Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN 4

KESETIMBANGAN KIMIA DAN SISTEM BUFFER

Kelompok 1 :
- Afra Fathiranis Zukhruf (5009211006)
- Inneke Oktaviana Safitri (5003211008)
- Muhammad Radian Wisesa (5019211008)
- Muhammad Vickyo Rafif E. (5003211018)

Asisten Laboratorium : Annisa Aulia


Hasil dan Pengamatan
A) HASIL DAN PENGAMATAN KESETIMBANGAN KIMIA
Pergeseran kesetimbangan asam basa : pengaruh ion senama
1. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat
a) Tulis persamaan untuk kesetimbangan!
Pada kondisi pertama yaitu penambahan H 2 SO 4 pada larutan K 2 Cr2 O4
K 2 Cr2 O 4 (aq) + 3 H 2 S O 4 (aq) ⇄ K 2 Cr2 O7 (aq) + 3 S O2+3 H 2 O (aq)
Pada kondisi kedua yaitu penambahan NaOH pada larutan sebelumnya (
H 2 SO 4 + K 2 Cr2 O4)
K 2 Cr2 O4 (aq) + H 2 S O4 (aq) + 2NaOH ⇄ Na 2 Cr 2 O 4 (aq) + K 2 S O 4(aq) +2 H 2 O

(aq)

Pada kondisi ketiga yaitu penambahan H 2 SO 4 pada larutan sebelumnya (


H 2 SO 4 + K 2 Cr2 O4 + NaOH )
Reaksi hanya akan menambahkan konsentrasi H 2 SO 4 (bergeser ke arah
produk)
b) Tulis perubahan warna dengan penambahan H2SO4 dan NaOH!
Pada penambahan H 2 S O 4 3 M ke dalam larutan K 2 Cr2 O4 1M warna
larutan berubah dari berwarna kuning cerah menjadi orange kemerahan.
Pada penambahan NaOH 6 M ke dalam larutan K 2 Cr2 O4 1M +
H 2 S O 4 3 M larutan berubah dari berwarna orange kemerahan menjadi
kuning buram sedikit orange.
Pada penambahan H 2 S O4 3 M ke dalam larutan K 2 Cr2 O4 1M +
H 2 S O 4 3 M + NaOH 6 M warna larutan berubah dari berwarna kuning
buram sedikit orange menjadi orange kemerahan lebih muda.
c) Bagaimana pengaruh penambahan OH- ?
Pengaruh dengan adanya penambahan OH −¿¿ pada larutan yang berasal
+¿¿
dari penguraian ion-ion NaOH yang bereaksi dengan ion H
membentuk H 2 O yang mengakibatkan penurunan konsentrasi ion
+¿¿
H dalam larutan, menjadikan perubahan warna larutan dari berwarna
orange kemerahan menjadi kuning buram sedikit orange dengan arah
pergeseran ke kiri atau ke arah reaktan.
2. Kesetimbangan indikator asam basa
Bagaimana pengaruh penambahan HCL dan NaOH pada metil orange dan
Phenolphthalein?
a) Penambahan HCl pada Phenolphtalein memberikan hasil larutan dari
tidak berwarna tetap tidak berwarna.
Penambahan NaOH pada larutan HCl + Phenolphtalein dari tidak
berwarna menghasilkan larutan berwarna ungu kemerahan.
b) Penambahan HCl pada metil orange menghasilkan larutan dari berwarna
kuning menjadi berwarna merah muda.
Penambahan NaOH pada larutan HCl + metil orange menghasilkan
larutan dari berwarna merah muda berwarna kuning kembali.
3. Kesetimbangan asam lemah -basa lemah
a) Tuliskan reaksi antara asam asetat dan air!
+¿
−¿+ H 3 O(aq) ¿¿
C H 3 COO H (aq) + H 2 O(aq) ⇄C H 3 CO O( aq)
b) Bagaimana perubahan yang terjadi saat natrium asetat ditambahkan ke
asam asetat + metil orange?
Perubahan warna larutan berubah dari merah keorangean berubah
menjadi kuning keorangean.
c) Sempurnakan persamaan dibawah ini !
NH4OH
d) Perubahan yang terjadi pada NH4OH + pp yang ditambah NH4CI?
Perubahan warna larutan berubah dari ungu kemerahan menjadi tidak
berwarna.
e) Perubahan yang terjadi pada NH4OH + pp yang ditambah HCI?
Perubahan warna larutan berubah dari ungu kemerahan menjadi tidak
berwarna.
f) Apakah kesetimbangan akan bergeser ke kiri atau ke kanan?
Kesetimbangan bergeser ke arah kanan yaitu ke arah produk, yang
memungkinkan produk bersifat asam ( karena indikator pp akan sama-sama
tidak berwarna apabila bersifat asam atau netral, sehingga kepastian sifatnya
tidak bisa dipastikan secara akurat).
Kesetimbangan ion kompleks
1. Tulis persamaan kesetimbangan yang terjadi !
KSCN(aq) + Fe(NO3)3(aq) ⇄ Fe(SCN)2^+(aq) + 2NO3(aq) + KNO3(aq)
2. Intensitas warna pada tabung reaksi
a) Larutan + Fe(NO3)3 0,1 M = merah tua sedikit (diantara merah dan
marun)
b) Larutan + KSCN = merah tua pekat (merah marun)
c) Larutan + NaOH = kuning orange
d) Larutan = merah pudar
Kesetimbangan Larutan jenuh
1. Tulis persamaan kesetimbangan reaksi
BaCl2 + K2CrO4 ⇄ BaCrO4 + 2KCl
Terjadi endapan halus berwarna kuning pucat
2. Perubahan yang terjadi pada saat ditambah HCl
2K2CrO4 + BaCl2 + 2HCl → BaCr2O7 + 4KCl + H2O
Endapan menyatu Kembali dengan larutan menjadi larutan homogen dan
warna larutan menjadi orange.
B) HASIL DAN PENGAMATAN SISTEM BUFFER
1. Tes kemampuan Buffer

p
Tabung Larutan H
1 1 tetes
pH tetes
awal NaOH
HCI
A1 Air tidak dibuffer 6 5 7
B1 Buffer fosfat 7 6 7
C1 Buffer karbonat 9 10 9
D1 NaCl 10 4 7
E1 (NH4)2CO3 10 10 9
F1 Amonium asetat 6 5 8
2. Tes kapasitas Buffer

p
H
Tabung Larutan Tetes
Tetes Tetes HCI NaOH
NaOH hingga pH 5 hingga pH
hingga pH kembali ke
9 awal
A2 Air tidak dibuffer 6 tetes 1 tetes (pH=4) 1 tetes
B2 Buffer fosfat 7 tetes 12 tetes 2 tetes
C2 Buffer karbonat 9 tetes 23 tetes 20 tetes
D2 NaCl 10 tetes 1 tetes 3 tetes
E2 (NH4)2CO3 10 tetes 33 tetes 25 tetes
F2 Amonium asetat 6 tetes 4 tetes 10 tetes
3. Pengaruh Gas pada pH larutan yang dibuffer dan tidak dibuffer

Tabel Pengamatan
A) Kesetimbangan Kimia
Pergeseran kesetimbangan asam basa : pengaruh ion senama
1. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


K2CrO4 (aq) 1M diambil K2CrO4 (aq) 1M berwarna K2CrO4 di masukkan ke dalam
sebanyak 3 mL dan kuning tabung reaksi untuk direaksikan
dimasukkan kedalam tabung dengan larutan lain
reaksi
Tambahkan beberapa tetes K2CrO4 (aq) berubah warna Terjadi reaksi antara K2CrO4
H2SO4 (aq) 3M, dan diaduk menjadi jingga dengan larutan H2SO4 sehingga
warna larutan berubah dari
kuning menjadi jingga. Larutan
H2SO4 yang merupakan asam kuat
menyumbangkan ion [H+] pada
K2CrO4 yang netral sehingga
menyebabkan perubahan warna
yang mengindikasikan perubahan
pH larutan menjadi asam.
Tambahkan beberapa tetes K2CrO4 (aq) berubah warna Terjadi reaksi dari larutan dengan
NaOH 6M, lalu goyangkan menjadi kuning lagi NaOH sehingga terjadi
tabung reaksi perubahan warna dari jingga
menjadi kuning. Ketika NaOH
yang merupakan basa kuat
ditambahkan artinya NaOH
menyumbangkan ion [OH-] pada
larutan asam tadi sehingga
larutan yang tadinya asam
kembali netral yang
menyebabkan warnanya berubah
menjadi seperti warna semula.
Tambahkan kembali beberapa K2CrO4 (aq) berubah warna Larutan yang netral ketika
tetes H2SO4 (aq) 3M, lalu menjadi jingga lagi ditambahkan larutan asam kuat
goyangkan tabung reaksi akan mendapatkan ion [H+] dari
asam kuat (dalam percobaan ini
adalah H2SO4) sehingga larutan
akan menjadi asam dan terjadi
perubahan warna.
2. Kestimbangan indikator asam basa
Perlakuan Pengamatan Pembahasan
Masukkan 3 mL air ke dalam Pada tabung reaksi 1 Methyl orange (MO) dan
dua tabung reaksi, tabung setelah ditambahkan fenolftalein (pp) merupakan
reaksi 1 ditambahkan 2 tetes indikator methyl orange indikator yang sering digunakan
indikator methyl orange dan berubah warna menjadi dalam titrasi. Trayek pH untuk
pada tabung reaksi 2 sedikit kekuningan MO adalah 3,1 – 4,4 dengan
ditambahkan 2 tetes indikator semetara tabung reaksi 2 perubahan warna dari merah ke
fenolftalein yang diberi indikator kuning. Untuk indikator pp
fenolftalein tidak memiliki trayek pH 8,0 – 9,6
mengalami perubahan dengan perubahan warnanya dari
warna tidak berwarna menjadi merah.
Ketika indikator berubah warna
artinya telah terjadi titik
ekuivalen dan titrasi harus
dihentikan (Alex, 2009).
Tambahkan 2 tetes HCl 6 M Pada tabung reaksi 1 yang Indikator MO akan berwarna
pada masing-masing tabung berisi indikator methyl merah dalam suasana asam dan
reaksi orange dan HCl terjadi berwarna kuning pada suasana
perubahan warna menjadi basa. Sementara pada indikator
merah muda sementara PP dalam keadaan asam tidak
pada tabung rekasi 2 yaitu berwarna dan dalam keadaan
indikator fenolftalein dan basa berwarna merah muda
HCl tetap tidak berubah (Cahyati, 2012). Setelah
warna ditambah HCl tabung reaksi
yang terdapat indikator MO
menunjukkan warna merah
muda yang artinya larutan
bersifat asam. Sementara tabung
reaksi yang terdapat indikator PP
tidak mengalami perubahan
warna yang artinya larutan
bersifat asam.
Tambahkan 4 tetes NaOH 6 Pada tabung reaksi 1 Seperti yang dijelaskan
M pada masing-masing berubah warna menjadi sebelumnya dalam keadaan basa
tabung reaksi kuning sementara tabung indikator MO akan berubah
reaksi 2 berubah warna warna menjadi kuning sementara
menjadi merah keunguan pada indikator PP dalam kondisi
basa akan menjadi merah
keunguan. Sehingga dapat
disimpulkan larutan yang
ditambahkan 4 tetes NaOH 6 M
artinya larutan basa.
3. Kesetimbangan asam lemah - basa lemah

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Masukkan 3 mL CH3COOH Tabung reaksi A dan B Dalam titrasi penggunaan
0,1 M dan 2 tetes indikator berubah warna menjadi indikator MO tidak bisa
methyl orange pada tabung merah keorangean digunakan untuk titrasi asam
reaksi A dan B, kemudian kuat oleh basa kuat karena
diaduk dalam titrasi tersebut saling
menetralkan sehingga pH akan
berhenti di 7, tidak bisa
digunakan untuk titrasi asam
lemah oleh basa kuat, dapat
digunakan untuk titrasi basa
lemah oleh asam kuat tetapi
harus sangat berhati-hati serta
segera dihentikan ketika terjadi
perubahan warna, dan titrasi
garam dari asam lemah oleh
asam kuat dan titrasi dihentikan
ketika terjadi perubahan warna.
Sementara untuk penggunaan
indikator PP, yaitu tidak dapat
digunakan untuk titrasi asam
kuat karena titrasi akan saling
menetralkan dan berhenti di pH
7 sedangkan perubahan warna
terjadi pada pH 8, bisa
digunakan untuk titrasi asam
lemah oleh basa kuat, tidak
dapat digunakan untuk titrasi
basa lemah oleh asam kuat, dan
tidak dapat digunakan untuk
titrasi garam dari asam lemah
oleh asam kuat karena trayek pH
tidak sesuai titik ekuivalen
(Pangganti, 2012).
Tambahkan 1 mL Tabung reaksi A berubah Tabung A setelah ditambahkan
CH3COONa 1 M pada warna menjadi kuning CH3COONa menjadi kuning
tabung reaksi A, lalu aduk karena menggunakan indikator
MO artinya larutan pada tabung
A bersifat basa. Warna tersebut
berbeda dengan tabung reaksi B
yang hanya berisi CH3COOH
dan indikator MO yang
berwarna merah sedikit jingga
artinya larutan bersifat asam.
Warna jingga terjadi pada pH
3,7 atau mendekati netral
(Cahyati, 2012).
Masukkan NH4OH 0,1 M Setelah ditambah indikator Warna merah keunguan dari
sebanyak 3 mL pada tabung PP warna di ketiga tabung indikator PP menandakan
reaksi C, D, dan E. Lalu, reaksi menjadi merah larutan bersifat basa.
tambahkan indikator PP pada keunguan
ketiga tabung reaksi, dan
diaduk
Tambahkan NH4Cl 1 M Warna pada tabung reaksi Warna pada tabung reaksi C
sebanyak 1 mL pada tabung C berubah dari ungu menjadi tidak berwarna dan
reaksi C, lalu diaduk menjadi tidak berwarna terdapat samar warna keunguan
namun samar-samar artinya larutan berada pada sifat
seperti terdapat warna asam (tidak berwarna) dan sifat
ungu basa (merah keunguan).
Tambahkan 1 mL HCl 6 M Pada tabung reaksi D dari Pada tabung reaksi D warna
pada tabung reaksi D, dan berwarna ungu berubah larutan menjadi tidak berwarna
diaduk menjadi tidak berwarna yang menandakan larutan
bersifat asam. Sementara tabung
reaksi E tetap merah keunguan
artinya larutan bersifat basa.
Kesetimbangan ion kompleks

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Masukkan 3 mL Fe(NO3)3 Intensitas warna merah Penambahan air digunakan
0,1 M ke dalam beker gelas keunguan berkurang untuk mengencerkan larutan
lalu masukkan KSCN 0,1 M sehingga didapatkan warna
sebanyak 3 mL dan aduk merah yang berkurang
hingga homogen. Tambahkan intensitasnya supaya lebih
50-60 mL air mudah diamati.
Masukkan 5 mL larutan ke Keempat tabung reaksi Larutan di dalam tabung reaksi
dalam tabung reaksi A, B, C, menunjukkan warna ungu nantinya masing-masing akan
dan D kemerahan direaksikan dan dilihat
perubahan warnanya. Sementara
untuk tabung reaksi D tidak
ditambahkan larutan lain sebagai
pembanding warna.
Tabung reaksi A Warna larutan menjadi Warna menjadi lebih pekat ini
ditambahkan 1 mL (20 tetes) merah keunguan dengan menandakan reaksi
larutan Fe(NO3)3 0,1 M intensitas yang lebih pekat kesetimbangan bergeser ke arah
produk.
Tabung reaksi B Warna larutan menjadi Warna menjadi merah pekat ini
ditambahkan 1 mL KSCN merah pekat (merah tua) menandakan reaksi
0,1 M kesetimbangan bergeser ke
produk.
Tabung reaksi C Warna larutan menjadi Penambahan NaOH
ditambahkan 5-6 tetes NaOH kuning orange menyebabkan pergeseran
6M kesetimbangan ke arah reaktan
sehingga menghasilkan warna
yang memudar. Perubahan
warna terjadi akibat ion-ion yang
ditambahkan memberikan
tambahan konsentrasi di reaktan
atau produk sehingga larutan
bisa menjadi lebih pekat atau
lebih pudar.
Kesetimbangan Larutan jenuh

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Masukkan 3 mL larutan Larutan tidak berwarna Endapan kuning pucat terjadi
BaCl2 0,1 M ke dalam tabung kemudian terdapat akibat reaksi dari BaCl2 dengan
reaksi. Lalu tambahkan 5-6 endapan halus berwarna K2CrO4.
tetes K2CrO4 1 M kuning pucat
Tambahkan 10-12 tetes HCl Larutan menjadi berwarna Setelah ditambahkan HCl
6 M, aduk hingga homogen jingga (orange) larutan Kembali homogen dan
endapan hilang berubah warna
menjadi jingga.
B) Sistem Buffer
Pembuatan larutan

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Memasukkan air ditilat ke Air ditilat sebanyak 50 ml Air ditungkan ke gelas beaker
dalam gelas beaker ditungakan ke dalam gelas yang digunakan untuk proses
beaker yang disediakan selanjutnya
Mendidihkan air distilat Suhu untuk mendidihkan Mendidihkan air distilat
air distilat sebesar 100℃ digunakan untuk memisahkan
air dengan Co2
Menutup air distilat Gelas Beaker ditutup Perlakuan ini ditujukan untuk
menggunakan plastic yang mendinginkan air distilat yang
sudah disediakan ada dalam gelas beaker
Menyiapkan 3 tabung Tabung diberi label A1, Air yang sudah didinginkan tadi
A2 dan A3 , dimasukkan dimasukkan ke dalam tabung
10 ml air kedalamnya yang sudah diberi label, agar
memudahkan proses pembagian
percobann selanjutnya
Menambahkan indicator Sebanyak 10 tetes Dari indicator yang sudah
universal ke dalam tabung indicator yang dimasukkan diberikan, kita bisa mengetahui
kedalamnya menggunakan PH larutan menggunkan data
pipet warna yang sudah ada, untuk PH
air distilat sebesar 7
Mengaliri udara pada tabung Dengan mengaliri udara Kita dapat mengetahui besar PH
A3 selama 1 menit, seterusnya dari warna yang dihasilkan
mencatat PHnya, Terlihat dalam larutan menggunakan
PH tabung A3 sebsesar : 6 indicator yang dicocokkan
dengan tabel warna yang sudah
ada.
Mencampurkan 10 ml Dari percampuran 2 Terjadi percampuran antara 10
Na2HPO4 dan 10 ml larutan tersebut ml Na2PHO4 0,1 M dengan
NaH2PO4, masing-masing menghasilkan larutan NaH2PO4 0,1 M yang
0,1 M, dan memasukkan buffer fosfat, larutan yang menghasilkan larutan buffer
capuran larutan ke dalam sudah jadi nantinya di fosfat
gelas beaker taruh kedalam gelas beaker
B1 dan B2

Pipet 20 ml NaHCO3 0,1 M Mencatat hasil PH yang Kita dapat mengetahui besar PH
dan meletakkan ke dalam terjadi, terihat PH buffer dari warna yang dihasilkan
errlenmeyer 50 ml karbonat sebesar 9 dalam larutan yang dicocokkan
dengan table warna yang sudah
ada.
Menyiapkan 2 tabung reaksi Sebanyak 10 ml larutan Peyiapan alat dan bahan untuk
C1 dan C2 lalu mengisinya buffer karbonat dilakukan percobaan lanjutan
dengan larutan buffer dimasukkan kedalam
karbonat tabung reaski
Menyiapkan 2 tabung reaksi Larutan NaCl yang Peyiapan alat dan bahan untuk
D1 dan D2 lalu mengisinya dituangkan sebesar 10 ml dilakukan percobaan lanjutan
dengan larutan NaCl 0,1 M
Menyiapkan 2 tabung reaksi Larutan ammonium Peyiapan alat dan bahan untuk
E1 dan E2 lalu mengisinya karbonat yang dituangkan dilakukan percobaan lanjutan
dengan larutan ammonium sebesar 10 ml 0,1 M ,
karbonat penuangan menggunakan
pipet
Menyiapkan 2 tabung reaski Larutan ammonium asetat Peyiapan alat dan bahan untuk
F1 dan F2, lalu mengisinya yang digunakan sebesar 10 dilakukan percobaan lanjutan
dengan larutan ammonium ml 0,1 M, dipindahkan
asetat menggunakan pipet
Kemampuan Buffer

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Meletakkan tabung A1 Pengambilan data PH Kita dapat mengetahui besar PH
hingga F1 kedalam rak dan dilakukan dengan dari warna yang dihasilkan
mencatat PH nya menggunakan indicator dalam larutan menggunakan
yang nantinya akan dicatat indicator yang dicocokkan
hasilnya dengan table warna yang sudah
ada. (Hart et al., 2013)
Menambahkan masing Larutan tiap masing Kita dapat mengetahui besar PH
masing tabung reaksi dengan masing tabung bercampur dari warna yang dihasilkan
1 tetes HCL 0,5 diaduk dan dengan 1 tetes 0,5 M HCL dalam larutan menggunakan
diukur PH nya menghasilkan : indicator yang dicocokkan
dengan table warna yang sudah
Tabung A1 : PH 5
ada.(Hart et al., 2013)
Tabung B1 : PH 6
Tabung C1 : PH 10
Tabung D1 : PH 4
Tabung E1 : PH 10
Tabung F1 : PH 5
Menambahkan masing Larutan tiap masing Kita dapat mengetahui besar PH
masing tabung reaksi dengan masing tabung bercampur dari warna yang dihasilkan
1 tetes NaOH 0,5 M, diaduk dengan 1 tetes 0,5 M dalam larutan menggunakan
dan diukur PH nya NaOH indicator yang dicocokkan
dengan table warna yang sudah
ada.(Hart et al., 2013)
Kapasitas Buffer

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Menambahkan 0,5 M Larutan bercampur seiring Perbedaan seberapa banyak
NaoH tetes demi tetes dan dengan Penambahan tetes demi tetesan yang diperlukan untuk
mencatat berapa tetesnya tetes larutan NaOH sampai PH mencapai PH 9 ditentukan
menunjukkan PH 9, Hasil dari sifat karakteristik larutan.
pengamatan antara lain: Terdapat hasil pengamatan
sebanyak 0 tetes yang
A1 : 1 tetes
diperlukan, berarti campuran
B1 : 17 tetes larutan yang ada sudah
memenuhi PH 9, jadi tidak
C1 : 0 tetes perlu untuk meneteskan
D1 : 1 tetes larutan 0,5 M NaOH untuk
mengubahnya
E1 : 0 tetes
(Keeny-Kennicutt & Whitten,
F1 : 11 tetes 2014)

Menambahkan 0,5 M HCl Larutan bercampur seiring Perbedaan seberapa banyak


tetes demi tetes kedalam dengan Penambahan tetes demi tetesan yang diperlukan untuk
tabung A2 hungga F2 , tetes larutan HCL sampai PH mencapai PH 5 ditentukan
mencatat jumlah tetesan menunjukkan PH 5, Hasil dari sifat karakteristik larutan
yang diperlukan pengamatan sebagai berikut: yang akan ditetesi.
Tabung | PH awal | jumlah tetes
A2 6 1 tetes (PH4)
B2 7 12 tetes
C2 9 23 tetes
D2 10 1 tetes
E2 10 33 tetes
F2 6 4 tetes
Menambahkan tetes demi Larutan bercampur seiring Perlakuan yang di lakukan
tetes hingga kembali ke dengan Penambahan tetes demi bertujuan untuk
PH awal seperti percobaan tetes larutan NaOH sampai PH mengembalikan PH awal
B tahap 1 menggunakan menunjukkan PH awal larutan. larutan dengan menambahkan
0,5 M NaOH pada tabung Berikut data yang diperoleh: 0,5 M NaoH
A2-F2
Tabung A2 : 1 tetes (Keeny-Kennicutt & Whitten,
2014)
Tabung B2 : 2 tetes
Tabung C2 : 20 tetes
Tabung D2 : 3 tetes
Tabung E2 : 25 tetes
Tabung F2 : 10 tetes
Pengaruh gas pada pH larutan yang dibuffer dan tidak dibuffer

Perlakuan Pengamatan Pembahasan


Mengisi 4 tabung reaksi dan Untuk Tabung : Persiapan alat dan bahan yang
diberi label A,B,C, dan D serta nantinya akan mempermudah
A : 5 ml air distilat
mengisikan beberapa larutan dalam pengamatan
didalamnya B : NaCl 0,1 M
C : Buffer fosfat
D : Buffer fosfat encer
(1:3)
Memberikan masing-masing Beberapa nilai PH yang Indikator universal yang
tabung dengan 4-5 tetes terlihat, antara lain: diberikan digunakan untuk
indicator universal mengetahui nilai PH dalam
Tabung A : PH 6
sauatu larutan (Keeny-Kennicutt
Tabung B : PH 10 & Whitten, 2014)

Tabung C : PH 6
Tabung D : PH 6
Mengaliri udara pada setiap Nilai PH yang terlihat Terdapat perbedaan nilai PH
larutan selama 1 menit setelah dialiri udara selama yang dibentuk antara larutan
1 menit sebagai berikut : yang di buffer maupun larutan
yang tidak di buffer, berarti
Tabung A : PH 7
ada factor yang berpengaruh
Tabung B : PH 10 dalam percobaan tersebut,
yakni pengaruh gas.
Tabung C : PH 6
Tabung D : PH 7

Kesimpulan

Pada percobaan pertama kita mengamati reaksi yang terjadi dalam pencampuran dua
atau lebih senyawa yang berwujud aquos dalam kondisi setimbang. Pada percobaan
kedua kita mengamati larutan buffer yang pada hakikatnya dapat mempertahankan pH-
nya meskipun ditambahi larutan yang bersifat asam, basa, maupun pengenceran oleh air.
Sehingga dari kedua percobaan tersebut kita dapat menuliskan persamaan reaksi
kesetimbangannya dan mengamati perubahan apa saja yang dialami oleh larutan ketika
ditambahi oleh larutan lain.

Daftar Pustaka

Alex.2009.”Cara Kerja Indikator”.http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-


titrasi-asam-basa-netralisasi.html. Diakses 29 Oktober 2021.
Cahyati, Rahma.2012.”Tugas
Biokimia”.https://ramacahyati8910.wordpress.com/2012 /11/12/tugas-biokimia/.
Diakses 29 Oktober 2021.
Hart, D. J., Hadad, C. M., Craine, L. E., & Hart, H. (2013). Study Guide and Solutions
Manual Organic Chemistry A Short Course THIRTEENTH EDITION.
www.cengage.com/highered
Keeny-Kennicutt, Wendy., & Whitten, K. W. (2014). Student solutions manual for
Whitten, Davis, Peck and Stanley’s Chemistry. Brooks/Cole Cengage Learning.
Pangganti, Esdi.2012.”Indikator Asam Basa”.esdikimia.wordpress.com/2012/05/23/indi
kator-asam-basa//. Diakses 29 Oktober 2021
Lampiran 1
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1. pH air yang tidak dibuffer sebelum dialiri udara adalah 6 dan setelahnya adalah
7
2.

1. Afra Fathiranis Zukhruf, NRP 5009211006, bertanggung jawab mengerjakan


bagian tujuan percobaan.
2. Inneke Oktaviana Safitri, NRP 5003211008, bertanggung jawab dalam
mengerjakan bagian lampiran sekaligus penyusunan dan penggabungan struktur
jurnal serta mengirimkan pada google formulir yang telah ditentukan.
3. Muhammad Radian Wisesa, NRP 5019211008), bertanggung jawab dalam
pengerjaan skema kerja berupa diagram alir.
4. Muhammad Vickyo Rafif Exantra, NRP 5003211018, bertanggung jawab dalam
pembuatan dasar teori beserta daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai