Ketika suatu asam bereaksi dengan suatu basa maka akan dihasilkan senyawa ionik yang disebut
garam. Larutan garam dapat bersifat netral, asam, ataupun basa. Hal ini dikarenakan terjadinya
hidrolisis garam, yaitu reaksi dari suatu kation atau suatu anion, ataupun keduanya, dengan air
menghasilkan ion H+(aq) atau OH−(aq).
Secara umum, larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa kuat bersifat netral,
larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa lemah bersifat asam, dan larutan
garam yang dihasilkan dari reaksi asam lemah dengan basa kuat bersifat basa.
kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti NH 4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, dan C5H5NH+;
kation logam dengan densitas muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, dan Ni2+.
Jika kation yang terhidrolisis dimisalkan sebagai BH +, maka reaksi hidrolisisnya dapat ditulis sebagai
berikut.
BH+(aq) + H2O(l) ⇌ B(aq) + H3O+(aq)
Reaksi ini dapat juga ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana seperti berikut.
Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dengan nilai tetapan ionisasi basa lemah B (K b) dan
nilai tetapan autoionisasi air (K w), yaitu:
Dengan asumsi jumlah anion A− yang terhidrolisis relatif kecil ([A−]setimbang ≈ [A−]awal = Ma), sebagaimana
anion terhidrolisis merupakan basa konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang:
Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan K h dengan nilai tetapan ionisasi asam lemah HA (K a)
dan nilai tetapan autoionisasi air (K w), yaitu:
dengan Ma = molaritas komponen anion garam yang terhidrolisis.
Oleh karena itu, larutan garam dari asam lemah dan basa kuat akan meningkatkan konsentrasi
OH− dalam air sehingga larutannya bersifat basa (pH > 7).
Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam seperti CH3COONH4 yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (CH 3COOH) dan basa lemah
(NH3) akan mengalami hidrolisis kation dan anionnya. pH larutan garam demikian bergantung pada
kekuatan asam relatif dari kation dan kekuatan basa relatif dari anion. Kekuatan relatif dari anion
dan kation dapat ditentukan dari kekuatan relatif asam lemah dan basa lemah yang berhubungan.
Dengan demikian, terdapat tiga kemungkinan kondisi keasaman larutan garam yang terbentuk
dengan parameter seperti berikut.
pH larutan garam dari asam lemah dan basa lemah hanya dapat diperkirakan menggunakan rumus
berikut dengan asumsi jumlah garam yang terhidrolisis relatif sangat kecil.
a. NaOCl 0,3 M
b. C6H5NH3Cl 0,2 M
c. NH4F 0,1 M
Ka(HOCl) = 2,9 × 10−8; Ka(HF) = 6,6 × 10−4; Kb(C6H5NH2) = 7,4 × 10−10; Kb(NH3) = 1,8 × 10−5
Jawab:
a. Garam NaOCl termasuk garam dari asam lemah (HOCl) dan basa kuat (NaOH), sehingga kation
Na+ tidak terhidrolisis sedangkan anion OCl− akan terhidrolisis menghasilkan larutan bersifat basa (pH
> 7).
b. Garam C6H5NH3Cl termasuk garam dari asam kuat (HCl) dan basa lemah (C 6H5NH2), sehingga anion
Cl− tidak terhidrolisis sedangkan kation C6H5NH3+ akan terhidrolisis menghasilkan larutan bersifat
asam (pH < 7).
c. Garam NH4F termasuk garam dari asam lemah (HF) dan basa lemah (NH 3), sehingga kation
NH4+ dan anion F− keduanya terhidrolisis. Oleh karena Ka(HF) (6,6 × 10−4) > Kb(NH3) (1,8 × 10−5), larutan
garam akan bersifat asam (pH < 7).
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Reaksi asam
dengan basa membentuk garam di sebut reaksi penetralan. Namun demikian, garam dapat bersifat
asam, basa maupun netral.
Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam
kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam
lemah dengan basa lemah.
Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat
keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air.
Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan
lisis yang berarti peruraian).
Tabel contoh larutan asam kuat
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Larutan Buffer : Pengertian, Fungsi, Dan Jenis
Beserta Contohnya Secara Lengkap
Garam terdiri dari empat jenis, yang terbagi berdasarkan komponen asam basa pembentuknya.
Macam-Macam Hidrolisis Garam
Jika ditinjau dari komponen pembentuk garam serta banyak tidaknya garam tersebut dapat
diuraikan ketika direaksikan dengan air, maka reaksi hidrolisis dapat dibedakan sebagai berikut ini.
1. Hidrolisis parsial
Hidrolisis parsial ialah ketika garam direaksikan dengan air hanya salah satu/sebagian ion saja yang
mengalami reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak. Komponen penyusun garam yang
mengalami reaksi hidrolisi parsial ini ialah asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya.
2. Hidrolisis total
Hidrolisis total merupakan reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang mana komponen garam
terdiri dari asam lemah dan basa lemah.
Berdasarkan jenis ion-ion yang dihasilkan ketika garam terlarut dalam air, proses hidrolisis dapat
dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Larutan Basa : Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta
Contohnya Secara Lengkap
3. Hidrolisis Anion
Apabila garam yang terdiri dari komponen molekul asam lemah dan basa kuat direaksikan dengan
molekul air, maka garam-garam ini hanya akan terhidrolisis sebagian/parsial didalam air dan akan
menghasilkan ion yang bersifat basa (OH-). Dengan kata lain, yang terhidrolisis adalah sedangkan
anion dari asam lemah sedangkan kation dari basa kuat tidak terhidrolisis.
Misal:
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+ (aq)
CH3COO– + H2O ↔ CH3COOH + OH–
Na+ + H2O → tidak terjadi reaksi
Dari contoh diatas, menjelaskan bahwa CH3COO– yang bertindak sebagai anion asam lemah
terhidrolisis membentuk OH– ketika direaksikan dengan molekul air (H2O) sedangakn Na+ yang
bertindak sebagai kation dari basa kuat tidak terhidrolisis ketika direkasikan dengan molekul air.
Kesimpulannya garam dengan komponen pembentuk asam lemah dan basa kuat, jika direaksikan
dengan air akan terhidrolisis sebagian dan menghasilkan ion yang bersifat basa.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Larutan Asam : Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta
Contohnya Secara Lengkap
4. Hidrolisis Kation
Serupa halnya dengan reaksi hidrolisis antara garam dengan komponen molekul asam lemah dan
basa kuat direaksikan dengan molekul air, jika garam dengan komponen penyusun asam kuat dan
basa lemah dilarutkan ke dalam molekul air juga akan mengalami hidrolisis parsial dan menghasilkan
ion yang bersifat asam (H+). Hal ini terjadi karena hanya kation dari basa lemah terhidrolisis,
sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidrolisis.
Misal:
NH4Cl → NH4+ + Cl–
NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+
Cl– + H2O → tidak terjadi reaksi
Berdasarkan contoh diatas, dapat dijelaskan bahwa NH4+ yang bertindak sebagai basa lemah
terhidrolisis menghasilkan ion yang bersifat asam, yakni H+. Sedangkan Cl- yang sebagai anion asam
kuat tidak terhidrolisis.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Getaran Harmonik : Pengertian, Syarat, Dan Rumus
Beserta Contoh Soalnya Secara Lengkap
Apabila garam dengan komponen asam lemah dan basa lemah direaksikan dengan molekul air akan
mengalami hidrolisis total. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kation dari basa lemah maupun
anion dari asam lemah dapat terhidrolisis secara sempurna. Reaksi hidrolisis ini menghasilkan ion H+
atau OH-.
Misal:
CH3COONH4 → CH3COO– + NH4+
CH3COO– + H2O ↔ CH3COOH + OH–
NH4+ + H2O ↔ NH4OH + H+
Contoh diatas, menjelaskan bahwa kedua komponen penyusun garam CH3COO– (anion dari asam
lemah) dan NH4+ (kation dari basa lemah) dapat terhidrolsis secara sempurna yang masing-masing
berurutan menghasilkan ion yang bersifat basa (OH–) dan ion yang bersifat asam (H+).
hidrolisis1
Berikut ini adalah beberapa contoh beserta penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan hidrolisis
garam yang baru saja kita pelajarai bersama :
1. Berapakah pH larutan dari 100 mL larutan natrium sianida 0,01 M? (K a HCN = 10-10)
Penyelesaian :
Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Ion yang terhidrolisis adalah ion CN–. Konsentrasi ion CN– adalah 0,01 M. Dengan demikian, pH
larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[OH–] = 10-3 M
Dengan demikian, pOH larutan adalah 3. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 11.
2. Berapakah pH larutan dari 200 mL larutan barium asetat 0,1 M? (K a CH3COOH = 2.10-5)
Penyelesaian :
Larutan barium asetat terbentuk dari campuran basa kuat (Ba(OH) 2) dengan asam lemah (CH3COOH).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Ion yang terhidrolisis adalah ion CH3COO–. Konsentrasi ion CH3COO– adalah 0,2 M. Dengan demikian,
pH larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[OH–] = 10-5 M
Dengan demikian, pOH larutan adalah 5. Jadi, pH larutan garam tersebut adalah 9.
Penyelesaian :
Larutan amonium klorida terbentuk dari campuran basa lemah (NH 4OH) dengan asam kuat (HCl).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam.
Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+. Konsentrasi ion NH4+ adalah 0,42 M. Dengan demikian, pH
larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[H+] = 1,53.10-5 M
Penyelesaian :
Larutan amonium sianida terbentuk dari campuran basa lemah (NH 4OH) dengan asam lemah (HCN).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total.
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + CN–(aq)
Ion yang terhidrolisis adalah ion NH4+ dan ion CN–. Dengan demikian, pH larutan garam dapat
diperoleh melalui persamaan berikut :
[H+] = {Kw (Ka/Kb)}1/2
[H+] = 5,22.10-10 M
5. Berapakah massa garam NaCN yang harus dilarutkan untuk membentuk 250 mL larutan
dengan pH sebesar 10? (Ka HCN = 10-10 dan Mr NaCN = 49)
Penyelesaian :
Larutan natrium sianida terbentuk dari campuran basa kuat (NaOH) dengan asam lemah (HCN).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Konsentrasi garam NaCN yang diperlukan sebesar 10 -4 M. Volume larutan sebanyak 250 mL = 0,25 L.
Dengan demikian, mol garam NaCN yang dibutuhkan adalah :
Jadi, massa garam NaCN yang dibutuhkan sebanyak 2,5 x 10 -5 x 49 = 1,225 x 10-3 gram = 1,225 mg.