0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
218 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai struktur mikroskopis dari berbagai jaringan tumbuhan melalui pengamatan preparat irisan melintang dan membujur yang ditetesi berbagai macam reagen. Secara umum ditemukan jaringan penyusun seperti parenkim, sklerenkim, kolenkim, trikosklereida, osteosklereida, asterosklereida, serta berkas pengangkut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai struktur mikroskopis dari berbagai jaringan tumbuhan melalui pengamatan preparat irisan melintang dan membujur yang ditetesi berbagai macam reagen. Secara umum ditemukan jaringan penyusun seperti parenkim, sklerenkim, kolenkim, trikosklereida, osteosklereida, asterosklereida, serta berkas pengangkut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai struktur mikroskopis dari berbagai jaringan tumbuhan melalui pengamatan preparat irisan melintang dan membujur yang ditetesi berbagai macam reagen. Secara umum ditemukan jaringan penyusun seperti parenkim, sklerenkim, kolenkim, trikosklereida, osteosklereida, asterosklereida, serta berkas pengangkut.
Pada kerokan sebelah dalam kulit buah pisang terlihat bentuk parenkim yang agak berbentuk hexagonal dan di dalamnya terdapat semacam kristal-kristal kecil yag disebut dengan butir tepung (amilum) yang menjadi cadangan makanan. Parenkim ini bermanfaat sebagai tempat cadangan makanan, dan benda ergastik yang ditemukan ini merupakan bentuk yang padat yang terdapat di dalam vakuola. b. Irisan melintang tangkai daun Canna. Pada daun tasbih sel parenkim yang dapat terlihat yaitu berupa parenkim yang berbentuk agak membulat dan saling terangkai satu dengan yang lain sehingga sel-sel parenkim tersebut berbentuk seperti rantai yang tersusun, antara sel yang satu dengan sel yang lain terletak sangat rapat bahkan hampir saling tindih, dinding selnya kelihatan sangat tebal walaupun vakuolanya tidak begitu jelas terlihat. c. Irisan melintang rimpang kencur d. Irisan melintang daun sirsat dengan menggunakan bantuan empulur ketela pohon. e. Irisan melintang endosperma biji palem. f. Amatilah preparat awetan penampang melintang daun Pinus merkusii Pada daun pinus dapat terlihat dua macam parenkim yaitu parenkim palisade dan parenkim bunga karang. Untuk yang palisade bentuknya agak lonjong namuan ujung bagian atasnya bergerigi dan antara sel yang di depan dengan sel yang di belakang letaknya bertindihan. Sedangkan parenkim bunga karangnya terlihat seperti sel-sel yang berukuran besar dengan isi yang kosong dan ruang antar selnya sangat besar. g. Irisan melintang tangkai daun Nerium oleander setipis mungkin. a. Irisan melintang tangkai daun nerium oleander 1. Dengan Reagen air Hasil pengamatan pada irisan tangkai daun nerium oleander yang diteteskan air, terdapat jaringan penguat yang berfungsi untuk menyokong tubuh tumbuhan agar tetap tegak dan kuat. Jaringan penguat disebut juga jaringan mekanik. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui letak, bentuk dan penyusun dari jaringan penguat. Jaringan penguat dibagi menjadi 2, yaitu kolenkim dan skelerenkim. Kolenkim tersusun atas sel- sel hidup, terdapat di daerah tepi di sebelah dalam jaringan epidermis. Sedangkan skelerenkim tersusun atas sel-sel hidup tetapi lama-kelamaan sel akan mati karena sel-sel tersebut sangat tebal dan sitoplasmanya habis. Menurut hasil pengamatan pada tangkai daun nerium oleander, tipe kolenkimnya adalah anular karena penebalan dinding merata sehingga ruang antar sel berbentuk pipa dan berbentuk seperti cincin. Sedangkan tipe skelerenkimnya(skleroid) adalah brakisklereid. Karena berbentuk membulat sehingga disebut sel batu. 2. Dengan Reagen biru metilen. Hasil pengamatan dari irisan melintang tangkai daun nerium oleander yang diteteskan biru metilen, yang berfungsi memberikan warna pada preparat agar jaringan penyusun yang diamati tampak lebih jelas. Kemudian, untuk tipe kolenkim dan skelerenkim pada preparat ini, yaitu tangkai daun nerium oleander setelah diteteskan biru metilen hasilnya sama saja dengan sebelumnya. Tetapi yang lebih tampak adalah komponen protoplasmiknya seperti nukleus dan sitoplasma. h. Tangkai daun Tithonia diversifolia. Pengamatan pada tangkai daun Tithonia diversifolia terdapat kolenkim yang mempunyai bentuk bulat tidak teratur dengan penebalan pasa sisi atasnya, kolenkim ini tidak memiliki ruang antar sel dan bila dilihat dari atas berbentuk seperti papan yang berderet-deret. Kolenkim ini merupakan tipe lamelar, yaitu kolenkim yang mengalami penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial. Dinding radial relatif tidak menebal, susunan sel teratur menurut deretan tangensial dan tidak terdapat ruangan antar sek. Pada penambang melintang terlihat berbagai papan yang berderet-deret(Sumardi, 1993) i. Irisan melintang alat pengapung Eichornia crassipes Pengamatan pada irisan melintang Eichornia crassipes ditemukan jaringan skelerenkim dengan tipe trikosklereid. Jaringan ini terdiri dari sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis kenyal, dinding selnya merupakan dinding sel sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk noktah sederhana yang bercabang. Skelerenkim pada preparat ini termasuk ke dalam serat skelerenkim karena selnya yang memanjang dan meruncing pada kedua ujungnya karena dinding serat tersebut tebal menyababkan lumen sel sangat sempit dan hanya berwujud garis di tengah sel. Dan selain parenkim dapat terlihat dengan jelas juga trikosklereida yaitu berupa sel yang bentuknya memanjang seperti rambut dan agak bergelombang, dan biasanya keras. Preparat melintang Eichornia crassipes kemudian ditetesi larutan floroglusin + HCl 25%. Pemberian larutan tersebut bertujuan untuk mendeteksi keberadaan Lignin. Ketika ditetesi larutan floroglusin + HCl 25%, preparat mengalami perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa pada preparat tersebut terdapat Lignin pada dinding selnya. j. Irisan melintang daging buah pir Pada pengamatan penampang melintang buah pir yang diamati ditemukan sklereid(sel batu). Pada preparat yang telah diamati, dinding sel sklereid berbentuk seperti kelopak bunga. Sel batu pada buah pir berbentuk brakisklereid (Saputra, N.W, 2017). Kemudian preparat diberi perlakuan dengan menetesi Reagen floroglusin + HCl 25% dengan volume yang sama. Setelah ditetesi dengan Reagen sel sklereid berubah warna menjadi merah keunguan, hal ini menunjukkan jika sel ini mengandung Lignin. Selain itu juga ditemukan noktah, yakni bagian- bagian tertentu dari dinding sel yang tidak ikut mengalami penebalan sementara yang lain mengalami penebalan. k. Irisan melintang biji kacang merah Pengamatan pada irisan melintang biji kacang merah dapat terlihat bahwa tipe sklereidbta berupa osteosklereid, penebalan sekunder pada dinding Lignin sel sekundernya. Pengamatan selanjutnya dengan pemberian floroglusin dan HCl digunakan untuk mendeteksi kandungan Lignin yang terdapat pada dinding selnya. l. Irisan melintang daun Agave Pada percobaan praktikum irisan melintang daun agave sp, dilakukan 3 percobaan, yaitu dengan menggunakan tetesan air, HCl 25% dan Reagen floroglusin. Pada percobaan pertama dengan air, ditemukan parenkim yang menebal pada ujung sel. Terdapat juga vascular bundle dan bundle sheath. Ditemukan pula pada xylem dan floem. Kemudian perlakuan kedua menggunakan Reagen HCl 25% yang berfungsi mendeteksi Kristal Ca oksalat dan kalsium karbonat dalam sel. Pada percobaan ketiga penetesan floroglusin pada irisan melintang daun agave sp dilakukan untuk mendeteksi Lignin setelah ditetesi oleh HCl. m. Amatilah penampang melintang daun Camellia sinensis Pengamatan pada preparat penampang melintang Camellia sinensis, ditemukan jaringan skelerenkim dengan tipe asterosklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang terdapat di tepi daun. Selain itu juga di dalam mesofil terdapat jaringan palisade yang terputus. Dibagian tersebut terdapat berkas pengangkut dengan xilem dan floem. Tipe berkas pengangkutnya adalah bikolateral yang dikelilingi oleh serabut perisikel. n. Amatilah masing-masing penampang melintang dan membujur batang Cucurbita. Pada pengamatan penampang melintang dan membujur batang curcubita, diamati dinding sel di lapisan ke-2 yang merupakan lapisan hipodermis. Lapisan hipodermis ini merupakan jaringan kolenkim sudut(angular). Kolenkim ini mengalami mengalami penebalan dinding sel pada sudut- sudutnya, dan sel-selnya tidak teratur tanpa ruang antar sel(Sumarsono,2016)