Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
HIDROKARBON

Senin, 8 Maret 2021

Disusun Oleh :
Putri Julianti (1207020053)
2B

JURUSAN BIOLOGI
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
2021
Identifikasi Senyawa Hidrokarbon

A. Tujuan Percobaan
Dengan melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Untuk mengetahui sifat fisik senyawa hidrokarbon yaitu kelarutan dan densitas
2. Untuk mengidentifikasi adanya unsur karbon, hidrogen dan oksigen (C, H, O) dalam
senyawa hidrokarbon
3. Dapat membedakan hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh

B. Dasar Teori
Senyawa organik terdiri beberapa jenis. Senyawa organik yang hanya mengandung
atom karbon dan hidrogen disebut dengan senyawa Hidrokarbon. Jumlah dan variasi
senyawa hidrokarbon cukup banyak, sehingga dibutuhkan beberapa klasifikasi. Salah satu
klasifikasi berdasarkan jenis rantainya, yaitu hidrokarbon rantai alifatik berupa rantai lurus
atau rantai bercabang. Yang kedua adalah hidrokarbon siklik berupa senyawa alifatik yang
terhubung dalam bentuk poligan tertutup (berbentuk cincin).

Berdasarkan strukturnya atau jenis ikatan, terdapat hidrokarbon alifatik yang dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu alkana, mengandung ikatan tunggal atau disebut jenuh, alkena dan
alkuna, masing – masing mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga atau disebut tak jenuh. Dan
hidrokarbon siklik yang mengandung enam electron pi (tiga ikatan rangkap dua) dalam satu
lingkar beratom enam karbon (cincin benzena) disebut dengan Hidrokarbon aromatik.
Pada percobaan ini mengidentifikasi senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatannya
dengan mengamati sifat fisik dan kimiawinya. Beberapa sifat fisik senyawa hidrokarbon
berasal dari karakter nonpolar senyawa tersebut. Secara umum, senyawa hidrokarbon tidak
dapat larut dengan pelarut polar seperti air atau alkohol, tetapi larut pada senyawa non polar
seperti ligroin (campuran alkana), karbon tetraklorida, atau diklorometana. Kerapatan
(densitas) hidrokarbon lebih rendah dari pada air. Sehingga akan berada diatas permukaan air.

Reaktifitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatan senyawa. Senyawa
jenuh alkana bersifat mudah terbakar, akan tetapi secara umum tidak reaktif pada sebagian
besar pereaksi (alkana dapat mengalami reaksi substitusi halogen dengan bantuan sinar
ultraviolet). Senyawa hidrokarbon tidak jenuh, alkena dan alkuna, bersifat mudah terbakar
dan dapat mengalami reaksi adisi menjadi senyawa jenuh. Senyawa aromatik dapat terbakar
dan menghasilkan jelaga hitam sebagai akibat dari partikel karbon yang tidak terbakar.
Senyawa aromatik dapat mengalami reaksi substitusi dengan bantuan katalis dibandingkan
reaksi adisi.
Berikut salah satu reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon adalah Pembakaran.
Hasil pembakaran senyawa alkana menghasilkan karbondioksida dan air. Terjadi pada
pembakaran gas alam ataupun gas yang digunakan utk keperluan memasak terdiri dari
propana dan butana.

C. Alat dan Bahan


1. Percobaan 1
1.1 Alat
1.1.1 Tabung Reaksi
1.1.2 Pipet Tetes
1.2 Bahan
1.2.1 Minyak Tanah
1.2.2 Pertamax
1.2.3 Pertalite
1.2.4 Minyak
1.2.5 Air

2. Percobaan 2
2.1 Alat
2.1.1 Sendok
2.1.2 Lilin
2.1.3 Piring kecil / Mangkok
2.1.4 Korek Api / Mancis
2.1.5 Tisu
2.2 Bahan
2.2.1 Tepung Terigu
2.2.2 Gula
2.2.3 Garam

D. Prosedur Kerja
1. Percobaan Satu
1.1 Kelarutan dan Densitas dalam Air

Menyiapkan empat tabung reaksi


Memasukkan 5 tetes minyak tanah, pertamax, dan pertalite kedalam tabung reaksi
yang berbeda

Menambahkan 5 tetes air pada setiap tabung reaksi

Mencampurkan isi tabung dengan cara dikocok, lalu amati hal yang terjadi

1.2 Kelarutan dan Densitas dalam Minyak

Menyiapkan empat tabung reaksi

Memasukkan 5 tetes minyak tanah, pertamax, dan pertalite kedalam tabung reaksi
yang berbeda

Menambahkan 5 tetes minyak pada setiap tabung reaksi

Mencampurkan isi tabung dengan cara dikocok, lalu amati hal yang terjadi

2. Percobaan Dua

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

Menyalakan lilin manggunakan korek api atau mancis

Memanaskan semua bahan secara terpisah menggunakan sendok, diatas lilin yang sudah
Menyala, balut ujung sendok agar tidak panas ketika di pegang.

Amati yang terjadi

E. Data Pengamatan
1. Data pengamatan percobaan 1

No Sampel Air Minyak


Kelarutan Densitas Kelarutan Densitas
1 Minyak Tanah Tidak Larut - Larut √
2 Pertamax Tidak Larut - Larut √
3 Pertalite Tidak Larut - Larut √

2. Data pengamatan percobaan 2

No Senyawa Karbon Cara Kerja Hasil Pengamatan


(Sampel) Pengujian unsur Pengujian unsur
C H dan O
1 Gula Memanaskan gula Warna gula Gula mencair
diatas lilin yang berubah menjadi
menyala kecoklatan
2 Garam Memanaskan garam Garam Adanya asap ketika
diatas lilin yang mengkristal dan melakukan
menyala terjadi perubahan pemansan
warna menjadi
coklat kehitaman
3 Tepung terigu Memanaskan tepung Tekstur tepung Adanya uap air
terigu diatas lilin yang berubah menjadi
menyala lebih keras dan
terjadi perubahan
warna menjadi
coklat kehitaman

F. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang
dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan
rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh. (Fessenden, 1997)
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari senyawa
tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air atau
etanol. Sebaliknya , hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut yang relative non polar
seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa
hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya . Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif
terhadap sebagaian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh , (alkena dan alkuna ) dapat
mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. (Anonim, 2012)
Pada percobaan pertama yaitu mencampurkan pertamax, pertalite dan minyak tanah
dengan air dan minyak goreng. Ketika pertamax, pertalite dan minyak dicamprkan dengan
air, mereka tidak bersatu hanya berdampingan hal ini terjadi karena pertamax, pertalite, dan
minyak tanah merupakan senyawa hidrokarbon yang tidak akan larut pada pelarut polar
spereti air. Tetapi ketika pertamax, pertalite dan minyak tanah dicampur dengan minyak
mereka akan larut menjadi satu, ini terjadi karena minyak merupakan salah satu senyawa
non polar yang dapat melarutkan senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon hanya akan
larut pada senyawa non polar karena senyawa hidrokarbon tersusun atas ikatan antara atom
C -H dan C-C. Ikatan tersebut merupakan ikatan kovalen dimana C-H adalah kovalen non
polar. Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolves like, dimana senyawa akan larut pada
pelarut yng mempunyai tingkat kepolaran yang sama.
Selanjutnya pada percobaan kedua yaitu memanaskan gula, garam dan tepung terigu
diatas lilin yang menyala. Pertama ketika gula dipanaskan, ia beubah menjadi cair dan
warnanya juga berubah menjadi kecokaltan, hal ini terjadi karena panas memecah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa, lalu gula akan mengalami dehidrasi dan terpecah lagi menjadi
keton dan aldehida, masing masing senyawa ini termasuk kedalam senyawa polimer yang
bertanggung jawab atas perubahan warna pada gula, dan senyawa volatil yang bertanggung
jawab pada perubahan aroma gula. Perubahan warna ini juga bisa terjadi karena dalam gula
tersebut mengandung unsur karbon dan hidrogen. Dapat dilihat pada percobaan dibawah ini.
Persamaan reaksi ketika gula pasir dipanaskan

C12H22O11 + panas → 12 C + 11 H2O, lalu karbon akan teroksidasi

menjadi 12 C + 12 O2 → 12 CO2

Yang kedua yaitu ketika tepung terigu dipanaskan terjadi perubahan yaitu warna nya
berubah menjadi kecoklatan dan ketika dipegang terksturya berubah menjadi keras karena
didalam tepung terdapat unsur karbon yang merubah warna putih tepung menjadi
kecoklatan, dan pada saat melakukan pemanasan lalu kita menyimpan piring diatas
pemansan tersebut akan ada uap air yang dihasilkan dari pemasan tepung, hal ini
menunjukkan adanya unsur hidrogen pada tepung terigu.
Yang terakhir yaitu pemanasan garam diatas lilin yang menyala, ketika dipanaskan
garam mengeluarkan asap yang menjadi ciri bahwa garam mengandung unsur hidrogen dan
garam akan mengkristal atau terksturnya akan menjadi lebih padat dari sebelumnya karena
pada garam terdapat unsur karbon.

G. Jawaban Pertanyaan
1. Apa perbedaan senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, berikan contohnya!
Jawaban : Hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung hanya
ikatan rangkap satu antar unsur karbonnya. Contohnya adalah pada senyawa alkana,
yang hanya terdiri dari ikatan rangkap satu, berbeda seperti alkena dan alkuna.
Hidrokarbon jenuh ini biasanya relatif lebih susah mengalami reaksi dibanding
hidrokarbon tak jenuh, contoh senyawanya adalah C2H6 (Etana) CH3 - CH3, C3H8
(Propana) CH3 - CH2 - CH3, C4H10 (Butana) CH3 - CH2 - CH2 - CH3. Sedangkan
hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua
atau tiga antar senyawa karbonnya. Contohnya seperti senyawa alkena dan alkuna.
Alkena memiliki ikatan rangkap dua, dan alkuna memiliki ikatan rangkap tiga. Senyawa
hidrokarbon tak jenuh ini relatif lebih mudah mengalami reaksi dan perubahan struktur
senyawanya dibanding senyawa hidrokarbon jenuh. Contoh senyawanya adalah C2H6
(Etena), C3H8 (Propena), C4H10 (1-Butena), C2H6 (Etuna), C3H8 (Propuna), C4H10
(Butuna).
2. Identifikasikan sampel pada percobaan diatas pada kategori jenis hidrokarbon jenuh atau
tidak jenuh?
Hidrkarbon jenuh : pertamax (C10H24), pertalite dan minyak tanah ( C12H26–C15H32 )
karena ketiganya merupakan senyawa alkna yang hanya mempunyai ikatan rangkap satu.
3. Mengapa senyawa hidrokarbon bersifat larut dalam senyawa non polar dan tidak larut
dalam senyawa polar?
Jawaban : Senyawa hidrokarbon tersusun atas ikatan antara atom C -H dan C-C. Ikatan
tersebut merupakan ikatan kovalen dimana C-H adalah kovalen non polar karena
perbedaan kelektronegatifannya tinggi. Semakin panjang rantai karbon maka semakin non
polar sehingga kelarutannya dalam senyawa polar semakin kecil. Jadi balik lagi ke prinsip
like dissolves like, dimana suatu pelarut akan cenderung melarutkan senyawa yang
mempunyai tingkat kepolaran yang sama, pelarut polar akan melarutkan senyawa polar,
begitupun sebaliknya, senyawa nonpolar akan larut pada senyawa nonpolar lagi. Berbeda
dengan turunan senyawa hidrokarbon seperti alkohol, keberadaan gugus hidroksil (-OH)
menyebabkan alkohol memiliki batas kelarutan tertentu dalam senyawa polar.
4. Berdasarkan hasil percobaan, Jelaskan ditandai dengan apa bahwasanya senyawa tersebut
mengandung karbon, hidrogen dan oksigen?
• gula yang berubah warna menjadi ciri adanya karbon, dan gula yang mencair
merupakan adanya hidrogen
• garam yang dipanaskan mengeluarkan asap yang menjadi ciri adanya hidrogen dan
perubahan warna dan tekstur menjadi ciri adanya karbon pada garam
• tepung yang dipanaskan menghasilkan uap air sebagi ciri adanya oksigen dan
hidrogen, lalu terjadi perubahan warna dan tekstur yang menjadi ciri adanya
karbon.
5. a. Tuliskan Rumus kimia beserta struktur nya pada sampel senyawa karbon !
b. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada salah satu sampel percobaan !
(Khusus Pertanyaan pada Prosedur kerja 2 yang ada di video)
Jawaban : a. Fruktosa (C6H12O6)

b. persamaan reaksi ketika gula pasir dipanaskan

C12H22O11 + panas → 12 C + 11 H2O, lalu karbon akan teroksidasi

menjadi 12 C + 12 O2 → 12 CO2

H. Kesimpulan
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H).
Senyawa hidrokarbon tersusun atas ikatan antara atom C -H dan C-C. Ikatan tersebut merupakan
ikatan kovalen dimana C-H adalah kovalen non polar, jadi ia hanya akan larut pada senyawa
nonpolar. Hidrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh.
I. Daftar Pustaka
Anonim. (2012). Identifikasi Hidrokarbon.
Fessenden, R. J. (1997). Dasar Dasar Kimia Organik. Jakarta: Bina Aksara.

J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai