2. Nicky Mesika Nesa / 211011010012 3. Angelina Arselia Sengkey / 211011010019 4. Alfa Gian Richard Seran / 211011010014
Jelaskan teknik-teknik dasar dalam analisis kualitatif berikut ini:
1. Analisis kering dengan tes nyala Terdapat dua metode analisis berdasarkan zat yang dianalisis, yaitu: Analisis Basa Reaksi yang dilakukan pada zat berbentuk larutan/cair yang jika mana terdapat zat berbentuk padatan maka akan dilarutkan terlebih dahulu. Analisis kering Reaksi dilakukan pada zat berbentuk padatan tanpa dilarutkan.
Hal-hal yang dilakukan dalam reaksi kering, yaitu:
Pemanasan Dimana Zat dimasukan dalam sebuah tabung bola yang berasal dari kaca lunak yang ditempatkan di atas nyala api Bunsen. Pemanasan ini akan memicu terjadinya sublimasi, pelelehan ataupun penguraian yang diikuti dengan perubahan pada warna atau pembebsan gas merupakan sifat khusus tertentu. Uji Pipa Tiup Uji ini dilakukan dengan Nyala busen terang sekitar 5 cm dalam ruangan kedap udara. Suatu nyala yang mereduksi akan dihasilkan dengan cara menaruh mulut pipa tiup tersebut tepat pada luar nyala api dan meniupnya dengan lembut sehingga kerucut dalam berayun-rayun pada zat yng diperiksa. Suatu nyala yang mengoksidasi akan dihasilkan dengan cara memegang mulut pipa tiup itu sekitar sepertiga ke dalam nyala api tersebut dan meniupnya lebih kuat dengan arah yang sejajar dengan puncak pembakaran, lalu puncak nyala dibiarkan mengenai zat itu. Uji Nyala Dimana jika suatu logam diuapkan dalam nyala Bunsen yang tak terang maka logam tersebut akan memberikan warna khasnya pada nyala api tersebuat. Ujinya nyala pada logam dilakukan sabagai salah satu cara untuk mengidentifikasi kation dalam reaksi kering. Metode uji nyala yang sering dilakukan, yaitu : Reaksi nyala dengan kawan Nikron Alat yang digunakan hanya kawat Nikron atau Platina. Alasan kedua kawat ini digunakan karena kawat-kawat ini tidak berwarna jika dibakar. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pengujian ini: 1) Membersihkan kawat yang akan digunakan dalam pengujian dengan mencelupkannya ke asam HCl pekat. 2) Nyalakan Bunsen dan bakar kawat tersebut dalam api Bunsen. Lakukan langkah ini terus-menerus sampai kawat tidak menimbulkan warna lagi pada apinya. 3) Basakan kawat dengan asam, lalu masukan sedikit bubuk padatan yang ingin diujikan. 4) Bahan kawat tersebut dalam nyala api bunsen. 5) Ulangi langkah-langkah di atas, jika warna dalam apinya mulai memudar. Reaksi uji nyala beilshein Biasanya uji Beilstein terkenal untuk mendeteksi kandungan suatu halogen pada senyawa organik. Reaksi ini dilakikan dengan cara menaruh kawat tembaga diatas nyala oksida sampai muncul warna hijau pada api. Kemunculan warna hijau atau hijau kebiruan maka menunjukkan adanya suatu halogen dalam senyawa tersebut. Reaksi nyala untuk borat Uji ini dilakukan untuk menguji apakah didalam suatu makanan terdapat boraks atau tidak. Reaksi ini dilakukan dengan cara memasukan sedikit zat padat/sampel dalam cawan porselin yang dipanaskan sampai berbentuk arang kemudian menambahkan asam sulfat pekat berserta beberapa tetesan methanol, lalu dinyalakan dengan api dalam tempat gelap dan apabila timbul warna hijau maka ada boraks didalam zat tersebut.
2. Ujian Boraks / Uji Manik Boraks
Uji ini dilakukan dengan cara membuat lingkaran kecil dari kawat platina atau Nikron yang dipanaskan dalam nyala api Bunsen hingga merah warna menyala. Kemudian celupkan kawat ke dalam bubuk boraks tersebut dan ditaruh pada bagian terpanas dimana boraks akan membengkak dan menyusut Kembali sehingga membentuk manik kaca yang transparan tak berwarna. Biarkan manik tersebut sampai dingin lalu celupkanlah maniktersebut kedalam sampel yang ingin diujikan, patikan sampel yang menempel pada manik tersebut tidak kebanyakan karena jika kebanyakan maka manik akan menjadi gelap dan buram. Kemudian panaskan manik dan sampel tersebut pada bagian api reduksi, lalu biarkan samapai dingin sambil mengamati warnanya. Kemudian panaskan lagi manik tersebut pada nyala api oksida dan amati lagi manik tersebut. Setelah pengujian selesai, manik dibuang dipanaskan samapi titik lelehnya dan dicelupkan kedalam air. Manik-manik yang berwarna khas dihasilkan oleh garam-garam berupa tembaga, besi, kromium, mangan, kobalt dan nikel. 3. Uji Fosfat Pengujian ini pada umunnya sama dengan pengujian manik boraks bedanya adalah pada pengujian ini menggunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hydrogen fosfat tetrahidrat (Na(NH2)HPO4, 4H2O. Manik tak berwarna yang tembus cahaya mengandung Natrium Metafosfat yang bereaksi dengan oksida logam dan membentuk ortofosfat, yang berwarna. Manik fosfat biru didapatkan dengan campuran ortofosfat dengan kobalt. Pada dasarnya, manik boraks lebih kental jika harus dibandingkan dengan manik fosfat sehingga menyebabkan warna-warna fosfat umunnya mirip dengan manik boraks hanya biasanya lebih kuat. 4. Reaksi Analisis Basah Reaksi ini adalah uji yang dilakukan dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi dapat diketahui apabila terjadinya suatu endapan, pembebasan gas danterjadinya perubahan warna. Reaksi Pengendapan Umumnya suatu kenaikan suhu bisa memperbesar kelarutan endapan (kecuali pada beberapa endapan, seperti Kalsium Sulfat yang berlaku sebaliknya) sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak. Contohnya pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dilakukan dengan mengendapkan semuanya sebagai garam klorida, lalu pisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan air panas. Reaksi Asam Basa Asam dan basa didefinisikan sebagai zat-zat yang apabila dilarutkan ke dalam air maka akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion Hidrogen (Asam) dan ion Hidroksil (Basa). Apabila keduanya terdisosiasi sempurna maka akan terbentuk asam dan basa yang Kuat dan apabila hanya terdisosiasi sebagian maka akan terbentuk asam dan basa yang lemah. Reaksi Redoks Reaksi ini banyak digunakan baik untuk pengoksidasi ataupun pereduksi. Berikut contoh untuk penggunaan reaksi redoks pada kalium permanganat, KMnO4,dimana apabila zat padat coklat tua dilarutkan kedalam air maka akan menghasilkan sebuah larutan ungu, yang merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH dari mediumnya. DAFTAR PUSTAKA Kirana, 2019, Analisis Reaksi Kering dan Reaksi Basah, https://www.bukusekolah.net/2019/04/analisis-reaksi-kering-dan-reaksi-basa.html , diakses pada September 2021. Wikipedia, 2021, Uji manik, https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_manik, diakses pada September 2021. Afifah Sjahbandi, 2013, Analisis kualitatif zat anorganik, https://www.slideshare.net/AfifahSjahbandi/analisis-kualitatif-zat-anorganik, diakses pada September 202.