Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ACARA I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II

1. HASRI KUSUMA WARDI (2019C1A009)


2. DESI (2019C1A005)
3. NURQHOLILA (2019C1A014)
4. FERDI KUSUMA WIJAYA (2019C1A008)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Kimia
Dasar tahun ajaran 2019, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah
Mataram.

Mataram, November 2019

Menyetujui,

Kordinator Asisten Praktikan,

(NABILA AGUSTINA) KELOMPOK II


1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk memahami penggunaan alat-alat yang
umum digunakan di laboratorium Kimia.

2. Landasan Teori
Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan
sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan
dalam pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam
pelaksanaan praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik
mungkin. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses
pemanasan, misalnya pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai
jenis dan macam yang kompleks sehingga dalam penggunaannya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi (Prabowo, 2009).
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda
nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak
melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang
memumungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat
adalah titik awal untuk generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga
praktik di laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial
dalam pengajaran sains (Wahyudi, 2011).
Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang
klasik maupun instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran
sebagian besar terbuat dari gelas. Selain itu ada pula alat yang terbuat dari
porselin besi dan karet (Tim Kimia, 2015).
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium
tersebut terbuat dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap
dipakai, namun dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk
membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik dan lain-lain sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap
basa, tahan terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan
terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia
sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Waltor, 2010).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam
laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan
pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang
dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja
dalam laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini
dapat disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-
sebab lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena
kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk
mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009).
Dalam mengukur suatu zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat.
Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur.
Akan tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu
teliti. Salah satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat
ketelitian tinggi yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini
tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan (Rohman, 2011).
Bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisis
kimia tersedia dalam bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol
plastik atau botol gelas yang gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik
dengan kemurnian yang berbeda-beda. Derajat kemurnian kemikalia yang
dibuat di pabrik harus dicantumkan padda label botol kemas bahan tersebut
(Tim Kimia, 2014).
Pekerjaan dalam labortorium biasanya sering menggunakan beberapa alat
gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan,
pekerja, pengguna maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga
dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi
dapat berakibat pada dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat
gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya
(Ginting, 2000).

3. Cara Kerja
Dengarkan penjelasan dari asisten praktikum tentang semua peralatan
yang umum digunakan di laboratorium Kimia Dasar. Gambarkan alat tersebut
pada lembar Laporan Mingguan. Berikan deskripsi selengkap mungkin pada
laporan anda sesuai dengan panduan pada tabel yang terdapat dalam lembar
Laporan Mingguan.

4. Hasil Pengamatan / Analisi Data


No Gambar alat Nama alat Deskripsi
1 Tabung reaksi  Terdapat 3 ukuran,
yaitu besar,kecil, dan
sedang
 Terbuat dari kaca
 Untuk mereaksikan
sampel
2 Rak tabung  Terbuat dari kayu
reaksi  Untuk meletakkan
tabung reaksi
3 Penjepit  Untuk menjepit
tabung reaksi
 Terbuat dari kayu

4 Gelas arloji  Terbuat dari kaca


 Untuk meletakkan
wadah sampel

5 Gelas beker  Terbuat dari kaca


 Untuk meletakkan
larutan
 Mengukur larutan
 Memiliki skala

6 Labu ukur  Mengukur larutan


 Terbuat dari kaca
 Memiliki 1 skala

7 Botol timbang  Terbuat dari kaca


 Biasnya di pakai
untuk menentukan
kadar air
 Memiliki 1 skala
8 Cawan  Terbuat dari kaca
porselen  Biasanya di pakai
untuk menentukan
kadar abu
9 Pipet tetes  Untuk memindahkan
larutan dalam volume
kecil

10 Batang  Terbuat dari kaca


pengaduk  memiliki 2 ujung,
satu berbentuk
sendok dan lainnya
berbentuk batang
 untuk mengaduk
11 Bunsen  sebagai penghasil api
dalam pembakaran
 terbuat dari kaca

12 Gelas ukur  terbuat dari kaca


 memiliki skala
 untuk mengukur
volume larutan

13 Corong gelas  terbuat dari kaca


 untuk mempermudah
pemindahan larutan
14 Piknometer  memiliki skala
 biasanya digunakan
untuk mengukur
massa jenis
 terbuat dari kaca

15 Spatula  terbuat dari plastik


 untuk mengambil
sampel bubuk
 memiliki 2 sisi

16 Tripod  Terbuat dari besi


 Untuk menarih kasa

17 Kasa  Terbuat dari asbes


dan kawat
 Untuk meletakkan
benda yang ingin di
panaskan
18 Gelas  Terbuat dari kaca
Erlenmeyer  Memiliki skala
 Biasanya di gunakan
untuk titrasi asam
basa

19 pH meter  Untuk mengukur pH


larutan
 Alat digital memiliki
satuan yang tampak
pada LCD
20 Timbangan  Ada yang memiliki
analitik tutup dan tidak
memiliki tutup
 Ada yang memiliki
keakuratan 4 dan 2
digit
 Untuk menimbang
berat sampel
21 Desikator  Terbuat dari kaca
 Biasanya di gunakan
untuk menentukan
kadar air

22 Hotplate  Untuk memanaskan


bahan
 Menggunakan daya
dari listrik

23 Buret  Terbuat dari kaca


 Memiliki keran
 Memiliki skala
24 Ring stand  Terbuat dari kaca
 Untuk meletakkan
buret

25 Corong pisah  Biasanya digunakan


kadar kafein
 Terbuat dari kaca
 Berbentuk seperti
corong memanjang

5. Pembahasan
A. Labu erlemeyer
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang
dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur
erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas
ukuran volume dari 25–2000 mL. Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan
tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat
sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Fungsi labu erlenmeyer
dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat,
dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Labu
erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokan
lemah hingga sedang. perawatannya adalah menggunakan lap halus saat
mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik, sedangkan menurut literatur
adalah labu gelas untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada yang
berskala ada yang tidak, ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup.
Digunakan pada saat titrasi atau menampung larutan hasil destilasi (Tim
Pengampu, 2015).
B. Labu didih
Berupa labu yang memiliki jenis leher :single neck, double neck,
dan triple neck. Alasnya ada yang bundar (round bottom) dan ada yang
rata (flat). Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.
Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsinya untuk
memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Hal ini sesuai dengan
fungsi labu didih menurut literatur, yakni labu gelas digunakan untuk
mendidihkan larutan. Biasanya digunakan untuk destruksi jaringan
(Tim Pengampu, 2015).
C. Labu ukur
Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas
antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk
mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini
biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang
nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai
sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk
zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan
garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna,
penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher
labu ( meniskus berada di atas garis leher ). Sebelum menggunakan
instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik
menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut
dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang
kering sangatlah baik untuk digunakan. Dalam rangka melakukan kerja
rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer
atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah
pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan
air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis.
Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung
digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran
melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan
untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini,
banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang
bertambah. Hal ini sesuai menurut literatur yaitu alat gelas berbentuk
labu dengan leher yang panjang dan memiliki tutup terbuat dari kaca,
namun tidak boleh terkena panas, untuk menghindarkan dari pemuaian
yang menyebabkan ukurannya tidak standar. Ketepatan (presisi) alat ini
sangat tinggi, karena digunakan dalam pembuatan larutan standar.
Selain itu, labu ukur juga digunakan untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan (Kenneth, 2000).
D. Gelas ukur
Gelas ukur adalah sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak
butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia
kualitatif atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisis
titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai
5 Liter. jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian
tinggi (secara kuantitatif), sedangkan menurut literatur adalah gelas
tinggi dengan diameter kecil (sekitar 0, 8-3cm) dengan skala volume
pada bagian dindingnya. Gelas ini tebuat dari bahan kaca ataupun
plastic yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur
volume larutan dengan ketepatan rendah pada volume yang minim
(sedikit). Ukurannya bervariasi dari 10 mL hingga 2000 mL (Tim
Pengampu, 2015).
E. Tabung reaksi
Adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik
yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi
kimia. Tabung Reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang
tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tabung
Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah
tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan
mikroorganisme dalam medium cair. fungsinya sebagai tempat dimana
kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari
bahan kaca bening sehingga proses reaksi kimia didalam tabung ini
dapat terlihat jelas oleh analisis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan
terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi
kimia berjalan dengan membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi
yang biasanya menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi / reaksi
reduksi. . Hal ini sesuai dengan fungsi menurut literatur bahwa tabung
gelas berbentuk silinder yang dipakai untuk mereaksikan zat (Tim
Pengampu, 2015).
F. Labu destilasi
Labu destilasi adalah Tempat untuk menyimpan dan membuat
larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat cair. . Labu destilasi
ini bermerk Pyrex,sedangkan menurut literatur adalah labu gelas untuk
penyulingan (destilasi). Misalnya penyulingan amoniak pada analisis
nitrogen (Tim Pengampu, 2015).
G. Pipet seukuran
Pipet seukuran adalah alat yang berbentuk silinder tetapi
tengahnya berdiameter lebih besar. Fungsinya untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian
pada bagian yang menggembung. Hal ini sesuai fungsi menurut literatur
yaitu pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan atau zat cair
dalam satuan ukuran volume tertentu. Besarnya volume pipet bervariasi
dari 1 mL sampai 100 mL. Tingkat kesalahannya kurang dari 0, 01 mL
(Tim Pengampu, 2015).
H. Pipet tetes
Pipet tetes adalah sebuah alat yang berbentuk silinder dengan
runcing dibawahnya dan atasnya terbuat dari karet. Fungsinya untuk
meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Hal ini sesuai
fungsi menurut literatur yaitu pipet yang digunakan untuk
memindahkan larutan dengan cara meneteskan larutan atau zat cair
tanpa memperhatikan volumenya (Tim Pengampu, 2015).
I. Buret
Buret adalah sebuah alat Untuk memisahkan dua larutan yang
tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah
biasa digunakan pada proses ekstraksi,sedangkan menurut literatur
adalah pipet ukur panjang , yang dilengkapi dengan kran untuk
mengukur volume cairan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan
secara akurat sesuai dengan keinginan. Biasanya digunakan dalam
titrasi. Ukuran buret bervariasi dari 10 mL sampai 50 mL terbagi ke
dalam skala kecil 1/10mL (Tim Pengampu, 2015).
J. Gelas arloji
Gelas arloji sebuah alat yang berbentuk irisan bola atau bisa
disebut dengan cawan gelas. Fungsiya sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia, menimbang bahan-bahan
kimia, mengeringkan suatu bahan dalam desikator,sedangkan menurut
literatur adalah cawan gelas berbentuk irisan bola yang digunakan
sebagai alas untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarut (Tim
Pengampu, 2015).
K. Desikator
Desikator adalah sebuah alat seperti toples namun terbuat dari
kaca yang berfungsi untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya:
setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang
ada pada kotak kertas universal, sedangkan menurut literatur adalah alat
untuk menyimpan bahan atau benda supaya tetap kering, terutama
untuk bahan yang higroskopis (Tim Pengampu, 2015).
a. Alat-alat yang terbuat dari porselin
1) Cawan porselin
Cawan porselin adalah cawan bercucuk yang dipakai untuk
penguapan atau pengeringan padatan dalam bentuk tepung (Tim
Pengampu, 2015).
2) Sendok porselin (spatula)
Sendok porselin (spatula) adalah sendok terbuat dari porselin yang
digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan kimia berbentuk
tepung dan padatan (Tim Pengampu, 2015).
b. Alat-alat yang terbuat dari logam:
1) Timbangan analitik
Timbangan adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan
massa dari suatu padatan ataupun cairan kimia yang akan digunakan
(Hendayana, 1994).
2) pH meter
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau
kebasaan larutan (Tim Pengampu, 2015).

6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
Setiap alat-alat yang terdapat di laboratorium memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Sehingga untuk melakukan praktikum, praktikan harus
mengetahui fungsi dan karakteristik masing-masing alat untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan alat-alat
laboratorium.
6.2 Saran
Untuk kedepannya alat-alat yang akan di perkenalkan lebih
lengkap lagi. Sehingga pengetahuan praktikan menjadi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung


Mangkurat,Banjar baru.
Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed, Purwokerto.
Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta.
Waltor, M. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta, Jakarta.
Setiawati. 2009. Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.
Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed, Purwokerto.
Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.

Anda mungkin juga menyukai