Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ACARA IV

REAKSI REDOKS

ar

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD APRIA ISWARA

GIA019051

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA IV

REAKSI REDOKS

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Menentukan reaksi reduksi-oksidasi (Redoks).
2. Waktu Praktikum
Jumat, 11 Oktober 2019
3. Tempat praktikum
Lantai II ,Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Reaksi Redoks berperan di dalam banyak hal dalam kehidupan
mulai dari pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai dengan kerja
cairan pemutih. Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya elektron
disebut oksidasi. Reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan
elektron disebut reaksi reduksi. Suatu jenis Redoks yang umum adalah
reaksi antara logam dengan asam, dituliskan :
Elektron elektron dalam reaksi redoks, maka perlu dituliskan bilangan
oksidasi pada reaktan atau produk. Bilangan oksidasi adalah jumlah
muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul atau senyawa ionik jika
elektron elektronnya berpindah seluruhnya (Chang, 2004 :100).
Reaksi oksidasi reduksi terjadi pada dua elektroda. Elektroda tempat
berlangsungnya oksidasi disebut anoda. Elektroda tempat terjadinya
reduksi disebut katoda. Listrik mengalir melalui suatu sirkuit dibawah
pengaruh beda potensial atau voltase. Harga n untuk suatu zat
pengoksidasi atau pereduksi dalam reaksi redoks adalah jumlah elektron
yang diterima atau diberikan oleh satu satuan rumus zat itu (Brady, 2008 :
245)
Dalam reaksi oksidasi reduksi, derajat oksidasi beberapa senyawa
berubah. Anggap reaksi antara tembaga dan larutan perak nitrat dalam air,
Ion nitrat adalah tidak ikut dalam reaksi sehingga diabaikan dalam
persamaan delta. Reaksi oksidasi ini terjadi bila sepotong tembaga
ditempatkan pada larutan perak nitrat dalam air. Logam perak melapisi
tembaga, konsentrasi ion perak menurun, dan Cu2+ biru muncul dan
konsentrasinya naik dengan berjalannya waktu (Knopkar, 2012 : 178)
Salah satu materi yang diajarkan dalam ilmu kimia adalah reaksi
reduksi dan oksidasi(redoks). Untuk memahami konsep tentang reaksi
redoks sangat dianjurrkan terlebih dahulu untuk memahami ilmu dasar
matematika dan ilmu fisika, karena sebagian besar dari redoks tersebut
diselesaikan dengan konsep ilmu Matematika sedangkan penyelesaian
muatan harus dengan ilmu Fisika. Ada tiga metode untuk menyelesaikan
reaksi redoks yaitu, metode penangkapan dan pelepasan oksigen, metode
perubahan elektron, dan metode perubahan bilangan oksidasi (Bukhari,
2017)
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat praktikum
a. Pemanas air
b. Penjepit kayu
c. Pipet volume 5 mL
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. Rubber Bulb
g. Tabung reaksi
2. Bahan-bahan praktikum
a. Larutan Asam Sulfat ( H2SO4) 1 M
b. Larutan Besi (III) Klorida (FeCl) 0,1 M
c. Larutan Hidrogen Peroksida (H2SO2) 0,1 M
d. Larutan Kalium Iodida (KI) 0,1 M
e. Larutan Kanji (Amilum) 2%
f. Larutan Seng Sulfat (ZnSO4) 0,5 M
g. Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 0,5 M
h. Padatan Seng (Zn)
i. Padatan Tembaga (Cu)
j. Serbuk Mangan Dioksida (MnO2)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dimasukkan 2 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam tabung reaksi,
kemudian diamsukkan logam Zn ke dalam larutan. Diamati dan dicatat
apa yang terjadi.
2. Dimasukkan logam Cu ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
ZnSO4 0,5 M. Diamati dan dicatat apa yang terjadi.
3. Dimasukkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan serbuk MnO2 untuk dikatalis reaksi disproporsionasi,
diamati dan dicatat apa yang terjadi.
4. Dimasukkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 5 tetes larutan H2SO4 1 M, ditambahkan 10 tetes larutan
KI 0,1 M dan 1 tetes larutan kanji 2%. Dicatat perubahan yang terjadi.
5. Dimasukkan 5 tetes FeCl3 0,1 M ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan 10 tetes H2SO4 1 M dan 10 tetes larutan KI 0,1 M.
Kemudia dipanaskan dalam waterbath hingga warna berubah menjadi
lebih pekat, kemudian tambahkan 1 tetes larutan kanji 2%. Dicatat
perubahan yang terjadi.

E. HASIL PENGAMATAN
NO. PROSEDUR KERJA HASIL
PENGAMATAN
1 Ditambahkan 2mL larutan CuSO4 0,5 M Warna larutan CuSO4
adalah warna biru muda.
Ditambahkan logam Zn
Ketika ditambahkan logam
Zn berubah warna menjadi
hitam dan terjadi korosi
pada sekeliling logam Zn,
terdapat gelombang udara,
setelah itu didiamkan
selama beberapa menit,
tabung reaksi bagian bawah
terasa panas.

2 Ditambahkan larutan ZnSO4 0,5 M Warna awal larutan ZnSO4


adalah bening dan warna
Ditambahkan logam Cu
awal logam Cu adalah
coklat kemerahan. Setelah
keduanya dimasukkan
kedalam tabung reaksi tidak
terjadi perubahan warna.

3 Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 0,1 M Warna awal larutan H2O2


adalah bening, setelah
Ditambahkan serbuk MnO2
ditambah serbuk MnO2
dengan warna hitam.
Kemudian dicampurkan,
warna menjadi hitam keruh
dan terdapat endapan.

4 Ditambahkan 5 tetes larutan H2O2 0,1 M Warna awal larutan


Ditambahkan 10 tetes H2SO4 1 M H2O2 adalah bening,
warna larutan H2SO4
Ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M
adalah bening, setelah
Ditambahkan 1 tetes larutan kanji 2% dicampurkan warna
tetap bening, kemudian
dimasukkan larutan KI
dengan warna awal
kekuningan, setelah itu
dimasukkan larutan
kanji dengan warna
putih keruh, kemudian
warna menjadi hitam
pekat.

5 Ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 0,1 M Warna awal larutan


Ditambahkan 10 tetes larutan H2SO4 1 M FeCl3 adalah
kekuningan. Warna
Ditambahkan 10 tetes larutan KI 0,1 M
awal larutan H2SO4
Dipanaskan adalah bening. Warna
Ditambahkan larutan kanji 2% awal KI adalah
kekuningan. Setelah
ketiga larutan tersebut
dicampur warna
menjadi kuning jernih,
kemudian dipanaskan
hingga warna berubah
menjadi merah bata,
kemudian ditambahkan
1 tetes larutan kanji,
warna berubah menjadi
hitam pekat.

F. ANALISIS DATA
1. Reaksi antara CuSO4 dengan logam Zn
CuSO4(aq) + Zn(s) ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2 +6 +4 0 +2 +6 -2 0

Oksidasi (+2)
Reduksi (-2)
2. Reaksi antara larutan ZnSO4 dengan logam Cu
ZnSO4(aq) + Cu(s)
3. Reaksi disproporsionasi H2O2 dengan MnO2
2H2O2(aq) MnO2(s) H2O(l) + O2(g)
+1 -1 +1 -2 0

Reduksi (-1)
Oksidasi (+1)

4. Reaksi antara larutan H2O2, H2SO4 , KI, dan larutan kanji


2H2O2(aq) + 2KI(aq) H2SO4(aq) 2K+(aq) + I2(S) + 2H2O
+1 -1 +1-1 indikator kanji +1 0 +1 -2

Oksidasi (+1)

Reduksi (-1)

5. Reaksi antara larutan Fecl3, H2SO4, KI, dan larutan kanji


2FeCl3(aq) + 6KI(aq) H2SO4(aq) 2Fe2+(aq) + 3I2(s) + 6KCl(aq)
+3 -1 +1 -1 indikator kanji +2 0 +1 -1

Oksidasi (+1)
Reduksi (-1)
G. PEMBAHASAN
Reaksi reduksi oksidasi merupakan suatu reaksi serah terima
elektron. Dalam suatu reaksi penggabungan ion, dimana bilangan
oksidasinya berubah. Bilangan oksidasi dapat berubah menjadi positif
atau negatif. Perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi ini disebut reaksi
redoks. Selain itu, membicarakan oksidasi suatu zat, harus diingat bahwa
pada saat yang sama reduksi dari suatu zat juga sedang berlangsung.
Oksidasi dan reduksi memiliki perbedaan pada pengikatan oksigen,
perubahan elektron dan perubahan bilangan oksidasi. Reaski oksidasi
adalah suatu reaksi yang mengikat oksigen, mengalami pelepasan
sejumlah elektron, serta mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Sedangkan reduksi adalah peristiw pelepasan oksigen, menerima
sejumlah elektron, serta mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Pada percobaan pertama larutan CuSO4 direaksikan dengan logam
Zn, warna awal larutan CuSO4 biru muda, setelah ditambahkan logam Zn
warnanya semakin memudar dari biru menjadi biru samar samar. Hal ini
dikarenakan terbentuk ZnSO4 yang merupakan hasil reaksi
pencampurannya. Warna logam Zn berubah menjadi hitam dan terjadi
korosi sera terdapat gelembung udara. Jika dibiarkan lama kelamaan
tabung reaksi bagian bawah terasa panas.
Pada percobaaan kedua larutan ZnSO4 direaksikan dengan logam Cu,
warna larutan ZnSO4 adalah bening dan logam Cu adalah coklat
kemerahan. Setelah direaksikan tidak terajdi perubahan. Pencampuran
keduanya tidak bereaksi karena tidak mengalami perubahan warna.
Karena perubahan kimia ditandai dengan salah staunya perubahan warna.
Pada percobaan ketiga larutan H2O2 direaksikan dengan serbuk
MnO2, warna awal larutan H2O2 adalah bening dan larutan MnO2 adalah
hitam. Setelah direaksikan larutan pada tabung reaksi berubah warna
menjadi hitam keruh, hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi
disproporsionasi dimana H2O2 menjadi reduktor sekaligus oksidator dan
MnO2 bertindak menjadi katalis.
Pada percobaan keempat direaksikan tiga larutan yaitu H2O2,
H2SO4, dan KI. Warna awal larutan H2O2 dan H2SO4 adalah bening,
setelsh dicampurkan tetap berwarna bening. Kemudian ditambahkan
larutan KI dengan warna kekuningan. Dan terakhir dimasukkan larutan
kanji dengan warna putih keruh. Hasil akhir pencampuran adalah ungu.
Hal ini disebabkan terbentuknya I2 yang merupakan hasil produk dari
pencampuran percobaan ini.
Pada percobaan kelima ada tiga larutan yang akan direaksikan yaitu
larutan FeCl3, KI, dan H2SO4. Warna awal larutan FeCl3 adalah kuning
kekuningan, saat ditambah kan H2SO4 tidak terjadi perubahan warna.
Baru saat ditambahkan larutan KI terjadi perubahan warna menjadi
orange. Setelah itu larutan tersebut dipanaskan dan berubah warna
menjadi coklat keruh. Ditambahkan larutan Kanji warna menjadi colat
pekat. Hal ini menunjukkan terbentuknya iodida. Kanji berfungsi sebagai
indikator yang menyebabkan terjadinya perubahan warna karena kanji
mengandung ion ion tertentu yang menyebabkan warna berubah.

H. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dappat disimpulkan bahwa


reaksi redoks merupakan suatu reaksi yang terjadi bersamaan antara reaksi reduksi
dengan reaksi oksidasi, dimana memilki perbedaan pada pengikatan oksigen,
perubahan elektron dan perubahan biloks. Dan adapun reaksi disproporsionasi
terjadi ketika suatu zat bertindak sebagai oksidator dan reduktor sekaligus. Seperti
pada reaksi larutan H2O2 dengan MnO2. Disini yang menjadi reduktor dan
oksidator adalah H2O2, MnO hanya bertindak sebagai katalis. Reaksi oksidasi
adalah reaksi yang melepas elektron serta mengalami kenaikan bilangan oksidasi,
sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menangkap elektron serta mengalami
penurunan bilangan oksidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, 2017, Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika dalam memahami
Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi,Vol. 1 No. 2, P 1.

Brady J, 2008, Kimia Universitas Asas & Struktur, Jakarta : Erlangga.

Chang R, 2004, Kimia Dasar I, Jakarta : Erlangga.

Knopkar, 2012, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai