ENZIM
Oleh:
APRIL 2018
ENZIM
TUJUAN
Pada menit ke-15, pelat tetes pertama yang ditambahkan amilase dari
ekstrak kecambah setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan warna dari
putih keruh menjadi warna ungu kehitaman sedangkan amilum dan amilase
kecambah yang diteteskan larutan Benedict pada tabung reaksi terjadi perubahan
warna dari biru menjadi kuning. Kemudian pada pelat tetes kedua yang
ditambahkan larutan HCl setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan dari
putih keruh menjadi kuning sedangkan amilum dan HCl yang diteteskan larutan
Benedict pada tabung reaksi tidak terjadi perubahan warna atau tetap berwarna
biru.
Pada menit ke-30, amilum dan amilase dari ekstrak kecambah yang diteteskan
larutan Benedict pada tabung reaksi terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning pekat. Kemudian pada tabung reaksi kedua, amilum dan HCl yang
diteteskan larutan Benedict tidak terjadi perubahan warna atau tetap berwarna
biru.
Pada menit ke-15, tabung reaksi yang berisi susu kedelai ditambahkan perasan
buah nanas setelah diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan warna menjadi
biru pekat, sedangkan albumin telur yang ditambahkan perasan buah nanas setelah
diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan warna menjadi biru sangat pudar
dan pada susu sapi yang ditambahkan perasan buah nanas setelah diteteskan
larutan Ninhidrin terjadi perubahan menjadi warna biru pekat.
Pada menit ke-30, tabung reaksi yang berisi susu kedelai ditambahkan perasan
buah nanas setelah diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan warna menjadi
biru sangat pekat, sedangkan albumin telur yang ditambahkan perasan buah nanas
setelah diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan warna menjadi biru pudar
dan pada susu sapi yang ditambahkan perasan buah nanas setelah diteteskan
larutan Ninhidrin terjadi perubahan menjadi warna biru sangat pekat.
Pada menit ke-15,tabung reaksi yang berisi susu kedelai ditambahkan perasan
buah nanas setelah diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan warna menjadi
ungu pekat. Sedangkan albumin telur dan perasan buah nanas yang diteteskan
larutan Ninhidrin terjadi perubahan menjadi ungu pekat lalu terakhir susu sapi dan
perasan buah nanas yang diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan menjadi
ungu pekat.
Pada menit ke-30,tabung reaksi yang berisi susu kedelai ditambahkan perasan
buah nanas setelah diteteskan larutan Ninhidrin tidak terjadi perubahan warna
yakni tetap ungu pekat. Sedangkan albumin telur dan perasan buah nanas yang
diteteskan larutan Ninhidrin terjadi perubahan menjadi ungu sangat pekat lalu
terakhir susu sapi dan perasan buah nanas yang diteteskan larutan Ninhidrin
terjadi perubahan menjadi ungu sangat pekat.
Pada tabung kedua yang diletakan pada suhu 38°C setelah diteteskan larutan
Benedict terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi hijau pekat dengan
endapan berwarna kuning, sedangkan setelah diteteskan larutan IKI terjadi
perubahan menjadi kuning.
Pada tabung ketiga yang diletakkan pada suhu 92°C setelah diteteskan larutan
Benedict terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi hijau pekat dengan
endapan kuning, sedangkan setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan
menjadi kuning.
Pada tabung keempat yang diletakkan pada suhu ruang (25°C) setelah diteteskan
larutan Benedict terjadi perubahan warna dari warna biru menjadi hijau pekat
dengan endapan kuning, sedangkan setelah diteteskan larutan IKI terjadi
perubahan menjadi kuning. Dari keempat perlakuan yang paling menunjukkan
enzim bekerja pada suhu optimum yaitu 38°C.
Pada tabung kedua yang ditambah 8 tetes larutan NaOH 1 N setelah diteteskan
larutan Benedict terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi warna hijau
dengan endapan, sedangkan setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan
warna dari putih menjadi biru.
Pada tabung ketiga tanpa ditambah dengan larutan HCl dan NaOH, setelah
diteteskan larutan Benedict terjadi perubahan warna dari hijau keruh dengan
endapan berwarna kuning, sedangkan setelah diteteskan larutan IKI terjadi
perubahan warna dari putih menjadi kuning.
Pada tabung ketiga yang ditambahkan 1,5 ml saliva setelah diteteskan larutan
Benedict terjadi perubahan warna menjadi hijau kecoklatan pekat, sedangkan
setelah diteteskan larutan IKI terjadi perubahan warna menjadi coklat muda.
PEMBAHASAN
A. Aktivitas Enzim Amilase dari Saliva dan Kecambah Kacang Hijau,
Enzim Papain dan EnzimBromealin
1. Aktivitas amilase dari saliva
pH = -log [H+]
pH = - log 1
pH = 0
Kesalahan pada percobaan ini dapat terjadi karena faktor human error
seperti kurangnya ketelitian praktikan dalam menjalankan prosedur percobaan
atau juga karena kurangnnya ketelitian praktikan dalam mengamati perubahan
warna yang terjadi pada larutan uji.
Untuk tabung pertama yang berisi susu kedelai setelah didiamkan 15 menit
kemudian diambil 15 tetes larutan dan ditambahkan 3 tetes pereaksi ninhidrin
yang kemudian dipanaskan dalam penangas air warna yang terbentuk adalah biru
pudar.
Pada tabung kedua yang berisi albumin telur ditambahkan 15 tetes enzim
bromelialin kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah 15 menit berlalu, pada
tabung yang kedua yang berisi albumin telur yang sudah bercampur dengan 15
tetes enzim bromelialin selama 15 menit diambil 15 tetes bahan dan ditambahkan
3 tetes pereaksi ninhidrin. Setelah dikocok dan dipanaskan dalam penangas air
larutan tersebut menghasilkan warna biru pekat.
Pada perlakuan yang terakhir yaitu tabung yang berisi susu sapi segar yang
sudah dicampur enzim bromealin dan sudah didiamkan selam 15 menit setelah
ditetesi oleh 3 tetes pereaksi ninhidrin dan dipanaskan dalam penangas air warna
yang terbetuk adalah biru pekat. Hal ini juga terjadi pada menit ke 30, setelah
larutan ditetesi 3 tetes pereaksi ninhidrin dan dipanaskan warna yang terbentuk
juga tetap biru sangat pekat namun pada menit ini juga terbentuk adanya
gumpalan. Pada hasil percobaan ini warna yang terbentuk pada menit ke 30 lebih
pekat jika dibandingkan dengan menit ke 15.
Hal ini dikarenakan pada menit ke 30, enzim bromealin dari nanas tersebut
sudah banyak menghidrolisis protein menjadi asam amino sehingga kadar
proteinnya berkurang dan kadar asam amino meningkat sehingga menghasilkan
warna yang lebih pekat jika dibandingkan dengan menit ke 15 saat di uji dengan
ninhidrin.
Uji ninhidrin ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya asam amino. Dan
apabila larutan yang kita ujikan menghasilkan warna ungu atau biru pekat maka
larutan tersebut bereaksi dengan asam amino. Dari ketiga percobaan ini didapat
bahwa larutan susu sapi segar membentuk warna biru pekat dan biru sangat pekat
karena pada larutan tersebut dapat bereaksi dengan peraksi ninhidrin. Hal ini
menandakan bahwa susu sapi segar mempunyai gugus asam amino.
Semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat
warnanya. Hal ini juga mendasari bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk
menentukan asam amino secara kuantitatif. Sedangakan endapan yang terbentuk
merupakan akibat dari aktivitas enzim protease yang memutus ikatan peptida pada
protein. Protein dapat dihidrolisis dengan bantuan enzim yaitu enzim protease.
Fungsi dari enzim protease tersebut yaitu untuk memutus ikatan peptida yang
menyebabkan terjadinya perubahan tekstur. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh enzim yang terkandung dalam ekstrak nanas dalam proses
hidrolisis protein.
Dan ketika ikatan pada amilum mulai melemah atau mulai banyak yang
terlepas, kandungan maltosa (disakarida) yang terbentuk dari hidrolisis amilum
sudah semakin sedikit karena telah terpecah menjadi glukosa (monosakarida)
gula pereduksi, yang ditunjukkan dengan uji benedict dengan warna biru yang
lebih tua daripada percobaan sebelumnya.
Kesalahan yang terjadi ini dapat disebabkan karena kurang lamanya proses
pendinginan maupun pemanasan sehingga hasil uji menunjukkan data yang
kurang akurat dan dapat juga dikarenakan kurangnya ketelitian pada saat
mengamati perubahan warna.
2. Pengaruh pH
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian pengaruh pH terhadap kerja
enzim amilase. Amilase yang digunakan pada praktikum ini yaitu larutan saliva.
Pertama, 2 ml suspensi amilum 2 % dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 1 ml larutan saliva dan dikocok hingga tercampur. Selanjutnya,
ditambah 8 tetes HCl 1 N dan dibiarkan selama 15 menit.
Setelah menit ke 15, larutan tersebut diuji dengan reagen IKI. Dari
pengujian tersebut terjadi perubahan warna pada larutan. Awalnya, larutan
berwarna putih keruh berubah menjadi biru kehijauan. Dalam pengujian ini
digunakan HCl 1 N atau setara dengan HCl 1 M, sehingga larutan HCl tersebut
memiliki pH 0
pH = - log [H+]
pH = - log 1
pH = 0
Seharusnya warna kuning dengan lingkaran warna hitam yang terbentuk
pada larutan menujukkan bahwa pada pH tersebut enzim amilase tidak aktif dan
karbohidrat (amilum) tidak dapat terhidrolisis. Selanjutnya, dilakukan pengujian
dengan benedict dihasilkan perubahan warna menjadi biru kehitaman. Seharusnya
jika suatu zat positif saat diuji dengan benedict akan berubah warna menjadi hijau
kekuningan, cokelat hingga merah bata. Hal ini yang menunjukkan besar kecilnya
amilum yang terhidrolisis menjadi glukosa. Hal tersebut juga dikarenakan pada
kondisi yang sangat asam enzim tidak aktif sehingga amilum tidak dapat
dihirolisis menjadi glukosa (gula pereduksi) oleh enzim amilase.