Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ACARA III

REAKSI-REAKSI KIMIA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II

1. HASRI KUSUMA WARDI (2019C1A009)


2. DESI (2019C1A005)
3. NURQHOLILA (2019C1A014)
4. FERDI KUSUMA WIJAYA (2019C1A008)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah memahami ciri-ciri terjadinya reaksi kimia
dan menentukan jenis-jenis reaksi kimia yang terjadi pada beberapa
percobaan sederhana.

2. Landasan Teori
Reaksi kimia (chemical reaction) yaitu suatu proses dimana zat atau
senyawa diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi
satu sama lain tentang reaksi kimia, para kimiawan menggunakan cara standar
untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia. Persamaan
kimia (chemical equation) menggunakan lambang kimia untuk menunjukan
apa yang terjadi saat reaksi kimia berlangsung. (Djulana,2001)

Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan


mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan,
serta untuk mencari rumus senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan
cara mereaksikan dua buah zat atau lebih yang dibuktikan adanya perubahan
warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. Perinsip percobaan adalah
berdasarkan penggabungan molekul terbagi menjadi dua bagian atau lebih.
(Turmala,2010)

Prinsip percobaan adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi


menjadi dua bagian atau lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan
kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa yang di temukan oleh Lavoisier:
“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Hukum
Perbandungan Tetap (Hukum Proust) : “Dalam setiap persenyawaan
perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap”. Berdasarkan bronsted Lowry :
“Asam sebagai setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa
sebagai setiap zat sembarang yang menerima proton”.(Brady,2000)

3. Cara Kerja
3.1 Percobaan 1

1. Masukan 2ml larutan timbal II nitrat 0,1 M kedalam tabung reaksi yang
bersih. Lalu taambahkan ke dalamnya natrium asetat 0,1 M.
2. Masukkan 2 ml larutan timbal II nitrat 0,1 M kedalam tabung reaksi yang
bersih. Lalu tambahkan ke dalamnya kalium iodida 0,1 M.
3. Bandingkan kedua rekasi tersebut.

3.2 Percobaan 2

1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih. Beri label A-D,pada tabung A dan
B masukan beberapa butir tembaga II sulfat penetahidrat. Sedangkan
pada tabung C dan D masukkan beberapa butir kalium iodida.
2. Campurkan isi tabung A dan C.
3. Bandingkan hasil pengamatan dari point 2-3

3.3 Percobaan 3

1. Masukkan 2 ml larutan tembaga II sulfat kedalam tabung reaksi bersih.


Tambahkan sepotong logam magnesium.
2. Masukkan 2 ml larutan asam klorida ke dalam tabung reaksi bersih.
Tambahkan sepotong logam seng.
3. Bandingkan kedua reaksi tersebut.

3.4 Percobaan 4

1. Masukkan 2 ml larutan kalsium hidroksida 0,1 M ke dalam tabung reaksi


bersih. Tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein. Kemudian tambahkan 2
ml larutanasam karbonat 0,1 M
2. Masukkan2 ml larutan ammonium hidriksida 0,1 M kedalam tabung
reaksi bersih. Tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein, kemudian
tambahkan 2 ml larutan asam asetat o,1 M.
3. Bandingkan kedua reaksi tersebut.

3.5 Percobaan 5
1. Masukkan 1 ml asam oksalat 0,1 M dalam tabung reaksi bersih.
Tambahkan 2 tetes asam sulfat 2 M kedalam nya lalu kocok perlahan.
Selanjutnya, teteskan kalium permangenat 0,05 M sambil dikocok.
Teteskan terus hingga warna campurannya tidak hilang lagi.
2. Masukka 1 ml larutan besi II 0,1 M ke dalam tabung reaksi bersih.
Tambahkan 2 tetes asam sulfat 2 M ke dalamnya lalu kocok perlahan.
Selanjutnya, teteskan kalium permangenat 0,05 M sambil dikocok.
Bandingkan kedua reaksitersebut berdasarkan laju reaksi nya.

4. Hasil Pengamatan / Analisi Data

No Perlakuan Perubahan Uraian Jenis reaksi

1. PbNO3 + PbNO3 -terbentuknya


NaCH3CO (bening)+NaCH3C endapan setelah
O OO(bening) di kocok

Sebelum dikocok -sebelum


fase putih dan dikocok Redoks
bening. terdapat 2 fase
(putih dan
bening)

PbNO3+KI PbNO3 -terbentuknya


(bening)+KI endapan
(kuning) berwarna
kuning Dekomposi
KUNING
si
-warna cairan
kuning

2. CuSO4.5H2 Butir biru + putih -terbentuknya


O+KI endapan warna
Menghasilkan
warna coklat,warna putih
bening,warna biru.
-berwarna Dekomposi
coklat si

-terbentuk butir
coklat

3. CuSO4+Mg Biru + hitam -terdapat


endapan
MgSO4+C Pergantian
U -perubahan tunggal
suhu
Setelah 5menit
berwarna coklat

HCl + ZN HCl bening -terbentuk


endapan

4. KOH+H2C Campuran KOH + KOH bening -asam-basa


O3 fenolftalein + ditambahkan
-
H2CO3 menjadi fenolftalein
pemindaha
bening ungu. bening
n double
menghasilkan
warna bening -redoks
dan ditambah
H2CO3 warna
bertambah
menjadi unguj
bening.

NH4OH+C Campuran NH4OH bening


H3COOH NH4OH+fenolftale ditambahkan
in+CH3COOH fenolftalein
warna menjadi bening berubah
bening. warna menjadi
ungu dan
ditambahkan
lagi CH3COOH
bening warna
berubah
menjadi bening.

5. H2C2O4+H KmnO4 berubah bening + -reaksi


+KMnO4 warna menjadi bening = penguraia
bening bening n
ditambahkan
-redoks
lagi KmnO4
ungu warna -
berubah pemindaha
menjadi ungu n tunggal
dan berubah
lagi menjadi
bening setelah
beberapa menit.

Fe + H + Warna menjadi Fecl3 kuning di Reaksi


KmnO4 merah jambu tambah H2SO4 penguraia
bening berubah n
menjadi bening
dan ditambah
lagi larutan
KmnO4 ungu
warna
larutannya
menjadi merah
jambu.

5. Pembahasan
Reaksi Kimia dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu:
A. Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan
basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa
yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
a. Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion
H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
b. Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors;
basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi
Arrhenius.
c. Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah
pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi
Brønsted-Lowry.
B. Reaksi pengendapan adalah reaksi antara zat ion logam yang sukar larut
dalam air, sehingga terbentuklah endapan. Untuk mengetahui apakah suatu
reaksi terbentuk endapan atau tidak, harus diketahui kelarutan zat yang
terjadi. Sebagai contoh beberapa zat yang sukar larut dalam air, yaitu I+,
Mg2+, Fe2+, dan Cl-.
C. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom
senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer
elektron. Contoh reaksi redoks adalah:

2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)

D. Metatesis (pemindahan tunggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi


pertukaran antara dua reaksi.

AgNo3(ag)→NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)


E. Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat
yang lebih sederhana

2Ag2O(p)→4Ag(p) + O2(9)

F. Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih


kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik
unsur maupun senyawa).

2H2 (9) + O2 (9)→ 2H2O (9)

CO (9) + 2H2 (9)→ CH3OH (9)

Pada saat reaksi kimia berlangsung, akan muncul beberapa peristiwa yang
menjadi tanda-tanda bahwa suatu materi sedang mengalami perubahan kimia.
Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia pada suatu materi dapat diketahui dari
beberapa hal berikut ini:

1) Terjadi pembentukan endapan. Hal ini terjadi jika zat baru yang terbentuk
tidak larut / sukar larut dalam air.
2) Terjadi pembentukan gas. Hal ini terjadi jika zat baru yang dihasilkan
berbentuk gas sehingga menimbulkan gelembung-gelembung gas yang
seringkali memiliki bau yang khas.
3) Terjadi perubahan warna. Hal ini biasa terjadi jika zat baru yang terbentuk
mempunyai warna yang berbeda dengan warna zat semula.
4) Terjadi perubahan suhu. Pada setiap reaksi kimia berlangsung selalunya
disertai dengan penyerapan dan pelepasan energi panas (kalor). Jika suhu
materi naik, maka terjadi reaksi Eksoterm. Sedangkan jika suhu materi
menurun maka terjadi reaksi Endoterm.

6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri adanya reaksi
kimia adalah adanya perubahan dari pencampuran dua reaksi atau lebih,
baik perubahan warna, suhu, bau, adanya endapan dan adanya gas. Maka
dengan hasil percobaan ini kita dapat menuliskan sebuah persamaan
reaksi. Reaksi kimia ini digunakan untuk menetukan kandungan zat dalam
suatu bahan pangan, menilai kadar mutu pangan. Contoh indikator menilai
kandungan zat bahan pangan komponen lemak, protein, karbohidrat,
mineral, asam lemak dan gula untuk mengetahui dan menguji yang terjadi
pada bahan pangan tersebut.

6.2 Saran
Untuk kedepannya waktu praktikum dapat di manfaatkan dengan sebaik-
baiknya. Sehingga semua praktikan bisa melakukan semua praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, E., James, (2000), Kimia Universitas Asas dan Struktur,


BinarupaAksara : Jakarta

Djulana, D. 2001. Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Akademi analis


kesehatan: Bandung

Turmala, ElaSutrisno, Dra, M.S.(2010). PenuntunPraktikum Kimia Dasar,


UniversitasPasundan : Bandung

Anda mungkin juga menyukai