Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

REAKSI PADA UNSUR SENYAWA TEMBAGA DAN PERAK


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktikum Kimia Anorganik

DOSEN PENGAMPU :
Ratna Sari Siti Aisyah, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Nama : Cahya Harenia


NIM/Jurusan : 2282210001 / Pendidikan Kimia
No.Urut/Nama Percobaan : VI / Reaksi Pada Unsur Senyawa Tembaga dan
Perak
Tanggal Mulai : Jum’at, 10 November 2023
Tanggal selesai : Jum’at, 17 November 2023
Asisten Pemeriksa : Dian Arsy Aini

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
PRAKTIKUM 6
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA TEMBAGA DAN PERAK

A. Tujuan Praktikum
1. Membuat beberapa senyawa tembaga
2. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia beberapa persenyawaan logam tembaga
3. Mengidentifikasi sifat-sifat senyawa perak
4. Mengetahui kegunaan senyawa tembaga dan perak
B. Prinsip Percobaan
Cara memperoleh tembaga dapat melakukan ekstraksi dengan pemanggangan dan
peleburan oksidatof atau pencucian dengan bantuan mikroba. Tembaga (Cu) juga dapat
ditemukan secara alami dalam mineral seperti cuprite, malachife, dan lainnya (Rahayu, 2009).
Perak adalah logam tembaga yang dapat ditemukan bersama emas. Mineral penting dalam
perak yaitu perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), dan lain-lain (Parning,
dkk. 2007).
C. Reaksi Kimia
a. Pembuatan Tembaga (I) Oksida :
 2

 ]

 2

b. Reaksi Senyawa Tembaga (I) Oksida dan Tembaga (II) Oksida dengan asam

 2

c. Pembuatan Tembaga (I) Klorida


 2

 2

 2

d. Reaksi Senyawa Tembaga (II)


 2 2 2 4

 2 ]

e. Reaksi Pada Senyawa Perak (I)


 2 2

 2 4 4

 2 4 ]

 2 3 3 2 3

 2 2

f. Reaksi Pembentukan cermin perak


 2 2

 4 2 ]

 2 ]

 2 2 2

D. Kajian Teori
Tembaga merupakan logam transisi berwarna kemerahan, mudah tegang dan mudah
ditempa. Tembaga berada pada pada periode 4 golongan IB dengan nomor atom 29, massa
atom 63,546, titik lebur 1083oC, titik didih 2310oC, jari-jari atom 1,173 Ao, serta jari-jari ion
0,96 Ao . (Kundari & Slamet, 2008).
Tembaga memiliki potensial electrodenya positif, sehingga tembaga tidak larut dalam
asam klorida dan asam sulfat encer, namun tembaga dapat larut sedikit dengan adanya
oksigen dan dapat mudah larut dalam asam nitrat yang pekat. Senyawa-senyawa tembaga (I)
diturunkan dari tembaga (I) oksida (Cu2O) yang merah dan mengandung ion tembaga (I).
Senyawa-senyawa ini tidak berwarna, pada umumnya garam tembaga (I) tidak dapat larut
dalam air, serta perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Garam-garam tembaga (II)
dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air umumnya berwarna biru (Vogel, 1979).
Tembaga merupakan salah satu logam essensial yang dibutuhkan manusia untuk
proses metabolisme dalam hemoglobin dan dapat diekskresikan melalui rambut, keringat,
darah menstruasi, feses serta urine. Akan tetapi proses tersebut membutuhkan waktu yang
cukup lama sehingga logam berat tersebut dapat terakumulasi di dalam jaringan tubuh
terutama pada bagian hati dan ginjal (Rosahada, Budiyono, & Nikie, 2018).
Perak termasuk salah satu logam mulia yang berharga dan banyak diproduksi dengan
berbagai tujuan. Perak berupa logam berwarna putih mengkilap dan sangat mudah ditempa.
Perak dapat ditemukan di kerak bumi dalam bentuk murni dan paduan dengan logam dan
mineral lainnya (Falagan, 2017).
Perak memiliki sifat reflektifitas optis tinggi, konduktivitas termal tinggi dan
fotosensitivitas, sehingga dapat ditemukan pada limbah film fotografi (film Rontgen). Perak
yang terkandung dalam setiap 1 m² film fotografi yang belum terpakai yaitu sekitar 4-6
gram/m² sedangkan kandungan perak dalam film fotografi yang sudah terpakai yaitu sekitar
3-3,5 gram/m² (Khunprasert, 2008). Logam perak pada dasarnya dikenal sebagai bahan yang
hamper ramah lingkungan, bebas bahaya bagi hewan serta tanaman. Namun, garam perak
yang dapat larut dan emisi selama pemulihan piro-metalurginya memiliki resiko besar bagi
ekosistem. Senyawa perak secara perlahan dapat diserap oleh jaringan tubuh, dengan
konsekuensi pigmentasi kulit kebiruan atau kehitaman (argyria) (Adeleke, 2018).

E. Alat dan Bahan


 Alat : • Bahan
- Tabung reaksi (10 buah) - Larutan CuSO4 0,1 M
- Gelas kimia 100 ml (2 buah) - Larutan NaOH 2 M
- Bunsen (1 buah) - Padatan kalium natrium tartrat
- Gelas kimia 500 ml (1 buah) - Padatan glukosa
- Gelas ukur 50 ml (1 buah) - Padatan Cu2O
- Gelas ukur 5 ml (2 buah) - padatan CuO
- Gelas ukur 10 ml (1 buah) - Larutan HCl 0,1 M
- Corong kaca (2 buah) - larutan H2SO4 0,1 M
- Batang pengaduk (2 buah) - larutan HNO3 0,1 M
- Pipet tetes (5 buah) - larutan HCl pekat 30%
- Botol semprot (1 buah) - kepingan tembaga
- larutan NH3 10%
- larutan K2CrO4 1 M
- kertas saring 1 buah
- larutan glukosa
- aquades
F. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Tembaga (I) Oksida
𝐶𝑢𝑆𝑂4 0,1𝑀

Dimasukkan 2 ml larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂 kedalam tabung reaksi

Dibuat campuran 2 ml NaOH dan 0,2 gr Kalium Natrium Tartarat kedalam


tabung reaksi, kemudian ditambahkan tetes demi tetes campuran tersebut
kedalam larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂 sampai endapan yang terbentuk larut.

Ditambahkan seujung sendok kecil glukosa pada campuran lalu dipanaskan


sampai terjadi endapan merah jingga. (Endapan merah jingga adalah 𝐶𝑢 𝑂)

Dibiarkan endapan mengendap, kemudian larutan didekantasi dan cuci


endapan dengan air

Digunakan endapan untuk percobaan B


Hasil

b. Reaksi senyawa Tembaga (I) Oksida dan Tembaga (II) Oksida dengan asam
𝐶𝑢 𝑂/CuO

Dimasukkan sedikit 𝐶𝑢 𝑂 hasil percobaan A kedalam tiga tabung reaksi

Dimasukkan sedikit 𝐶𝑢𝑂 kedalam tiga tabung reaksi yang lain

Dimasukkan sedikit 𝐶𝑢𝑂 kedalam tiga tabung reaksi yang lain

Digunakan larutan 𝐶𝑢 𝑂 dan CuO untuk mempelajari reaksi kedua


larutan tersebut dengan HCl encer, 𝐻 𝑆𝑂 encer, dan 𝐻𝑁𝑂 encer

Ditambahkan perlahan asam-asam tersebut kedalam larutan 𝐶𝑢 𝑂 dan


Cu(NO3)2 berlebih, kemudian dipanaskan dan diamati perubahan yang
terjadi
Hasil
c. Pembuatan Tembaga (I) Klorida

𝐶𝑢𝑂

Dimasukkan 0,2 gr CuO kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 3 ml HCl Pekat

Dipanaskan sampai diperoleh larutan berwarna hijau

Ditambahkan beberapa keping kecil tembaga dan didihkan selama 5 menit

Disaring dan dimasukkan filtratnya kedalam 50 ml aquades dalam beaker glass

Hasil

d. Reaksi dari senyawa Tembaga (II)

𝐶𝑢𝑆𝑂 0,1 𝑀

Ditambahkan larutan NaOH encer tetes demi tetes hingga berlebih kedalam 2
ml larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂

Ditambahkan larutan amoniak tetes demi tetes pada 2 ml larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂


sampai amoniak berlebih

Ditambahkan larutan HCl pekat tetes demi tetes pada 2 ml larutan 𝐶𝑢𝑆𝑂
sampai tidak terjadi perubahan lagi
Hasil

e. Reaksi pada Senyawa Perak (I)


 Percobaan 1

Larutan AgNO3 10%

Ditambahkan beberapa tetes larutan 𝐾 𝐶𝑟𝑂 kedalam 2 ml larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂

Endapan yang terbentuk dibagi menjadi 2 bagian, kemudian bagian


yang pertama diasamkan menggunakan 𝐻𝑁𝑂 encer, dan bagian
kedua ditambahkan 𝑁𝐻

Diamati perubahan yang terjadi


Hasil
 Percobaan 2

𝐴𝑔𝑁𝑂 , 𝑁𝐻 , NaOH

Ditambahkan tetes demi tetes larutan 𝑁𝐻 encer kedalam 2 ml


larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂 sampai berlebih

Diulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan NaOH

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

f. Reaksi Pembentukan Cermin Perak

Larutan garam perak nitrat 10%

Dibuat campuran 1 ml larutan garam perak nitrat 10% dengan 1 ml NaOH 1%


Dilarutkan endapan yang terbentuk dengan menggunakan 2 ml 𝑁𝐻 10%

Ditambahkan 2 ml larutan glukosa, kemudian dipanaskan dalam penagas


air dengan suhu 60℃

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

G. Data Pengamatan
a. Pembuatan Tembaga (I) Oksida
Tabung Perlakuan Pengamatan
1 CuSO4 + NaOH + Kalium Larutan berwarna biru tua, tidak ada endapan
natrium tartrat
+ glukosa Tidak ada perubahan, glukosa larut
+ dipanaskan Larutan dari biru berubah menjadi merah bata
+ didekantasi dan dicuci Larutan setelah didiamkan berubah menjadi coklat,
endapan dengan air ada endapan merah bata. Endapan hasil dekantasi
dicuci dengan air tetap tidak larut.
2 CuSO4 + NaOH + Kalium Larutan berwarna biru tua, tidak ada endapan
natrium tartrat
+ glukosa Tidak ada perubahan, glukosa larut
+ dipanaskan Larutan dari biru berubah menjadi merah bata
+ didekantasi dan dicuci Larutan setelah didiamkan tetap berwarna merahh
endapan dengan air bata, ada endapan merah bata. Endapan hasil
dekantasi dicuci dengan air tetap tidak larut.
3 CuSO4 + NaOH + Kalium Larutan berwarna biru tua dan sedikit keruh
natrium tartrat
+ glukosa Tidak ada perubahan, glukosa larut
+ dipanaskan Larutan dari biru berubah menjadi merah bata
+ didekantasi dan dicuci Larutan setelah didiamkan berubah menjadi coklat,
endapan dengan air ada endapan coklat. Endapan hasil dekantasi dicuci
dengan air tetap tidak larut.

b. Reaksi senyawa Cu2O dan CuO dengan asam

No Perlakuan Pengamatan
1 Cu2O + HCl encer Larutan berwarna merah dan endapan merah bata tidak larut
+ dipanaskan Larutan berwarna merah memudah dan terbentuk cincin
merah diatas permukaan. Setelah didiamkan, endapan sedikit
larut
2 Cu2O + H2SO4 encer Larutan tidak berwarna, terdapat endapan merah bata
+ dipanaskan Terbentuk cincin merah bata, larutan berwarna merah bata.
Setelah didiamkan, larutan tidak berwarna, terdapat endapan
dibawah dan diatas permukaan
3 Cu2O + HNO3 encer Larutan sedikit biru dan ada endapan merah bata
+ dipanaskan Ketika dipanaskan, terdapat cincin keunguan cukup banyak.
Setelah didiamkan, larutan berwarna biru dan ada endapan
coklat tua
4 CuO + HCl encer Larutan berwarna sedikit biru, ada cincin hitam dan endapan
hitam
+ dipanaskan Larutan meluap-luap mengeluarkan cincin hitam
5 CuO + H2SO4 encer Larutan tidak berwarna, ada endapan hitam dan cincin hitam
+ dipanaskan Larutan meluap-luap mengeluarkan lebih banyak cincin
hitam
6 CuO + HNO3 encer Larutan berwarna biru, ada cincin hitam, dan ada endapan
hitam
+ dipanaskan .Larutan meluap-luap mengeluarkan lebih banyak cincin
hitam dari tabung 4 dan 5

c. Pembuatan Tembaga (I) Klorida

Perlakuan Pengamatan
CuO + HCl Pekat CuO hitam, HCl tidak berwarna. Ketika dicampurkan
menghasilkan larutan hijau kekuningan
Lalu dipanaskan Larutan hijau menjadi pekat da nada gas berwarna putih
kekuningan
+ beberapa keeping Belum terjadi perubahan
tembaga
+ dididihkan 5 menit Keping tembaga larut selama pemanasan kemudian larutan
mengental menghasilkan endapan hitam
+ disaring Filtrat berwarna coklat, endapan berwarna putih
+ dimasukkan filtrat ke 50 Filtrat berubah menjadi berwarna biru langit
ml aquades

d. Reaksi dari Senyawa Tembaga


Tabung Perlakuan Pengamatan
1 NaOH encer + CuSO4 Larutan tidak berwarna, endapan biru muda
2 NH3 + CuSO4 Larutan biru tua, ada endapan putih
3 HCl + CuSO4 Larutan biru muda

e. Reaksi dari Senyawa Perak (I)


Perlakuan Pengamatan

Percobaan 1
AgNO3 + K2CrO4 Larutan berwarna merah bata, endapan coklat, terbentuk
lapisa atas kuning
Endapan 1 + HNO3 Larutan berwarna kuning keorangean, endapannya larut
Endapan 2 + NH3 Larutan berwarna kuning, endapan larut, ada bau
ammoniak
Percobaan 2
AgNO3 + NH3 encer Larutan tidak berwarna
AgNO3 + NaOH Terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah endapan coklat dan
lapisan atas endapan coklat mengapung, larutannya
berwarna coklat keruh
f. Reaksi Pembentukan Cermin Perak
Perlakuan Pengamatan

AgNO3 10% + NaOH 10% Larutan berwarna coklat, ada endapan coklat
dibawah dan diatas permukaan
Endapan + NH3 10% Larutan tidak berwarna, endapan sedikit larut dan
berupa butiran kasar mirip bebatuan kecil
+ Glukosa 2 % Larutan tidak berwarna, ada perbedaan fasa, endapan
larut
+ dipanaskan 60oC Pada saat dipanaskan, terbentuk cermin perak
dipinggir tabung reaksi

H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai reaksi pada unsur dan senyawa tembaga
dan perak. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat beberapa senyawa tembaga,
mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan kimia beberapa persenyawaan logam tembaga,
mengidentifikasi sifat-sifat senyawa perak, serta mengetahui kegunaan senyawa tembaga dan
perak. Prinsip percobaannya yaitu cara memperoleh tembaga dapat melakukan ekstraksi
dengan pemanggangan dan peleburan oksidatof atau pencucian dengan bantuan mikroba.
Tembaga (Cu) juga dapat ditemukan secara alami dalam mineral seperti cuprite, malachife,
dan lainnya (Rahayu, 2009). Perak adalah logam tembaga yang dapat ditemukan bersama
emas. Mineral penting dalam perak yaitu perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite
(AgCl), dan lain-lain (Parning, dkk. 2007).
Percobaan pertama yaitu pembuatan senyawa tembaga (I) oksida (Cu2O). Cara
membuat senyawa Cu2O yaitu dengan mereaksikan larutan CuSO4 dengan NaOH yang telah
ditambahkan padatan kalium natrium tartrat maka hasilnya terbentuk larutan biru tua tanpa
endapan. Fungsi CuSO4 adalah sebagai fehling A. Fungsi NaOH dan kalium tartrat adalah
sebagai fehling B. Ketika CuSO4(aq) direaksikan dengan NaOH(aq), terbentuk endapan
Cu(OH)2(s) yang berwarna biru. Endapan ini tidak efektif sebagai pereaksi Fehling, maka
ditambahkan kalium natrium tartrat sebagai ligan bidentat bagi ion Cu2+. Ketika Fehling A
dan Fehling B dicampurkan, tembaga(II) tetap sebagai larutan, karena membentuk ion
kompleks bistartrato kuprat(II), Cu{(COO)2(CHO)2}4-.
Kemudian ditambahkan glukosa hasilnya tidak ada perubahan. Fungsi glukosa adalah
sebagai agen pereduksi ion Cu2+ dari CuSO4 sehingga membentuk endapan merah jingga
yaitu senyawa Cu2O yang terbentuk. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat reaksi dan
terjadi perubahan dimana larutan menjadi berwarna merah bata. Setelah didiamkan terbentuk
endapan merah bata dengan larutan yang menjadi coklat. Hal ini menunjukkan bahwa pada
penambahan glukosa akan mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4. Kemudian endapan didekantasi
untuk dipisah dari larutannya. Endapan merah bata dicuci dengan air untuk menghilangkan
zat pengotor ataupun untuk menghilangkan larutan yang tersisa sebelumnya. Reaksi yang
terjadi yaitu:
- 2

- ]

- 2

Percobaan pertama ini menggunakan 3 tabung karena hasil endapannya yang sedikit.
Pada tabung 2 dan 3 cara pembuatannya sama seperti diatas dan hasilnya terbentuk endapan
merah bata pada tabung 2 dan endapan kecoklatan pada tabung 3 yang dapat diakibatkan dari
lebih lamanya pemanasan. endapan yang dihasilkan ini berupa Cu2O dan digunakan untuk
percobaan b.
Percobaan kedua yaitu reaksi senyawa Cu2O dan CuO dengan asam. Tujuan
percobaan ini adalah untuk mengetahui kelarutannya dalam berbagai asam. Pada tabung 1,
endapan Cu2O direaksikan dengan HCl encer maka hasilnya larutan berwarna merah dan
endapan merah bata tidak larut. Ketika dipanaskan larutan berwarna merah memudar dan
terbentuk sedikit cincin merah ke atas. Setelah didiamkan, endapan sedikit larut. Endapan Cu
ini memang tidak dapat larut dalam HCl encer dan pemanasan dilakukan untuk mempercepat
kelarutan endapan. Endapan yang masih ada adalah endapan CuCl. Reaksinya yaitu:

Selanjutnya pada tabung 2, endapan Cu2O ditambahkan dengan H2SO4 encer hasilnya
larutan tidaj berwarna dan ada endapan merah bata. Ketika dipanaskan terbentuk cincin merah
dan larutannya merah bata. Setelah didiamkan, larutan tidak berwarna dan ada endapan nerah
bata di bawah dan di atas permukaan tabung. Endapan yang terbentuk adalah endapan Cu.
Reaksi yang terjadi yaitu:

Pada tabung 3, endapan Cu2O ditambahkan dengan HNO3 encer hasilnya larutan
berwarna sedikit biru dan ada endapan merah bata. Ketika dipanaskan, larutan meluap-luap
mengeluarkan cincin keunguan. Setelah didiamkan larutan berwarna biru dan endapannya
coklat tua. Tembaga tidak larut dalam air atau uap air dan asam-asam encer seperti HCl encer
dan H2SO4 encer, tetapi asam klorida pekat dan mendidih melarutkan logam tembaga dan
membebaskan gas hidrogen. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah
melarutkan tembaga. Namun karena HNO3 yang digunakan encer maka tidak dapat
melarutkan Cu2O. Reaksinya yaitu:

Pada tabung 4, direaksikan padatan CuO ditambahkan dengan HCl encer hasilnya
terbentuk endapan hitam dan larutan biru serta ada cincin hitam diatas permukaannya. Ketika
dipanaskan larutan meluap-luap mengeluarkan seperti cincin hitam. Reaksi yang terjadi yaitu:
2

Pada tabung 5, direaksikan padatan CuO ditambahkan dengan H2SO4 encer hasilnya
terbentuk endapan hitam dan larutan tak berwarna serta ada cincin hitam diatas
permukaannya. Ketika dipanaskan larutan meluap-luap mengeluarkan seperti cincin hitam.
Reaksi yang terjadi yaitu:

Pada tabung 6, direaksikan padatan CuO ditambahkan dengan HNO3 encer hasilnya
terbentuk endapan hitam dan larutan biru serta ada cincin hitam diatas permukaannya. Ketika
dipanaskan larutan meluap-luap mengeluarkan seperti cincin hitam. Reaksi yang terjadi yaitu:

Seharusnya ketiga larutan asam tersebut dapat melarutkan CuO. Hal ini dapat terjadi
kesalahan karena CuO yang digunakan mungkin terlalu banyak sehingga butuh volume yang
lebih besar untuk melarutkannya.
Percobaan ketiga yaitu pembuatan tembaga (I) klorida. Padatan CuO direaksikan
dengan HCl pekat hasilnya larutan berwarna hijau kekuningan. Kemudian dipanaskan larutan
untuk meningkatkan laju reaksi sehingga larutan hijau menjadi pekat dan ada gas putih
kekuningan. Larutan berwarna hijau ini menandakan terbentuknya senyawa CuCl2 dan H2O.
Gas yang terbentuk senyawa Cl2. Reaksi yang terjadi yaitu: 2

Kemudian larutan ditambahkan beberapa keping tembaga yang berfungsi untuk


menambah konsentrasi logam Cu dan hasilnya belum terjadi perubahan. Ketika dididihkan 5
menit keping tembaga menjadi larut dan larutannya mengental menghasilkan endapan hitam
yang merupakan senyawa 2CuCl. Kemudian larutan disaring dan didapat filtrat berwarna
coklat yang kemudian dicuci filtratnya menghasilkan warna biru langit yang menandakan
senyawa CuO2 yang terbentuk. Reaksi yang terjadi yaitu: 2

Percobaan keempat yaitu reaksi dari senyawa tembaga (II). Pada tabung 1 direaksikan
CuSO4 dengan NaOH encer sampai berlebih hasilnya larutan tidak berwarna dan terbentuk
endapan biru muda. Hal ini tidak sesuai karena NaOH tidak digunakan hingga berlebih yang
dimana secara teori reaksi antara tembaga dengan NaOH akan menghasilkan endapan dan
larutan biru muda. Reaksi yang terjadi yaitu: 2 2

2 4
Pada tabung 2 direaksikan CuSO4 dengan NH3 sampai berlebih hasilnya larutan
berwarna biru tua dan terdapat endapan putih. Hal ini sesuai dengan tepro dimana, tembaga
dengan ammoniak akan menghasilkan larutan berwarna biru dari kompleks ]+
Reaksi yang terjadi yaitu: 4 3 ]

Pada tabung 3, CuSO4 + HCl terbentuk larutan biru muda. Dari hasil tersebut tidak ada
perubahan apapun dan telah sesuai dengan teori dimana tembaga tidak bereaksi dengan HCl
sehingga tidak menghasilkan perubahan apapun. Reaksi yang terjadi yaitu:

Percobaan kelima yaitu Reaksi dari Senyawa Perak (I). Percobaan ini terbagi menjadi
2 percobaan. Percobaan I yaitu AgNO3 direaksikan dengan K2CrO4 terbentuk Larutan
berwarna merah bata, endapan coklat, terbentuk lapisan atas kuning. Larutan K2CRO4
berfungsi untuk mengendapkan larutan AgNO3. Endapan yang dihasilkan ini berupa
Ag2CrO4. Reaksi yang terjadi yaitu: 2 2

Kemudian endapan dibagi dua untuk mengetahui kelarutannya dalam asam (HNO3)
dan basa (NH3) maka hasilnya pada larutan asam yaitu endapannya larut dan larutan
berwarna kuning-orange. Seharusnya endapan tidak larut dan terbentuk endapan berwarna
orange. Hal ini dapat terjadi kesalahan dapat disebabkan karena penambahan HNO3 yang
berlebih ataupun kurangnya ketelitian saat pengamatan. Endapan yang dihasilkan yaitu
AgNO3. Sedangkan pada larutan basa endapannya juga larut dan ada bau ammoniak (NH3).
Seharusnya endapannya larut karena mmebentuk senyawa kompleks yaitu [Ag(NH3)2]+.
Reaksi yang terjadi yaitu: 2 4 4

2 4 ]

Percobaan II yaitu pada tabung 1, larutan AgNO3 direaksikan dengan NH3 encer
maka hasilnya larutan tidak berwarna. Reaksi yang terjadi: 2 3

3 2 3
Pada tabung 2, larutan AgNO3 direaksikan dengan NaOH maka hasilnya terbentuk 2
lapisan, lapisan bawah endapan coklat dan lapisan atas endapan coklat mengapung, larutannya
berwarna coklat keruh. Endapan coklat yang terbentuk ini yaitu dari senyawa Ag2O. reaksi:
2 2
Percobaan keenam yaitu Reaksi Pembentukan Cermin Perak. Caranya dengan
mereaksikan AgNO3 10% dengan NaOH 10% dan terbentuk larutan berwarna coklat, ada
endapan coklat dibawah dan diatas permukaan. Endapan coklat yang dihasilkan yaitu Ag2O.
Endapan tersebut ditambahkan dengan NH3 10% yang berfungsi untuk membentuk kompleks
stabil dengan ion perak, maka terbentuk larutan tidak berwarna, endapan sedikit larut dan
berupa butiran kasar mirip bebatuan kecil. Menambahkan ammonia ke dalam larutan perak
nitrat membuat ion perak kurang rentan terhadap reduksi, sehingga menghasilkan perak yang
lebih stabil. Reaksi yang terjadi yaitu: 2 2

4 2 ]
Kemudian ditambahkan glukosa 2% hasilnya larutan tidak berwarna dan endapannya
larut. Fungsi glukosa ini adalah sebagai agen pereduksi yang mengurangi ion Ag+ menjadi
partikel perak dna menghasilkan larutan tidak berwarna dan tidak ada endapan. Terakhir
dipanaskan campuran dengan suhu 60°C, suhu yang terlalu tinggi merobek perak dari
permukaan dan fungsi pemanasan ini adalah untuk mempercepat reaksi dan hasilnya
terbentuk cermin perak dipinggir tabung reaksi. reaksi yang terjadi: 2 ]

2 2 2

Cermin yang terbentuk merupakan reaksi tollens, dimana reaksi tollens biasanya
digunakan untuk uji glukosa dengan terbentuknya cermin perak. Aldehida mereduksi pereaksi
Tollens menghasilkan cermin perak yang berarti positif sedangkan keton tidak akan bereaksi
positif. Reagen tollen terdiri dari kompleks perak amonia, Ag(NH3)2. Di dalam arutan
ammonia, reagen ini teroksidasi baik alifatik dan aromatik aldehida menjadi asam karboksilat
yang sesuai, ion perak mengurangi perak unsur dan disimpan sebagai cermin perak dari
endapan.

I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan senyawa tembaga seperti tembaga (I) oksida (Cu2O) dapat dibuat
dengan mereaksikan larutan CuSO4 + NaOH+ padatan kalium natrium tartrat, lalu
endapan yang terbentuk dilarutkan dengan CuSO4, kemudian ditambahkan
glukosa dan dipanaskan hingga terbentuk endapan merah jingga yang merupakan
Cu2O
2. - Sifat fisika tembaga: berwarna kuning atau coklat kemerahan, lentur,
konduktivitas, daktilitas, titik leleh dan didih yang tinggi.
- Sifat kimia tembaga: tidak reaktif, tidak mudah berkarat, tidak bereaksi dengan
air tetapi bereaksi perlahan dengan oksigen. Senyawa tembaga contohnya adalah
Cu2O dan CuO.
3. - Sifat fisika perak: logam yang mempunyai kilap putih, sangat lunak, Mempunyai
masa jenis 10,5 g/cm3, mudah dibentuk.
- Sifat kimia perak: sangat tidak reaktif dan merupakan logam mulia, Bilangan
oksidasi, −2, −1, +1, +2, +3 (oksida amfoter).
4. Kegunaan senyawa tembaga yaitu sebagai agen bakteriostatik, fungisida, dan
pengawet kayu. Sedangkan senyawa perak sebagai perhiasan, bahan industri, obat,
dan alat kesehatan.
J. Daftar Pustaka
Adeleke, J. T., T. Theivasanthi, M. Thiruppathi, M. Swaminathan, T. Akomolafe,
A.B. Alabi. 2018. Photocatalytic Degradation of Methylene Blue by ZnO/
NiFe2O4 Nanoparticles. Journal Applied Surface Science. 455: 195-200.
Falagan, C., Grail, B.M. and Johnson, D.B. (2017). New Approaches for Extractin and
Recovering Metals from Mine Tailings. Minerals Engineering, 106, 71-78.
https://doi.org/10.1016/j.mineng.2016.10.008.
Khunprasert, P. 2008. Radiographic film waste management in Thailand and cleaner
technology for silver leaching. Journal of Cleaner Production 16 (1): 28-36.
Kundari, N. A., & Slamet, W. (2008). Tinjauan Kesetimbangan Adsorpsi Tembaga
dalam Limbah Pencuci dengan Zeolit. Seminar Nasional IV SDM Teknologi
Nuklir Yogyakarta.
Langitasari, Indah. 2023. Praktikum Kimia Anoranik. Serang : Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Parning, Horale, dan Tiopan. 2007. Kimia 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Rahayu. 2009. Bijih tembaga. http://chem-is-try.org/ . Diakses pada tanggal 11
November 2023.
Rosahada, A. D., Budiyono, & Nikie. (2018). Biokonsentrasi Logam Berat Tembaga
(Cu) dan Pola Konsumsi Ikan Mujair di Wilayah Danau Rawapening. Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
Vogel. (1979). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
I. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
K. Lampiran
- Lampiran 1 (Tugas dan Jawaban)
1. Tulis semua persamaan reaksi pada percobaan A-G!
Jawab:
a. Pembuatan Tembaga (I) Oksida
 2

 ]

 2

b. Reaksi Senyawa Tembaga (I) Oksida dan Tembaga (II) Oksida dengan asam

 2

c. Pembuatan Tembaga (I) Klorida


 2

d. Reaksi Senyawa Tembaga (II)


 2 2 2 4

 2 ]

e. Reaksi Pada Senyawa Perak (I)


 2 2

 2 4 4

 2 4 ]

 2 3 3 2 3

 2 2

f. Reaksi Pembentukan cermin perak


 2 2
 4 2 ]

 2 ]

 2 2 2

2. Apa fungsi larutan glukosa pada pembentukan cermin perak?


Jawab: larutan glukosa berfungsi sebagai agen reduktor untuk mengurangi ion
Ag+ menjadi partikel perak dna menghasilkan larutan tidak berwarna dan tidak
ada endapan.

- Lampiran 2 (Laporan Sementara)

Anda mungkin juga menyukai