Anda di halaman 1dari 4

KD 3 Hidrolisis Garam

Pengertian Hidrolisis Garam

Ketika suatu asam bereaksi dengan suatu basa maka akan dihasilkan senyawa
ionik yang disebut garam. Larutan garam dapat bersifat netral, asam, ataupun
basa. Hal ini dikarenakan terjadinya hidrolisis garam, yaitu reaksi dari suatu
kation atau suatu anion, ataupun keduanya, yang bereaksi dengan air
menghasilkan ion H+ (aq) atau OH− (aq). Jadi Hidrolisis Garam adalah reaksi antara
garam dengan air. ( Hidro = air , lisis = reaksi )

Secara umum, larutan garam dihasilkan dari :

a. Reaksi asam kuat dengan basa kuat menghasilkan garam bersifat netral
b. Reaksi asam kuat dengan basa lemah menghasilkan garam bersifat asam
c. Reaksi asam lemah dengan basa kuat menghasilkan garam bersifat basa
d. Reaksi antara asam lemah dengan basa lemah, menghasilkan garam sifat
larutan tergantung harga Ka atau Kb,
jika harga Ka > Kb maka larutan bersifat asam , jika harga Kb > Ka maka
larutan bersifat basa

1. Garam dari asam kuat dan basa kuat ( tidak terhidrolisis )

Garam NaCl di larutkan dalam air terjadi reaksi hidrolisis atau tidak ? (buktikan)
Garam NaCl di ionkan terlebih dahulu, setelah itu kation dan anionnya direkasikan
dengan air.
Reaksi : NaCl  Na+ + Cl –
Kation : Na+ + H2O  tidak terjadi reaksi hidrolisis, karena Na+ berasal dari basa
kuat
Anion : Cl + H2O  tidak terjadi reaksi hidrolisis, karena Cl – berasal dari asam

kuat
Kesimpulan : - Garam tidak terhidrolisis
- Larutan bersifat netral
- pH larutan = 7 ,
Garam NaCl yang terbentuk dari reaksi basa kuat (NaOH) dan asam kuat (HCl)
tidak dapat terhidrolisis sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl− merupakan
basa konjugasi yang sangat lemah karena berasal dari asam kuat sehingga
cenderung tidak dapat menarik proton. Kation Na+ juga tidak terhidrolisis,
sebagaimana di dalam air Na+ hanya akan terhidrasi (dikelilingi oleh molekul-
molekul H2O). Oleh karena densitas muatannya yang rendah, kemampuan kation
Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas proton dapat
diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tidak mempengaruhi keasaman
larutan.
 Anion-anion basa konjugasi dari asam kuat yang tidak terhidrolisis, antara
lain Cl−, Br−, I−, NO3−, dan ClO4−. SO4−

 Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain kation-
kation logam golongan IA dan IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+ kecuali
Be2+.

Jadi, larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak mengubah
perbandingan konsentrasi H+ dan OH− dalam air. Oleh karena itu, larutannya
bersifat netral (pH = 7).

2. Garam dari asam kuat dan basa lemah ( terhidrolisis parsial/ sebagian )

Garam NH4Cl di larutkan dalam air terjadi reaksi hidrolisis atau tidak ?
Garam NH4Cl diionkan terlebih dahulu,
Reaksi Ion : NH4Cl  NH4+ + Cl –
Reaksi kation : NH4+ + H2O  H3O+ + NH3 Terjadi reaksi hidrolisis, karena NH4+
berasal dari basa lemah. dan dihasilkan H3O+, ion H3O+ adalah zat pembawa sifat
asam, maka larutan bersifat asam
Reaksi Ion : Cl – + H2O  tidak terjadi reaksi hidrolisis, karena Cl – berasal dari
asam kuat
Kesimpulan : - Garam terhidrolisis sebagian
- Larutan bersifat asam, karena menghasilkan ion H3O+
- pH larutan < 7
- Prinsip Konsep : jika asam kuat di campur dengan basa lemah,
maka sifat larutan mengikuti sifat yang kuat, yaitu asam kuat.
Maka larutan akan bersifat asam
Garam NH4Cl yang terbentuk dari reaksi asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3)
akan mengalami hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah sehingga
larutannya bersifat asam. Anion Cl− tidak terhidrolisis karena merupakan basa
konjugasi yang sangat lemah. ( karena berasal dari asam Kuat ) Kation NH4+ dapat
terhidrolisis karena merupakan asam konjugasi lemah yang berasal dari basa
lemah sehingga dapat mendonorkan proton (H+) kepada H2O dan membentuk ion
hidronium (H3O+).

Kation-kation yang dapat terhidrolisis meliputi:

 kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+,
dan C5H5NH+

 kation logam dengan densitas muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+,
dan Ni2+. ( dari basa lemah )
3. Garam dari asam lemah dan basa kuat ( Terhidrolisis sebagian )

Garam KCN garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah (HCN) dan basa kuat
(KOH) akan mengalami hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah sehingga
larutannya bersifat basa. Kation K+ tidak terhidrolisis dan juga kation K+ yang
terhidrasi memiliki densitas muatan yang rendah sehingga cenderung tidak
mempengaruhi keasaman larutan. Anion CN− dapat terhidrolisis karena merupakan
basa konjugasi lemah yang berasal dari asam lemah sehingga dapat menarik proton
(H+) dari H2O dan membentuk ion hidroksida (OH−).

Contoh :

Garam NaCN di larutkan dalam air terjadi reaksi hidrolisis atau tidak ? ( buktikan )
Garam NaCN l diionkan terlebih dahulu,
Reaksi Ion : NaCN  Na+ + CN –
Reaksi kation : Na+ + H2O  tidak terjadi reaksi hidrolisis, karena Cl – berasal dari
asam kuat (NaOH)
Reaksi Ion : CN + H2O  HCN + OH – Terjadi reaksi hidrolisis, karena CN –

berasal dari asam lemah (HCN), dan dihasilkan OH –, ion OH – adalah zat pembawa
sifat basa, maka larutan bersifat basa
Kesimpulan : - Garam terhidrolisis sebagian
- Larutan bersifat basa, karena menghasilkan ion OH –
- pH larutan > 7
Prinsip Konsep : jika basa kuat di campur dengan asam lemah, maka sifat larutan
mengikuti sifat yang kuat, yaitu basa kuat. Maka larutan akan bersifat basa

Anion-anion basa konjugasi dari asam lemah yang dapat terhidrolisis menghasilkan
ion OH−, antara lain:

CN−, NO2−, F−, PO43−, CO32−, S2−, HS−, ClO−, C2O42−, HCOO−, CH3COO−, dan
C6H5COO−.

Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain kation-kation
logam golongan IA dan IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+ kecuali Be2+.

4. Garam dari asam lemah dan basa lemah ( terhidrolisis sempurna/ total )

Garam CH3COONH4 yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (CH3COOH)
dan basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation dan anionnya. pH larutan
garam demikian bergantung pada kekuatan asam relative,Ka dari kation dan
kekuatan basa relatif dari anion Kb. Kekuatan relatif dari anion dan kation dapat
ditentukan dari kekuatan relatif asam lemah dan basa lemah yang berhubungan.
Dengan demikian, terdapat tiga kemungkinan kondisi keasaman larutan garam
yang terbentuk dengan parameter seperti berikut.
Jika : Ka > Kb maka sifat larutannya asam
Kb > Ka maka sifat larutannya basa
Ka = Kb maka sifat larutannya netral
Contoh : buktikan garam NH4CN terhidrolisis sempurna

NH4CN  NH4+ + CN
Reaksi kation : NH4+ + H2O  NH3 + H3O+ (Terjadi reaksi hidrolisis)
Reaksi Anion : CN – + H2O  HCN + OH – (Terjadi reaksi hidrolisis)
Karena kedua duanya terjadi reaksi hidrolisis, maka terjadi reaksi hirolisis total
Kesimpulan : - sifat larutan tergantung harga Ka atau Kb, jika harga Ka>Kb maka
sifat larutan bersifat asam dan sebaliknya jika Kb>Ka maka sifat larutan bersifat
basa, dan jika harga Ka = Kb maka sifat larutan besifat netral

Soal Latihan

1. Jelaskan garam dibawah ini dalam air terhidrolisis sebagian dan bersifat
asam
a. NH4Br g. Sr(CN)2
b. (NH4)2 SO4 h. BaCO3
c. CH3NH3Cl i. Li3PO4
d. CaSO4 j. Na2CO3
e. KNO3 k. NH4HCOO
f. BeBr2 l. Be(CH3COO)

Anda mungkin juga menyukai