KIMIA UNSUR
TEMBAGA
DISUSUN OLEH:
NIM : K1A022060
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2022
TEMBAGA
I. Tujuan
Mengetahui sifat-sifat tembaga dan senyawanya.
2
sebagai logam dalam sulfida arsenida, klorida, dan karbonat (Cotton dan
Wilkison, 1989).
Tembaga diekstraksi dengan cara pemanggangan dan peleburan
oksidatif atau pencucian dengan bantuan mikroba yang diikuti oleh
elektrodeposisi dari larutan sulfat. Tembaga digunakan dalam aliasi
seperti kuningan dan bercampur sempurna dengan emas, tembaga
sangan lambat dalam teroksidasi superfisial dalam uap udara, kadang-
kadang menghasilkan lapisan hijau hidrokso karbonat dan hidrokso
sulfat (dari SO2 dalam atmosfer). Tembaga mudah larut dalam asam
nitrat dan asam sulfat dengan adanya oksigen, tembaga juga bisa larut
dalam KCN atau amonia dengan adanya oksigen. Senyawa tembaga
adalah diamgnetik kecuali yang di mana warna yang dihasilkan dari pita
anion dan pemindahan muatan ia tidak berwarna. Kestabilan relatif
tembaga sanagt bergantung kuat kepada sifat anion dan ligan lain yang
ada dan cukup beragam dengan pelarut atau sifat atom tetangganya
dalam kristal (Cotton dan Wilkison, 1989).
CuCl atau CuCN merupakan satau-satunya senyawa yang stabil
terhadap air namun sangat tidak larut terhadap air. Ketidakstabilan
terhadap air ini ada kaitannya dengan besarnya energi kisi dan solvasi
dan tetapan pembentukan yang tinggi bagi kompleks ion Cu 2+, sehingga
turunan ionik Cu+ tidak stabil. Senyawaan kupro biner, oksida dan
sulfida lebih stabil daripada senyawaan CuII yang bersangkutan pada
suhu tinggi. Cu2O dibuat sebagai bubuk kuning dengan reduksi diawasi
dari larutan basa garam kupri dengan hidrazin atau kristal merah dengan
dekomposisi termal CuO, Cu2S adalah padatan kristal hitam yang idbuat
dengan pemanasan tembaga dan sulfur tanpa ada udara. Jenis kompleks
kupro yang paling umum adalah kompleks dengan ligan halida
sederhana atau amina yang hampir tidak pasti tetrahedral (otton dan
Wilkison, 1989).
Kebanyakan senyawa CuI cukup mudah teroksidasi menjadi CuII,
namun oksidasi menjadi CuIII adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan
Cu2+ yang dikenal baik dan sejumlah besargaram berbagi anion
3
didapatkan, banyak diantaranya larut dalam air menambah
perbendaharaan kompleks. CuII cenderung mengalami distorsi bila
diletakkan dalam lingkungan yang memungkinkan simetri kubus
(oktahedrak atau tetrahedrak biasa). Kekhasan distorsi oktahedron
adalah terdapat empat ikatan Cu-L pendek dalam bidang, dan dua ikatan
trans panjang, dalam batas tertentu pemanjangan ini menyebabkan
situasi yang tidak dapat dibedakan dengan koordinasi segoempat seperti
ditemukan dalam CuO dan banyak kompleks diskretCuII, jadi pada
kasus koordinasi oktahiedral yang terdistorsi secara tetragonal dan
koordinasi segiempat tidak dapat dengan jelas dibedakan. Prolis nitrat
atau garam okso lainnya akan diperoleh kristal hiatam CuO yang diatas
800oC ia terdekomposisi menjadi Cu2O, bongkahan endapan biru
diperoleh sebagai hidroksidanya dengan pemanbahan NaOH kepada
larutan Cu2+, pemanasan larutan kotor akan medehidrasinyamenjadi
oksida. Hidroksida mudah larut dalam asam kuat dan juga dalam NaOH
pekat, yang akan menghasilkan anion biru tua, dalam larutan amonia
terbentuk kompleks tetraamina berwarna biru tua (Cotton dan Wilkison,
1989).
4
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali
ini adalah tabung reaksi, gelas beker, corong, pipet tetes, penjepit
tabung, gelas ukur, dan pembakar.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum kimia unsur
kali ini adalah tembaga, kalium tartrat, glukosa, tembaga (II) oksida,
tembaga (II) klorida, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam
klorida pekat, natrium hidroksida, larutan tembaga (II) sulfat, kalium
iodide, natrium tiosulfat.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Pertama
1. Sekeping logam tembaga dijepit dan dipanaskan
pada nyala pembakar.
2. Diamati apa yang terjadi.
3.3.2 Percobaan Kedua
1. Larutan HNO3 dimasukan kedalam tabung reaksi
sebanyak 2 ml.
2. Sekeping logam tembaga dimasukan kedalam tabung
reaksi yang berisi HNO3 encer.
3. Dipanaskan tabung reaksi yang berisi larutan HNO3
encer dan satu keping logam.
4. Diamati gas yang dihasilkan.
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. Larutan NaOH encer diamsukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Larutan amonia dimasukkan kedaalm tabung reaksi.
3. Larutan HCl pekat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
5
4. Ditambahkan larutan CuSO4 sebanyak 2 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi NaOH encer, amonia, HCl
pekat.
5. Diamati apa yang terjadi.
3.3.4 Percobaan Keempat
Diamati
3.3.5 Percobaan Kelima
6
3. Campuran dipanaskan dan diamati apa yang terjadi
3.3.6 Percobaan Keenam
1. Sebanyak 0,5 g CuO dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Ditambahkan 5-10 mL HCl pekat.
3. Dipanaskan dan diamati warna larutan.
4. Ditambahkan 1 g Cu.
5. Didihkan selama 5 menit.
6. Larutan disaring dan filtratnya dimasukkan ke
dalamgelas kimiayang berisi air sebanyak 200 mL.
7. Diamati apa yang terjadi.
3.3.7 Percobaan Ketujuh
1. Sebanyak 3 Ml larutan KI dimasukkan ke dalam3
mLlarutanCuSO₄.
2. Dipanaskan.
3. Diamati gas yang dihasilkan dan bentuk residunya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkson. 1989. Kimia Anorganik Dasar VI. Press, Jakarta.
8
Lampiran
Hasil
Hasil
2 mL CuSO₄
Hasil
9
3.4.4 Percobaan Keempat
Larutan A Larutan B
larutan A
Ditambahkan aquades sampai volume
larutan mencapai 50 mL
Larutan Benedict
Ditambahkan HNO₃
encer lalu diamati
Hasil
10
3.4.5 Percobaan Kelima
Hasil
Hasil
11
3.4.7 Percobaan Ketujuh
3 mL larutan CuSO₄
Ditambahkan 3 mL larutan KI
Diamati apa yang terjadi
Ditambahkan larutan natrium tiosulfat sampai
larutan menjadi jernih
Hasil
CuCl₂ anhidrat
Dipanaskan
Hasil
12
13