Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

BATANG
Disusun untuk memenuhi tugas dan mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan II yang
diampu oleh:

Bapak Drs. Sulisetijono, M.Si. dan Ibu Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD NOORJAZULI ABDILLAH (180342618087)
OFFERING G / 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2019
A. Topik : batang

Hari/tanggal : Kamis, 12 September 2019

B. Tujuan :

Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuannya mengenai


1. Ciri-ciri batang dan tunas
2. Pola percabangan
3. Menganalisis terbentuknya/terbangunnya arsitektur suatu pohon

C. Bahan :

1. Bayam duri ( Amaranthus spinosus )


2. Iler ( coleus sp )
3. Jakang ( Homalocladium platycladum )
4. Kaktus ( cactaceae )
5. Lengkuas ( Alpinia galangal )
6. Lombok ( capsicum frutescens )
7. Lycopodium
8. Lidah mertua ( sansivera trifasciata prain )
9. Pegagan ( centella asiatica )
10. Seladri ( Apium graveolens )
11. Tebu ( saccharum )
12. Teki ( Cyperus rotundus )
D. Hasil pengamatan dan pembahasan

D.I. Hasil pengamatan


D.II. Pembahasan

Jika dibandingkan berbagai jenis tumbuhan ada di antaranya yang jelas kelihatan
batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Karena itu dapat dibedakan
menjadi :
a. Tumbuhan yang jelas berbatang
Batang tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut :
1. Batang berkayu, yaitu batang yang keras dan kuat karena sebagian
berkayu,yang terdapat pada pohon dan semak. Contoh pohon : jambu (psidium
guajava) , semak : soka (saraca asoca)
2. Batang mendong seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang
lebih panjang, contohnya pada mending(Fimbristylis globulosa)
3. Batang basah, yaitu batang yang berair dan lunak. Contohnya pada pacar air
(impatiens balsamina)
4. Batang rumput yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan seringkali berongga misalnya pada rumput (Gramineae).

b. Tumbuhan yang tidak bercabang. Tumbuhan yang disebut tidak berbatang


sebenarnya memiliki batang namun tidak terihat.ia memiliki batang yang pendek,
seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.)

Permukaannya, batang juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam .


Membedakan permukaan batang yaitu:
a. Licin (laevis), misalnya batang tebu (Saccharum officinarum.)
b. Beralur (sulcatus) jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada
Cereus peruvianu L.
c. Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa
(Cocos nucifera L.)
d. Berduri (spinosus) misalnya pada mawar (Rosa sp.)
e. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv.)
f. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)
g. Berusuk (costatus) jika pada permukaannya bergerigi yang membujur, contohnya terdapat
pada iler ( Coleus scutellarioides Benth.)
h. Bersayap (alatus) , biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya
terdapat pelebaran yang tipis , misalnya pada ubi ( Dioscorea alata L.) dan markisah
(Passiflora quadrangularis L).

Dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya batang dapat dibedakan


bermacam-macam bentuk batang,antara lain:
a. Bulat contohnya kelapa(Cocos nucifera L.)
b. Bersergi ( angularis). Dalam hal ini ada dua kemungkinan:
1. Segitiga (triangularis) misalnya batang teki (Cyperus rotundus)
2. Segiempat (quadrangularis), misalnya batang markisah (Passiflora quadrangulari
L.)
c. Pipih.
terdapat dua jenis yaitu :
1. Filokladia (phyllocladium) pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.)
2. Kladodia (cladodium) tumbuh terus atau tidak memiliki batas tumbuh dan
mengadakan percabangan, misalnya kaktus (Opuntia vulgaris Mill.)

Berdasarkan arah tumbuh, batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah
dan air, tetapi arahnya dapat berbeda beda antara lain :
1. Tegak lurus (erectus), yaitu arahnya lurus ke atas. Misalnya pepaya (Caricaa papaya L.)
2. Berbaring (humifusus), batang terletak pada permukaan tanah hanya ujungnya saja yang
sedikit membengkok ke atas. Misalnya semangka (Citrullus vulgaris Schard)
3. Menaggantung (dependens, pendulus), hanya mungkin untuk tumbuhan yang tumbuhnya
di lereng atau tepi jurang. Misalnya zebrina pendula Schnitzl, atau tumbuhan yang hidup
di atas pohon sebagai epifit. Misalnya : anggrek (Orchidaceae) tertentu.
4. Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar.
Misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.)
5. Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya membengkok
kembali ke bawah. Misalnya: bunga matahari (Helianthus annuus L.)
6. Serong ke atas atau Condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring,
tetapi bagian lainnya lalu membelok ke atas. Misalnya kacang tanah (Arachis hypogaea
L).
7. Memanjat (scandens), batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang lain
(benda mati atau tumbuhan lain), saat naik ke atas batang menggunakan alat khusus
untuk berpegangan pada penunjan, misalnya :
a. Akar peleka, contoh: Sirih (Piper betle L)
b. Akar pembelit, contoh: Panili (Vanilla planifolia Andr.)
c. Cabang pembelitb, contoh: anggur (Vitis vinifera L)
d. Daun pembelit atau sulur daun, contoh: kembang sungsang (Gloriosa superba L)
e. Tangkai pembelit, contoh: kapri (Pisum sativum L.)
f. Duri daun, contoh: rotan (Calamus caesius Bl.),
g. Kait, contoh: gambir (Uncaria gambir Roxb.)
8. Membelit (volubilis), batang akan melilit penopangnya dan berdasarkan arah melilitnya
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Ke arah kiri (sinistrorsum volubilis) Misalnya : kembang telang (Clitoria ternatea L)
2. Ke arah kanan (dextrorsum volubilis) : Misalnya : gadung (Dioscorea hispida
Dennst.)
Dilihat dari percabangannya terbagi menjadi lima, yaitu :
1. Tegak (fastigiatus) : sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh
cabang hanya pada pangkalnya sedikit serong ke atas,contoh : kopi (Coffea sp.)
2. Mendatar (Horizontal),membentuk sudut sebesar kurang lebih 90°. Misalnya : ketapang
(Terminalia catappa)
3. Declinatus, cabang pangkalnya mendatar, ujungnya lalu melengkung ke bawah. Misalnya
: kopi robusta (Coffea robusta Lindl.)
4. Condong ke atas (patens), membentuk sudut kurang lebih 45°. Misalnya : cemara
(Casuarina equisetifolia L)
5. Bergantung (pendulus), cabang yang tumbuhnya ke bawah. Misalnya : Salix.
E. DISKUSI :
1. Bagaimana perkembangan meristem apeks pada Lombok, Buntut bajing, dan
bayam duri ?
Jawab :
- Buntut bajing: perkembangan meristemnya tegak lurus,
- Lombok : perkembangan meristemnya tegak lurus,
- Bayam duri : perkembangan meristemnya tegak lurus
2. Berdasarkan percabangan dan perkembangan meristem apeknya bagaimana
model arsitektur pohonnya ?
Jawab :
- Bayam duri : model arsitektur pohonnya tergolong dalam jenis
Champagnad
- Lombok : model arsitektur pohonnya tergolong dalam jenis Leeuwenberg
- Buntut bajing : saya belum menemukan literatur dan melakukan
pengamatan langsung
3. Bagaimanakah percabangan pada pohon ketapang, kapan cabang itu tumbuh?
Bagaimana model arsitektur pohonnya ?
Jawab :
Pohon ketapang memiliki jenis percabangannya simpodial,cabangnya bertingkat
tingkat dan sukar untuk ditentukan. Model arsitektur pohonnya adalah model
Aubreville
4. Bagaimana percabangan pada ketapang, Lycopodium, dan pepaya. Bagaimanakah
arah tumbuh cabangnya?
Jawab :
- Lycopodium : memiliki percabangan dikotom, sedangkan arah cabangnya
ortotrop
- Pepaya : memiliki percabangan monopodial , dan arah cabangnya ortotrop
- Ketapang : memiliki percabangan simpodial , serta arah cabangnya
horizontal atau plagiotropik.
F. KESIMPULAN :
Batang adalah bagian tumbuhan sebagai penopang berdirinya tanaman. Batang
memiliki ciri-ciri berbentuk panjang bulat, terdiri atas ruas-ruas, tumbuh ke atas,
ujungnya selalu bertambah panjang, terdapat percabangan. Banyak tumbuhan yang dapat
dilihat batangnya tetapi ada juga yang seperti tidak berbatang. Jenis percabangan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu monopodial, simpodial dan dikotom.Model
arsitektur pohon merupakan konstruksi bangunan suatu pohon sebagai hasil pola
pertumbuhan meristematik yang dikontrol secara morfogenik. Elemen-elemen dari suatu
arsitektur pohon terdiri dari pola pertumbuhan batang, percabangan dan pembentukan
puncak terminal.

G. DAFTAR RUJUKAN :
Tjitrosoepomo,Gembong.1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University
Press: Yogyakarta.

Campbell, Neil A dan Reece, Jane B. 2003. Biologi Edisi Kedua Jilid Delapan.
Jakarta:Erlangga.
Hidajat, Estiti B.1994. MorfologiTumbuhan. Institute Teknologi Bandung :
Bandung

Anda mungkin juga menyukai