Judul Percobaan
Hari/Tanggal
Tempat
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan pada percobaan ini yaitu membuat dan mengenal sifat kristal tembaga
DASAR TEORI
Banyak senyawa bergabung dengan air membentuk hidrat. Dengan senyawa
ini air bergabung secara kimia meskipun hampir semua hidrat mudah melepaskan air
jika dipanaskan. Fakta yang membuktikan bahwa hidrat itu adalah senyawa dan
bukan campuran yaitu :
a) Air terdapat dalam perbandingan tertentu, misalnya hidrat tembaga sulfat
mengandung 36,07 % air.
b) Sifat fisis hidrat berbeda dari sifat anhidrat, misalnya hidrat tembaga sulfat
berbentuk kristal triklin berwarna biru sedangkan tembaga sulfat anhidrat
berbentuk kristal monoklin berwarna putih.
Suatu zat dapat membentuk lebih dari satu macam hidrat yang masing-masing
stabil dalam suasana tertentu. Tembaga sulfat dapat membentuk tiga macam hidrat
yaitu pentahidrat CuSO4.5H2O, trihidrat CuSO4.3H2O dan monohidrat CuSO4.H2O.
Tembaga sulfat biasanya dibuat secara komersial dengan 2 cara :
1) Tembaga dioksidasi dalam larutan yang mengandung asam sulfat.
2Cu + 2H2SO4 + O2
2CuSO4 + 2H2O
CuSO4
insektisida dan fungisida. Namun adalah sangat menarik, bahwa di dekat daerah yang
tanahnya tidak mengandung tembaga terdapat penyakit di kelainan tumbuh-tumbuhan
dan hewan.
Dibeberapa daerah di Australia yang tanahnya tidak mengandung tembaga
ditemukan penyakit pada domba yang mengakibatkan pengaruh pada sistem saraf,
anemia dan kerusakan pada wol, meskipun untuk mengatasi kelainan hanya
diperlukan sangat sedikit tembaga.
Tembaga sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O sering disebut biru vitriol. Senyawa
ini biasanya digunakan sebagai elektrolit dalam pemurnian tembaga secara
elektrolisis, dalam pengetikan listrik (electrotyping) dalam beberapa macam baterai,
dalam pencetakan (cap) kain mori atau belacu dan sebagai bubur bordeaux untuk
memusnahkan jamur pada tanaman.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-
Termolyn
Corong kaca
Gelas ukur 50 mL
Kertas saring
Neraca elektrik
Kaca arloji
Batang pengaduk
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah :
Aquadest
Tembaga
H2SO4 pekat
HNO3 pekat
58
mengevaporasi,
kemudian
menimbang
dan
menyerahkan
59
V.
DATA PENGAMATAN
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
2.
Menambahkan
mengaduk.
3.
4.
5.
Menyimpan
kristal
6.
- Kristal melarut
7.
Mendiamkan
8.
25
larutan
mL
HNO3
hingga
60
adalah
logam
berwarna
kuning
kemerahan
yang
dapat
menghantarkan listrik dan panas yang baik. Logam ini bersifat lunak sehingga dapat
ditempa dan liat, melebur pada 1038C. Di alam tenbaga terdapat dalam bentuk bijih,
dimana 80% diperoleh sebagai sulfida. Misalnya pirit (CuFeS2) dan kalkosit (CuS)
tapi juga ditemukan dalam keadaan bebas.
Pada percobaan ini yaitu membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
dengan memasukkan keping tembaga dalam H2SO4 pekat menghasilkan larutan yang
tetap bening dan terdapat gelembung gas pada logam Cu. Adanya gelembung gas ini
diperkirakan yaitu gas H2. Logam Cu yang ada pada larutan berwarna lebih
mengkilap dibandingkan logam Cu awal, karena lapisan permukaan pada logam Cu
terkikis, dimana Cu teroksidasi dalam larutan yag mengandung H2SO4.
Reaksi yang terjadi :
2Cu (s) + 2H2SO4 (aq) + O2 (g)
0
Oksidasi
Dari persamaan reaksi di atas hasil samping berupa gas O2, SO2 yang tiadak berwarna
dan gas NO2 yang berwarna coklat.
NO2 dan SO2 merupakan gas beracun yang tidak larut dalam air. Gas ini
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kerusakan paruparu dan mengganggu pernafasan.
61
Setelah gas yang berwarna coklat tidak terbentuk lagi, larutan itu kemudian
dipanaskan agar gas NO2 terurai menjadi nitrogen dan oksigen serta pelarutan
menjadi sempurna. Larutan yang dihasilkan saat pemanasan berwarna biru tua dan
homogen, gas yang dihasilkan berwarna putih. Larutan disaring selagi panas agar
pengotor tidak sampai mengendap filtrat yang berwarna biru tua. Di kertas saring
masih ada Cu yang tidak melarut.
Filtrat kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal berwarna biru tua
dengan bentuk :
Agar kristal yang terbentuk bebas dari nitrat, maka perlu dilakukan pencucian kristal
dengan sedikit air, melarutkannya lalu mengkristalkan kembali. Kristal yang didapat
kemudian dikeringkan dan diperoleh berat sebesar 8,2813 g.
Prinsip yang dilakukan pada percobaan ini adalah dalam pemanasan larutan
tembaga menggunakan penangas air yang dipanaskan lebih dahulu agar molekulmolekul dalam larutan akan teratur berikatan dan mudah membentuk kristal, begitu
pula prosedur kerja yang dilakukan harus berurutan agar kristal yang terbentuk
strukturnya teratur.
Kristal yang terbentuk yaitu tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
yang merupakan hidrat tembaga sulfat. Reaksi yang terjadi yaitu :
Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + 5H2O (aq)
CuSO4.5H2O (s)
= 0,1583 mol
63,5 g/mol
Massa CuSO4.5H2O
x 100 %
Berat teoritis
8,2813 g
x 100 %
39,49 g
20,97 %
VII.
KESIMPULAN
1. Tembaga dapat larut dalam asam yaitu H 2SO4 pekat dan HNO3 pekat
menghasilkan gas yang berwarna kecoklatan (NO2) dan gas SO2 yang tidak
berwarna.
2. Apabila tembaga dicampur dengan air, H2SO4 pekat dan HNO3 pekat akan
membentuk kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O
3. Hidrat tembaga (II) sulfat membentuk kristal triklin berwarna biru4.
4. Kristal CuSO4 dibentuk dengan 2 cara :
a. Dioksidasi dalam larutan yang mengandung H2SO4
2Cu + 2H2SO4 + O2
2CuSO4 + 2H2O
CuSO4
63
DAFTAR PUSTAKA
Coton F, Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. FKIP
UNLAM. Banjarmasin.
Vogel. 1997. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro. PT Kalmana
Media Pustaka. Jakarta.
64
Jawaban Pertanyaan
Pembuatan Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat
CuSO4 . 5H2O
Pertanyaan
25 mL cuplikan CuSO4.5H2O sebanyak 4,256 g dilarutkan dan diperoleh 250 mL
larutan. Ke dalam 25 mL larutan ini dtambahkan Ki berlebih. Pada titrasi diperlukan
18,0 mL Na2S2O3 0,0950 M. Hitunglah % tembaga dalam kristal.
Jawaban
25 mL larutan ditambahkan denga KI berlebih dan menitrasi dengan Na 2S2O3. Maka
ion triodida (I3) akan direduksi menjadi ion iodida yang tidak berwarna dan warna
putih dari endapan menjadi terlihat.
Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat
I3- + 2S2O32-
3I- + S4O62-
Reaksi ini dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara
iodometri.
Diketahui :
massa CuSO4.5H2O
V Na2S2O3
= 18,0 mL
M Na2S2O3
= 0,0950 M
2Cu2+ + 4I-
2Cu2+ + I2 + 2I-
I2 + 2S2O32-
2I- + S4O62-
Grek Cu2+
= 1 mol S2O32-
1 mol Cu2+
= 1 mol S2O32-
(V . M) Cu2+
= (V . M) S2O3218 mL . 0,0950 M
M Cu
2+
=
25 mL
65
= 0,07 M
= (V . M) Cu2+
= 0,251 mL . 0,07 M
= 0,02 mol
Maka :
Massa Cu2+
x 100 %
4,256 g
= 29,86 %
Jadi kadar Cu dalam larutan adalah 29,86 %
66