Anda di halaman 1dari 5

VI.

Hasil Praktikkum

No Zat yang Direaksikan Pengamatan


1. Al + HCl Pada pengreaksian logam Al dengan HCl tidak
menunjukkan adanya suatu reaksi
2. Al + KOH Pada pengereaksian logam Al dengan KOH
menunjukkan sebuah reaksi dengan timbulnya
gelembung gas dan hasil larutan berubah menjadi
keruh
3. Cu + HCl Pada pengreaksian logam Cu dengan HCl tidak
menunjukkan adanya suatu reaksi
4. Fe + HCl Pada pengereaksian logam Fe dengan HCl
menunjukkan adanya sebuah reaksi yang ditandai
dengan timbulnya gas dengan gelembung gas
5. Zn + HCl Pada Pengereaksian Zn dengan HCl menunjukkan
adanya sebuah reaksi yang ditandai dengan
timbulnya gas dengan gelembung gas
6. Cu + HNO3 Pekat Pada pengreaksian menunjukkan adanya perubahan
warna menjadi biru kehijauan dikarenakan tembaga
larut dan timbul reaksi gas hingga mengeluarkan
uap.
7. Fe + H2SO4 Pekat Pada pengreaksian Fe dengan H2SO4 pekat
menunjukkan adanya perubahan warna menjadi
keruh dan timbul gelembung gas
8. BaCl2 + H2SO4 Pada pengreaksian larutan BaCl2 dengan H2SO4
menunjukkan adanya perubahan warna menjadi
keruh dan terdapat endapan halus.
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 Pada pengreaksian larutan MgCl2 dengan Pb
(NO3)2 menunjukkan adanya perubahan warna
menjadi keruh dan terdapat endapan kasar.
10. CuSO4 + KOH Pada pengreaksian CuSO4 dengan KOH
menunjukkan adanya endapan padat berwarna
kebiruan
11. ZnSO4 + KOH Pada pengreaksian ZnSO4 dengan KOH
menunjukkan adanya perubahan warna menjadi
keruh dan terdapat endapan berwarna putih
12. Endapan no. 11 + KOH Pada pengreaksian ini, warna pada endapan tetap
keruh

VII. Tugas
Persamaan reaksi dari reaksi yang terjadi:
1. Al + HCl -> AlCl3 + H2
2. Al + KOH ->
3. Cu + HCl
4. Fe + HCl
5. Zn + HCl
6. Cu + HNO3
7. Fe + H2SO4
8. BaCl2 + H2SO4
9. MgCl2 + Pb(NO3)2
10. CuSO4 + KOH
11.ZnSO4 + KOH
12. Endapan no 11 + KOH

VIII. Pembahasan
Garam adalah senyawa ionik yang terbentuk dari akibat reaksi netralisasi antara asam
dan basa. Kebalikan dari netralisasi asam basa adalah hidrolisis garam atau juga bias
disebut dengan penggaraman. Penggaraman sendiri dapat diartikan sebagai reaksi antara
salah satu ion garam dengan air yang membentuk larutan dengan sifat asam atau basa . Pada
saat penggaraman juga terjadi reaksi penguraian garam dalam air yang membentuk ion
positif dan ion negatif.
Sifat asam atau basa suatu larutan yang dihasilkan dari hidrolisis garam atau
penggaraman bergantung pada jenis asam basa yang membentuk garam tersebut. Misalnya
garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, garam yang terbentuk dari asam kuat
dan basa lemah, garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, serta garam yang
terbentuk dari asam lemah dan basa lemah.
Garam dari asam kuat dan basa kuat. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa
kuat tidak akan mengalami hidrolisis karena baik kation maupun anionnya tidak bereaksi
dengan air. Misalnya garam natrium klorida (NaCl) yang terbentuk dari asam kuat dan basa
kuat, yaitu asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH).

Dari reaksi tersebut terlihat ion yang terbentuk saat garam NaCl dilarutkan dalam air
adalah OH- dan H+. keduanya akan saling menetralkan, dan tidak bereaksi dengan air.
Dengan kata lain garam NaCl hanya terionisasi dan tidak terhidrolisis, sehingga larutan
yang dihasilkannya bersifat netral (pH=7).

Garam dari asam kuat dan basa lemah.


Garam dari asam kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sebagian. Misalnya
ammonium klorida (NH4Cl) yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, yaitu asam
klorida (HCl) dan ammonia (NH3). Amonia akan mengalami ionisasi terurai menjadi
ion NH4+ dan Cl-.

Perlu diingat bahwa ion Cl- dari asam kuat HCl tidak akan terhidrolisis oleh air, maka
hanya ion NH4+ yang akan bereaksi dengan air dan meningkatkan konsentrasi ion
hidronium.

 Garam dari asam lemah dan basa kuat


Garam dari asam lemah dan basa kuat jika di hidrolisis akan menghasilkan larutan basa.
Misalnya garam natrium flurida (NaF) yang terbentuk dari asam lemah flurida (HF) dan
basa kuat natrium hidroksida (NaOH).
Kation Na+ dari basa kuat natrium hidrokida tidak akan terhidrolisis. Dilansir dari
Lumen Learning, sedangkan anion F- adalah basa konjugasi HF yang akan menerima
proton dari air (terhidrolisis).

 Garam dari asam lemah dan basa lemah


Garam dari asam lemah dan asa lemah dapat terhidrolisis secara sempurna, namun
untuk menantukan sifat larutannya harus diperhitungkan konsentrasi asam dan basanya.
Misalnya garam ammonium asetat (CH3COONH4) yang terbentuk dari asam lemah
dan basa lmah, yaitu asam asetat (CH3COOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH).

Kedua ion-ion tersebut bisa terhidrolisis oleh air, sehingga derajat ionisadi dan pH nya
dapat dihitung.

Pada praktikum penggaraman kai ini, praktikan diminta untuk melakukan uji
penggaraman pada suatu larutan dan logam dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari
reaksi penggaraman. Adapun bahan bahan yang dibutuhkan antara lain logam Al, logam Cu,
Logam Fe, logam Zn, larutan HNO3 pekat, larutan H2SO4 pekat dan H2SO4 5%, larutan
HCL 5%, larutan KOH 5%, larutan BaCl2 5%, larutan MgCl2 5%, larutan Pb(NO3) 5%%,
larutan ZnSO4 5%, larutan Na2CO3 5%, larutan CuSO4 5%. Sementara untuk alat yang
dieprlukan selama praktikum antara lain rak tabung reaksi, tabung reaksi, pipet.

Langkah langkah yang harus dilakukan pada praktikum ini adalah siapkan 12 tabung
reaksi dan beri tanda pada masing masing tabung reaksi. Setelah itu, masukkan logam dan
larutan ke dalam tabung reaksi sesuai dengan ketentuan di modul. Penambahan larutan
bahan kimia ke dalam tabung reaksi cukup dengan cara tuang langsung dari botol bahan
kimia. Sebelum menuangkan larutan bahan kimia tersebut, alangkah baiknya praktikan
mengenakan sarung tangan terlebih dahulu. Cara penuangan bahan kimia ke tabung reaksi
yaitu dengan cara pegang botol larutan bahan kimia di tangan kanan dan tabung reaksi di
tangan kiri. Kemudian saat akan menuangkan larutan bahan kimia tersebut, miringkan botol
larutan bahan kimia kea rah tabung reaksi, dan begitu pula untuk tabung reaksi dimiringkan
ke arah botol larutan bahan kimia. Lalu, tuangkan larutan bahan kimia ke tabung reaksi
secara perlahan. Lalu praktikan diminta untuk mengamati hasil reaksi yang terjadi pada
setiap penuangan di tiap tabung reaksi. Pada saat praktikum terdapat beberapa bahan kimia
yang bersifat asam kuat, sehingga diperlukan penuangan di almari asam. Sebelum
penuangan almari asam, buka terlebih dahulu kunci almari asam kemudian buka pintu
Amari asam dan segera ambil larutan tersebut dengan pipet, agar penuangan lebih aman dan
tidak menimbulkan bau yang berlebih. Setelah selesai penuangan segera tutup pintu almari
kembali dan kunci kembali.

Beberapa hasil pengamatan dari reaksi yang dihasilkan pada praktikum penggaraman
ini yaitu, pada hasil pengamatan pertama direaksikan logam Al yang dicampur dengan
larutan HCl. Pada pengreaksian logam Al dengan larutan HCl tidak menunjukkan adanya
suatu reaksi yang terjadi. Hasil pengamatan kedua yaitu logam Cu yang dicampur dengan
larutan HCl. Pada pengreaksian logam Cu dengan larutan HCl tidak menunjukkan adanya
suatu reaksi yang terjadi. Hasil pengamatan ketiga yaitu logam Fe yang dicampur dengan
larutan HCl. Pada pengereaksian logam Fe dengan larutan HCl menunjukkan adanya
sebuah reaksi yang ditandai dengan timbulnya gas dengan gelembung gas. Hasil
pengamatan keempat yaitu logam Zn yang dicampur dengan larutan HCl. Pada
Pengereaksian logam Zn dengan larutan HCl menunjukkan adanya sebuah reaksi yang
ditandai dengan timbulnya gas dengan gelembung gas. Hasil pengamatan kelima yaitu
logam Cu yang dicampur dengan larutan HNO3 pekat. Pada pengreaksian antara logam Cu
dengan larutan HNO3 pekat menunjukkan adanya perubahan warna larutan menjadi biru
kehijauan dan timbul uap. Reaksi ini dikarenakan tembaga larut dalam larutan HNO3 pekat
dan timbul reaksi gas sehingga mengeluarkan uap. Hasil pengamatan keenam yaitu logam
Fe yang dicampur dengan larutan H2SO4 pekat. Pada pengreaksian antara logam Fe dengan
larutan H2SO4 pekat menunjukkan adanya perubahan warna pada larutan H2SO4 menjadi
keruh dan timbul gelembung gas. Hasil pengamatan ketujuh yaitu BaCl2 dicampur dengan
larutan H2SO4. Pada pengreaksian antara BaCl2 dengan larutan H2SO4 menunjukkan
adanya perubahan warna pada larutan H2SO4 menjadi keruh dan terdapat endapan halus.
Hasil pengamatan kedelapan yaitu MgCl2 yang dicampur dengan larutan Pb(NO3)2. Pada
pengreaksian antara MgCl2 dengan larutan Pb(NO3)2 menunjukkan adanya perubahan
warna pada larutan Pb(NO3)2 menjadi keruh dan terdapat endapan kasar.
9. CuSO4 + KOH Pada pengreaksian CuSO4 dengan KOH menunjukkan adanya endapan
padat berwarna kebiruan
10. ZnSO4 + KOH Pada pengreaksian ZnSO4 dengan KOH menunjukkan adanya
perubahan warna menjadi keruh dan terdapat endapan berwarna putih
11. Endapan no. 11 + KOH Pada pengreaksian ini, warna pada endapan tetap keruh

IX. Penutup
A. Kesimpulan

1. Penggaraman dapat terjadi pada setiap larutan / zat asam basa


2. Reaksi setiap larutan / zat berbeda – beda ketika dicampur
3. Penggaraman bisa berbentuk sebuah endapan halus, endapan kasar maupun sebuah karat
4. HNO3 pekat sangat berbahaya jika terkena kulit secara langsung, jika tercium secara
langsung, dan jika uap berkontak langsung dengan mata.

B. Saran

1. Aslab diharapkan memakai sarung tangan sesuai prosedur demi keamanan

2. Aslab diharapkan lebih teliti dalam langkah kerja agar tidak terjadi kesalahan

3. Aslab diharapkan lebih memperhatikan praktikan saat melaksanakan praktikum

Anda mungkin juga menyukai