Disusun Oleh :
Alifa Siti Assyam Nurfatihah
(2282200063) / Kelompok 7 Kelas A
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum kali ini praktikan dapat :
- Dapat membuat beberapa persenyawaan tembaga
- Dapat mengidetifikasi sifat kimia dan fisika beberapa pernyawaannya logam tembaga
- Dapat mengidentifikasi sifat – sifat senyawa perak
- Dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi
B. Prinsip Percobaan
Tembaga umunya stabil dalam tingkat oksidasi +2 sedangkan pada tingkat oksidasi +1
hanya stabil jika berada dalam bentuk larutan. Warna logam tembaga menyerupai emas,
mudah ditempa, dapat diregang, dan merupakan konduktor panas dan listrik nomor 2 setelah
perak. Logam tembaga secara lambat bereaksi dengan udara lembab dan permukaannya
berangsur - angsur menjadi terlapis oleh lapisan hijau dari tembaga karbonat basa
[Cu2(OH)2CO3].
2Cu(s) + O2(g) + CO2(g) + 2H2O(l) → Cu2(OH)2CO3(s)
Logam tembaga tidak bereaksi dengan air atau uap air dan asam-asam encer non oksidator,
misalnya HCl encer dan asam sulfat encer. Asam klorida pekat yang mendidih dapat bereaksi
dengan tembaga menghasilkan gas hidrogen dan dikloro kuprat(I) [CuCl 2] - . Sementara itu,
asam sulfat pekat panas, asam nitrat encer dan asam nitrat pekat dapat bereaksi dengan logam
tembaga (Langitasari, 2022)
Dalam Industri kerajinan perak dan tembaga adalah salah satu logam yang dicampur
dengan perak untuk menghasilkan logam campuran yang lebih keras dan kuat dari perak
murni, hasilnya biasanya berupa perhiasan, aksesoris dan tentu saja limbah cair yang banyak
mengandung logam tembaga (Andaka, 2011)
C. Reaksi Kimia
- Pembuatan Tembaga (I) Oksida
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq)
2Cu(OH)2(aq) → Cu2O↓(s) + 2H2O(l)
Percobaan 2
→ (+) 2 ml AgNO3 + NH3 encer sampai berlebih
→ Diulangi percobaan dengan larutan NaOH sebagai pengganti NH3
→ Mengamati perubahan yang terjadi
Hasil
B Endapan Prosedur A
- (+) HCl encer - (+) berlebih = tidak ada
perubahan
- Dipanaskan = larutan hijau
muda bening
E Percobaan 1
- K2CrO4 + AgNO3 - Larutan keruh dan terdapat
endapan merah bata
- Endapan + HNO3 encer - Endapan larut, larutan
bewarna orange
- Endapan + ammoniak - Endapan larut endapan
berwarna kuning
Percobaan 2
- AgNO3 + ammoniak encer - Larutan tidak berwarna
- (+) berlebih = tidak ada
perubahan
- AgNO3 + NaOH - Larutan berwarna coklat
pekat dan terdapat endapan
berwarna coklat kehijauan
- (+) berlebih = larutan
berwarna coklat keruh, dan
terdapat endapan berwarna
coklat kehijauan (larutan
lebih terang)
F - AgNO3 + NaOH - Larutan putih keruh &
endapan coklat
- (+) Ammoniak - Larutan tidak berwarna
- (+) glukosa - Larutan coklat jernih
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan percobaan reaksi pada unsur dan senyawa tembaga dan
perak. Percobaan ini terbagi menjadi tujuh percobaan. Tembaga umunya stabil pada tingkat
oksidasi +2 sedangkan pada tingkat oksidasi +1 hanya stabil jika berada dalam bentuk larutan.
Warna logam tembaga menyerupai emas, mudah ditempa, dapat diregang, dan merupakan
konduktor panas dan listrik nomor 2 setelah perak. Dan garam tembaga dalam larutan
berwarna biru pucat, sebab membentuk ion Cu(H2O)4 2+ . Jika larutan ini ditambahkan amonia
akan menghasilkan Cu(NH3)4 2+ yang berwarna biru pekat.
Pada percobaan yang pertama yaitu pembuatan tembaga (II) oksida. Dimana pada
percobaan ini yaitu uji glukosa dengan menggunakan uji fehling. Fehling A yaitu larutan
tembaga (II) sulfat (CuSO4) dan Fehling B yaitu larutan hidroksida dan kalium natrium tartrat.
Pada larutan fehling yang akan digunakan, kedua larutan akan dicampur dengan perbandingan
volume yang sama. Berdasarkan hasil percobaan saat campuran larutan NaOH dan kalium
natrium tartrat direaksikan dengan CuSO4 menghasilkan terbentuknya endapan berwarna biru,
endapan yang terbentuk ini ialah Cu(OH)2. Pada larutan Fehling ditambahkan hingga
endapannya larut, kemudian ditambahkan sedikit glukosa dan dipanaskan. Setelah dipanaskan
akan menghasilkan terbentuknya endapan berwarna merah jingga di bawah tabung reaksi.
Berdasarkan literasi, hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan glukosa akan
mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4 dan pada tabung reaksi dipanaskan berfungsi untuk
mempercepat reaksi. Dimana endapan merah jingga yang dihasilkan merupakan tembaga (I)
oksida yang terbentuk.
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq)
2Cu(OH)2(aq) → Cu2O↓(s) + 2H2O(l)
Pada percobaan yang kedua yaitu reaksi senyawa tembaga(I) oksida dan tembaga(II)
oksida dengan asam. Dimana pada percobaan ini dilakukan berbagai perlakuan, pada
perlakuan pertama yaitu tembaga (II) oksida + HCl pekat, dimana pada warna berbeda terjadi
pada senyawa garam tembaga (II) klorida. Pada cairan pekat dari senyawa tembaga(II) klorida
ia memiliki warna hijau yang disebabkan oleh adanya ion kompleks yang mempunyai bentuk
2+
planar seperti ion heksaklorokuprat(II) ([CuCl 4] ). Saat dilarutkan dalam air warna larutan
akan berubah menjadi biru. Perubahan warna terjadi disebabkan oleh terjadinya penggantian
ion klorida pada senyawa kompleks dengan moleul air. Timbul warna biru itu dikarenakan
oleh adanya ion heksaaquatembaga(II) didalam larutan. Secara keseluruhan, perubahan ion
kompleks yang mengankibatkan perubahan warna hijau menjadi biru.
CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
[CuCl4]2- (aq) + 6H2O(l) ↔ [Cu(OH2)6]2+ + 4 Cl-(aq).
Pada perlakuan kedua yaitu tembaga (II) + H2SO4 , dimana saat dicampurkan berdasarkan
hasil percobaan menghasilkan larutan berwarna biru, dan berdasarkan literasi, saat
tembaga(II) silfat dipanaskan, maka krisktal akan terdehidrasi serta berubah warna menjadi
hijau abu-abu. Dimana asam sulfat berfungsi sebgai dehidrator yang menarik air dari senyawa
lainnya, asam sulfat juga perperan sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadi
reaksi kimia.
CuO(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)
Pada perlakuan berikutnya yaitu tembaga (I) oksida + HCl, dimana berdasarkan hasil
percobaan didapatkan larutan berwarna hitam serta endapan hitam, Berdasarkan literasi, ion
tembaga(I) terbentuk dalam reaksi oksidasi yang secara cepat akan membentuk kompleks
dengan ion klorida menghasilkan ion kompleks diklorokuprat(I) yang tidak berwarna. Ion
kompleks ini memiliki rumus kimia [CuCl 2] - . Pada reaksi yang terjadi karena sebenarnya
asam klorida bukanlah zat pengoksidasi yang kuat seperti asam nitrat.
CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
Perlakuan berikutnya yaitu tembaga(I) oksida dengan asam nitrat, dimana berdasarkan
hasil percobaan didapatkan Setelah direaksikan campuran berwarna hitam pekat, dan saat
dipanaskan terbentuk gelembung dan campuran berwarna hitam. Berdasarkan literasi, Pada
saat HNO3 dimasukan, Cu mulai bereaksi yang ditandai dengan adanya gelembung dan
berubahnya larutan HNO3 dari warna bening menjadi biru. Terjadi perubahan suhu menjadi
lebih tinggi dan kemudian timbul gas NO yang beracun sehingga berwarna kuning kecoklatan.
Seiring dengan habisnya Cu yang bereaksi, gas NO yang terbentuk lama kelamaan
menghilang. Setelah dipanaskan endapan yang timbul ialah endapan CuO, Cu yang berada
dalam larutan mulai mengendap, endapan Cu pada awalnya berwarna biru, lama kelamaan
berubah menjadi hitam.
CuO(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l)
Pada percobaan yang ketiga yaitu pembuatan tembaga(I) klorida dimana dengan
mereaksikan dengan HCl 2M yang kemudian dipanaskan dan ditambahkan dengan kepingan
tembaga lalu disaring dan filtrat nya dilarutkan dengan aquades. Berdasarkan hasil percobaan
didapatkan Ketika direaksikan menghasilkan larutan berwarna hitam, dan tak lama kemudian
akan menghasilkan endapan berwarna hitam dan larutan sedikit hijau (dua lapis) saat
dipanaskan larutan akan mendidih dan larutan berubah warna menjadi hijau. Pada percobaan
tembaga(I) terdapat dalam CuCl2 yang berbentuk oktahedral terdistorsi dalam ikatan trans
yang lebih panjang. pada tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi sehingga
pada saat ditambahkan dengan HCl, tembaga mengendap dan didapatkan larutan tembaga (II)
klorida.
CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
Dilakukannya pemanasan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi, kemudian pada
percobaan ini terdapat perubahan warna larutan menjadi hijau. Yang kemudian ditambahkan
dengan kepingan logam tembaga
CuCl2(aq) + Cu(s) → 2CuCl(aq)
Dari persamaan reaksi tersebut terdapat penurunan biloks pada Cu dari +2 menjadi +1,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Cu mengalami reduksi dari Cu 2+ menjadi Cu+, Kemudian
filtrat disaring menggunakan kertas saring dan dilarutkan dalam 200mL air akan terbentuklah
tembaga (I) Klorida.
Pada percobaan keempat yaitu reaksi dari senyawa tembaga(II), dimana dengan
mereaksikan tembaga(II) sulfat dengan NaOH. Pada percobaan ini dilakukan 3 perlakuan
berbeda, diberikan pada senyawa CuSO4 dengan menggunakan reagen NaOH encer, larutan
ammonia, dan larutan HCl pekat. Berdasarkan hasil pengamatan, ketiga reagen yang
ditambahkan ke dalam larutan CuSO4 menghasilkan pengamatan yang berbeda. Setelah
direaksikan tetes demi tetes NaOH ke dalam CuSO4 menghasilkan larutan yang berwarna biru
muda, tidak berbau dan terbentuk endapan biru tua-kehitaman. Saat direaksikan hingga
berlebih menghasilkan tiga lapisan dalam larutan, yaitu lapisan pertama menghasilkan larutan
tak berwarna, lapisan tengah terbentuk endapan biru tua-kehitaman dan lapisan bawah
menghasilkan larutan berwarna biru. Endapan tersebut dihasilkan dari reaksi ion Cu 2+ dengan
ion OH- yang menghasilkan endapan Cu(OH)2.
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq)
Pada perlakuan kedua, dimana larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan ammonia.
Berdasarkan hasil percobaan, setelah direaksikan tetes demi tetes menghasilkan larutan yang
berwarna biru tua. saat direaksikan hingga berlebih menghasilkan larutan berwarna biru lebih
terang. Berdasarkan litterasu, seharusnya reaksi CuSO4 yang ditambahkan larutan ammonia
tetes demi tetes, terbentuk endapan biru muda yang kemudian larut saat penambahan ammonia
secara berlebih dan akan terbentuk larutan berwarna biru tua. Pada perubahan warna larutan
biru tua itu membuktikan adanya reaksi ion Cu 2+ dengan ion NH3 +
yang menghasilkan ion
[Cu(NH3)4] 2+ .
Cu2+(aq) + 4NH3+(aq) → [Cu(NH3)4]2+(aq)
Pada perlakuan ketiga, dimana larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan HCl pekat.
Setelah direaksikan tetes demi tetes sampai berlebih menghasilkan larutan yang berwarna
hijau muda jernih. Berdasarkan literasi, tembaga sulfat saat bereaksi dengan asam klorida akan
menghasilkan larutan berwarna hijau. Pada reaksi ini, larutan tembaga(II) yang warnanya biru
akan berubah dijadikan hijau karena pembentukan tetraklorokuprat(II)
Cu2+ + 4Cl– → CuCl42–
Pada percobaan yang kelima yaitu reaksi dari senyawa perak(I). Pada percobaan ini
dilakukan dua perlakuan. Dimana pada perlakuan pertama yaitu mereaksikan sebagian
endapan dengan larutan ammonia. Dari hasil pengamatan yang didapatkan yaitu ketika larutan
ditambahkan ammonia, maka reaksi yang teramati yaitu larutan membentuk 2 lapisan, dimana
larutan ini menjadi berwarna keruh. Hal ini terjadi sebab saat bagain 1 ditambahkan asam
nitrat encer terbentuk 2 lapisan yaitu larutan jernih kekuningan serta endapan merah bata dan
bagian 2 ditambahkan amoniak (terbentuk larutan keruh dan endapan merah bata). saat
K2CrO4 direaksikan dengan AgNO3 terbentuk endapan merah bata yang merupakan endapan
perak (I) kromat atau Ag2CrO4 dengan nilai hasil kali kelarutan sangat kecil (4 x 10-12).
2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4(s) + 2KNO3
Pada saat endapan Ag2CrO4 diasamkan dengan HNO3 encer, akan terbentuk larutan
berwarna kuning dan endapan merah bata kekuningan, dimana endapan tersebut merupakan
endapan H2CrO4 dengan larutan kuning yang merupakan AgNO3 dalam suasana ion kromat
yang masih mencolok yang menjadi ciri khasnya
2Ag2CrO4(s) + 4HNO3(aq) → 4AgNO3 + H2CrO4(s) + H2O(l)
Sedangkan saat penambahan amoniak dalam endapan Ag2CrO4 dihasilkan larutan yang
kuning cerah dan endapan larut pada amoniak berlebih.
2Ag2CrO4(s) + 4NH3(aq) → [Ag(NH3)2].2CrO4 + H2O(l)
Pada perlakuan kedua yaitu mereaksikan larutan AgNO3 yang ditambahkan dengan larutan
NaOH. Berdasarkan hasil percobaan menghasilkan endapan yang berwarna coklat pada
tengah larutan. Dimana endapan berwarna coklat ini berasal dari senyawa perak yang
ditambahkan dengan larutan NaOH sebagai pengganti NH3. Jika endapan tersebut diuji
dengan NaOH ini maka endapan tersebut tidak larut. Sebab endapan pada larutan tersebut
merupakan pereaksi berlebih pada kation Ag+ .
AgNO3(aq) + NaOH(aq) → Ag2O(s)↓ + 3NaNO3(aq)
Pada percobaan yang ketujuh yaitu reaksi pembentukkan cermin perak, dimana dengean
mereaksikan AgNO3 10% + NaOH 1%, yang direaksikan dengan NH3 10% , glukosa 2% dan
kemudian dipanaskan pada suhu 60⁰C. Berdasarkan hasil percobaan AgNO 3 10%
ditambahkan NaOH 1% menghasilkan terbentuknya endapan bewarna coklat pada dasar
tabung reaksi serta larutan bewarna keruh. Kemudian saat direaksikan dengan NH 3 10%,
larutan tidaj berwarna, sebab berdasarkan literatur secara teori reaksi ini merupakan kompleks
ion Ag+ dan amonia sehingga dalam persamaan reaksinya dapat ditulis Ag 2O. Selanjutnya saat
ditambahkan glukosa 2% (senyawa adehid) akan menghasilkan larutan menjadi berwarna
coklat pekat, berdasarkan literatur secara teori gula akan teroksidasi oleh larutan Ag-
amoniakal yang menjadi asam karboksilat. Dan saat dilakukan pemanasan pada suhu 60⁰C,
yang bertujuan untuk mempercepat rekasi dan juga mencegah terjadinya pengendapan ion
perak sebagai oksidasi Ag2O akan menghasikan letak endapan diseluruh larutan disertai
ukuran partikel serta endapan terlihat lebih besar, terletak pada dasar tabung reaksi serta
dinding tabung reaksi. Pada endapan yang berada di dinding reaksi merupakan cermin perak
yang terbentuk. Hal ini dapat terjadi sebab pada glukosa memiliki gugus H bebas yang
bereaksi dengan AgNO3
CH2OH(CHOH)4CHO + Ag2O↓ → CH2OH(CHOH)4COOH + 2Ag
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum percobaan reaksi pada unsur dan senyawa tembaga dan perak
kali ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pembuatan senyawa tembaga dapat dibuat dengan cara mereaksikan tembaga
dengan larutaan asam yang dipanaskan, Logam Cu memiliki sifat mudah teroksidasi
jika dipanaskan atau dibakar
2. Tembaga (I) oksida dibuat dengan mereaksikan larutan benedict dengan glukosa
sehingga terbentuk endapan berwarna coklat tua
3. Reaksi antara tembaga (I) oksida dengan asam, yaitu asam klorida, asam sulfat, dan
asam nitrat adalah reaksi antara Cu+ dengan anion dari masing – masing asam tersebut
sehingga dihasilkan CuCl2, CuSO4, dan Cu(NO3)2
4. Cermin perak dapat dibuat melalui uji Tollens pada larutan gukosa, ion Ag+ akan
direduksi mejadi Ag(s)
J. Daftar Pustaka
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Cotton, A. 1989. Kima Anorganik Dasar. Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralp J. 1989. Kimia Anorganik Jlid 1 Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Gillis, Nachrieb. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Housecroft, C.E. & Sharpe, A. G. 2005. Inorganic Chemistry 2nd ed. England: Person
Education Limite
Keenan, D.1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Khristian, S. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNY
Langitasari, Indah.2022. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Serang : Untirta Press
Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami Publishing
Company.
Shevla G. 1985. Analisis Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta : Kalman Medika Pustaka
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: UNY Press.
Sutresna, N. 2003. Kimia. Jakarta : P.G.M Pratama
Syamsidar, HS. 2013. Dasar Reaksi Kimia Anorganik. Makassar: Alaudin University Press
Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian II. Kalman Media
Pustaka, Jakarta
K. Lampiran
• Lampiran Jawaban Tugas
1. Tulis semua persamaan reaksi pada percobaan A-F?
Jawaban :
- Pembuatan Tembaga (I) Oksida
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(aq) + Na2SO4(aq)
2Cu(OH)2(aq) → Cu2O↓(s) + 2H2O(l)
- Reaksi Senyawa Tembaga (I) Oksida Dengan Asam
CuO(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)
CuO(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l)
CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O
- Pembuatan Tembaga (I) Klorida
CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
CuCl2(aq) + Cu(s) → 2CuCl(aq)
[CuCl4]2- (aq) + 6H2O(l) ↔ [Cu(OH2)6]2+ + 4 Cl-(aq).
- Reaksi Dari Senyawa Tembaga (II)
2CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
Cu2+(aq) + 4NH3+(aq) → [Cu(NH3)4]2+(aq)
Cu2+ + 4Cl– → CuCl42–
- Reaksi Dari Senyawa Perak
2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4(s) + 2KNO3
2Ag2CrO4(s) + 4HNO3(aq) → 4AgNO3 + H2CrO4(s) + H2O(l)
2Ag2CrO4(s) + 4NH3(aq) → [Ag(NH3)2].2CrO4 + H2O(l)
NaOH(aq) + AgNO3(aq) → Ag2O(s)↓ + 3NaNO3(aq)
- Reaksi Pembentukan Cermin Perak
AgNO3(aq) + NaOH(aq) → Ag2O(s)↓ + 3NaNO3(aq)
Ag2O(s)↓ + NH3(aq) → Ag(s) + N2(g) + H2O(l)
CH2OH(CHOH)4CHO + Ag2O↓ → CH2OH(CHOH)4COOH + 2Ag