Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

OLEH

NAMA : Windhy Aprilia Ayudita Haning

NIM : 154 111 100

PRODI : S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2015/2016
PERCOBAAN 1

I. JUDUL : BEBERAPA SIFAT SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

II .TUJUAN
Untuk mempelajari perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik

III.DASAR TEORI
Senyawa, organik dan anorganik merupakan dua kelompok senyawa yang tidak di pisahkan secara tegas
karena dalam molekul senyawa organik juga terdapat atom anorganik. Namun secara garis besar dapat
dipisahkan berdasarkan atom karbon dengan atom nonkarbon. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung lebih banyak atom karbon. Selain atom
karbon, juga mengandung atom hidrogen, oksigen, sulfur, nitrogen, fosfor dan halogen. Senyawa
anorganik merupakan senyawa yang lebih banyak mengandung atom-atom bukan karbon.

IV. DATA HASIL LAB. Dan analisa data


Data hasil LAB
No Prosedur Pengamatan Reaksi kimia (jika ada)
1 Komposisi
a. Panaskan sedikit gula pasir Gula meleleh kemudian berubah
pada suhu tinggi dalam menjadi kecoklatan
sebuah porselin.
b. Ulangi percobaan ini
dengan menggunakan
- Daun -Daun menjadi kering berubah
warna dari coklat ke hitam
-plastik meleleh kemudian
- Sepotong plastik menyusut
-almunium tidak mengalami
- Sepotong perubahan dan tahan panas
almunium
2 Penguapan
a. Uapkan satu tetes masing- Alkohol lebih cepat menguap
masing alkohol dan air dari pada air
dalam kaca arloji
b. Catat dan bandingkan waktu Waktu yang diperoleh
yang diperoleh untuk -alkohol 22 detik
penguapan sempurna. -air 7 menit
3 Sifat bakar
a. Bakarlah sepotong lilin Garam terbakar
dalam sebuah porselin. Lilin meleh
Ulangi langka diatas dengan
menggunakan garam (NaCl)
sebagai penganti lilin
b. Bandingkan hasil yang
diperoleh

4 Daya hantar listrik


a. Ingatlah daya hantar listrik
pada larutan
- Larutan gula -tidak menyala
- Larutan NaCl -menyala
- Larutan HCL -menyala
- Larutan NaOH -Menyala

5 Kelarutan
a. Masukkan masing-masing 5 Minyak kelapa tidak larut dalam
tetes minyak kelapa dan 1 air.
sendok garam dapur dalam Garam larut dalam air
2 tabung reaksi
b. Tambahkan 2 ml air ke
dalam 2 tabung
c. Ulangi dengan menganti Minyak kelapa larut dalam
metanol sebagai pelarut metanol
pengati air Garam tidak larut dalam metanol

6 Kecepatan reaksi
a. Tempatkan 5 tetes FeSo4 5 detik berubah warna menjadi
b. Tambahkan 2 tetes H2So4 putih keruh
3M
Dan 0,1 M KMnO4
c. Perhatikan bagaimana 40 detik berubah menjadi warna
hasilnya ungu muda
d. Ulangi percobaan dengan
menggunakan alkohol tidak
murni sebagai penganti
FeSo4
e. Jika tidak ada reaksi yang Campuran pertama lebih cepat
kelihatan. Panaskan bereaksi dari pada campuran
campuran ke dalam yang kedua
penganas air
f. Bandingkan kecepatan dari
dua reaksi tersebut

Analisis data
a. komposisi
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa gula dan daun merupakan senyawa organik sedangkan
sepotong plastik dan almunium merupakan senyawa anorganik
b. pengupan
dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa alkohol merupakan senyawa organik dan air merupakan
senyawa anorganik
c. sifat bakar
dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa lilin merupakan senyawa organik dan garam merupakan
senyawa anorganik
d. daya hantar listrik
dari hasil percobaan dapat diketahui bawah Larutan gula merupakan senyawa organik sedangkan
Larutan NaCl, HCL, NaOH merupakan senyawa anorganik

e. kelarutan
dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa minyak kelapa organik sedangkan garam,metanol dan air
merupakan senyawa anorganik.
f. Kecepatan reaksi
dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa FeSo4 + H2So4 3M + 0,1 M KMnO4 kecepatan
bereaksinya lebih cepat dibandingkan dengan reaksi alkohol tidak murni + H2So4 3M + 0,1 M
KMnO4

V. PEMBAHASAN
Pada koposisi,untuk mengetahui zat-zat apa saja yang tergolong senyawa organik dan anorganik
maka dilakukan proses pemanasan pada suhu tinggi. Ketika gula dipanaskan pada suhu tinggi maka
perlahan-lahan gula mulai mencair dan menimbulkan gelembung-gelembung yang menguap, hal ini
disebabkan karena tekanan uap sama dengan tekanan luar atau tekanan yang dikenakan, sehingga
memaksa gelembung-gelembung udara terdesak keluar dan larutan gula menjadi warna coklat. Demikian
juga dengan daun, ketika daun dipanaskan daun akan mengering dan berubah warna menjadi kehitaman,
dan jika terus dibakar maka daun akan merapuh dan menjadi debu. Perubahan warna yang terjadi pada
gula dan daun, dapat dikatakan bahwa kedua zat tersebut mengandung unsur karbon yang merupakan
ciri khas senyawa organik.
Pada sepotong plastik, ketika dipanaskan pada suhu tinggi akan menyusut dan meleleh, sedangkan
almunium tidak terjadi perubahan sehingga dapat dikatakan bahwa plastik dan almunium merupakan
senyawa anorganik,karena keduanya tidak mudah terbakar.
Untuk mengetahu penguapan sempurna digunakan alkohol dan air yang masing-masing ditetes
sebanyak 3 tetes pada kaca arloji, ternyata alkohol lebih cepat menguap dibandingkan dengan air dengan
waktu penguapan untuk alkohol 22 detik sedangkan air dibutuhkan waktu selama 7 menit. Jadi alkohol
merupakan senyawa organik karena mudah menguap dan air merupakan senyawa anorganik karena
sukar untuk menguap.
Untuk mengetahui manakan senyawa organik dan anorganik melalui sifat bakar digunakan lilin dan
garam. Kemudian lilin dan garam dibakar di dalam poselin dan hasil yang diperoleh bahwa lilin kebih
mudah terbakar hingga meleleh sedangkan garam tidak mengalami perubahan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa lilin merupakan senyawa organik dan garam merupakaan senyawa anorganik karena di liat dari
kecepatan pembakaran.
Untuk mengetahui manakah senyawa organik dan anorganik melalui daya hantar listrik pada larutan
gula, Larutan NaCl, HCL,dan NaOH dengan menggunakan kabel,tembaga,bola lampu dan batang
karbon. Maka hasil yang diperoleh bahwa bola lampu tidak menyala pada larutan gula karena larutan
gula tidak mebawah elektrolik sedangkan pada larutan NaCl, HCL, NaOH bola lampu menyala karena
Larutan NaCl, HCL, NaOH membawah elektrolik. Sehingga dapat dikatakan gula merupakan senyawa
organik karena senyawa organik umumnya non elekron sedangkan Larutan NaCl, HCL, NaOH
merupakan senyawa anorganik karena senyawa anorganik umumnya elektrolik.
Untuk mengetahui manakah senyawa organik dan anorganik melalui kelarutan pada minyak kelapa
dan garam. Kemudian minyak kelapa dan garam dilarutkan pada air dan larutan metanol dan hasil yang
diperoleh bahwa minyak kelapa tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol sedangkan garam larut
dalam air tetapi tidak larut dalam metanol.sehingga dapat dikarakan bahwa minyak kelapa merupakan
senyawa organik karena senyawa organik tidak mudah larut dalam larutan polar tetapi larut dalam
larutan non polar dan garam merupakan senyawa anorganik karena senyawa organik larut dalam
larutan polar tetapi tidak larut dalam larutan non polar. Dalam hal ini air merupakan pelarut polar dan
metanol merupakan pelarut non polar
Dan untuk mengetahui mana yang merupakan senyawa organik dan anorganik melalui kecepatan
reaksi, digunakan reaksi anatar besi sulfur ( FeSo4 ) hidrogen sulfur ( H2So4 ) kalium permangat
(KMnO4) dan reaksi anatar alkohol hidrogen sulfur ( H2So4 ) kalium permangat (KMnO4), terliat
bahwa FeSo4 + H2So4 + KMnO4 lebih cepat bereaksi dibandingkan reaksi antara alkohol + H2So4 +
KMnO4 . hal tersebut terliat dari perubahan warna yang terjadi ketika FeSo4 + H2So4 + KMnO4
dicampur dalam tabung reaksi, dengan kecepatan waktu tersebut bercampur dan menajadi warna putih
keruh. Sedangkan ketika alkohol + H2So4 + KMnO4 dicampurkan di dalam tabung reaksi berubah
menjadi ungu mudah lebih lambat dibandingkan dengan campuran sebelumnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa senyawa organik lebih mudah bereaksi sedangkan senyawa organik tidak mudah
bereaksi atau lambat dalam bereaksi.
Sehingga dari Pengamatan dan hasil analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa senyawa organik
mengandung unsur karbon,lebuh mudah menguap, cepat terbakar,umumnya non elektron, tidak mudah
larut dan memiliki kecepatan reaksi yang baik. Sedangkan senyawa organik tidak mengandung karbon,
sukar untuk menguap, tidak mudah terbakar, umumnya elektrolik , mudah larut dalam pelarut polar, dan
kecepatan reaksi yang lambat.

VI. JAWAB PERTANYAAN


1. Komposisi
- zat manakah yang tergolong senyawa organik dan zat manakah yang tergolong senyawa anorganik?
Jawab : yang termaksut senyawa organik adalah gula, daun dan plastik dan yang termaksut senyawa
anorganik ada almunium
- unsur manakah yang umum dalam semua senyawa organik
jawab :
2. sifat bakar
- manakah yang merupakan golongan senyawa organik dan manakah yang golongan senyawa
anorganik?
jawab : lilin organik dan garam anorganik
3. Daya hantar listrik
- manakah yang digolongan senyawa organik dan manakah yang senyawa anorganik?
Jawab : gula senyawa organik sedangkan NaCl,HCL,NaOH adalah senyawa anorganik
4. kelarutan
- zat manakah yang dapat larut dalam air?
Jawab : zat yang dapat larut dalam air adalah garam
- apakah air merupakan pelarut organik ? atau anorganik ?
jawab : air merupakan pelarut anorganik
- apakah air bersifat polar atau bukan polar ?
jawab : air bersifat polar
- zat manakah yang larut dalam metanol?
Jawab : minyak kelapa
- apakah metanol merupakan pelarut organik atau anorganik?
Jawab : metanol merupakan pelarut anorganik
- apakah NaCl merupakan zat yang bersifat polar atau nonpolar
jawab : NaCl bersifat polar
- bagaimana hasilnya dengan minyak ?
jawab : minyak kelapa larut dalam metanol

VII. kesimpulan dan saran


Kesimpulan : pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur karbon,
selain itu terdapat juga unsur hidrigen, oksigen nitrogen sulfur dan fosfor dan juga merupakan zat penyusun
dari sebagian besar makhluk hidup, umumnya berikatan kovalen, dan terurai bila terbakar. Sendakan
senyawa anorganik adalah senyawa yang berasal dari sintesis mineral, umumnya berikatan ion dan tidak
terurai bisa dibakar.

VIII. daftar pustaka


1) Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.
2) Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
3) Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
4) https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan
PERCOBAAN 2

I. JUDUL : ANALISIS UNSUR-UNSUR SENYAWA ORGANIK


II. TUJUAN
Untuk menganalisis unsur dalam senyawa organik
III. DASAR TEORI
Senyawa organik selain unsur karbon, terdapat juga unsur-unsur hidrogen, oksigen, sulfur,
nitrogen, fosfor dan halogen. Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan
cara zat organik ditambahakan tembaga oksidadan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan air.
Zat organik + CuO CO2 + H2O
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 + H2O
Untuk memudahkan menganalisi unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui bahwa unsur-
unsur tersebut terdapat dalam suatu zat organik.
IV. Data Hasil LAB. Dan Analisis Data
No Prosedur Pengamatan Reaksi Kimia
1 Penetuan C dan H dalam senyawa
organik
Isilah tabung 1 dengan sedikit
CuO dan gula pasir. Tutup
tabung dengan gabus yang sudah
diberi pipa kaca bengkok.
Tabung reaksi 2 masukkan 10
ml larutan kalsium hidroksida 0,1
M dan hub. Pipa kaca bengkok
pada tabung 2 dengan tabung 1
Tabung 1 dipanaskan beberapa
menit.
2 Penetuhan unsur N dalam senyawa Tercium bauh tajam pekat
organik
Masukkan 1 sendok serbuk urea
ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 2ml larutan NaOH
0,1 M.
Panaskan perlahan-lahan dan
cium bau gas yang keluar. Gas yang terbentuk berubah
Perikas gas dengan kertas lakmus menjadi warna biru
merah basa !
3 Penetuhan S dalam senyawa organik
Masukkan 2ml putih telur
kedalam tabung reaksi!
Tambahkan 5ml NaOH 0,1 M
Panaskan tabung hingga
mendidih dan dinginkan.
Tambahakan 5 tetes larutan
timbal nitrat 0,1 M

Analisis data :

Penentuan unsur N dalam senyawa organik

Co(NH2)2 + 2NaOH 2NaNH2 + Co(OH)2

V. Pembahasan.
Nitrogen adalah molekul diatomik yang memiliki ikatan rangkap tiga. Energi ikatnya cukup
tinggi sehingga sangat stabil dan sulit bereaksi. Nitrogen tidak mudah terbakar dan tidak
memperbesar pembakaran pada suhu rendah.
. Untuk mengetahui unsur nitrogen pada suatu reaksi senyawa, digunakan reaksi antara urea
dengan natrium hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH. Reaksi antara urea dan NaOH
menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau tajam, dan ketika kertas lakmus merah
diletakkan di atas mulut porselin untuk di uji, ternyata kertas lakmus merah berubah menjadi
biru. Hal tersebut di sebabkan karena pada reaksi antara urea dengan natrium hidroksida
menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan gas yang berbau tajam, dan gas
tersebut menunjukkan adanya unsur N dalam reaksi senyawa. Dan hasil lainnya ialah kobalt
hidroksida, kobalt hidroksida ini bersifat basa sehingga kertas lakmus merah menjadi biru.

VI. Jawab pertanyaan.


Penetuhan unsur N dalam senyawa organik
- Perubahan kertas lakmas menunjukkan gas apa yang dihasilkan?
Jawab : natrium sianida (NaNH2)
- Gas tersebut menunjukan adanya unsur apa yang terkandung didalamnya?
Jawab : unsur nitrogen
VII. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan : Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada senyawa organik terdapat unsur
nitrogen (N) . Hal ini dibuktikan dengan reaksi antara urea dengan NaOH yang mengeluarkan gas
yang berbau tajam yang menunjukkan adanya unsur N dan perubahan kertas laksam merah yang
berubah menajidi buru.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.


Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
PERCOBAAN 3

I. JUDUL : PENENTUAN TITIK LEBUR ATAU LELEH


II. TUJUAN : Untuk Menentukan Kemurnian Suatu zat dan identias Murni
III. DASAR TEORI : Titik lebur suatu zat padat adalah titik atau suhu, dimana terjadi
kesetimbangan antara fase padat dan fase cair, maka titik leleh suatu senyawa padat sama dengan
titik beku senyawa berbentuk cairan dari senyawa tersebut.

Dalam kimia organik sifat fisika titik leleh suatu senyawa digunakan untuk menentukan
kemurnian senyawa tersebut. Jika zat tidak tidak murni, zat akan meleleh pada suatu jangkauan
(range) suhu. Oleh karena zat murni memepunyai titik leleh tertentu maka pada tabel titik leleh,
dapat idantitas zat tersebut.

IV. Data Hasil LAB. Dan analisis data

NO PROSEDUR PENGAMATAN REAKSI KIMIA


1 Komposisi 1 gliserol
a. Pasang alat seperti digambarkan -suhu ruangan : 30c
b. Isi kedalam gelas kimia 100 ml - suhu awal gliserol mendidi :
dengan 50 ml gliserol (td. 185) 49c
c. Panaskan salah satu ujung -suhu akir gliserol : >100C
kapiler dalam api, agar ujung
yang lain meleleh sampai tutup. 2. kamfer
d. Isi pipa kapiler dengan senyawa -suhu ruangan : 30c
yang akan diperiksa dengan - suhu awal kamfer meleleh :
dengan tinggi 16cm. 35c
e. Ikat ujung kapiler berizi zat, -suhu akir kamfer: 40C
pada bola air raksa termometer
f. Celuplah termometer ke dalam 3. fruktosa
gliserol.Usahakan karet tidak -suhu ruangan : 30c
ikut tercelup. - suhu awal fruktosa meleleh :
g. Panaskan gliserol secara pelan- 39c
pelan. Hendaknya kecepatan -suhu akir fruktosa : 55C
kenaikan suhu tidak melebihi
1C/menit mendekati titik leleh. 4.urea
Aduklah gliserol sesering -suhu ruangan : 30c
mungkin, agar pemanasan - suhu awal urea meleleh : 37c
merata. -suhu akir urea: 50C
h. Catat suhu di mana senyawa
mulai meleleh sampai semua zat 5.asam sitrat
meleleh -suhu ruangan : 30c
i. Tentukan titik lebur kamfer, - suhu awal asam sitrat meleleh
fruktosa, asam sitrat, urea. : 48c
-suhu akir asam sitrat: 90C

Tabel hasil pengamatan :

Pengamatan Percobaan
Gliserol kamfer fruktosa Urea Asam sitrat
Suhu ketika zat mulai meleleh (T1) 49c 35c 39c 37c 48c
Suhu ketika seluru zat meleh/mencair (T2) 100c 40c 55c 50c 90c
Jangkauan titik leleh (T2-T1) 51c 5c 16c 13c 42c

Titik leleh (T1+T2) 74,5c 37,5c 47c 43,5c 69c


2

Rata rata titik leleh percobaan 54,3c


(1+2+3+4+5)

Analisis data

V. PEMBAHASAN
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi
keseimbangan antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan 1 atmosfir. Pada umumnya titik leleh
senyawa organik mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan
temperatur dimana zat telah meleleh semuanya.
Pada percoaan bahan yang digunakan glikolisis, kamfer, fruktosa, asam sitrat, urea. untuk di amati
atau di tentukan titik lelehnya. glikolisis, kamfer, fruktosa, asam sitrat, urea di masukkan dalam porselin,
kemudian dipanaskan di atas pembakar spiritus.hasil yang diperoleh dari percobaan di atas adalah
sebagai berikut :
1. Glikolisis
Ketika glikolisis dipansakan pada pembakaran spiritus perlahan-lahan cairan kental tersebut mulai
mencair pada suhu 490C dan mencair sempurna pada suhu 1000C, .
2. Kamfer
Ketika kamfer dipanaskan pada pembakaran prititus perlahan-lahan kamfer mulai meleleh pada suhu
350C dan mulai meleleh sempurna pada suhu 400C
3. Fruktosa
Ketika fruktosa dipanaskan pada pembakaran prititus perlahan-lahan fruktosa mulai meleleh pada
suhu 390C dan mulai meleleh sempurna pada suhu 550C

4. Asam sitrat
Ketika asam sitrat dipanaskan pada pembakaran prititus perlahan-lahan asam sitrat mulai meleleh
pada suhu 480C dan mulai meleleh sempurna pada suhu 900C
5. Urea
Ketika urea dipanaskan pada pembakaran prititus perlahan-lahan urea mulai meleleh pada suhu
370C dan mulai meleleh sempurna pada suhu 500C

VI. PERTANYAAN
Berilah defenisi dari titik leleh?
Titik leleh dari senyawa adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan
susunan kisi dari Kristal.
Apakah pengaruh dari sejumlah kecil zat tidak murni pada titik leleh?
Bila zat tidak murni atau terdapat pengotor maka dapat meningkatkan jangkauan titik leleh.
Berilah defenisi jangkauan titik leleh?
Jangkauan titik leleh itu merupakan suatu senyawa organic murni mempunyai perbedaan antara suhu
dimana zat Kristal ambruk(calapses) dan suhu dimana zat cair tumen cair sel uruhnya tidak lebih dari
0,5c.
Apakah pengaruh ketidak murni apa dajang kauan titik leleh ?
Pengaruh ketidak murnian pada jangkauan titik leleh adalah tentumengalami pengaruh karena dalam
hal ini dapat mengalami 2 faktor yakni: pengaruh tekanan pada titik leleh dan pengaruh ketidak
murnian zat padat terhadap titik leleh.Dan titik leleh dari zat tidak biasanya lebih rendah dari pada
zat murni.Dengan demikianakan menyebab kanjangkauan titik lelehber tambah lebar.
Apakah pentingnya penentuan titik leleh ?
Sangat penting dan harus menentukan titik leleh karena hal tersebut dapat menentukan dengan
faktor yaitu:
1. Dapat menentukan titik leleh Zat murni
2. Dapat menentukaan titik leleh dari zat padat yang berbeda
3. Dapat menentukan titik leleh campuran
Bandingkan titik leleh dari zat-zat kovalen dan zat-zationik ?
Perbandingannya adalah zat zat kovalen yang terikat mempunya ititik leleh yang lebih rendah dari
zat-zat elektrokovalen yang terikat sedangkan Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti
ikatan ion menunjukan titik leleh yang lebih tinggi.

VII. Kesimpulan
Karakteristik suatu zat berbeda dengan yang lain, pebedaan tersebut dilihat dalam hal kekuatan
ikatan antar molekul. Kekuatan ikatan antar molekul bisa berbeda karena struktur kimia berbeda
dan molekul atom atau molekul penyusunannya berbeda.

VIII. DaftarPustaka

1) Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.


2) Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
3) Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
4) https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
PERCOBAAN 4

I. PENENTUAN TITIK DIDIH


II. TUJUAN

Untuk memepelajari besarnya energi yang di butuhkan untuk memisahkan ikatan H dan van der walls antar
molekul dalam senyawa.

III. DASAR TEORI

Titik didih dari suatu zat adalah suhu dimana gaya temal dari molekul cukup besar untuk mengatasi gaya
kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair. Titik didh senyawa ionik dan
senyawa polar dalam fase cairlebih tinggi dari titik didih dari senyawa kovalen.

Untuk memutuskan ikatan kimia antar molekul dalam senyawa atau ikatan atom antar molekul di
perlukan energy tinggi. Oleh karena itu untuk memisahkan molekul yang di bentuk oleh ikatan H dan van
der waals memutuskan energi lebih kecil dibandingkan dengan energi yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan ion pada beberapa senyawa ion. Untuk itu titik didih senyawa loganm dapat digunakan sebagai
kriteria untuk menentukan kemurnian suatu zat cair.

Pada umumnya zat-zt polar memepunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada zat-zat nonpolar.
Dalam senyawa zat cair polar yang memiliki berat molekul yang lebih tinggi akan memiliki titik didih
normal lebih tinggi.

Pada daerah ketinggian, tekanan udara rendah, titik didh zat cair lebih rendah dari pada titik didih
zat cair pada daerah ketinggian norma. Jangkauan titik didih zat cair adalah perbedaan antara T1, ketika
gelebung-gelembung berhenti, dan T2 ketika gelembung-gelembung keluar dari tabung kapiler.

IV. DATA HASIL LAB DAN HASIL DATA

NO PRODUSER DATA PENGAMATAN


1 pasang alat seperti gambar

2 panaskan penangas dan


naikkan suhu dengan
cepat, kemudian lebih
lambat sampai
gelembung-gelembung
yang cepat da sedikit
tinggi beberapa derajat
titik didih dari contoh
3 keluarkan api dan
dinginka penangas dengan UJI MINYAK KELAPA
lambat, sambil di aduk. Suhu ruangan : 30C
Catat suhu dimana T1 : 50C
gelembung berhenti dan T2 : 100C
zat cair masuk dalam
tabung kapiler. Catat suhu
ini sebagai T1.

4 segera panaskan kembali


minyak kelapa sambil
mengaduk untuk
menaikan suhu. UJI GLISEROL
Catat suhu dimana
gelembung-gelembung Suhu ruangan : 30C
mulai keluar dari kapiler. T1 : 44C
Catat suhu inisebagai T2 : 100C
T2.dua tahap ini
menggambarkan
jangkauan titik didih dari
zat ini.

5 Ulangi langkah2 dan 3


sebanyak 3 kali, gunakan
zat cair yang sama
Tabel pengamatan

Pengamatan Percobaan
1 2
Suhu ketika zat mulai 50C 44C
meleleh (T1)

Suhu ketika seluru zat 100C 100C


meleh/mencair (T2)
Jangkauan titik didih(T2-T1) 50C 56C

Titik didih (T1+T2) 75C 72C


2

Rata rata titik didih 73,5C


percobaan (1+2)/ 2

Analisis data

Dalam penentuan titik didih dilakukan untuk mengetahui suhu ketika gelembung berhenti dan zat
cair masuk kedalam tabung kapiler ( T1 ) yang terjadi pada gliserol II dan pada minyak kelapa. Kemudian
untuk mengetahui suhu ketika gelembung keluar dari tabung kapiler ( T2 ) yang juga terjadi pada gliserol II
dan pada minyak kelapa.

Percobaan juga dilakukan untuk mengetahui jangkauan titik didih, rata-rata titik didih
Yang terjadi pada gliserol II dan pada minyak kelapa.

V. PEMBAHASAN

Titik didih dari suatu zat adalah suhu dimana gaya temal dari molekul cukup besar untuk mengatasi
gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair.Pada ummnya zat-zat
polar mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada zat-zat non-polar. Jangkauan titik didh zat cair
adalah perbedaan antara T1 ketika gelembung-gelembung berhenti dan T2 ketika gelembung-gelembung
keluar dari poserlin. Pada percobaan di atas untuk mengetahui yang lebih tinggi dan lebih rendah maka
dilakukan pemanasan. Minyak Kelapa suhu awalnya 50C, dan suhu akir ketika minyak kelapa mulai panas
pada suhu 100C, dan ketika di dinginkan mencapai 50C.Sedangkan pada percobaan yang kedua yaitu
gliserol suhu awalnya 44C, suhu panasnya 100C, sedangkan suhu dinginnya 56C.Dapat disimpulkan
bahwa dari percobaan tersebut kita dapat mengetahui suhu awal,suhu panas, dan suhu dingin dari minyak
kelapa dan gliserol.

Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa dari suhu dipanaskan berarti kenaikan titik didih sedangkan
di dinginkan mengalami penurunan titik didih.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa minyak kelapa dan gliserol
memiliki titik didih yang cukup besar yakni 1000C. sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih
dari dua zat ini besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
PERCOBAAN 5

I. JUDUL : SIFAT-SIFAT ALKOHOL


II. TUJUAN: Untuk mempelajari sifat fisika dan kimia beberapa alkohol
III. DASAR TEORI
Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatih mudah menguap,
berfungsi sebagai antisoksidan dalam tubuh manusia Alkohol merupakan senyawa seperti air
yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol
mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya
sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol ROH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatik maupun siklik. Dalam alkohol,
semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol,
propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut ini disebabkan karena, semakin
besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut yang bersifat
polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan
hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini menjadi cukup besar, akibatnya
molekul-molekul air akan menolak molekul-molekul alkohol untuk menstabilkan kembali
ikatan hidrogen antar molekul air.
IV. DATA HASIL LAB DAN HASIL DATA
NO LANGKAH KERJA DATA PENGAMATAN REAKSI KIMIA
A SIFAT FISIKA
.
1. Teteskan masing-masing 3 Metanol: cepat menguap,cairan
tetes alkohol-alkohol diatas tidak berwarna, bau khas, mudah
pada kaca arloji dan catat terbakar
sifat-sifat fisika, warna, 1 propanol : cairan bening,bau
volalitas, bau, dan sifat khas, mudah menguap
n-Butanol 1 : cairan tidak
berwarna, bau khas, tidak mudah
menguap
gliserol : cairan kental bening,
tidak mudah menguap
isoamyl alkohol : cairan bening,
mudah menguap, bau khas
Aseton : cairan bening, mudah
menguap, bau khas, terasa dingin
bila terkena kulit
2. Teteskan masing-masing 5 1 Propanol : larut
tetes alkohol-alkohol dalam n- butanol 1: tidak larut
tabung reaksi sedang yang isoamyl alkohol : tidak larut
sudah diisi dengan 1 ml air metanol : larut
kocok dan catat aseton: tidak larut
kelarutannya Gliserol : larut
3. Kelarutan dalam zat pelarut 1 propanol : larut
organik (aseton) teteskan n-butanol 1 :tidak larut
masing-masing 5 tetes isoamyl alkohol : tidak larut
alkohol-alkohol dalam Metanol : larut CH3OH + H2OCH3+N2O
tabungb reaksi yang sudah
diisi dengan 1 ml aseton, Aseton : tidak larut (Larut)
kocok dan catat ke Gliserol : larut
larutannya Kelarutan dengan aseton :
1 Propanol : larut
n-butanol 1 : larut
metanol : larut
aseton : larut
isoamyl alkohol : larut
gliserol : tidak larut

B. SIFAT KIMIA
1. Ukur 2 ml metanol dan
masukkan kedalam tabung
besar! Tambahkan 1 butir
kecil logam Na.
2. Ulangi percobaan dengan
menggunakan Propanol dan
Butanol
3. Esterifikasi :
Ukur 2 ml etanol absolut Percobaan gagal (tidak tercium
(100%) masukkan dalam bau ester )
gelas kimia 50
ml.tambahkan 10 tetes asam
asetat glasial dan 5 tetes
asam asetat panaskan dalam
air penangas tuangkan
campuran kedalam gelas
kimia 50 ml lain yang sudah
di isi 25 ml air ( untuk
menghilangjkan bau dari
asam asetat ), catat bau gas
yang di hasilkan
4. Oksidasi: Bau gas aldehid hasil samping uap
Ambil 2 ml etanol (100%) air
masukkan dalam gelas
kimia 50 ml. T
Tambahkan 5 tetes asam
asetat pekat dan 1 sendok
K2CR2O7 panaskan dalam
penangas air sampai
mendidih
Bauhilah aroma gas yang di
hasilkan
Teteskan metanol ke dalam Bau carbon
lubang pelat tetes
Buat spiral dari kawat Cu
sepanjang 10 cm
Panaskan kawat sampai
berpijar dan celupkan
kedalam metanol
Lakukan langkah 3 kali,
cium bau gasnya
1. Reaksi haloform (tes
iodoform) :
Masukkan kedalam tabung
reaksi sedang 2 ml larutan
iodium (dalam KI )
Tambahkan 5 tetes etanol , Berbau iodium
teteskan 2 M NaOH sambil
di kocok tambahkan NaOH
sampai warna cokelat
menghilang, kocok terus
sampai timbul kristal
iodoform (warna kuning)
atau tercium bau iodoform, Berbau iodium
ulangi percobaan dengan
menggunakan
metanol,butanol -1, butanol-
2,

Analisis data

1. Sifat Fisika
a) Metanol (CH3OH)
Tidak berwarna (bening), tidak kental, bau menyengat, mudah menguap.
b) 1-propanol
Tidak berwarna (bening), tidak kental, bau menyengat, dan lambat menguap.
c) Butanol-1
Tidak berwarna (bening), tidak kental, berbau tajam, lambat menguap.
d) Iso-amil alkohol
Tidak berwarna (bening), tidak kental, bau menyengat, lambat menguap.
e) Gliserol
Tidak berwarna (bening), kental, susah menguap

Uji kelarutan dalam aseton :


a. Metanol :
CH3OH + CH3COCH3 Melarut
b. 1-propanol :
C3H7OH + CH3COCH3 Melarut
c. Butanol-1 :
CH3 - CH - CH2 - CH3 + CH3-CO-CH3 SEDIKIT LARUT

OH
BUTANOL-2 Aseton

d. Iso-amil alkohol :
C5H11OH + CH3COCH3 Melarut
e. Gliserol :
C3H5(OH)3 + CH3COCH3 Melarut
2. Sifat kimia
a) Esterifikasi
Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan
asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus
OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gugus alkohol dan
menghasilkan aroma yang harum. Mekanisme reaksi esterifikasi secara umum ditunjukkan
sebagai berikut :

b) Oksidasi
Oksidasi alkohol menghasilkan larutan berbau alkohol dan bau tersebut adalah senyawa
kalium hidroksida.
Reaksi yang terjadi yaitu :

C2H5OH + K2Cr2O7 H2SO4


KOH + C2H5Cr2O7

c) Reaksi haloform (tes iodoform)


Pada percobaan haloform Larutan I2 berwarna coklat kekuningan ditambahkan NaOH larutan
berubah menjadi warna kuning pucat dan terdapat sedikit endapan kuning dan tercium bau
iodoform.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
I2 + 2 NaOH 2 NaI + 2OH-
I2 + 2 CH3OH 2 C2H5I + 2 OH-
I2 + 2 C4H9OH 2 C4H9I + 2OH-

V. Pembahasan
Pada proses penguapan metanol lebih mudah menguap dibandingkan alkohol jenis lain, karena
metanol memiliki titik didih yang rendah jika dibandingkan dengan 1-propanol, iso-amil alkohol,
butanol-1 dan gliserol. bau yang dihasilkan dari senyawa metoksi yang terbentuk dari hasil reaksi
metanol dan tembaga, dimana tembaga teroksidasi dan melepas elektron dan bermuatan positif.

1. Esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu
asam karboksilat dengan suatu alkohol. Pada percobaan ini ketika absolut (100%) + asetat
glasial + H2SO4 tidak mengelurkan bau harum sehingga percobaan yang kita lakukan
dianggap gagal.
2. Oksidasi
Ketika Alkohol primer teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi akan menghasilkan
asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol
tersier tidak dapat teroksidasi karena tidak ada hidrogen yang dilepaskan karbon pembawa
gugus hidroksil. Pada percobaan ini ketika metanol direaksikan dengan K2Cr2O7 dalam suasana asam akan menghasilkan asetaldehida dan

menghasilkan bau aldehid dan ketika percobaan ini dilakukan dengan kawat Cu akan tercium bau karbon.

3. Reaksi haloform (reaksi iodoform)


Larutan iodin dimasukan kedalam sedikit larutan NaOH yang secukupnya maka Hasil dari
yang di padat adalah menghasilkan cairan berwarna bening yang artinya larutan iodida
dengan cepat mereduksi senyawa NaOH yang akan menghasilkan senyawa NaI dan OH
sebagai hasil samping dan menimbulkan bau yang yang tajam.
Larutan I metanol + etanol + NaOH hasil yang diperoleh adalah larutan berubah menajadi
cairan bening , berbau iodoform dan muncul kristal kuning.
Larutan I I dimasukan kedalam larutan butanol-1 + etanol + NaOH yang secukupnya
menghasilkan warna coklat muda.dan menghasilkan larutan berubah menajadi cairan bening ,
berbau iodoform dan muncul kristal kuning.
Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil
halida. Berarti pada setiap sampel alkohol mengandung iodoform.

VI. Pertanyaan
1. Tulis semua reaksi yang terjadi
Jawab : O

1) R-CH2OH KMNO4 R-C


Aldehid

alkohol primer H

H+

Asam karboksilat R-C

OH

Alkohol sekunder

o
K2CrO7
R-CH-OH R-C-R

R H+ keton

K Cr O
R-C-OH 2 2 7

R H+

Alkohol tersier

2. Berikan definisi dan contoh dari alkohol primer, alkohol sekunder, alkohol tersier dan
polihidroksi alkohol!
a. Alkohol primer yaitu : Alkohol yang gugus OH nya terletak pada C primer yang terikat
langsung pada satu atom karbon yang lain
Contohnya :
-. 3 2 2 1-propanol

b. Alkohol sekunder yaitu : Alkohol yang gugus OH nya terletak pada atom C sekunder yang
terikat pada dua atom C yang lain.
Contohnya :
-. 3 2-propanol
CH3

c. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat
langsung pada tiga atom C yang lain.
Contohnya :
CH3
-. 3 2-metil-2-propanol

CH3

VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat
kimia. Pada sifat fisika alkohol, alkohol merupakan zat cair, berwarna bening dan memiliki bau yang khas,
dengan kelarutan dalam air tergantung dari ukuran molekul atau banyaknya atom karbon dalam senyawa
alkohol tersebut. Jika ukuran molekul kecil kerena jumlah atom karbonnya yang sedikit, maka alkohol
mudah larut dalam air, dan sebaliknya. Dan pada sifat kimia di lihat hari reaksi dan hasil reaksinya.
Misalnya Esterifikasi, yang pada prosesnya menghasilkan senyawa menghasilkan ester dan produk samping
berupa air. Dan oksidasi, pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan suatu
aldehida dan air untuk alkohol primer, menghasilkan keton dan air untuk alkohol tersier, dan menghasilkan
senyawa campuran asam karboksilat, keton, karbon diokasida dan air pada alkohol tersier.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-
pembuatan-larutan/
PERCOBAAN 6

I. JUDUL : ALKOHOL
II. TUJUAN : Untuk mempelajari sifat kimia Alkohol
III. DASAR TEORI : Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatil/mudah
menguap. Berfungsi sebagai antisoksidan dalam tubuh manusia.

IV. DATA HASIL LAB DAN ANALISIS DATA

Data tabel jurnal

NO LANGKAH HASIL PENGAMATAN REAKSI


KERJA KIMIA
DEHIDRASI
A. ALKOHOL
1. Masukkan sekitar 10 Larutan keruh dan endapan putih
ml etil alkohol
kedalam tabung reaksi
50 ml
2. Tambahkan 1 gram
CaCO3
3. Sumbatlah tabung
reaksi dan panaskan
sampai 600 Cdalam
penangas air selama 20
menit ( sambil
menunggu, lakukan
pekerjaan lain)
4. Dinginkan campuran
tersebut
5. Saringlah dengan Dihasilkan larutan bening setelah
kertas saring kedalam disaring
tabung reaksi yang
kering
6. Gunakan filtrat diatas
untuk langkah b dan c

B. UJI AIR DALAM


ALKOHOL
1. Letakkan sebutir
CUSO4bebas air (
antihidrat pada 2 buah
tabung reaksi kering)
2. Tambahkan 2 ml etil
alkohol 95% pada satu
tabung reaksi dan 2 ml
alkohol yang bebas air
pada tabung reaksi
yang lain.
Amati hasil reaksinya!
3. Didepan instruktur
tambahkan 1 tetes air
kedalam tabung reaksi.
Jelaskan hasilnya!

C. UJI HIDROGEN
ASAM DALAM
ALKOHOL (ACID
ALKOHOL)
1. Ukur 2 ml alkohol
bebas air dan
masukkan kedalam
tabung reaksi besar
2. Tambahkan 1 butir
kecil logam Na, amati
proses reaksi dan
hasil reaksinya
3. Uapkan sampai kering
setelah reaksi
berlangsung
4. Dinginkan
5. Tambahkan 1 ml air
dan tesw larutan
dengan kertas lakmus .
amati!

D. UJI LUKAS :
PERBANDINGAN
LAJU PENGGANTI
1. Siapkan 3 tabung Metanol dapat memisahkan klorida
reaksi kecil
2. Kedalam tabung reaksi Isoamyl memisahkan klorida
tersebut, masukkan 2 warnanya menjadi keruh dan
ml metanol, 2 ml campuran menyerupai minyak.
isoamyl alkohol dan 2 n-butanol-1 tidak dapat memisahkan
ml n-butanol-1 klorida adanya perubahan warna
bening kemerahan mudah
3. Tambahkan 2 ml HCL
kedalam masing-
masing (II) tabung
kemudian kocok
4. Tambahkan kedalam
masing-masing tabung
reaksi 3 tetes 2 CCL2.
Amati!

Analisis data

1. Dehidrasi alkohol
Jika 10 ml etil alkohol dimasukan kedalam tabung reaksi 50 ml ditambahkan dengan 1
gram CaCO3 di sumbat dan di panaskan pada suhu 600C selama 20 menit dan disaring
maka akan menghasilkan larutan bening.
2. Uji lukas; perbandingan laju pengganti
Metanol 2 ml ditambah 2 ml CH3COOH hasilnya berkabut, ditambahkan dengan ZnCl23
tetes dari larutan kabut (terdapat 2 lapisan) langsung bening setelah dikocok selama 1
menit.
Isoamyl 2 ml ditambah 2 ml CH3COOH hasilnya membentuk larutaan berkabut ( 2
lapisan ) tambahkan dengan ZnCl2 3 tetes menjadi larutaan keruh tidak sebening
percobaan 1.
n-butanol-1 2 ml ditambah 2 ml CH3COOH hasilnya membentuk larutan berkabut ( 2
lapisan ) ditambah ZnCl2 3 tetes sekitar 10 menit menjadi bening setelah dikocok.

V. PEMBAHASAN
Uji lukas:
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan larutan metanol, Isoamyl ,-butanol ke dalam
tabung reaksi. Kemudian tutup tabung reaksi dengan gabus agar gas yang dihasilkan tidak menguap
keluar. Maka hasil yang diperoleh adalah metanol, Isoamyl , dan t-butanol dapat memisakan klorid
dan pada butanol terjadi perubahan warna bening sedangkan pada Isoamyl menajdi larutan keruh
dan campuran menyerupai minyak
Alkohol tersier bereaksi dan alkil klorida tersier akan membentuk lapisan keruh yang
terpisah. Alkohol sekunder terlarut karena pembentukkan ion oksonium dan akhirnya terbentuk alkil
klorida. Sedangkan alkohol primer sukar untuk menjadi klorida dengan pereaksi lucas.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ketiga larutan tersebut tidak bereaksi dengan pereaksi lucas atau hasilnya
adalah uji negatif terhadap ZnCl2, .

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
PERCOBAAN 7

I. JUDUL: Aldehid- Keton


II. TUJUAN : Untuk Membedakan Aldehid Dan Keton dengan menggunakan reagen Kimia
III. DASAR TEORI : Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil.
Aldehid mempunyai sedikitnya satu Hidrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan
keton tidak mempunyai hidrogen yang terikat pada karbonil, hanya karbon yang mengandung
gugus R (R adalah alkil/aromatik). Suatu aldehid memiliki satu gugus alkil atau aril dan satu
hidrogen yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus RCHO, sedangkan suatu keton
mempunyai dua gugus alkil atau aril yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus umum
RCOR.
Senyawa aldehid memiliki gugus karbonil yang mudah teroksidasi sedangkan keton tidak.
Namun karena secara fisik kedua larutan ini memiliki sifat yang sama, maka dilakukanlah
pengujian untuk aldehid dan keton dengan menggunakan uji tollen dan uji fehling A dan fehling
B.
IV. DATA HASIL LAB DAN ANALISIS DATA

NO. LANGKAH KERJA HASIL REAKSI


PENGAMATAN KIMIA
A. PEMBUATAN ALDEHID
1. Pembuatan Etanal
Lihat oksidasi etanol,
percepatan sifat-sifat alkohol,
sifat kimia
2. Pembuatan Metanol
- Ambil sepotong kawat Bau karbon diulangi lagi bau
Cu,dengan panjangnya karbon
kira-kira 10 cm
- Buatlah spiral pada
suatu ujung kawat
- Teteskan 3 tetes
CH3OH pada pelat
tetes
- Panaskan ujung spiral
sampai membara
- Celupkan spiral
kedalam metanol
- Ulangi langkah 4 dan 5
duplo
- Amati dan baui aroma
gas yang terbentuk
3. Membedakan Aldehid Dan
Keton
- Reagen AgNO3

B. PERSIAPAN REAGEN
TOLLENS
1. Masukkan 10 ml larutan
AgNO3dalam gelas kimia 100
ml bersih, teteskan 1 M NH3
terbentuk endapan
2. Tambahkan tetes demi tetes
NH3 sambil diaduk hingga
endapan yang terbentuk larut.
Jangan tambahkan NH3
berlebihan.
Kerjakan dengan cepat agar
Ag/Ag2O tidak terbentuk
3. Bagi campuran tersebut
kedalam 4 tabung reaksi bersih
4. Teteslah 2 tetes formalin pada
tabung l, 3 tetes asetaldehida
pada tabung ll, 3 tetes aseton
pada tabung lll,dan 3 tetes
benzaldehida pada tabung lv.
5. Panaskan kedalam penangas
air.
Amati perubahan yang terjadi !

C. REAGEN FEHLING
1. Teteskan 5 tetes fehling A Dilakukan 2 percobaan ( 2
dan 5 tetes fehling B dalam tabung)
tabung l,ll,lll,lv - 5 tetes fehling A + 5
tetes fehling B + 3
tetes aseton.
Larut setelah
dipanaskan
- 5 tetes fehling A + 5
tetes fehling B + 3
tetes benzaldehida
Terdapat 2
lapisan/tidak larut
2. Tambahkan 3 tetes formalin
pada tabung l, 3 tetes
asetildehida pada tabung ll, 3
tetes aseton pada tabung lll.
3. Panaskan kedalam penangas Setelah dipanaskan tidak
air, amati perubahan yang larut
terjadi !

D. TES IODOFORM ( REAKSI


HALOFORM)
1. Siapkan 4 buah tabung reaksi 2 ml larutan iodoform
bersih, masukkan kedalam ditambah NaOH 2 N tetes
masing-masing tabung 2 ml demi tetes dari warna orange
larutan iodium berubah menjadi kuning, lalu
berubah bening, lalu tabung l
ditambah aseton 3 tetes dari
benin g menjadi jernih
2. Tambahkan tetes demi tetes 2 Tabung ll ditambahkan
N NaOH sampai warna benzaldehid 3 tetes dari
iodium hilang jernih membentuk endapan
minyak berwarna kuning
3. Tambahkan 3 tetes formalin,
pada tabung l, 3 tetes
asetaldehida pada tabung ll, 3
tetes aseton pada tabung lll,
dan 3 tetes benzaldehida pada
tabung lv.
4. Amati perubahan yang terjadi !

Analisis Data

1. Pembuatan aldehida
Pembuatan metanal.
Kawat Cu berwarna kuning keemasan dan ujung kawat Cu menjadi spiral.
Ketika di panaskan kawat Cu berpijar dengan warna merah terang. Ketika kawat Cu dicelupkan
pada metanol dan tercium bau yang menyengat dan ada pijaran berwarna biru.
2. Membedakan aldehid dan keton
a) Terbentuk fehling
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A
Berwarna biru dan fehling B tidak berwarna (bening). Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai
larutan CuO. Reaksi aldehid dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata dari
Cu2O.
1) Fehling a + fehling b + aseton
Terjadi perubahan warna dengan membentuk beberapa lapisan warna.
Setelah dipanaskan terbentuk endapan.
2) Fehling a + fehling b + benzaldehida
Benzaldehida tidak larut dan membentuk lapisan baru di atas larutan. Ketika dipanaskan masih
terdapat lapisan dibagian atas larutan.
Fehling merupakan oksidator lemah sehingga tidak mampu mereduksi ikatan pada senyawa
keton.
b) Tes iodoform
I2 (coklat) + NaOH (bening) menghasilkan larutan berwarna bening.
I2 + NaOH dan ditetesi aseton menghasilkan larutan yang bening.
I2 + NaOH dan ditetesi benzaldehida, benzaldehida tidak larut dan membentuk lapisan di atas
larutan.
Persamaan reaksinya:
I2(aq) + NaOH(l) NaI(aq) + OH-(aq)
V. Pembahasan
1) Pembuatan metanal.
Pada pembuatan metanol, dengan menggunakan Kawat Cu dan mentol . ujung kawat Cu di
pansakan dinyala api spiral. Ketika kawat Cu di celupkan pada metanol, tercium bau karbon.

2) Reagen Fehling
Pada percobaan tentang uji Fehling, dengan menetesi aseton dengan larutan fehling
menghasilkan larutan berwarna bening .hal ini membuktikan bahwa aseton adalah golongan keton
dimana keton adalah suatu senyawa organik . ciri-ciri utama keton adalah berupa cairan tak
berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih yang relative lebih tinggi dari pada
senyawa nonpolar dan dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol skundernya.. Dan pada
percobaan ke dua dimana 3 tetes benzaldehida direaksikan dengan pereaksi fehling menghasilkan
endapan merah bata. Hal ini dikarenakan larutan benzaldehid adalah aldehid

3) Tes iodoform
Begitupun juga pada uji iodoform. Ketika iodoform + NaOH (bening) menghasilkan larutan
berwarna bening. Lalu tabung 1 + NaOH dan ditetesi aseton menghasilkan larutan yang bening.
2 + NaOH dan ditetesi benzaldehida, benzaldehida tidak larut dan membentuk lapisan di atas
larutan.
Pada percobaan ini dapat dikatakan bahwa benzaldehida merupakan senyawa aldehida karena tidak
larut dalam campuran larutan 2 + NaOH, sedangkan aseton merupakan senyawa keton karena larut
dalam camupran larutan 1+ NaOH.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan molekul sederhana, aldehida dan keton merupakan dua kelompok senyawa yang saling
berisomer satu dengan lainnya. aseton merupan keton karena menghasilkan larutan bening dan
jernih sedangkan benzaldehida adalah aldehid karena menghasilkan larutan merah bata setelah
direaksikan dengan pereaksi fehlinng,begitupun dengan kawat cu yang dibakar setelah dicelupkan
dengan metanol menghasilkan bau khas carbon hal ini menunjukan bahwa logam cu merupakan
aldehid,dan pada uji iodoform dimana pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa aseton adalah
metil keton dan benzaldehida adalah aldehid.
DAFTAR PUSTAK

1) Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.


2) Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
3) Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.
4) https://mandasariyuliani.wordpress.com/2014/10/09/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii-pembuatan-
larutan/
PERCOBAAN 8

I. JUDUL : Membuat Konsentrasi Zat/Obat


II. TUJUAN : Mempelajari proses Pembuatan Konsentrasi Zat atau Obat tertentu
III. DASAR TEORI : Konsentrasi merupakan jumlah zat/obat dalam larutan atau senyawa hasil
reaksi.
Konsentrasi zat, dapat dinyatalan dalam beberapa satuan antara lain:
1) Molaritas (M)
Menyatakan jumlah zat/bahan (makanan/obat-obatan dll) dalam pelarut air atau pelarut lain,
sehingga memiliki kepekatan/konsentrasi tertentu dalam satu-satuan (mol/L).

() =


() =
. .

2) Molalitas (m)
Jumlah zat yang dilarutkan dalam pelarut tertentu, yang dinyatakan dengan Kg pelarut

() =


() =
. .

3) Normalitas
Jumlah zat pelarut tertentu yang dilihat dari sisi bilangan oksidasi atau valensi zat terlarut.

() =
.

=

.
=


() =
/.
() =

Keterangan :
BE : Berat Ekivalen
Pengenceran : V1M1 = V2M2
V1N1 = V2M2
V1%1 = V2%2

4) Fraksi mol (X)


Fraksi mol adalah jumlah bagian dari suatu senyawa atau campuran senyawa

XA =

XVolume = % Volume
.

XBerat = % Berat

5) Formalitas (F)

F =

6) PPm
()
=
()

7) PPb
()
=
()

IV. DATA HASIL LAB DAN ANALISIS DATA


Perhitungan Bahan :

1. Larutan Metanol 50% 25 ml


Dik : 1 = 50%
C2 = 96%
1 = 25
Dit : 2 = ?
Penyelesaian :
1 1 = 2 2
(50%)(25) = (96%)2
(50%)(25)
2 =
96%
2 = 13,02

2. Larutan Benzaldehida 50% 50 ml


Dik : 1 = 50%
2 = 99%
1 = 50
Dit : 2 = ?
Penyelesaian :
1 1 = 2 2
(50%)(50) = (99%)2
(50%)(50)
2 =
99%
2 = 25,25

3. Larutan Iodium 0,4 ppb 100 ml


Dik : = 0,4
= 100
Dit : = ?
Penyelesaian :

=

0,4
=
1.000.000.000 100
(0,4)(100)
g =
1.000.000.000
= 0,4 107

Karena hasil yang didapatkan sangat kecil, maka harus dilakukan pengenceran sebanyak 3
kali, sehingga ambil 0,4 mg Iodium diencerkan dengan aquades + KI hingga semua iodium larut.
Kemudian tambahkan aquades hingga 100 ml. Mulailah pengenceran :

Diambil 1 ml sampel dari larutan iodium 100 ml lalu ditambahkan aquades sebanyak 99
ml
Pengenceran I :
Iodium : 1 ml
Pelarut : 99 ml
HC I : 100 ml
Hasilnya : 0,4 105

Diambil 1 ml sampel dari 100 ml HC I lalu ditambahkan aquades sebanyak 99 ml


Pengenceran II :
Iodium : 1 ml
Pelarut : 99 ml
HC I : 100 ml
Hasilnya : 0,4 103

Diambil 1 ml sampel dari 100 ml HC II lalu ditambahkan aquades sebanyak 99 ml


Pengenceran III :
Iodium : 1 ml
Pelarut : 99 ml
HC I : 100 ml
Hasilnya : 0,4 101

4. Larutan NaOH 0,1 M 100 ml


Dik : = 0,1
= 100
= 40
Dit : = ?
Penyelesaian :
1000
=

1000
0,1 =
40 100
1000
0,1 =
4000
= 0,4

5. Larutan Fruktosa 0,1 M 100 ml


Dik : M = 0,1 M
V = 100ml
Mr Fruktosa = 180
Dit : gr = ?
Penyelesaian :
gr 1000
M=
Mr V
gr 1000
0,1 =
180 100
1000 gr
0,1 =
18000
gr = 1,8 gram

V. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil percobaan dapat diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa
massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan Metanol 50% 25 ml, larutan Benzaldehida 50% 50 ml,
larutan Iodium 0,4 ppb 100 ml, larutan NaOH 0,1 M 100 ml dan larutan Fruktosa 0,1 M 100 ml, yang
paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan. Dalam
pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembutan larutan murni, pembuatan larutan
dengan pengenceran dan dengan pencampuran.
Pada percobaan iodium Karena hasil yang didapatkan sangat kecil, maka harus dilakukan
pengenceran sebanyak 3 kali, sehingga ambil 0,4 mg Iodium diencerkan dengan aquades + KI hingga
semua iodium larut. Kemudian tambahkan aquades hingga 100 ml. Pengenceran menyebabkan volume
dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidak berubah.

VI. Kesimpulan

Pada hasil percobaan diatas pembuatan larutan, kita dapat membuat larutan dengan benar karena Pelarut
yang digunakan adalah air. Dalam pebuatan kelima larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air.
Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran
itu sudah dinamakan larutan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Kopong. Aloysius. 2015. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Kupang.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Natsir, M. 2005. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari : Unhalu.

Anda mungkin juga menyukai