Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM VI

REAKSI ESTERIFIKASI, HIDROLISIS DAN IDENTIFIKASI IKATAN


RANGKAP
Disusun untuk memenuhi matakuliah praktikum kimia yang dibimbing oleh:
Drs. Darsono Sigit. M.Pd

Oleh:
Offering B
Kelompok 6
Annisa Ihda F. (180341617589)
Muhamad Arjuna Salim (180341617565)
Tasha Nada Alrafifah (180341617520)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSANN BIOLOGI
Oktober 2018
A. TUJUAN
1. Dapat mereaksikan pembuatan ester
2. Dapat mereaksikan hidrolisis
3. Dapat mengidentifikasi ikatan rangkap

B. DASAR TEORI
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia
menengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan sintesis senyawa organik.
Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat
mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen
dan belerang (Subandi, 2010). Hingga saat ini, terdapat lebih dari 20 juta
senyawa yang dilaporkan didalakm berbaga literatur; sekitar 90% di
antaranya adalah senyawa organik, yaitu senyawa yang mengandung
karbon. Rantai karbon yang terbentuk dapat berbentuk rantai lurus,
bercabang, bahkan lingkar/siklik. Sebagai contoh, salah satu golongan
senyawa karbon disebut senyawa hidrokarbon.
Menurut Sumeru (2018) menyatakan bahwa hidrokarbon adalah
senyawa yang mengandung karbon (C) dan hidrogen (H). Senyawa
hidrokarbon terbagi lagi menjadi beberapa kelompok senyawa berdasarkan
ikatan antara atom karbonnya. Jika semua ikatan karbon-karbon adalah
tunggal, golongan senyawa ini disebut alkane haltersebut didukung oleh
prasojo (2012) yang menyatakan bahwa alkana adalah Senyawa yang
hanya memiliki ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-hidrogen,
berapapun jumlahnya. Jika paling sedikit terdapat satu ikatan rangkap dua
pada karbon-karbon, sedangkan sisa ikatan lainnya merupakan ikatan
tunggal, maka kelompok senyawa ini disebut alkena.
Ester adalah salah satu kelompok senyawa organic yang memiliki
ciri khusus yaitu berbau khas. Ester terbentuk dari senyawa asam
karboksilat dan alcohol pada suasana asam. Berbagai turunan golongan
ester dengan variasi bagian alkil sampingnya memberikan bau atau rasa
yang berbeda. Senyawa ester ini banyak digunakan sebagai wewangian di
parfum, aroma buah, aroma bunga. Beberapa ester digunakan juga sebagai
aditif di cat dan turnis.
Polisakarida adalah salah satu contoh karbohidrat yang terbentuk
dari beberapa monosakarida. Polisakarida terbentuk dari monosakaridanya
dengan ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik ini dapat diputuskan dengan
reaksi hidrolis menjadi bagian monomernya. Alkena dalah hidrokarbon
berikatan rangkap. Identifikasi keberadaan ikatan rangkap dapat terdeteksi
dengan reaksi adisi. Ikatan rangkap putus menjadi ikatan tunggal, dan
atom brom terikat diatom karbon yang putus ikatannya. Warna brom yang
tadinya merah kecoklatan berangsur-angsur hilang seiring dengan
banyaknya ikatan rangkap yang terputus.

2
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT:
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Penjepit kayu
 Beaker glass
 Lampu spiritus
 Erlenmeyer
 Plat tetes
 Kaki tiga
 Kasa asbes
BAHAN:
 Larutan amil alkohol
 Larutan asam asetat
 Larutan asam sulfat pekat
 Amilum
 Asam klorida pekat
 Larutan iod
 Larutan NaOH
 Reagen benedict
 Larutan glukosa
 Larutan fruktosa
 Larutan sukrosa
 Larutan brom
 Sampel alkana
 Sampel alkena
 Sampel senyawa aromatic
 Larutan KMnO4 basa

3
D. PROSEDUR KERJA
a. Reaksi Esterifikasi
Cara kerja Hasil pengamatan

AMIL ALKOHOL

Dimasukan 5 tetes amil


alkohol dalam 1 tabung
reaksi

Ditambahkan 5 tetes
asam asetat kedalam
tabung tersebut

Wujud fisik dan bau alcohol : tidak


Ditambahkan 1 tetes asam bewarna , berbau (menyengat)
sulfat
Wujud fisik dan bau asam asetat: tidak
berwarna dan tidak berbau
Wujd fisik dan bau produk:
Bening, encer dan berbau aroma
pisang.

Dipanaskan campuran
dalam tabung

Dicatat bau khas produk


yang dihasilkan

HASIL

4
b. Hidrolisis polisakarida
Cara kerja Hasil pengamatan

Amilum

Diambil Erlenmeyer 100


mL, lalu dimasukkan 15-
 Wujud fisik dan warna
20 mL larutan polisakarida
amilum:pekat dan keruh putih
 Warna larutan iod yang ditetesi
hasil hidrolisis amilum pada
Ditambahkan 10 tetes menit ke:
larutan asam klorida Menit pertama : biru kehitaman
pekat, dididihkan Menit kedua : biru kehitaman
perlahan. Menit ketiga : biru kehitaman
Menit keempat : biru kehitaman
Menit kelima : ungu kehitaman
Menit keenam : ungu
Diambil larutan tersebut Menit ketujh: ungu
dngan pipet dan
Menit kedelapan: oren tua
Menit kesembilan oren tua
dimasukkan dalam plat
Menit kesepuluh : oren kemerahan
tetes.
Menit kesebelas: oren kemerahan
Menit keduabelas: oren kemerahan
Diulang pengambilan larutan Menit ketigabelas: oren
yang telah dididihkan setiap 1 Menit keempat belas: kunung tuas
menit selama 6 menit atau Menit kelimabelas : tidak mengalami
lebih sampai tidak mengalami perubahan warna
perubahan warna.  Warna iod tidak mengalami
perubahan warna pada menit
kelima belas
Dinetralkan dengan
 Wujud fisik dan warna produk
NaOH 5 M
hasil hidrolisis: wujud lebih
encer dan tidak berwarna
HASIL

c. Uji Benedict

5
Cara kerja Hasil pengamatan

Amilum dan hasil


hidrolisis

Diambil sejumlah
tabung reaksi

 Wujud fisik dan warna


amilum: pekat dan putih keruh.
Diambil masing-masing 2  Wujud fisik dan warna hasil
mL larutan reagen setelah hidrolisis : encer dan
benedict dan 2 tetes tidak berwarna.
larutan NaOH encer, lalu  Wujud fisik dan warna reagen:
dimasukkan dalam tabung - Benedict : pekat dan
reaksi sesuai label merah
jingga(hidrolisis).
Biru muda(tidak
Ditambahkan masing- hidrolisis)
masing 5 tetes larutan - NaOH : tidak
sampl yang diuji sesuai mengalami perubahan
dengan labelnya warna(hidrolisis).
Kecoklatan(tidak
hidrolisis).
Dimasukkan semua tabung  Peristiwa 1 : pada benedict dan
reaksi dalam penangas air NaOH terjadi perubahan
selama 3-5 menit warna.
 Peristiwa 2 : pada benedict dan
NaOH terjadi perubahan warna
Diamati perubahan yang
terjadi

HASIL

d. Reaksi pada hidrokarbon

6
Cara kerja Hasil pengamatan

Hidrokarbon dengan
brom dalam CCl4

Diambil 2 tabung reaksi

Diisi masing-masing  Wujud fisik dan warna sampel:


tabung reaksi dengan encer dan tidak berwarna.
sampel yang telah  Wujud fisik dan warna brom
disediakan dengan dalam CCl4: encer dan tak
volume yang sama berwarna.
 Perubahan warna setelah
ditetesi :
Ditambahkan 1-2 tetes brom
- Alkana : warna brom
dalam CCl4 pada masing- tetap (keruh)
masing sampel, kemudian - Alkena : tidak
tabung dikocok dan diamati berwarna (bening)
warna brom dalam CCl4

HASIL

Cara kerja Hasil pengamatan

7
Hidrokarbon dengan
larutan KMnO4 basa.

Diambil 2 tabung reaksi

Diisi masing-masing
tabung reaksi dengan  Wujud fisik dan warna
sampel yang telah KMnO4: pekat dan ungu.
disediakan dengan  Perubahan warna dan bau
volume yang sama setelah ditetesi :
Alkena : kuning kecoklatan
dan berbau menyengat
Ditambahkan 1-2 tetes Alkana : ungu dan berbau
KMnO4 pada masing-masing menyengat
sampel, kemudian tabung
dikocok dan diamati warna
larutan KMnO4 basa

HASIL

E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


 Analisis Data

8
a. Reaksi Esterifikasi
Dari percobaan yang kami amati sebelum alkohol direaksikan alkohol tidak
mempunyai warna dan berbau menyengat. Sebelum direaksikan asam asetat tidak
berwarna dan tidak berbau. Dan setelah reaktan direaksikan menghasilkan produk
yang berwujud bening dan encer serta memiliki aroma pisang.
b. Reaksi Hidrolisis Polisakarida
Dari percobaan yang kami amati, sebelum direaksikan amilum berwujud pekat
dan berwarna putih keruh. Warna larutan iod yang ditetesi hasil hidrolisis amilum
pada menit pertama hingga menit keempat adalah biru kehitaman. Pada menit
kelima berwarna ungu kehitaman. Menit keenam dan ketujuh larutan berwarna
ungu. Pada menit kedelapan dan kesembilan larutan berwarna oranye tua. Pada
menit kesepuluh hingga keduabelas larutan berwarna oranye kemerahan. Pada
menit ketigabelas larutan berwarna oranye. Pada menit keempatbelas larutan
berwarna kuning tua. Dan pada menit kelimabelas larutan tidak berubah warna.
Wujud fisik pada produk hasil hidrolisis adalah encer dan tidak berwarna.

c. Uji Benedict
Dari percobaan yang kami amati, wujud fisik dan warna amilum sebelum
dihidrolisis adalah pekat dan putih keruh. Setelah dihidrolisis mempunyai wujud
fisik encer dan tidak berwarna. Reagen benedict setelah diteteskan amilum yang
tidak dihidrolisis menghasilkan produk yang berwarna biru muda. Sedangkan
reagen benedict yang diteteskan amilum yang dihidrolisis menghasilkan produk
yang pekat dan berwarna putih keruh. Reagen NaOH setelah diteteskan amilum
yang tidak dihidrolisis menghassilkan produk berwarna kecoklatan, sedangkan
reagen NaOH yang ditetesi amilum yang sudah dihidrolisis menghasilkan produk
yang tidak mengalami perubahan warna.

d. Reaksi Hidrokarbon
Dari percobaan yang kami amati, wujud fisik dan warna kedua sampel (alkana dan
alkena) sebelum direaksikan adalah encer dan tidak berwarna. Wujud dan warna
brom dalam CCl4 juga encer dan tidak berwarna. Dan perubahan warna alkana
setelah ditetesi brom dalam CCl4 menjadi keruh. Sedangakan perubahan pada
alkena menjadi berwarna bening. Wujud fisik dan warna KMnO4 sebelum
direaksikan adalah pekat dan berwarna ungu. Perubahan warna dan bau alkana
setelah ditetesi KMnO4 adalah kuning kecoklatan dan berbau menyengat.
Sedangkan perubahan pada alkena adalah menjadi berwarna ungu dan berbau
menyengat.
 Pembahasan

9
a. Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk
membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh
kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu
katalisator untuk reaksi ini (Keenaan,1980). Pada skala industri, etil asetat di
produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan Amil
Alkohol (C5H11OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
Berikuta adalah reaksi umum esterifikasi:

Gambar: reaksi umum stereifikasi


Pada percobaan ini menggunakan 5 tetes alcohol, 5 tetes asam asetat dan 1 tetes
asam sulfat dan dihasilkan produk yang memiliki aroma pisang karena memiliki
reaksi C5H11OH + CH3COOH CH₃COO[CH₂]₄CH₃ + H2O sehingga
menghasilkan amil asetat dan air yang memiliki aroma seperti buah pisang.
b. Reaksi hidrolisis polisakarida
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisi dapat juga dibantu dengan bantuan enzim
amilase (Puput, 2008). Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan
terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan
amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan polimer glukosa rantai panjang
yang tidak bercabang sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan
susunan yang bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin
ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki
kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna (Irawan,
2007).
Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida
α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai

10
amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan
glikosida α-(1-6). Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
sedangkan amilopektin tidak bereaksi (Anshory, 2003).
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil
antara pada proses hidrolisis amilum sebelum terbentuk maltosa. Larutan dekstrin
banyak digunakan sebagai bahan perekat (Poedjiadi, 1994).

Gambar: Reaksi percoban hidrolisis polisakarida


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada menit
ke-0 sampai menit ke-4 larutan menghasilkan warna biru kehitaman yang mana
larutan masih berupa amilum. Pada menit ke-5 hingga menit ke-7 larutan bewarna
ungu yang mana larutan tersebut adalah amilodekstrin. Pada menit ke-8 hingga
menit ke-13 larutan bewarna oranye yang berarti larutan mengandung
eritrodekstrin. Dan pada menit ke-14 larutan bewarna kuning yang berarti larutan
mengandung akrodekstrin. Pada menit ke-15 tidak mengalami perubahan warna
karena larutan sudah terhidrolisis menjadi glukosa (monosakarida).
c. Reaksi uji benedict
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa (Fessenden, 1982). Pada uji reaksi ini
hidrolisis amilum dinetralkan dahulu supaya larutan hasil hidrolisis tersebut
pHnya sesuai ketika akan diuji dengan pereaksi benedict, karena itu diuji juga
dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil yang positif. Namun pada
percobaan kami hidrolisis amilum yang di netralkan oleh NAOH 5 M terlalu basa
sehingga kami menggunakan tidak menambahkan NAOH pada salah satu
tabungnya. Reaksi reagen benedict setelah ditetesi amilum yang tidak dihidrolisis
tidak menghasilkan perubahan warna karena amilum terdiri dari D-Glukosa yang
banyak sehingga tidak mengalami perubahan warna. Reagen benedict yang
ditetesi oleh amilum yang dihidrolisis mengalami perubahan warna menjadi
warna merah jingga, hal ini terjadi karena amilum yang sudah terhidrolisis sudah
menjadi glukosa. Dalam hal ini glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi,
dimana ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida.

11
d. Reaksi Hidrokarbon
Pada percobaan hidrokarbon sampel pada tabung yang digunakan adalah senyawa
alkana dan alkena. Percobaan menggunakan Brom dalam CCl4, saat senyawa
Brom dalam CCl4 bereaksi dengan senyawa alkana tidak terjadi perubaahan
namun saat senyawa Brom dalam CCl4 bereaksi dengan senyawa alkena terjadi
perubahana yaitu larutan yang berisi senyawa alkena berubah menjadi bening.
Karena senyawa Hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan bromin dalam CCl4
reaksi ini ditandai dengan hilangnya larutan bromin yang disebut dengan reaksi
adisi. Reaksi adisi adalah reaksi penambahan suatu atom atau gugus atom dalam
suatu ikatan rangkap (alkena), dimana akan terjadi transformasi molekul tidak
jenuh menjadi jenuh (Sitorus,2010) .Berikut adalah persamaan reaksinya.

Sedangkan pada percobaan yang menggunkan menggunakan KMnO4 yang


direaksikan dengan alkana dan alkena. Pada alkana tidak ada perubahan warna,
warna larutan mengikuti dengan warna KMnO4 , karena Alkana dan senyawa
aromatik lainya tidak akan bereaksi dengan KMnO4 .sedangkan pada alkena
terjadi perbahan warna, warna larutan senyawa alkena yang semula berwarna
ungu berubah menjadi kuning kecoklatan dan berbau menyengat. Perubahan
tersebut disebabkan adanya reaksi oksidasi. Oksidasi adalah pelepasan elektron
atau penaikkan bilangan oksidasi (Sutresna,2007)

12
Analisis reaksi
Reaksi esterifikasi
1. Pada reaksi esterifikasi yang telah anda lakukan, mengapa timbul bau
reaktan dan produk yang diamati?
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol
dengan bantuan katalis asam. katalis ini biasanya adalah asam sulfat
pekat. terkadang juga digunakan gas hydrogen klorida kering tetapi
katalis -katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik. Karena
semakin besar ester maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah
buatan semisal pisang.

2. Mengapa produk hasil reaksi berbeda dengan reaktan? Jelaskan.


Karena terjadi reaksi esterifikasi yang merubah asam karboksilat menjadi
ester.
3. Tuliskan persamaan reaksinya?

4. Jika dilihat dari bau produk yang dihasilkan, apakah produk reaksi
esterifikasi yang dilakukan sesuai dengan teori? Bandingkan dengan
literatur terkait.
Produk yang dihasilkan berupa bau buah buatan. Bau dari isopentenil
asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir, pada
praktikum ini bau yang dihasilkan cenderung ke arah buah “pisang”. Ester
dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan
membentuk ester dengan 10 atau kurang atom C. Ester merupakan suatu
kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Oleh sebab itu ester
banyak digunakan sebagai esense, yaitu zat aditif yang memberikan rasa
segar buah-buahan (Anshory, 2003).

Reaksi hidrolisis polisakarida


1. Gambarkan struktur amilum

2. Tuliskan persamaan reaksi hidrolisis amilum


nH2O nH2O
(C6H10O5)n C12H22O11 C6H1206
(Polisakarida) H+ (Oligosakarida) H+ (Monosakarida)

13
3. Apa fungsi penambahan larutan iod?
Fungsi larutan iod adalah untuk mengetahui kandungan amilum dalam
suatu bahan. Jika suatu bahan yang mengandung amilum maka dengan
ditetesi larutan iod akan berubah warna menjadi berwarna biru kehitaman.
Pada reaksi hidrolisis ini bertujuan untuk mengubah amilum menjadi
glukosa dengan menghilangkan kandungan amilum di dalamnya dengan
cara dipanaskan hingga ketika larutan amilum tersebut dicampur dengan
larutan iod tidak berubah warna lagi.
4. Apa tanda bahwa proses hidrolisis telah berlangsung secara
sempurna?
Hidrolisis amilum dikatakan sempurna jika amilum yang dipanaskan dan
diteteskan pada larutan iod maka lartan iod itu tidak berubah warna lagi.

Uji bennedict
1. Jelaskan prinsip uji benedict
Prinsip uji benedict adalah berdasarkan pada reaksi gula pereduksi yang
akan mereduksi Cu2+ jika dalam kondisi basa yang membentuk Cu2O
yang menghasilkan endapan merah bata.
2. Apa tujuan uji benedict pada amilum dam hasil hidrolisisnya?
percobaan uji Benedict dalam hal hidrolisis bertujuan untuk mengetahui
hasil hidrolisis dengan melihat adanya gugus reduksi pada karbohidrat.
Prinsip kerja percobaan ini adalah pengujian karbohidrat dengan
pemanasan dan tidak dengan pemanasan.
3. Mengapa hasil yang diperoeh pada uji benedict terhadap amilum dan
produk hidrolisisnya berbeda?
Proses hidrolisis menjadi maksimal dengan adanya perlakuan pendidihan
sehingga salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya endapan
merah bata. Hal tersebut terjadi karena tanpa pemanasan menyebabkan
tidak terjadinya hidrolisis sehingga gugus reduksinya sedikit
Identifikasi Ikatan Rangkap
1. Mengapa sampel yang diuji memberikan hasil yang berbeda ketika
dilakukan uji dengan brom dalam CCl4 dan KMnO4 basa ?
Karena kedua sampel tersebut memiliki ikatan yang berbeda. Sampel
pertama adalah alkana yang merupakan hidrokarbon jenuh yaitu senyawa
yang memiliki ikatan tunggal antar atom. Sedangkan pada sampel kedua
adalah alkena yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua antar
atom.
Brom beradisi pada ikatan alkena. Warna brom menjadi merah kecoklatan
bila sudah bereaksi. KMnO4 bereaksi dengan alkena tetapi tidak dengan

14
alkana. Ketika alkana ditambahkan dengan KMnO4, alkana tidak terjadi
reaksi dan tetap berawarna ungu karena alkana bersifat jenuh sehingga
tidak dapat bereaksi dengan KMnO4. Jadi alkane tidak mengalami
oksidasi oleh oksidator KMnO4. Sedangkan jika alkena yang ditambahkan
KMnO4 maka akan mengasilkan aldehida, keton, dan karbon dioksida.
Warnanya pun berubah menjadi coklat.
2. Manakah sampel yang mengandung ikatan rangkap? Jelaskan.
Sampel kedua memiliki ikatan rangkap karena dapat bereaksi adisi dengan
larutan brom dengan hilangnya warna warna merah kecoklatan dari
bromin. Karena adisi adalah reaksi pemutusan reaksi ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sampel
kedua sebelum ditetesi brom dalam CCl4 memiliki ikatan rangkap.

15
Kesimpulan
1. Esterifikasi adalah Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam
karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis
asam. 
2. Berdasarkan pengamatan pada uji benedict, pada menit ke 15 Amilum
(Polisakarida) terhidrolisis dengan penambahan asam klorida pekat dan
pemanasan yang apabila diuji dengan larutan Iodium membentuk
kompleks berwarna kuning yang diketahui bahwa karbohidrat
mengandung gugus reduksi. Dilanjutkan dengan uji menggunakan
pereaksi Benedict di dapat hasil terbentuk endapan berwarna merah yang
menandakan pati terhidrolisis oleh H2SO4 pekat dalam suasana panas
menjadi glukosa. Sehingga Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah
molekul air (H2O) menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida
(OH−) melalui suatu proses kimia.
3. Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena
penggunaan bersama dua pasang elektron.

16
Daftar Rujukan
Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta: Erl angga
Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat. http:// www.pssplab.com Accesed : 10
oktober 2018
Keenaan,C.W, D,C Kleinfelter dan J.H Wood. 1980. General College Chemestry.
New York: Harper and Row Publisher
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta
Prasojo, Stefanus Layli S., Farm. 2012. Kimia Organik I Jilid 1. Buku
PeganganKuliah Untuk Mahasiswa Farmasi,, Apt. Diakses pada
Ashadisasongko.Staff.Ipb.Ac.Id/Files/2012/02/Kimia-Organik-I.Pdf
Puput. 2008. Analisis Kualitatif Karbohidrat. http:// ms.wikipedia.com. Accesed :
10 oktober 2018
Sitorus, Marham., (2010), Kimia Organik Umum, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Subandi. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta: Dee Publish
Sumeru, K. 2018. Subcooling Pada Siklus Refrigerasi Kompresi Uap:
Aplikasinya
Pada Mesin Pendingin & Pengkodisi Udara. Yogyakarta: Dee Publish
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA.Bandung: Grafindo Media Pratama.

17

Anda mungkin juga menyukai