Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN VI

Judul Percobaan

: Pembuatan Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat CuSO4.5H2O

Hari/Tanggal

: Selasa, 9 Mei 2006

Tempat

: Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan pada percobaan ini yaitu membuat dan mengenal sifat kristal tembaga

(II) sulfat dan memahami proses pembentukan kristal.


II.

DASAR TEORI
Banyak senyawa bergabung dengan air membentuk hidrat. Dengan senyawa

ini air bergabung secara kimia meskipun hampir semua hidrat mudah melepaskan air
jika dipanaskan. Fakta yang membuktikan bahwa hidrat itu adalah senyawa dan
bukan campuran yaitu :
a) Air terdapat dalam perbandingan tertentu, misalnya hidrat tembaga sulfat
mengandung 36,07 % air.
b) Sifat fisis hidrat berbeda dari sifat anhidrat, misalnya hidrat tembaga sulfat
berbentuk kristal triklin berwarna biru sedangkan tembaga sulfat anhidrat
berbentuk kristal monoklin berwarna putih.
Suatu zat dapat membentuk lebih dari satu macam hidrat yang masing-masing
stabil dalam suasana tertentu. Tembaga sulfat dapat membentuk tiga macam hidrat
yaitu pentahidrat CuSO4.5H2O, trihidrat CuSO4.3H2O dan monohidrat CuSO4.H2O.
Tembaga sulfat biasanya dibuat secara komersial dengan 2 cara :
1) Tembaga dioksidasi dalam larutan yang mengandung asam sulfat.
2Cu + 2H2SO4 + O2

2CuSO4 + 2H2O

2) Tembaga (II) sulfida dioksidasi dalam udara.


CuS + 2O2

CuSO4

Senyawa tembaga dalam konsentrasi tinggi merupakan racun bagi


kebanyakan makhluk hidup. Oleh karena itu senyawa tembaga digunakan dalam
57

insektisida dan fungisida. Namun adalah sangat menarik, bahwa di dekat daerah yang
tanahnya tidak mengandung tembaga terdapat penyakit di kelainan tumbuh-tumbuhan
dan hewan.
Dibeberapa daerah di Australia yang tanahnya tidak mengandung tembaga
ditemukan penyakit pada domba yang mengakibatkan pengaruh pada sistem saraf,
anemia dan kerusakan pada wol, meskipun untuk mengatasi kelainan hanya
diperlukan sangat sedikit tembaga.
Tembaga sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O sering disebut biru vitriol. Senyawa
ini biasanya digunakan sebagai elektrolit dalam pemurnian tembaga secara
elektrolisis, dalam pengetikan listrik (electrotyping) dalam beberapa macam baterai,
dalam pencetakan (cap) kain mori atau belacu dan sebagai bubur bordeaux untuk
memusnahkan jamur pada tanaman.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-

Gelas kimia 500 mL

Termolyn

Gelas ukur 100 mL

Corong kaca

Gelas ukur 50 mL

Kertas saring

Neraca elektrik

Kaca arloji

Batang pengaduk
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah :

Aquadest

Tembaga

H2SO4 pekat

HNO3 pekat

58

IV. PROSEDUR KERJA


1. Memasukkan 100 mL air ke dalam gelas kimia.
2. Memasukkan 17 mL H2SO4 pekat.
3. Memasukkan 10 g tembaga.
4. Pada tahap berikut mengerjakan di luar tau di dalam kamar asap :
a. Menambahkan 25 mL HNO3 pekat.
b. Mengaduk sehingga semua tembaga larut.
c. Memanaskan, setelah gas berwarna cokelat tua tidak keluar sehingga uap
tidak lagi berwarna cokelat muda.
5. Menyaring ketika masih panas (jika masih ada tembaga yang tidak melarut)
6. Menyimpan larutan sehingga terbentuk kristal.
7. Mencuci kristal dengan sedikit air, kemudian melarutkan ke dalam air sedikit
mungkin dan mengkristalkan kembali.
8. Melakukan terus tahap 7 sehingga kristal bebas nitrat.
9. Mendiamkan,

mengevaporasi,

kemudian

menimbang

dan

menyerahkan

CuSO4.5H2O yang diperoleh.

59

V.

DATA PENGAMATAN

No

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1.

17 mL H2SO4 pekat + 100 mL air lalu - Larutan


menjadi
panas,
memasukkan 10 g Cu
terdapat gelembung gas pada
logam Cu. Logam Cu yang ada
dalam larutan berwarna lebih
mengkilap dibandingkan logam
Cu awal.

2.

Menambahkan
mengaduk.

3.

Memanaskan setelah gas berwarna coklat - Larutan homogen berwarna


tidak keluar
biru tua, masih ada Cu sedikit,
gas berwarna putih.

4.

Menyaring larutan yang masih panas

5.

Menyimpan
kristal

6.

Mencuci kristal dengan sedikit air

- Kristal melarut

7.

Mendiamkan

- Terbentuk kristal baru

8.

Mengevaporasi dan menimbang

- Berat kristal = 8,2813 g

25

larutan

mL

HNO3

hingga

pekat, - Larutan berwarna biru muda


dan banyak terdapat gelembung
gas berwarna coklat. Larutan
mendidih, logam Cu melarut.

- Berat kertas saring = 0,3154 g


filtrat berwarna biru tua. Berat
kristal + kertas saring = 1,1352
g. Berat tembaga yang tidak
melarut = 0,8198 g.

terbentuk - Terbentu kristal yang berwarna


biru tua dengan bentuk :

60

VI. ANALISIS DATA


Tembaga

adalah

logam

berwarna

kuning

kemerahan

yang

dapat

menghantarkan listrik dan panas yang baik. Logam ini bersifat lunak sehingga dapat
ditempa dan liat, melebur pada 1038C. Di alam tenbaga terdapat dalam bentuk bijih,
dimana 80% diperoleh sebagai sulfida. Misalnya pirit (CuFeS2) dan kalkosit (CuS)
tapi juga ditemukan dalam keadaan bebas.
Pada percobaan ini yaitu membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
dengan memasukkan keping tembaga dalam H2SO4 pekat menghasilkan larutan yang
tetap bening dan terdapat gelembung gas pada logam Cu. Adanya gelembung gas ini
diperkirakan yaitu gas H2. Logam Cu yang ada pada larutan berwarna lebih
mengkilap dibandingkan logam Cu awal, karena lapisan permukaan pada logam Cu
terkikis, dimana Cu teroksidasi dalam larutan yag mengandung H2SO4.
Reaksi yang terjadi :
2Cu (s) + 2H2SO4 (aq) + O2 (g)
0
Oksidasi

2CuSO4 (aq) + H2O (aq) + H2


+2

Menurut reaksi di atas, logam Cu mengalami perubahan bilangan oksidasi dari 0


menjadi +2.
Reaksi pada pencampuran baru terlihat setelah penambahan HNO3 pekat
dimana larutan menjadi berwarna biru yang disebabkan terbentuknya hidrat
Cu(H2O)4SO4. Setelah diaduk dan didiamkan terdapat gelembung gas berwarna coklat
dan semakin lama larutan mendidih seiring dengan melarutnya keping tembaga.
Persamaan reaksi seluruhnya adalah sebagai berikut :
Cu(s) + H2SO4(aq) + 4HNO3(aq)

Cu(H2O)4SO4 + 4NO2(g) + SO2(g) + O2(g)

Dari persamaan reaksi di atas hasil samping berupa gas O2, SO2 yang tiadak berwarna
dan gas NO2 yang berwarna coklat.
NO2 dan SO2 merupakan gas beracun yang tidak larut dalam air. Gas ini
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kerusakan paruparu dan mengganggu pernafasan.
61

Setelah gas yang berwarna coklat tidak terbentuk lagi, larutan itu kemudian
dipanaskan agar gas NO2 terurai menjadi nitrogen dan oksigen serta pelarutan
menjadi sempurna. Larutan yang dihasilkan saat pemanasan berwarna biru tua dan
homogen, gas yang dihasilkan berwarna putih. Larutan disaring selagi panas agar
pengotor tidak sampai mengendap filtrat yang berwarna biru tua. Di kertas saring
masih ada Cu yang tidak melarut.
Filtrat kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal berwarna biru tua
dengan bentuk :
Agar kristal yang terbentuk bebas dari nitrat, maka perlu dilakukan pencucian kristal
dengan sedikit air, melarutkannya lalu mengkristalkan kembali. Kristal yang didapat
kemudian dikeringkan dan diperoleh berat sebesar 8,2813 g.
Prinsip yang dilakukan pada percobaan ini adalah dalam pemanasan larutan
tembaga menggunakan penangas air yang dipanaskan lebih dahulu agar molekulmolekul dalam larutan akan teratur berikatan dan mudah membentuk kristal, begitu
pula prosedur kerja yang dilakukan harus berurutan agar kristal yang terbentuk
strukturnya teratur.
Kristal yang terbentuk yaitu tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
yang merupakan hidrat tembaga sulfat. Reaksi yang terjadi yaitu :
Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + 5H2O (aq)

CuSO4.5H2O (s)

Berat CuSO4.5H2O secara teoritis :


Massa Cu
mol Cu =
Mr Cu
10,05 g
=

= 0,1583 mol
63,5 g/mol

Massa CuSO4.5H2O

mol Cu = 0,1583 mol


62

Massa CuSO4.5H2O = mol x Mr


= 0,1583 mol x 244,5 g/mol
= 39,49 g
Jadi berat CuSO4.5H2O yang seharusnya diperoleh 39,49 g, sedangkan berat
CuSO4.5H2O yang diperoleh pada percobaan ini adalah 8,2813 g, maka dapat
dihitung rendemennya.
Berat percobaan
% Hasil

x 100 %
Berat teoritis
8,2813 g

x 100 %
39,49 g

20,97 %

Jadi persentase yang diperoleh sebesar 20,97 %

VII.

KESIMPULAN

1. Tembaga dapat larut dalam asam yaitu H 2SO4 pekat dan HNO3 pekat
menghasilkan gas yang berwarna kecoklatan (NO2) dan gas SO2 yang tidak
berwarna.
2. Apabila tembaga dicampur dengan air, H2SO4 pekat dan HNO3 pekat akan
membentuk kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O
3. Hidrat tembaga (II) sulfat membentuk kristal triklin berwarna biru4.
4. Kristal CuSO4 dibentuk dengan 2 cara :
a. Dioksidasi dalam larutan yang mengandung H2SO4
2Cu + 2H2SO4 + O2

2CuSO4 + 2H2O

b. Tembaga (II) sulfat dioksidasi dalam udara


CuS + 2O2

CuSO4
63

DAFTAR PUSTAKA
Coton F, Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik. FKIP
UNLAM. Banjarmasin.
Vogel. 1997. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro. PT Kalmana
Media Pustaka. Jakarta.

64

Jawaban Pertanyaan
Pembuatan Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat
CuSO4 . 5H2O
Pertanyaan
25 mL cuplikan CuSO4.5H2O sebanyak 4,256 g dilarutkan dan diperoleh 250 mL
larutan. Ke dalam 25 mL larutan ini dtambahkan Ki berlebih. Pada titrasi diperlukan
18,0 mL Na2S2O3 0,0950 M. Hitunglah % tembaga dalam kristal.
Jawaban
25 mL larutan ditambahkan denga KI berlebih dan menitrasi dengan Na 2S2O3. Maka
ion triodida (I3) akan direduksi menjadi ion iodida yang tidak berwarna dan warna
putih dari endapan menjadi terlihat.
Reduksi dengan tiosulfat menghasilkan ion tetrationat
I3- + 2S2O32-

3I- + S4O62-

Reaksi ini dipakai dalam analisis kuantitatif untuk penentuan tembaga secara
iodometri.
Diketahui :
massa CuSO4.5H2O

= 4,256 g dilarutkan menjadi 250 mL larutan.

V Na2S2O3

= 18,0 mL

M Na2S2O3

= 0,0950 M

Ditanya % tembaga dalam CuSO4.5H2O


Jawab :
Reaksi :

2Cu2+ + 4I-

2Cu2+ + I2 + 2I-

I2 + 2S2O32-

2I- + S4O62-

Grek Cu2+

= 1 mol S2O32-

1 mol Cu2+

= 1 mol S2O32-

(V . M) Cu2+

= (V . M) S2O3218 mL . 0,0950 M

M Cu

2+

=
25 mL
65

= 0,07 M

Jumlah ion Cu2+ dalam 250 mL larutan :


mol Cu2+

= (V . M) Cu2+
= 0,251 mL . 0,07 M
= 0,02 mol

Maka :
Massa Cu2+

= mol Cu2+ . Ar Cu2+


= 0,02 mol . 63,5 gmol-1
= 1,271 g

Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O yang dilarutkan sebanyak 4,456 g adalah :


1,271 g
% Kadar Cu =

x 100 %
4,256 g

= 29,86 %
Jadi kadar Cu dalam larutan adalah 29,86 %

66

Anda mungkin juga menyukai