PEMBUATAN ALKOHOL
Tujuan
Untuk mempelajari pembuatan alkohol
Dasar Teori
Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung satu atau lebih gugus
hidroksil,sehingga alkohol dapat dianggap sebagai derivat alkana dimana satu atau lebih
atom H pada alkana di ganti oleh gugus hidroksil.
Alkohol di klasifikasikan menjadi alkohol primer,sekunder,tersier.pada senyawa alkohol
dapat mengandung satu gugus OH yang di sebut monohidrik,dua gugus OH disebut
dihidrik,tiga gugus OH di sebut trihidrik,empat gugus OH disebut tetrahidrik,atau lebih
dari lima gugus OH disebut polihidrik.
ANALISIS DATA
a. Komposisi
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, gula dan daun merupakan senyawa
organik, sedangkan potongan plastik merupakan senyawa anorganik.
b. Penguapan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, alkohol merupakan senyawa
organik dan air merupakan senyawa anorganik.
c. Sifat Bakar
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, lilin merupakan senyawa organik
dan garam merupakan senyawa anorganik.
d. Kelarutan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, minyak merupakan senyawa
organik dan garam merupakan senyawa anorganik.
e. Kecepatan reaksi
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, FeSO4 + H2SO4 + KMnO4
kecepatan bereaksinya lebih cepat dibandingkan dengan reaksi antara Alkohol +
H2SO4 + KMnO4.
Pembahasan
Senyawa organik merupakan senyawa yang berasal dari makluk hidup dan
senyawa anorganik merupakan senyawa yang bukan berasal dari makluk hidup, atau
yang diperoleh dari mineral. Kebanyakan senyawa organik mengandung usur karbon,
dan senyawa anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak mengandung unsur
karbon.
Pada komposisi, untuk mengetahui zat-zat (gula, daun, potongan plastik, dan
alumunium) mana sajakah yang merupakan senyawa organik dan anorganik di
lakukan proses pemanasan pada suhu yang tinggi. Ketika gula dipanaskan pada suhu
yang tinggi di atas nyala pembakar spiritus, perlahan-lahan gula mencair dari
bentuknya yang padat (seperti pasir) dan larutan gula menjadi warna coklat. Demikian
juga dengan daun, ketika dipanaskan daun mengering dan berubah warna menjadi
kehitaman, dan jika terus dibiarkan dapat menyebabkan daun merapuh dan menjadi
debu. Dan dengan adanya perubahan warna yang terjadi pada gula dan daun yakni
coklat dan berwarna kehitaman, dapat dikatakan bahwa kedua zat tersebut
mengandung unsur karbon. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa gula dan daun
merupakan senyawa organik kerena gula mudah meleleh dan daun mengering ketika
di panaskan dan jika dilakukan proses pembakaran, maka gula dan daun dengan
mudah dapat terbakar hingga habis, serta gula dan daun memiliki unsur karbon yang
merupakan ciri khas senyawa organik.
Pada potongan plastik, ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi, potongan plastik
menyusut. Hal ini dapat dikatakan bahwa plastik merupakan senyawa anorganik,
karena tidak mudah terbakar.
Untuk mengetahui senyawa organik dan anorganik melalui penguapan. Digunakan
zat-zat cair seperti alkohol dan air. Ketika alkohol dan air masing-masing di tetes
sebanyak 3 tetes pada kaca arloji ternyata alkohol lebih cepat menguap dibandingkan
air, alkohol yang digunakan merupakan alkohol bebas air. Dengan waktu penguapan
hingga habis yaitu alkohol 37 detik sedangkan air dibutukan waktu selama 7 menit
lebih. Jadi alkohol merupakan senyawa organik kerena mudah menguap dan air
merupakan senyawa anorganik karena sukar untuk menguap.
Untuk mengetahui mana senyawa organik dan anorganik melalui sifat bakaran,
digunakan lilin dan garam. Kemudia lilin dan garam tersebut di bakar diatas nyala
pembakar spiritus pada sebuah porselin. Dan nampak bahwa lilin lebih mudah
terbakar hingga lilin meleleh dan berubah bentuk, sedangkan garam sama sekali tidak
terjadi perubahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa lilin merupakan senyawa organik
dan garam merupakan senyawa anorganik kerena di lihat dari kecepatan
pembakarannya.
Untuk mengetahui mana senyawa organik dan anorganik melalui kelarutan,
digunakan minyak kelapa dan garam yang dimasukkan dalam air dan metanol.
Minyak yang dimasukkan kedalam air tidak akan larut sehingga digolongkan dalam
senyawa organik. Garam yang dimasukkan kedalam air akan larut dan digolongkan
dalam senyawa anorganik. Sedangkan minyak yang dimasukkan kedalam metanol
akan larut dan garam yang dimasukkan ke dalam metanol tidak larut.
Dan untuk mengetahui mana yang merupakan senyawa organik dan anorganik
melalui kecepatan reaksi, digunakan reaksi antara besi sulfat ( FeSO4), hidrogen
sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4), dan reaksi antara alkohol,
hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat (KMnO4). Terlihat bahwa, reaksi
antara besi sulfat ( FeSO4), hidrogen sulfat (H2SO4), dan kalium permanganat
(KMnO4), lebih cepat dibandingkan reaksi antara alkohol, hidrogen sulfat (H2SO4),
dan kalium permanganat (KMnO4). Hal tersebut tampak dengan kecepatan perubahan
warna yang terjadi dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, H2SO4 dengan warna
bening, dan KMnO4 dengan warna ungu pekat dicampur dalam sebuah tabung reaksi,
dengan cepat warna tersebut bercampur dan menjadi warna merah. Sedangkan ketika
alkohol dengan warna bening, H2SO4 dengan warna bening, dan KMnO4 dengan
warna ungu pekat dicampur dalam sebuah tabung reaksi, proses perubahan warna
menjadi ungu muda sedikit lebih lambat di bandingkan dengan campuran
sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa organik lebih mudah bereaksi
atau memiliki kecepan reaksi yang besar, sedangkan senyawa anorganik tidak atau
memiliki kecepatan reaksi yang kurang/lambat.
Sehingga dari pengamatan dan hasil analisis yang tetah dilakukan, terlihat bahwa
senyawa organik mengandung unsur karbon, lebih mudah menguap, cepat terbakar,
dan memiliki kecepatan reaksi yang baik. Sedangkan senyawa anorganik tidak
mengandung unsur karbon, sukar untuk menguap, tidak muudah terbakar, dan
kecepatan reaksinya yang lambat.
Jawab Pertanyaan
1. Zat manakah yang tergolong senyawa organik dan zat manakah yang tergolong
senyawa anorganik pada percobaan mengenai komposisi?
= Yang tergolong dalam senyawa organik adalah Gula, Daun dan Plastik.
Yang tergolong dalam senyawa anorganik adalah Aluminium
2. Unsur manakah yang umum dalam semua senyawa organik?
3. Manakah yang digolongkan sebagai senyawa organik dan manakah yang anorganik
dalam percobaan mengenai penguapan?
= Yang tergolong dalam senyawa organik adalah Alkohol
Yang tergolong dalam senyawa anorganik adalah Air
4. Manakah yang merupakan golongan senyawa organik dan manakah yang golongan
senyawa anorganik dalam percobaan mengenai sifat bakar?
= Yang tergolong dalam senyawa organik adalah Lilin
Yang tergolong dalam senyawa anorganik adalah NaCl
5. Zat manakah yang dapat larut dalam air dalam percobaan mengenai Kelarutan?
= zat yang dapat larut dalam air adalah garam.
6. Apakah air merupakan pelarut organik? Atau anorganik?
= Air adalah pelarut anorganik.
7. Apakah air bersifat polar atau bukan polar?
= Air bersifat polar.
8. Zat manakah yang larut dalam metanol?
= zat yang larut dalam metanol adalah minyak.
9. Apakah metanol merupakan pelarut organik atau anorganik?
= metanol merupakan senyawa anorganik
10. Apakah NaCl merupakan zat yang bersifat polar atau nonpolar?
= NaCl bersifat non polar
11. Bagaimana hasilnya dengan minyak?
= minyak merupakan senyawa organik
LAPORAN 2
ANALISIS UNSUR-UNSUR SENYAWA ORGANIK
Tujuan
Untuk menganalisis unsur dalam senyawa organik.
Dasar Teori
Senyawa organik selain unsur karbon, terdapat juga unsur-unsur hidrogen, oksigen,
sulfur, nitrogen, fosfor dan halogen. Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut
yaitu dengan cara zat organik ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan
menghasilkan gas karbon dioksida dan air.
Zat organik + CuO → CO2 + H2O
CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O
Untuk memudahkan menganalisa unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui
bahwa unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui bahwa unsur-unsur tersebut
terdapat dalam suatu zat organik.
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang dihadapi dalam
laboratorium kimia organik. Senyawa organik dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi atau
hasil isolasi bahan-bahan alam. Untuk keperluan identifikasi senyawa organik tersebut,
diperlukan cara yang sistematis dan logis.
Beberapa identifikasi unsur dalam senyawa organik adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi Hidrogen
Karena jumlah senyawa organik yang tidak mengandung hidrogen adalah sangat
sedikit. Identifikasi hidrogen dalam senyawa organik tidak begitu banyak
bermanfaat. Hidrogen diisolasi dengan jalan pembakaran dan air yang dihasilkan
ditentukan dengan pereaksi Karl-firber, pereaksi kalsium karbida, magnesium
nitrida ataupun spektroskopi IR.
2) Identifikasi Oksigen
Identifikasi oksigen dalam senyawa organik membutuhkan peralatan yang
khusus. Senyawa yang dicampur arang diuraikan dalam nitran gas nitrogen dan
uap yang terjadi dialirkan pada kontak kaca yang dipanaskan pada suhu 100 0C.
Dalam hal ini oksigen organik senyawa kualitatif diubah menjadi karbon
monoksida yang dapat diidentifikasikan dengan iod peroksida.
3) Identifikasi Nitrogen
Identifikasi ini dilakukan dengan percobaan Lassargne yaitu destruksi reduksi,
yakni senyawa dengan pemanasan logam natrium. Nitrogen yang terikat secara
organik diubah menjadi natrium sianida.
4) Identifikasi Nitrogen dan Belerang
Jika suatu senyawa organik mengandung nitrogen dan belerang bersama-sama
dengan destruksi Lassargne akan terbentuk tiosianat, tergantung dari campuran
nitrogen atau belerang apakah nantinya yang akan terbentuk natrium sianida atau
natrium sulfida. Identifikasi tiosianat dapat dilakukan dengan besi (III) klorida.
5) Identifikasi Halogen
Senyawa halogen organik dengan berat molekul rendah yang dapat terbakar
ditunjukkan dengan batang pengaduk gelas dibasahi dengan ammonia dan
diletakkan dalam gas hasil pembakaran, dan yang akan terjadi adalah kabut
ammonium halogenida.
6) Identifikasi Fosfor
Dalam sebagian besar senyawa organik seperti farmasenik, fosfor merupakan
turunan asam phospat dan dapat diidentifikasi sebagai fosfor setelah terhidrolisis.
Suatu identifikasi juga didasarkan pada kelarutan suatu senyawa itu dalam
senyawa lain. Kelarutan merupakan kemampuan suatu pelarut untuk melarutkan
sejumlah zat pelarut
Pembahasan
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel, analisa ini di
lakukan karena umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu perubahan dari suatu
senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain.
Pada percobaan ini, dianalisis satu unsur dalam suatu reaksi senyawa. Unsur tersebut
ialah nitrogen (N). Dalam menganalisis unsur nitrogen pada suatu reaksi senyawa,
digunakan reaksi antara urea yang memiliki rumus molekul Co(NH2)2 dengan natrium
hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH. Reaksi antara kedua senyawa ini
menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau, dan ketika kertas lakmus merah
diletakkan di atas mulut tabung reaksi untuk di uji, ternyata kertas lakmus merah
berubah menjadi biru. Hal tersebut di sebabkan karena pada reaksi antara urea dengan
natrium hidroksida menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan
gas yang berbau, dan gas tersebut menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa.
Dan hasil lainnya ialah kobalt hidroksida, kobalt hidroksida ini bersifat basa sehingga
kertas lakmus merah menjadi biru.
Jawab Pertanyaan
1. Perubahan kertas lakmus menunjukkan gas apa yang dihasilkan?
= kertas lakmus merah waktu didekatkan pada gas yang dihasilkan akan berubah
warna menjadi biru sehingga menunjukkan bahwa gas yang dihasilkan adalah
bersifat basa.
2. Gas tersebut menunjukkan adanya unsur apa yang terkandung didalamnya?
= ketika mendidih bau yang keluar sangat menyengat seperti bau amoniak (NH3).
Bau tersebut menunjukkan bahwa gas keluar tersebut mengandung unsur N.
Tujuan : Untuk menentukan Kemurnian suatu zat dan identitas zat murni
Dasar Teori :
Titik Lebur suatu zat padat adalah titik atau suhu,dimana terjadi kesetimbangan antara
fase padat dan fase cair,maka titik leleh suatu senyawa padat sama dengan titik beku
senyawa berbentuk cairan dari senyawa tersebut.Dalam kimia organik ,sifat fisika titik
leleh suatu senyawa digunakan untuk menentukan kemurnian senyawa tersebut.Jika zat
murni,sejumlah zat tersebut akan meleleh pada suatu titik tertentu.Jika zat tidak
murni,zat akan meleleh pada suatu jangkauan (range) suhu.Oleh karena zat murni
mempunyai titik leleh tertentu,maka pada tabel titik leleh,dapat di cari identitas zat
tersebut. Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh, antara lain:
1) Ukuran kristal
Ukuran kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu
zat. Apabila semakin besar ukuran partikel atau kristal yang digunakan,
maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2) Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepatlambatnya proses
pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang
digunakan maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya
jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama
proses pelelehannya.
3) Pengemasan dalam pipa kapiler.
4) Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan sumber panas yang
bertahan.
5) Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukkan titik leleh yang rendah. Jenis
gaya antar molekul dalam molekul-molekul kovalen adalah yang dihasilkan dari H dan
senyawa Van Der Waals. Zat-zat kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih
rendah dari zat-zat elektrovalensi yang terikat.
Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukkan titik leleh
yang tinggi. Dan senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari
senyawa nonpolar. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk
menguraikan ikatan yang terikat oleh gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan
senyawa polar.
1
1) Suhu ketika kristal Gliserol : 630C
mulai meleleh T1
Asam sitrat : 380C
Kamfer : 320C
Fruktosa : 360C
Urea : 380C
2) Suhu ketika seluruh Gliserol : >1000C (1040C)
zat meleleh/mencair
T2 Asam sitrat : 1000C
Kamfer : 400C
Fruktosa : 740C
Urea : 800C
Gliserol : 410C
3) Jangkauan titik leleh
(T2-T1) Asam sitrat : 620C
Kamfer : 80C
Fruktosa : 380C
Urea : 420C
4) Titik leleh( T1+T2) Gliserol : 1150C
2
Asam sitrat : 880C
Kamfer : 520C
Fruktosa : 730C
Urea : 780C
ANALISIS DATA
Gliserol Diketahui: T1= 630C
T2= >1000C(1040C)
Ditanya : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
Jawab :
Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 1040C – 630C
= 410C
Rata-rata titik leleh
T1 + T2 63+104
=
2 2
= 115°𝐶
Asam sitrat Diketahui: T1= 380C
T2= 1000C
Ditanya : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
Jawab :
Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 1000C – 380C
= 620C
Rata-rata titik leleh
T1 + T2 38+100
=
2 2
= 88°𝐶
Kamfer Diketahui: T1= 320C
T2= 400C
Ditanya : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
Jawab :
Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 400C – 320C
= 80C
Rata-rata titik leleh
T1 + T2 32+40
=
2 2
= 52°𝐶
0
Fruktosa Diketahui: T1= 36 C
T2= 740C
Ditanya : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
Jawab :
Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 740C – 360C
= 380C
Rata-rata titik leleh
T1 + T2 36+74
=
2 2
= 73°𝐶
0
Urea Diketahui: T1= 38 C
T2= 800C
Ditanya : Jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh
Jawab :
Jangkauan titik leleh
T2 – T1 = 800C – 380C
= 420C
Rata-rata titik leleh
T1 + T2 38+80
=
2 2
= 78°𝐶
Pembahasan
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik
dimana terjadi keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan 1 atmosfir,
atau merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan
susunan kisi dari kristal. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati
sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur
dimana zat telah meleleh semuanya.
Pada percobaan digunakan gliserol,Asam sitrat,kamfer,fruktosa,dan urea untuk di
amati atau di tentukan titik lelehnya. Ketika Gliserol dipanaskan,dan pada saat
gelembung pertama suhunya 630C. Gliserol terus dipanaskan hingga pada suhu yang
ke 1040C, gliserol telah mendidih. Sehingga jangkauan titik leleh ialah 410C. Dan
rata-rata suhu dari titik leleh tersebut ialah 1150C.
Ketika Asam sitrat dipanaskan,dan pada saat meleleh pertama suhunya 380C.
Asam sitrat terus dipanaskan hingga pada suhu yang ke 1000C, asam sitrat telah
meleleh dengan sempurna. Sehingga jangkauan titik leleh ialah 620C. Dan rata-rata
suhu dari titik leleh tersebut ialah 880C.
Ketika kamfer dipanaskan,dan pada saat meleleh pertama suhunya 320C. Kamfer
terus dipanaskan hingga pada suhu yang ke 400C, kamfer telah meleleh dengan
sempurna. Sehingga jangkauan titik leleh ialah 80C. Dan rata-rata suhu dari titik leleh
tersebut ialah 520C.
Ketika fruktosa dipanaskan,dan pada saat meleleh pertama suhunya 360C.
Fruktosa terus dipanaskan hingga pada suhu yang ke 740C, fruktosa telah meleleh
dengan sempurna. Sehingga jangkauan titik leleh ialah 380C. Dan rata-rata suhu dari
titik leleh tersebut ialah 730C.
Ketika urea dipanaskan,dan pada saat meleleh pertama suhunya 380C. Urea terus
dipanaskan hingga pada suhu yang ke 800C, urea telah meleleh dengan sempurna.
Sehingga jangkauan titik leleh ialah 420C. Dan rata-rata suhu dari titik leleh tersebut
ialah 780C.
Jawab Pertanyaan
Titik didih dalam suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar
untuk mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-fase cair lebih
tinggi dari titik didih dari senyawa kovalen. Untuk memutuskan ikatan antara molekul dalam
senyawa atau ikatan antara molekul dalam senyawa atau ikatan atom antara molekul
diperlukan energi tinggi. Oleh karena itu untuk memisahkan molekul yang dibentuk oleh
ikatan H dan van der waals membutuhkan energi lebih kecil dibandingkan dengan energi
yang diperlukan untuk memutuskan ikatan ion pada beberapa senyawa ion. Untuk itu titik
didih senyawa logam dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan kemurnian suatu
zat cair.
Pada umumnya zat-zat polar mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada zat-zat
non polar. Dalam senyawa zat cair polar yang memiliki berat molekul yang lebih tinggi akan
memiliki titik didih normal lebih tingi. Pada daerah ketinggian, tekanan udara rendah, titik
didih zat cair lebih rendah daripada titik didih zat cair pada daerah ketinggian normal.
Jangkauan titik didih zat cair adalah perbedaan antara T1, ketika gelembung-gelembung
berhenti, dan T2 ketika gelembung-gelembung keluar dari tabung kapiler.
Pengamatan Percobaan
1
1) Suhu ketika Gliserol : 310C
gelembung berhenti
dan zat cair masuk Minyak : 310C
kedalam tabung
kapiler ( T1)
Sifat Fisika
1 Teteskan masing- Isoamil
masing 3 tetes alkohol:Aromanya sangt
alkohol-alkohol tajam,warnanya
diatas pada kaca bening,penguapannya
arloji dan catat sifat- lama dan waktu
sifat fisika penguapannya
:warna,volalitas,bau 00:29:52:49
1 Propanol:Lebih cepat
dan sifat fisika
menguap,baunya sangat
lainnya.
menyengat,warnanya
bening,dan waktu
penguapannya adalah
00:03:02:22
Metanol baunya
menyengat, warnanya
bening dan waktu
penguapannya 00:02:10
Butanol baunya
tajam/menyengat,
warnanya bening dan
waktu penguapannya
00:20:00:00
Gliserol aromanya
sangat tajam, warnanya
bening dan waktu
penguapannya 00:40:00
2 Kelarutan Dalam Air Metanol jika direaksikan
dengan air,metanol
Teteskan masing- tersebut akan larut
masing 5 tetes dalam air.
alkohol-alkohol Isoamil jika direaksikan
dalam tabung reaksi dengan air,tidak larut
sedang yang sudah dalam air tetapi
diisi dengan 1 mL membentuk kristal atau
air.Kocok dan catat endapan di dasar tabung
kelarutannya. reaksi tersebut.
Butanol jika direaksikan
dengan air maka
campuran tersebut
terlihat keruh,terdapat
gelembung dan tidak
larut dalam air.
1-Propanol jika
direaksikan dengan
air,maka propanol
tersebut larut dalam air
dan terdapat butiran-
butiran kecil dalam
campuran tersebut.
Gliserol jika direaksikan
dengan air maka gliserol
akan larut dalam air.
3 Kelarutan Dalam Zat Butanol jika direaksikan
Pelarut Organik dengan aseton.butanol
(Aseton) akan larut dalam aseton
dan ketika dikocok akan
Teteskan masing- tercium bau yang sangat
masing 5 etes menyengat.
alkohol-alkohol Gliserol jika direaksikan
dalam tabung reaksi dengan aseton,pertama
yang sudah diisi terbentuk endapan
dengan 1 mL kemudian gliserol larut
aseton.Kocok dan dalam aseton dan
catat kelarutannya. warnanya seperti air
yang keruh.
Metanol jika direaksikan
dengan aseton, metanol
akan larut dalam aseton.
Propanol jika
direaksikan dengan
aseton, propanol akan
larut dalam aseton.
Isoamil jika direaksikan
dengan aseton, isoamil
akan larut dalam aseton.
Sifat Kimia
1 Dengan Logam Na
Ukur 2 mL
metanol dan
masukan kedalam
tabung
besar.Tambahkan
1 butir kecil Na.
Ulangi percobaan
dengan
menggunakan
propanol dan
butanol.
2 Esterfikasi Asam asetat
ditambahkan dengan
Ukur 2 mL etanol metanol tidak
absolut (100%) menghasilkan reaksi
masukan dalam esterfikasi.Karena reaksi
gelas kimia 50 esterfikasi
mL. membutuhkan asam
Tambahkan 10 kuat,sedangkan yang di
tetes asam asetat
glasial dan 5 tetes pakai adalah asam
H2SO4 pekat. lemah.Jadi percobaan
Panaskan dalam ini tidak bisa dilakukan
penangas air karena tidak ada bau
Tuangkan yang dihasilkan dari
campuran campuran tersebut.
kedalam gelas
kimia 50mL lain
yang sudah diisi
25mL air.(Untuk
menghilangkan
bau dari asam
asetat)
Catat bau gas
yang dihasilkan.
3 Oksidasi Metanol ditambahkan
dengan asam asetat,
Ambilah 2 mL K2Cr2O7 jika dipanaskan
etanol absolut menggunakan spiritus
(100%) masukan akan berwarna orange
dalam gelas tua agak kekuningan.
kimia 50 mL. Aroma yang dihasilkan
Tambahkan 5 adalah aroma
aldehida,karena oksidasi
tetes H2SO4 pekat
alkohol akan hasil
dan 1 sendok sampingnya adalah
K2Cr2O7. aldehida ditambah air.
Panaskan dalam
penangas air
sampai mendidih.
Bauilah aroma
gas yang
dihasilkan.
Teteskan metanol
kedalam lubang
plat tetes.
Buat spiral dari
kawat Cu
sepanjang 10 cm Kawat yang dipanaskan
Panaskan kawat ketika dicelup dalam
sampai berpijar metanol,kawat yang
dan celupkan mula-mula warnanya
kedalam metanol. merah berpijar berubah
Lakukan langkah menjadi kuning
ini 3 kali dan keemasan.
cium bau gas
yang dihasilkan
4 Reaksi Haloform Yodium ditambahkan
(Tes Iodofom) dengan NaOH kemudian
Masukkan dikocok akan berwarna
kedalam tabung coklat.Namun lama
reaksi sedang 2 kelamaan dikocok
mL yodium. warnanya berubah
Tambahkan 5 menjadi warna kuning
tetes dan campurannya
etanol,kemudian bening.
teteskan 2M Kristal yang terbentuk
NaOH sambil adalah kristal iodofom
dikocok. dan berbau seperti
Tambahkan iodofom.
NaOH sampai
warna coklat
menghilang.
Kocok terus
sambil timbul
kristal iodofom
(warna kuning)
atau tercium bau
iodofom.
Ulang percobaan
ini dengan
menggunakan
metanol,Butanol-
1,Butanol-2. Metanol ditambah
NaOH,campuran ini
akan larut secara
bersama-sama,warnanya
bening dan tidak
mempunyai bau.
Butanol-1 ditambah
NaOH ,campuran ini
akan larut tetapi
warnanya keruh dan
baunya menyengat.
ANALISIS DATA
a. Sifat- Sifat Fisika
1. Alkohol secara keseluruhan pada kaca arloji
Warna: bening
Aroma: memiliki aroma dan bau yang sedikit menusuk
Fasa: cair
2. Kelarutan dalam air
Alkohol ada sebagian tercampur dengan air yaitu alkohol metanol, gliserol dan
propanol.
3. Kelarutan dalam aseton
Semua alkohol larut dalam pelarut aseton.
b. Sifat Kimia
1. Esterifikasi
O H2SO4 (panas) O
H3C CH2 OH + H3C C O H H3C C O CH2 CH3 + H2O
Etanol Asam Asetat Etil Asetat Air
2. Oksidasi
Etanol + H2Cr2O7 dengan katalis H2SO4
Campuran berwarna merah dengan adanya aroma atau bau yang
dihasilkan.
H2SO7(panas) H2O
K2Cr2O7 (H2Cr2O7) H2Cr2O4
kalium bikromat tidak Stabil asam kromat
O O
H3C CH2 OH + HO Cr OH H3C CH2 O Cr OH + H2O
O O
etanol asam kromat etil hidrogen kromat air
Metanol + Cu
Ketika Cu di celupkan dalam metanol, menghasilkan aroma atau bau yang
menyengat.
Pembahasan
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Alkohol berdasarkan gugus –OH nya yang berikatan
dengan alkil di bagi menjadi tiga jenis, yakni: alkohol primer (RCH2 – OH) dimana
gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder (R2C – OH)
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder; dan alkohol tertier (R3C – OH)
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
Alkohol memiliki sifat-sifat fisika yakni berwarna bening, mempunyai aroma
yang khas, dan berupa cairan, serta kelarutan alkohol mudah melarut dalam air tetapi
ada beberapa alkohol yang tidak larut dalam air. Kelarutan alkohol ini ditunjukkan,
ketika alkohol dalam hal ini metanol,gliserol dan propanol di tetes dalam air, larutan
tercampur . Ini disebabkan karena karakter karbon dalam metanol,gliserol dan
propanol, dimana metanol,gliserol dan propanol merupakan jenis alkohol yang
mempunyai berat molekul yang kecil sehingga mudah larut dalam air. Sedangkan
alkohol butanol dan isoamil tidak larut dalam air karena mempunyai berat molekul
yang besar. Alkohol juga larut dalam aseton.
Selain sifat fisika, alkohol juga memiliki sifat kimia yang ditunjukkan melalui
reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol. Dalam percaobaan reaksi yang diamati ialah
reaksi esterifikasi dan reaksi oksidasi.
1. Esterifikasi
Pada proses esterifikasi, etanol bereaksi dengan asam asetat dengan bantuan
katalis asam sulfat panas. Karena adanya katalis ini mengakibatkan ikatan antar
atom karbon pada etanol dan asam asetat tidak stabil, sehingga melepasnya salah
satu ikatan hidrogen pada atom karbon yang mengikat gugus –OH pada etanol.
Dan pada asam asetat, ikatan antara atom karbon dengan –OH juga putus. Dan
atom-atom yang putus atau terpotanasi tersebut saling berikatan membentuk
molekul air sebagai hasil sampingannya. Dan atom oksigen dari etanol akan
berikatan dengan atom karbon dari asam asetat, sehingga terbentuk sebuah hasil
utama berupa senyawa ester yakni etil asetat.
2. Oksidasi
Etanol + K2Cr2O7 dengan katalis H2SO4
Pada reaksi oksidasi etanol dengan kalium bikromat dengan katalisator asam
sulfat panas, proses pertama yang terjadi ialah kalium bikromat di ubah
menjadi jadi H2Cr2O7 dimana atom K putus dan atom H daro H2SO4
berikatan dengan Cr2O7 sehingga tidak stabil oleh asam sulfat, kemudian
oleh air yang berasal dari asam sulfat panas ini mereduksi kalium bikromat
tersebut menjadi asam kromat. Dan asam kromat inilah yang digunakan pada
proses oksidasi.
Etanol bereaksi dengan asam kromat dan dengan adanya katalis asam sulfat,
menyebabkan ikatan antara atom karbon pada etanol dan asam kromat tidak
stabil, sehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen pada atom karbon
yang mengikat gugus –OH pada etanol. Dan pada asam kromat, salah satu
ikatan antara atom karbon dengan gugus –OH juga putus. Dan atom-atom
yang putus atau terpotanasi tersebut saling berikatan membentuk molekul air
sebagai hasil sampingannya. Dan atom oksigen dari etanol akan berikatan
dengan atom karbon dari asam kromat, sehingga terbentuk sebuah hasil
utama yakni etil hidrogen kromat,hal ini detandai dengan warna campuran
yang berubah menjadi merah dan mengeluarkan atau menghasilkan bau, dan
proses ini merupakan proses yang terjadi pada alkohol primer karena di lihat
dari hasilnya.
Metanol + Cu
Alkohol dapat bereaksi dengan dengan logam-logam dari golongan I, II, dan
III. Alkohol yang digunakan pada percobaan ialah metanol, dan logamnya
ialah tembaga (Cu) yang merupakan logam pada golongan I B. Reaksi yang
terjadi terlihat ketika kawat Cu dipanaskan kemudian dicelupkan pada
metanol, tercium aroma atau bau yang sangat menyengat. Bau ini berasal dari
senyawa tembaga metoksi yang terbentuk dari hasil reaksi metanol dan
tembaga. Dimana tembaga teroksidasi dan melepas elektron dan bermuatan
positif, dan hidrogen tereduksi dengan menangkap elektron yang di lepas dan
membentuk gas hidrogen netral.
Yodium ditambahkan dengan NaOH kemudian dikocok akan berwarna
coklat.Namun lama kelamaan dikocok warnanya berubah menjadi warna
kuning dan campurannya bening.
Kristal yang terbentuk adalah kristal iodofom dan berbau seperti iodofom.
Metanol ditambah NaOH,campuran ini akan larut secara bersama-
sama,warnanya bening dan tidak mempunyai bau.
Butanol-1 ditambah NaOH ,campuran ini akan larut tetapi warnanya keruh
dan baunya menyengat.
Jawab Pertanyaan
1.Berikan definisi dan contoh dari:
a.Alkohol Primer
b.Alkohol Sekunder
c.Alkohol Tersier
d.Polihidroksi Alkohol
jawab: Klasifikasi alkohol tergantung pada struktur gugus alkil yang terikat pada gugus
–OH. Klasifikasi atau jenis dari alkohol yaitu:
Alkohol primer
Dengan struktur, hanya satu gugus alkil (R) yang terikat pada gugus –OH.
Alkohol sekunder
Dengan struktur, terdapat dua gugus alkil (R) yang melekat pada gugus –OH.
Alkohol tersier
Dengan struktur, terdapat tiga gugus alkil (R) yang melekat pada gugus –OH.
Polihidroksi Alkohol
Polihidroksi alkohol adalah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus
hidroksida.
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan
sifat-sifat kimia. Pada sifat fisika alkohol, alkohol merupakan zat cair, berwarna
bening dan memiliki bau yang khas, dengan kelarutan dalam air tergantung dari
ukuran molekul atau banyaknya atom karbon dalam senyawa alkohol tersebut. Jika
ukuran molekul kecil kerena jumlah atom karbonnya yang sedikit, maka alkohol
mudah larut dalam air, dan sebaliknya. Alkohol juga larut dalam aseton. Dan pada
sifat kimia di lihat hari reaksi dan hasil reaksinya. Misalnya Esterifikasi, yang pada
prosesnya menghasilkan senyawa menghasilkan ester dan produk samping berupa air.
Dan oksidasi, pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan suatu aldehida dan air untuk alkohol primer, menghasilkan keton dan
air untuk alkohol tersier, dan menghasilkan senyawa campuran asam karboksilat,
keton, karbon diokasida dan air pada alkohol tersier. Dan alkohol juga dapat bereaksi
dengan logam-logam dari golongan I, II, dan III.
PERCOBAAN 6
ALKOHOL
TUJUAN
Untuk mempelajari sifat kimia alkohol
DASAR TEORI
Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatil/ mudah menguap,
berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.
A Dehidrasi Alkohol
.
1. Masukkan sekitar 10 ml etil Metanol warnanya bening
alkohol ke dalam tabung
CaCO3 berbentuk serbuk
reaksi 50 ml
putih.
Setelah dicampurkan larutan
Tambahkan 1 gram CaCO3 menjadi bening dengan
2. CaCO3 yang mengendap
didasar tabung reaksi,
Sumbatlah tabung reaksi berwarna putih.
dan panaskan sampai 600c
Setelah dipanaskan hingga
dalam penangas air selama
3. suhu 600C masih terdapat
20 menit (sambil menunggu
endapan putih CaCO3 dan
lakukan pekerjaan yang
larutan sedikit keruh.
lain)
Dinginkan campuran
tersebut
Setelah disaring larutan
Saringlah dengan kertas menjadi lebih jernih.
saring ke dalam tabung
4.
reaksi yang bersih
6.
Tambahkan 2 ml etil
2. alkohol 95% pada satu
tabung reaksi dan 2 ml
alkohol yang bebas air pada
tabung reaksi yang lain.
Amati hasil reaksinya
Di depan instruktur
tambahkan 1 tetes air
kedalamtabung reksi.
Jelaskan hasilnya
3.
Dinginkan
3.
Tambahkan 1 ml air dan tes
larutan dengan kertas
lakmus.
4. Amati apa yang terjadi
5.
PEMBAHASAN
A. Dehidrasi alkohol
Pada percobaan dehidrasi alkohol ini, digunakan jenis alkohol yakni metanol
yang direaksikan dengan CaCO3 .Setelah dicampurkan larutan menjadi bening
dengan CaCO3 yang mengendap didasar tabung reaksi, berwarna putih.Kemudian
setelah dipanaskan hingga suhu 600C masih terdapat endapan putih CaCO3 dan
larutan sedikit keruh.Setelah disaring larutan menjadi lebih jernih.
B. Uji Lukas : Perbandingan laju pengganti
Butano-1 + Asam Asetat
Setelah dikocok larut,larutan akan berubah menjadi bening,Ketika
ditambah ZnCl2 tidak akan larut tapi akan mengendap di dasar larutan
serta menghasilkan bau asam asetat.
Metanol + Asam Asetat
Setelah dikocok maka keduanya akan larut dan warna yang dihasilkan
adalah bening. Kemudian jika ditambahkan ZnCl2, ZnCl2 akan larut dan
berbau asam asetat.
Isoamil-alkohol + Asam Asetat
Setelah keduanya dikocok,maka keduanya akan larut dan larutan akan
berwarna bening.Kemudian ditambah ZnCl2,ZnCl2 akan larut dan larutan
menjadi warna bening dan berbau asam asetat.
KESIMPULAN
TUJUAN
Untuk membedakan aldehid dan keton dengan menggunakan reagen kimia
DASAR TEORI
A Pembuatan Aldehida
Pembuatan Etanol
4.
E. Tes iodoform
4.
ANALISA DATA
Membedakan aldehid dan keton.
a. Terhadap AgNO3
b. Terbentuk Fehling :
Reaksi antara aldehid dengan pereaksi Fehling :
2CuO(aq) + H2CO(aq) → HCOOH(aq) + Cu2O(aq)
c. Tes Iodoform
NaOH
I2(aq) + CH3COCH3(aq) larutan bening
NaOH
I2(aq) + H2CO(aq) larutan bening
PEMBAHASAN
a) Pembuatan metanal
Kawat Cu yang bermula berwarna kuning keemasan dibuat. Methanol berwarna
bening kemudian ditaruh didalam porselen. Setelah itu kawat dipanaskan maka
setelah kawat berubah warna menjadi hitam lalu dicelupkan kedalam methanol maka
hasilnya adalah tercium bau formalin yang sangt menyengat dan kawat berubah
warna semula dan ada pijaran warna biru
b) Reagen Fehling
Fehling A berwarna biru, Fehling B berwarna bening , Fehling A ditambah Fehling
B menghasilkan warna biru tua.
Kemudian,tabung reaksi 1 yaitu Fehling A ditambah dengan Fehling B + aseton
akan menghasilkan warna biru muda.
Tabung reaksi 2 yaitu Fehling A ditambah Fehling B di tambah dengan benzaldehida
menyebabkan larutan tidak larut tapi membentuk lapisan serta terdapat gelembung
dan berbau benzaldehida.
c) Tes Iodoform
Iodium berwarna coklat, NaOH bening, jika keduanya dicampur maka lama-
kelamaan warnanya akan menjadi bening
Tabung reaksi 1: aseton + NaOH + ioudium menjadi bening dan berbau
aseton.
Tabung reaksi 2: benzaldehida+ NaOH + ioudium maka larutan tidak larut
tetapi membentuk lapisan diatas larutan dan berbau benzaldehida.
KESIMPULAN
b. Keton :
Yang merupakan senyawa keton pada percobaan adalah aseton (CH3OHCH3)
Tidak bereaksi dengan larutan Fehling dan tidak dapat teroksidasi.
Tidak dapat bereaksi dengan pereaksi Tollens.
LAPORAN 8
MEMBUAT KONSENTRASI ZAT/OBAT
NORMALITAS (N)
Jumlah zat dalam pelarut tertentu yang dilihat dari sisi bilangan oksidasi atau valensi
zat terlarut.
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
BE = 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Keterangan
BE = Berat Ekivalen
Pengenceran = V1M1=V2M2
V1N1=V2N2
V1%1=V2%2
FRAKSI MOL (X)
Fraksi mol adalah jumlah-bagian dari suatu senyawa atau campuran senyawa.
Pembahasan
LarutanMetanol 50% 25 ml
Dik : 𝐶1 = 50%
𝐶2 = 96%
𝑉1 = 25𝑚𝑙
Dit : 𝑉2 = ?
Penyelesaian :
𝐶1 𝑉1 = 𝐶2 𝑉2
(50%)(25𝑚𝑙) = (96%)𝑉2
(50%)(25𝑚𝑙)
𝑉2 =
96%
𝑉2 = 13,02 𝑚𝑙= 13 ml
LarutanBenzaldehida 50% 50 ml
Dik : 𝐶1 = 50%
𝐶2 = 99%
𝑉1 = 50𝑚𝑙
Dit : 𝑉2 = ?
Penyelesaian :
𝐶1 𝑉1 = 𝐶2 𝑉2
(50%)(50𝑚𝑙) = (99%)𝑉2
(50%)(50𝑚𝑙)
𝑉2 =
99%
𝑉2 = 25,25 𝑚𝑙 = 25 ml
PengenceranII :
Iodium : 1 ml
Pelarut : 99 ml
HC I : 100 ml
Hasilnya : 0,4 × 10−3 𝑚𝑔
1000 × 𝑔𝑟
0,1 =
4000
𝑔𝑟 = 0,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang kita lakukan dapat disimpulkan, bahwa dalam percobaan tadi
adalah:
Fessenden. 1982. “Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1”. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta :
Bina Aksara.
OLEH
NAMA : MARIA YUNIATI KIRE PATIONA
KELOMPOK : IV (Empat)
NIM : 154111022
PRODI : FARMASI A
OLEH
NAMA : MARIA KRISTINA LAMA
KELOMPOK : VII (Tujuh)
NIM : 154111058
PRODI : FARMASI A