PANEN
4-7 HARI

3-5 HARI

4-6 HARI

Tanki 500 Liter


Tanki
5000 Liter

160 Liter
7 HARI

Fiber Glass

Tanki
25.000 Liter

PRODUKSI ALGA
CONTINOUS CULTURE

Kultur pakan alami yg dalam hal ini pemupukan air dilakukan secara
terus-menerus dipompakan ke dalam ruang /wadah kultur, dan kelebihan
dibuang secara simultan.
Teknik kultur ini memungkinkan pertumbuhan alga mencapai maksimum.
Ada 2 kategori continous culture:
1) Turbidostat culture, konsentrasi alga dipertahankan dengan
melarutkan media pemeliharaan segar melalui sistem otomatis.
2) Chemostat culture, untuk mempertahankan konsentrasi alga,
penambahan nutrien yg diperlukan dalam jumlah tetap.
Keuntungan metode ini yaitu kualitas alga dpt terjamin, dan tenaga kerja
kurang karena lebih banyak menggunakan alat/mesin secara otomatis.
Kerugian metode ini yaitu mahal dan rumit untuk dilaksanakan.

PRODUKSI ALGA
SEMI-CONTINOUS CULTURE

Kultur pakan alami yang menggunakan tanki pemeliharaan alga yg


besar, secara periodik dilakukan pemanenan pada bagian atas kultur bila
kepadatan alga telah mencapai puncak, dan nutrien ditambahkan
kembali sesuai kebutuhan awal nutrien.
Bila alga telah tumbuh dan mencapai puncak, dipanen kembali sebagian.
Teknik kultur ini dpt dilakukan secara indoor atau outdoor.
Kerugiannya yaitu, produksi sulit diperkirakan, sangat mudah
terkontaminasi, sehingga tidak dpt digunakan untuk kultur selanjutnya.
Keuntungannya yaitu, produksi terus menerus, sederhana dan murah.

Anda mungkin juga menyukai