As pharmacists assume a more complete and direct relationship with patients, they must be vigilant in
dispensing medication as it is the lifeline for the sick.
Seiring dengan semakin majunya dunia kesehatan, peran apoteker pun menjadi semakin
besar. Mulai dari "penjual obat" hingga menjadi tenaga kesehatan yang menyajikan
interaksi pelengkap dan langsung, dimana kesalahan meracik obat sudah tidak bisa
ditoleransi lagi.
Dua pasien meninggal karena dua apoteker Halifax salah meracik obat, yang
kemudian harus kehilangan izin prakteknya di Kanada.
Dalam satu dari dua kasus berbeda, Bernice Bond, seorang pasien beruisa 90 tahun,
diresepkan hanya satu tablet methotrexate setiap minggu. Namun, Alexander Wilson
memberikannya satu blister sehingga Bond mengonsumsi tujuh tablet dalam satu
minggu.
Wilson kemudian menemukan ada kesalahan ketika asisten apoteker meletakkan 1,5
tablet methotrexate di tempat penyimpanan obat untuk dosis harian. Meskipun ia telah
meminta asisten apoteker untuk mengeluarkan tablet kelebihannya, ia tidak memeriksa
kembali obat yang diberikan.
Tiga minggu kemudian, pasien mengeluhkan infeksi parah dan meninggal pada bulan
Juni tahun lalu.
"Anda gagal melakukan tahap penting pemeriksaan resep sebelum skhirnya meracik
obat untuk pasien," kata komite untuk menegur Wilson, yang kemudian harus mendapat
hukuman skorsing selama 2 bulan.
Wilson harus membayar $7.500 untuk biaya hukum dan denda $5.000. Selain
menyelesaikan harus tahap quality assurance dan melaporkan 12 audit, ia juga harus
meminta maaf ke keluarga pasien.
Ia merasa kejadian ini membuatnya sangat menderita dan infeksi yang diderita Bond
membuat keluarga tidak bisa menyentuh mayatnya.
"Kami tidak bisa berada di sisinya pada dua hari terakhir sebelum ia meninggal, dan
situasi ini sangat mengganggu kami. Ini bukan cara terbaik untuk merelakan orang
tersayang," katanya.
"Akhirnya, mereka ingin sangsi yang tegas atas kesalahan yang terjadi ... dan untuk
mencegah kemunculan kesalahan yang sama di masa depan," katanya.
Pasien seharusnya menerima methadone dan naltrexone, tetapi karena resep tertulis
tidak terdaftar dalam rencana terapi pasien, ia tidak meraciknya. Namun, ia memberikan
catatan di bulan November untuk mengecek lebih lanjut. Pasien meninggal satu bulan
setelah kesalahan peracikan.
Selain diskors selama 30 hari, Forbes diminta untuk membayar $7.500 untuk biaya proses
hukum, mengikuti pelatihan mengenai methadone, ikutserta dalam pertemuan diskusi
membahas interaksi obat, menulis refleksi diri atas kesalahan yang dibuat dan meminta
maaf ke keluarga pasien.
Meskipun kesalahan apoteker jarang muncul, sebagaimana yang dicatat oleh Zwicker,
apoteker seringkali merasa trauma akan kesalahan yang mereka buat.
"Mereka masuk dunia kesehatan untuk menolong pasien, bukan untuk melukainya.
Sangsi terberat adalah mereka harus hidup dengan penyesalan ini seumur hidup
mereka." MIMS
Bacaan lain:
Menghadapi krisis penggunaan obat
Apoteker : Bagaimana cara memilih obat yang aman untuk ibu hamil?
Mengapa apoteker perlu berhenti memberikan gelas dan sendok ukur
Cara menghindari kesalahan meracik obat
Sumber:
http://www.cbc.ca/news/canada/nova-scotia/pharmacists-disciplined-over-mistakes-that-led-to-deaths-1.3932178
http://thechronicleherald.ca/novascotia/1431679-two-pharmacy-managers-suspended-after-patient-deaths
http://www.news1130.com/2017/01/13/two-n-s-pharmacists-reprimanded-suspended-over-prescription-error-
deaths/
http://www.philstar.com/cebu-news/2017/01/12/1662014/3-pharmacists-sued-giving-wrong-meds
https://www.thestar.com/news/canada/2017/01/13/nova-scotia-pharmacists-suspended-for-drug-errors-linked-to-
deaths.html
Trending Articles
Editor's Picks
Today
Home
Local News
Career
Medical Technology
Medical School
Nurse
Interviews
More Services
Drugs
Specialty
General News
E-Learning
Research
Corporate
Corporate
Feedback
Global Sites
Subscribe