Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM SEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I

Yang dibina oleh Dr. Sulisetijono, M.Si. dan Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Siti Zumrotul Aliyah

190342621273

Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI BIOLOGI
Februari 2020

Hari/Tanggal Praktikum: 3-4 Februari 2020


A. Tujuan
1. Mengamati bentuk-bentuk sel dan komponen-komponen sel seperti dinding sel
dan lumen sel.
2. Mengamati isi sel terutama komponen protoplasmik seperti inti, kloroplas, dan
plastida lain, aliran sitoplasma.
3. Mengamati komponen nonprotoplasmik penyusun sel antara lain vakuola dan
isinya, benda-benda ergastik misal macam-macam bentuk kristal kalsium oksalat,
butir amilum, lendir, minyak, butir aleuron.
4. Membedakan sel hidup dan sel mati.

B. Alat dan Bahan


a. Alat
1. mikroskop
2. gelas benda
3. gelas penutup
4. jarum preparat
5. silet
6. kobokan
7. pipet tetes
8. lampu spiritus
b. Bahan
 Bahan Segar
1. empulur ketela pohon buah
2. Capsicum annum
3. tanaman Hydrilla verticillata
4. bunga Rhoeo discolor
5. daun Rhoeo discolor
6. tangkai daun kuping gajah
7. umbi kentang
8. buah jagung
9. rimpang kencur
10. buah pir
11. batang bayam
12. tangkai daun Begonia
 Preparat Awetan
1. penampang membujur batang Pinus merkusii
2. akar Alium cepa fa ascalonicum
 Reagen
1. larutan IKI
2. larutan floroglusin
3. HCL 25%
4. larutan gula 10%
5. asam asetat glasial

C. Pembahasan
Sel merupakan unit terkecil pada makhluk hidup. Didalamnya terdapat
protoplasma yang tersusun atas karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Sel
ialah sekumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas dan untuk
dapat mempertahankan kehidupan sebagian besar sel melakukan reaksi kimia.
Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar yang universal dari suatu
organic. Struktur yang membedakan sel tumbuhan dan sel lainnya adalah keberadaan
dinding sel yang merupakan lapisan luar dari sel yang berbatasan dengan membran
sel.
Menurut Subagiartha, I. M. (2018) Tumbuhan merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe terspesialisasi dengan berbagai macam
fungsi. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, berbagai macam preparat
yang diamati antara lain:
1. Irisan Melintang
a. Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
b. Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)
c. Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
d. Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
e. Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
f. Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
g. Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
h. Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
2. Irisan Paradermal
a. Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
3. Preparat Utuh
a. Preparat utuh filamentum bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
b. Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
4. Preparat Tusuk
a. Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
b. Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
5. Preparat Awetan
a. Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus
merkusii)
b. Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa fa
ascolonicum)

Pada preparat melintang, yang pertama diamati adalah irisan melintang empelur
Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz). Familia dari Ketela Pohon adalah
Euphorbiaceae. Dalam praktikum reagen yang digunakan adalah air. Berdasarkan
hasil pengamatan sudah tidak terdapat inti sel serta sitoplasma sehingga ruang dalam
sel terlihat kosong, hal tersebut karena empelur dari ketela pohon merupakan sel mati.
Bentuk dari sel ini adalah poligonal.
Preparat yang kedua adalah irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum).
Familia dari Buah Cabai adalah Solanaceae. Dalam praktikum reagen yang digunakan
adalah air. Berdasarkan hasil pengamatan tampak dinding sel, lamela tengah yang
menunjukkan ruang antar sel, klomoplas, serta ruang di dalam sel yang ditempati oleh
organel-organel yang menempel pada sitoplasma. Bentuk dari sel ini adalah poligonal.
Preparat yang ketiga adalah irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota).
Familia dari Umbi Wortel adalah Aplaceae. Dalam praktikum reagen yang digunakan
adalah air. Berdasarkan hasil pengamatan tampak dinding sel, ruang di dalam sel, dan
kromoplas yang berbentuk batang dan ada juga yang berbentuk bulat dan berwarna
oranye yang terdapat di sela-sela sel. Hal ini sesuai dengan (Hidayat, 1995) yang
menyatakan bahwa warna oranye pada kromoplas disebabkan oleh kandungan
karotenoidnya. Diferensiasi kloroplas menjadi kromoplas bergantung pada sintesis
dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar wortel. Perkembangan
pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi (perombakan) tilakoid. Dalam proses ini,
globula lipid bertambah banyak dan berkumpul menjadi kristaloid karoten pada akar
wortel. Bentuk sel Umbi Wortel adalah heksagonal.
Preparat yang keempat adalah Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah
(Anthurium crystalinum). Familia dari Daun Kuping Gajah adalah Arceae. Dalam
pengamatan kali ini digunakan berbagai macam reagen, yaitu air, asam asetat glasial,
dan asam klorida (HCl) 25%. Ketika menggunakan reagen air, gambar sel yang
nampak adalah dinding sel, ruang dalam sel, pembuluh angkut, serta kristal kalsium
oksalat. Kristal kalsium oksalat memiliki bentuk bervariasi dan umumnya
dideskripsikan dalam bentuk rafida atau jarum, druse atau bintang, stiloid, prisma, dan
kristal pasir (Ilarslan dkk., 1997). Pada Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium
crystalinum) kristal yang terlihat berbentuk seperti jarum. Pengamatan selanjutnya
ialah saat ditetesi reagen asam asetat. Larutan ini berfungsi untuk mendeteksi adanya
kristal kalsium oksalat dalam sel. Sifat dari asam asetal glasial tidak dapat melarutkan
kristal Ca oksalat (Tim Pengampu SPT 1, 2019). Sehingga saat ditetesi reagen ini
kristal kalsium oksalat tetap terlihat. Dan reagen yang terkahir dipakai adalah asam
klotida (HCl) 25% yang menyebabkan kristal kalsium oksalat menjadi larut dan tidak
nampak saat dilihat dengan mikroskop. Bentuk sel dari Tangkai Daun Kuping Gajah
(Anthurium crystalinum) adalah heksagonal.
Preparat yang kelima adalah Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus
caudatus). Familia dari Batang Bayam adalah Amaranthaceae. Pengamatan kali ini
juga menggunakan tiga macam reagen seperti preparat Tangkai Daun Kuping Gajah
(Anthurium crystalinum). Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada bentuk
kristal kalsium oksalat, yaitu berbentuk bintang dan pasir.
Preparat yang keenam adalah Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia).
Familia dari Daun Begonia adalah Begoniaceae. Reagen yang digunakan adalah air,
asam asetat glasila, dan juga asam klorida (HCl) 25 %. Hasil pengamatan yang
didapat juga hampir sama dengan pengamatan pada preparat Tangkai Daun Kuping
Gajah (Anthurium crystalinum) dan Batang Bayam (Amaranthus caudatus). Kristal
kalsium oksalat pada Tangkai Daun Begonia (Begonia) ini berbentuk bintang.
Preparat yang ketujuh adalah Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia
galanga). Familia dari Rimpang Kencur adalah Zingiberaceae. Reagen yang
digunakan adalah air dan sudan III. Saar menggunakan reagen air, hasil pengamatan
yang tampak adalah dinding sel, ruang di dalam sel, serta bentuk sel tampak
heksagonal. Namun, setelah ditetesi reagen sudan III beberapa bagian sel tampak
berwarna kuning yang meruapakan minyak atsiri. Misnyak atsiri meruapakan salah
satu contoh dari zat ergastik. Zat ergastik dibagi menjadi dua, yaitu zat ergastik padat
dan cair. Zat ergastik yang bersifat padat dan dapat terlihat antara lain, butir aleuron,
butir amilum yang juga bermacam-macam bentuknya, dan kristal kalsium oksalat
dengan beberapa bentuk. Sedangakn zenda ergastik seperti lendir, tetes minyak, tanin
dapat dilihat dengan menggunakan reagen tertentu (Tim pengampu SPT 1, 2019).
Preparat yang kedelapan adalah Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.). Familia
dari Buah Pir adalah Rosaceae. Reagen yang digunakan ialah air dan floroglusin +
HCl 25%. Pada saat ditetesi dengn reagen air, noktah dari preparat belum jelas,
namun terlihat dinding sel tang tampak menebal yaitu sel sklereid. Selain itu juga
terlihat kolenkim yang merupakan bagian sklereid yang tidak begitu hitam serta tidak
mengalami penebalan. Ketika ditetesi dengan reagen floroglusin + HCl 25% dinding
sel berubah warna menjadi merah yang mengindikasikan jika dinding sel mengandung
lignin hal tersebut dapat terjadi karena fungsi daripada reagen floroglusin + HCl 25%
adalah untuk mendeteksi adanya lignin serta dengan penambahan HCl dan floroglusin
bersamaan pada preparat dapat mempercepat reaksi (Tim Pengampu SPT 1, 2019).
Macam peparat yang diamati selanjutnya adalah berbentuk paradermal, yaitu
Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolour). Familia dari
Tanaman Adam Eva adalah Commelinaceae. Reagen yang digunakan adalah air dan
larutan gula 10%. Berdasarkan pengamatan, bagian yang tampak adalah dinding sel,
vakuola, sitoplasma, dan inti sel. Perbedaan antar sebelum dan sesudah diberi reagen
larutan gula 10% adalah, sebelum diberi reagen vakuola tampak memenuhi sel dan
inti sel berada di pinggir-pinggirnya, sedangkan saat telah ditetesi, valuola tamabh
menggumpal namun tidak memenuhi bagian sel sehingga sitoplasma dapat lebih jelas
terlihat. Sitoplasma merupakan cairan yang agak kental yang pada plasmanya terdapat
3 lapisan yaitu, ektoplasma, tonoplasma, dan lapisan polioplasma (Sumardi, 1993).
Bentuk sel dari Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolour) adalah heksagonal.
Pada preparat utuh terdapat Preparat utuh filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo
discolor) dan Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata). Pada
filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo discolor) reagen yang dipakai adalah air.
Bagian-bagian yang tampak antara lain, dinding sel, vakuola, plastida, inti sel, dan
sitoplasma. Sitoplasmanya memiliki aliran sirkuler, yaitu aliran sitoplasma yang
menggerakkan plastida melewati beberapa vakoula kesegala arah. Besuk sel dari
Bunga Adam Eva (Rhoeo discolor) adalah poligonal. Lalu pada Preparat utuh Daun
Tanaman Air (Hydrilla verticillata) reagen yang digunakan juga air. Bagian yang
terlihat dari mikroskop adalah dinding sel, plastida, sitoplasma, vakuola, inti sel, dan
aliran sitoplasmanya adalah rotasi. Pada jenis aliran ini sitoplasma akan bergerak
mengelilingi vakuola. Familia dari daun Hydrilla verticillata adalah
Hydrocharitaceae. Bentuk selnya adalah segiempat.
Jenis preparat selanjutnya adalah preparat tusuk yang terdiri dari Preparat tusuk
Buah Jagung (Zea mays) dan Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum).
Yang pertama adalah Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays), memiliki familia
Poaceae. Reagen yang digunakan adalah air dan larutan IKI. Larutan IKI dapat
dipakai untuk mendeteksi butir amilum yang terdapat di dalam preparat, dapat
digunakan pula sebagai zat warna untuk inti sel, flagella, dan silia (Tim Pengampu
SPT 1, 2019). Perbedaan yang terlihat sebelum dan sesudah diberi larutan IKI adalah,
ketika telah diberi larutan IKI butir amilum tampak berwarna biru tua yang
mengindikasikan terdapat amilum pada Buah Jagung. Bentuk sel dari Buah Jagung
(Zea mays) adalah bulat. Lalu yang kedua adalah Preparat tusuk Umbi Kentang
(Solanum tuberosum). Familia dari Umbi Kentang adalah Solanaceae. Reagen yang
digunakan adalah air dan larutan IKI. Stelah diberi larutan IKI butir amilum yang
tadinya hanya terlihat kosong jadi terlihat lamela, hilum, serta warna sel yang
merupakan butir amilum berubah warna menjadi biru tua. Jenis hilum yang diamati
adalah hilum eksentris. Bentuk selnya adalah lonjong.
Preparat yang terakhr adalah preparat awetan pada penampang membujur Batang
Tusam Sumatra (Pinus merkusii) dan penampang membujur Akar Bawang Merah
(Allium cepa fa ascolonicum). Familia dari Batang Tusam Sumatra (Pinus merkusii)
adalah Pinaceae. Pada preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra
(Pinus merkusii) saat perbesaran 10x10 yang sebagian besar tampak hanya bagian sel
parenkim, namun ketika diamati menggunakan perbesaran 40x10 tampak noktah
ladam yang bersamaan itu juga terlihat lamela, torus, margo, dan dinding sekunder.
Lalu pada preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa
fa ascolonicum) terlihat peristiwa pembelahan sel yang dimulai dari profase,
metafase, anafase, telofase. Kemudian juga terlihat inti selnya. Familia dari Akar
Bawang Merah (Allium cepa fa ascolonicum) adalah Liliaceae.
D. Jawaban Diskusi
1. Sebutkan berbagai macam bentuk sel yang sudah saudara amati!
Jawab:
 Sel yang berbentuk polygonal antara lain:
1. Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
2. Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)
3. Preparat utuh filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
 Sel yang berbentuk heksagonal antara lain:
1. Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
2. Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
3. Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
4. Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
5. Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
6. Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
7. Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
 Sel yang berbentuk segiempat antara lain:
1. Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
2. Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa
fa ascolonicum)
 Sel yang berbentuk lonjong antara lain:
1. Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
 Sel yang berbentuk bulat antara lain :
1. Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
 Memanjang :
1. Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus
merkusii)

2. Dimanakah terdapat leukoplas?


Leukoplas terdapat pada plastida pada tumbuhan yang tidak memiliki warna
(bening) dan berguna untuk menyimpan cadangan makanan seperti pati, lemak,
atau protein yang kemudian masing-masing disebut amiloplas, elaioplas, atau
proteinoplas. Selain itu leukoplas juga terletak di akar dan jaringan tanaman yang
tidak berfotosintesis.

3. a. Pada sel yang bagaimanakah terdapat aliran sitoplasma sirkulasi?


Jawab:
Aliran sitoplasma secara sirkuler akan menggerakkan plastida melewati
beberapa vakoula kesegala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran ini
biasanya terdapat pada sel tumbuhan yang masih muda, karena pada tumbuhan
muda, sel-sel masih dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga
masih membutuhkan bahan-bahan organik untuk sintesis komponen-
komponen sel.
b. Pada sel yang bagaimanakah terdapat aliran sitoplasma rotasi?
Jawab:
Aliran sitoplasma secara rotasi akan bergerak mengelilingi vakoula, terjadi
pada sel tua, karena sel tua tidak terlalu banyak membutuhkan senyawa
organik lagi, maka bahan organik tersebut dibawa ke vakuola untuk disimpan
sebagai cadangan makanan, jika suatu saat tumbuhan membutuhkannya,
misalnya dalam kondisi kekeringan atau kemarau.

4. Pada penampang permukaan daun Hydrilla verticillata:


a. Bagaimana bentuk selnya?
Jawab:
Bentuk selnya segiempat
b. Bagaimana bentuk dan ukuran kloroplas?
Jawab:
Bentuk kloroplas bulat seperti lensa dan ukurannya kecil
c. Apakah terdapat pigmen dalam vakuola?
Jawab:
Tidak, pada vakuola hanya tersimpan leukoplas yang berfungsi menyimpan
cadangan makanan
d. Bagaimana bentuk inti selnya?
Jawab:
Bentuk inti selnya bulat
5. Apa perbedaan sel pada empulur ketela pohon dengan sel-sel yang berwarna
merah (setelah perlakuan penetesan floroglusin dan HCl 25%) pada daging buah
pir, jelaskan!
Jawab:
Beberapa perbedaan yang didapatkan antara lain:
o Sel empulur ketela pohon berbentuk poligonal sedangkan sel buah pir
berbentuk heksagonal
o Sel empulur ketela pohon adalah sel mati sedangkan sel pada buah pir adalah
sel hidup
o Sel pada ketela pohon tidak memiliki noktah sedangkan sel buah pir memiliki
noktah
o Pemberian reagen floroglusin dan HCL 25% berfungsi untuk mendeteksi
lignin sel sehingga berwarna merah dan setelah penetesan reagen tersebut
noktah pada buah pir dapat terlihat.

6. Bagaimanakah hubungan antara leukoplas, amiloplas, dan kloroplas?


Jawab:
Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna dan berfungsi menyimpan
cadangan makanan, lalu amilopas adalah plastida yang terdapat pada buah jagung
dan merupakan bagian dari jenis plastida lekoplas yang berwarna putih sebagai
penyimpan amilum, sedangkan kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau
serta berfungsi sebagai fotosintesis.

7. Sebutkan benda-benda ergastik yang saudara amati dan sebutkan pula yang tidak
sempat saudara amati!
Jawab :
Menurut Purnobasuki (2011), di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel
tumbuhan banyak dijumpai benda-benda ergastik, yaitu benda-benda protoplasmik
(hidup) dan juga benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup). Benda-benda ini
terdiri dari substansi yang bersifat cair maupun padat yang merupakan hasil dari
metabolisme sel. Adapun benda ergastik bersifat padat yang diamati dalam
praktikum ialah amilum dan kristal Ca-oksalat. Sedangkan, benda ergastik yang
bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik
atau anorganik yang terdapat di dalamnya dan berupa zat-zat yang larut di
dalamnya, yang diamati dalam praktikum adalah minyak eteris atau minyak atsiri.
Benda-benda ergastik lain yang tidak diamati dalam praktikum adalah kristal
kersik, sistolit, asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin,
antosian alkaloid, hars, dll.

8. a. Apa nama titik awal terbentuknya amilum?


Jawab:
Titik awal terbentunya amilum adalah hilus atau hilum. Titik permulaan ini
disebut pula titik inisial (bagian dari butir amilum, merupakan titik awal
pembentukan amilum).
b. Berdasarkan letak hilum dan jumlah hilum, macam amilum apakah yang
terdapat pada umbi kentang?
Jawab:
Amilum cadangan bagi setiap jenis tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan
tertentu. Perbedaan macam-macam tepung didasarkan letak hilus. Sedangkan
hilus adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung, titik permulaan ini
disebut pula titik inisial. Sedangkan lamela adalah garis-garis halus yang
mengelilingi hilus. Berdasarkan letak hilus terdapat 2 macam tipe tepung,
yaitu Tipe konsentris, di mana hilus terletak di tengah, dan tipe eksentris, di
mana hilus terletak di tepi.

Gambar 1. Macam-macam bentuk tepung cadangan


Sumber: Hidayat, 1995

Keterangan:
A, B. Amilum tipe konsentris
C, D. Amilum tipe eksentris
E, F. Amilum Majemuk
9. Jelaskan, dimanakah letak kromoplas yang kalian temukan?
Jawab:
Kromoplas merupakan plastida yang berwarna atau berpigmen. Kromoplas ini
terdiri dari kloroplas, yaitu plastida yang berwarna hijau dan juga karotenoid yang
keduanya memegang peranan penting dalam fotosintesis. Pada praktikum
kromoplas ditemukan pada preparat irisan melintang wortel dengan bentuk yang
bervariasi, ada yang berbentuk batang dan ada juga yang berbentuk bulat dan
berwarna oranye yang terdapat di sela-sela sel. Hal ini sesuai dengan (Hidayat,
1995) yang menyatakan bahwa warna oranye pada kromoplas disebabkan oleh
kandungan karotenoidnya. Kromoplas biasanya berasal dari kloroplas, tetapi juga
dapat berasal dari proplastida. Diferensiasi kloroplas menjadi kromoplas
bergantung pada sintesis dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar
wortel. Perkembangan pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi (perombakan)
tilakoid. Dalam proses ini, globula lipid bertambah banyak dan berkumpul
menjadi kristaloid karoten pada akar wortel.

10. a. Sebutkan bentuk kristal kalsium oksalat yang pernah saudara amati dan
terdapat pada organ tanaman apa?
Jawab:
Bentuk kristal kalsium oksalat yang diamati anatara lain:
o Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum) berbentuk jarum
(Kristal rafida)
o Batang Bayam (Amaranthus caudatus) berbentuk bintang (kristal druse)
dan segitiga (kristal stiloid)
o Tangkai Daun Begonia (Begonia) berbentuk bintang (kristal druse)
b. Adakah bentuk lain yang belum teramati?
Jawab:
Kristal kalsium oksalat kadang dibentuk pada sel khusus yang hanya berfungsi
untuk membentuk kristal, sel tersebut dinamakan idioblas kristal (Franceschi
dan Nakata, 2005). Bentuk morfologi dari kristal kalsium oksalat yang
dihasilkan oleh tumbuhan dapat terdiri dari satu bentuk maupun bervariasi
pada organ-organ tertentu. Bentuk dari kristal kalsium oksalat bervariasi
dan umumnya dideskripsikan dalam bentuk rafida atau jarum, druse atau
bintang, stiloid, prisma, dan kristal pasir (Ilarslan dkk., 1997). Yang sudah
teramati adalah Kristal rafida, druse dan pasir. Bentuk lain dari kristal kalsium
oksalat yang belum teramati yaitu krisal bentuk stiloid dan bentuk prisma atau
bentuk tunggal besar.

Gambar 2. Bentuk kristal kalsium oksalat


Sumer: aulyarohmana16.wordpress.com

c. Dimanakah letak kristal kalsium oksalat di dalam sel tumbuhan?


Jawab:
Letak atau distribusi dari kristal kalsium oksalat terdapat dijaringan tertentu,
misalnya hipodermis (Hidayat, 1995). Selain itu distribusi dari kristal kalsium
oksalat juga bervariasi pada berbagai spesies. Kristal-kristal tersebut dapat
ditemukan pada organ vegetatif, reproduktif, penyimpan dan organ-organ yang
masih berkembang, serta pada jaringan bersifat fotosintetik dan non
fotosintetik (Franceschi dan Nakata, 2005). Distribusi dan bentuk dari kristal
kalsium oksalat sering digunakan sebagai karakter taksonomi familia tanaman
(Molano-Flores, 2001; Hidayat, 1995; Essau, 1977).

11. Mengapa asam oksalat diendapkan dalam bentuk kalsium oksalat di dalam sel
tumbuhan?
Jawab:
Asam oksalat bebas dapat menimbulkan racun bagi tubuh tumbuhan, oleh karena
itu asam oksalat harus diendapkan terlebih dahulu hinga menjadi kristal kalsium
oksalat yang aman bagi tumbuhan.

12. Sebutkan reagensia yang digunakan untuk mengidentifikasi:


a. Kristal kalsium oksalat : Asam asetat (CH3COOH) dan Asam Klorida (HCl)
pekat 25-31%
b. Zat lendir : Tinta Bak
c. Minyak menguap : Sudan III/IV
d. Butir aleuron : Reagen Millon dan Asam Pikrat
e. Lignin : Floroglusin + HCl 25% dan Anilin Sulfat

13. Warna apa yang terjadi jika:


a. Dinding sel mengandung selulosa ditetesi larutan biru metilen
Jawab:
Dinding sel akan berubah warna menjadi biru
b. Butir amilum ditetesi larutan IKI
Jawab:
Butir amilum akan berubah warna mejadi biru kehitaman
c. Minyak atsiri yang ditetesi dengan Sudan III
Jawab:
Minyak atsiri akan berubah wrana menjadi merah

14. Benda ergastik apa saja yang terdapat pada rimpang kencur?
Jawab:
Benda ergastik yang ada pada rimpang kencur termasuk dalam kategoti benda
ergastik yang bersifat cair atau lendir yaitu minyak atsiri

15. a. Apakah yang disebut dengan noktah dan noktah buta?


Jawab:
Noktah ialah bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan yang
berfungsi sebagai saluran pertukaran zat diantara sel tumbuhan, sedangkan
noktah buta ialah oktah yang berhadapan dengan ruang interseluler.
b. Jelaskan apa yang disebut noktah halaman!
Jawab:
Noktah dibedakan berdasarkan bentuknya, salah satunya yaitu bentuk noktah
berhalaman yang memiliki saluran noktah yang melebar menjadi suatu
ruangan yang disebut noktah halaman yang terdiri dari mulut noktah (dalam
dan luar) dan lamela tengah (torus dan margo).
c. Apa perbedaan torus dengan margo?
Jawab:
Torus yaitu bagian lamella tengah yang menebal dan Margo yaitu bagian
lamella tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis berguna untuk mengatur
aliran zat hara.

E. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan, sel yang diamati bentuk yaitu diantaranya :
 Sel yang berbentuk polygonal antara lain:
1) Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
2) Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)
3) Preparat utuh filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
 Sel yang berbentuk heksagonal antara lain:
1) Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
2) Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
3) Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
4) Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
5) Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
6) Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
7) Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
 Sel yang berbentuk segiempat antara lain:
1) Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
2) Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa
fa ascolonicum)
 Sel yang berbentuk lonjong antara lain:
1) Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
 Sel yang berbentuk bulat antara lain :
1) Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
 Memanjang :
1) Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus
merkusii)
2. Komponen yang dimiliki sel tumbuhan antara lain dinding sel, membran sel,
sitoplasma, vakuola, inti sel, kloroplas, kromoplas, kristal, aliran sitoplasma,
noktah, butir amilum dan sebagainya.
3. Komponen protoplasmik sel tumbuhan antara lain:
 Inti sel : pengatur aktivitas yang ada di dalam sel.
 Kloroplas : bagian dari plastida yang menghasilkan pigmen warna hijau dan
sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis
 Kromoplas : bagian dari plastida yang menghasilkan pigmen lain selain
klorofil seperti warna merah, jingga, dan kuning
 Leukoplas : plastida tidak berwarna dan menjadi pusat bagi sintesis dan
penyimpanan cadangan makanan
 Aliran sitoplasma : pergerakan dalam sel. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk
mengirim nutrisi dan informasi genetik. Aliran Sitoplasma yang bergerak
melewati beberapa vakoula kesegala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran
ini biasanya terdapat pada sel tumbuhan yang masih muda. Sedangkan aliran
sitoplasma yang mengelilingi vakoula disebut aliran rotasi dan terjadi pada sel
tua.
4. Komponen non-protoplasmik sel tumbuhan antara lain:
 Vakuola dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat cadangan makanan.
 Benda ergastik merupakan bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dapat berupa
kristal kalsium oksalat, butir amilum, lendir, minyak, dan butir aleuron
5. Yang membedakan antara sel hidup dan sel mati adalah pada sel hidup bagian-
bagian protoplas dalam sel masih berfungsi dan masih melakukan proses
metabolisme dengan adanya hasil berupa bahan ergastik, sedangkan pada sel mati
tidak dijumpai adanya organel-organel sehingga di dalam sel berupa ruang kosong
saja dan sudah tidak melakukan aktivitas metabolisme dalam sel tersebut.
F. Daftar Rujukan
Essau, K. 1997. Anatomy of send plant. John Wiley and Sons, Now York
Franceschi, V.R. dan Nakata, P.A. 2005. Calcium Oxalate in Plants: Formatio and
Function. Annual Review of Plant Biology 56: 41-71
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: F-MIPA. ITB
Ilarslan H., Palmer, R.G. Imsande, J. Dan Horner, H.T. 1997. Quantitative
Determination of Calcium Oxalate and Oxalate in developing Seeds of
Soybeen (leguminosae). American Journal of Botany. 141:1042-1046
Molano-Flores, B. 2001. Herbivory and Calcium Concentrations Affect Calcium
Oxalate Crystal Formation in Leaves of Sida (Malvaceae). Annals of Botany.
88: 387-391
Purnobasuki, H. 2011. Inklusi Sel.
Rohmana, Q. A. 2015. Daily Jurnal: Sitologi (Benda Ergastik).
https://aulyarohmana16.wordpress.com diakses tanggal 9 Februari 2020.
Subagiartha, I. M. 2018. Sel Struktur, Fungsi, dan Regulasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Bali
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Yogjakarta: UGM
Tim Pengampu SPT 1. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 (ANATOMI TUMBUHAN).
Universitas Negeri Malang. Malang

Anda mungkin juga menyukai