Anda di halaman 1dari 7

Judul : PENILIKAN RUPA / ORGANOLEPTIK

Nama tanggal : Kamis 24 Februari 2022


Tujuan : Mahasiswa dapat mengetahui zat – zat / reagen kimia ( bentuk, warna zat serta warna larutan,
dll ) yang ada di laboratorium yang umum digunakan untuk kepentingan analisis kimia
Dasar Teori:

Melakukan pengamatan secara visual terhadap bahan yang ada


Alat (digambar) dan bahan :

NaCl, KCl, NaOH, KOH, CaCO3, CaO, Na2S2O3, NaI, KI, HCl, H2SO4,

NH3, HNO3, CH3COOH, I2, amilum, asam oksalat, dinatrium oksalat,

dinatrium tetra borak, FeCl3, FeSO4, ferro ammonium sulfat, penol ptalein,

metil orange, CuSO4, dll.


Cara kerja :

Amati secara seksama terhadap bahan


Hasil Percobaan

Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka

Judul : REAKSI MANIK BORAK / UJI MANIC BORAKS

Nama tanggal : Kamis , 24 Februari 2022


Tujuan :
Untuk mengidentifikasi kation yang terdapat pada sampel
Dasar Teori :

Uji mutiara boraks merupakan salah satu dari uji kualitatif cara kering. Seperti halnya yangdilakukan
pada uji nyala, maka pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur nyala api Bunsensehingga
diperoleh nyala yang kebiruan. Pada dasarnya reaksi mutu boraks hampir sama denganuji nyala, namun
reaksi ini dilakukan dengan cara membuat sebuah maniks boraks dalam lubangcincin pada kawat
nikrom. Hal ini dilakukan dengan membersihkan kawat nikrom dengan HCl pekat lalu memanaskannya
pada zona peleburan dari nyala api Bunsen. Zona peleburan inidipilih karena pada bagian ini merupakan
zona dengan nyala api terpanas atau temperaturtertinggi dari nyala api Bunsen sehingga diharapkan zat-
zat yang masih menempel pada kawatnikrom akan melebur dan kawat nikrom akan menjadi bersih.
Dalam hal ini, tanda dari sebuahkawat nikrom yang bersih adalah ketika dipanaskan kawat nikrom tidak
akan memberikan warnanyala tertentu yang menunjukkan masih terdapat zat pengganggu atau
pengotor.Selanjutnya setelah kawat nikrom menjadi bersih, maka ujung kawat nikrom
dibengkokkansehingga membentuk lubang yang mirip dengan kepala korek api. Kemudian lubang
inidipanaskan dalam nyala api Bunsen sampai memijar dan sesegera mungkin dimasukkan kedalam
serbuk garam natrium boraks ( Na2B4O7. 10 H2O). Zat padat pada kawat nikromkemudian diapanaskan
pada nyala Bunsen yang terpanas ( daerah peleburan). Dari hasil pembakaran, saat garam-garam
tersebut dipanaskan maka mula-mula garam tersebut akanmengembang dan berwarna putih. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari proses pelepasan air kristaldari garam tersebut. Selanjutnya garam ini akan
mengkerut sebesar lubang pada kepala korek apitersebut dan membentuk mutu (manik ) yang tidak
berwarna, transparan, seperti kaca, dan tembus cahaya. Mutu ini terdiri dari suatu campuran natrium
metaborat (NaBO2) dan anhidrida boraks (B2O3). Reaksi itu dapat dituliskan sebagai berikut:

Na2B4O7.10 H2O → 2 NaBO2 + B2O3

Kemudian mutu ditempelkan pada serbuk sampel yang akan diamati, dan diusahakan agar zatyang
menempel di mutu boraks tersebut tidak terlalu banyak, karena akan dapat mempengaruhiwarna mutu,
dimana didapatkan mutu akan berwarna gelap dan tidak dapat tembus cahaya ataukabur jika dilakukan
pemanasan selanjutnya dengan kata lain tidak akan terbentuk lapisan miripkaca yang bening. Pada saat
pemanasan perlu diperhatikan bahwa kita harus memakai apireduksi atau oksidasi
Alat (digambar) dan bahan :

Bahan :

padatan sampel (Cu / Mn, Fe, Cr / Co, Ni )

Cara kerja :

1. Siapkan kawat Ni – Cr, plat tetes dan padatan sampel (Cu / Mn, Fe, Cr / Co, Ni )
2. Taruh 1 sendok padatan sampel pada salah satu lubang plat tetes.
3. Buat sebutir manic / mutiara boraks dalam lubang cincin kawat.

Platinum dengan mencelupkan kawat panas tersebut ke dalam

boraks dan panaskan sampai tak berwarna ( tembus cahaya )

4. Sentuhkan manic panas tersebut pada sampel sedikit sekali

Hasil Percobaan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka

Judul : REAKSI NYALA


Nama tanggal :Kamis, 24 Februari 2022
Tujuan :

Untuk mengidentifikasi kation yang terdapat sampel.


Dasar Teori

Kimia analitik merupakan salah satu bagian dari kimia untuk mengetahui dan menentukan komponen-
komponen penyusun suatu zat. Dalam kimia analitik terdapat dua analisis yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif sangat penting dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen
yang terkandung pada suatu zat. Analisis kualitatif pada umumnya dilakukan sebelum analisis kuantitatif
karena untuk mengetahui banyaknya masing-masing komponen yang terkandung dalam suatu zat, perlu
diketahui terlebih dahulu jenis-jenis komponen penyusunnya. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu cara basah dan cara kering. Identifikasi terhadap suatu zat padat dilakukan dengan cara
kering. Analisis cara kering merupakan penyelidikan bersifat orientasi, sehingga dapat memberikan
informasi yang bermanfaat dalam waktu singkat. Identifikasi cara kering dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, diantaranya dengan pemanasan, uji warna nyala, uji pipa tiup, uji spektroskopi, dan uji
mutu. Identifikasi cara kering dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan baik sifat fisika
maupun kimia suatu zat yang disebabkan oleh pengaruh luar.

Perubahan-perubahan baik sifat fisika maupun sifat kimia suatu zat oleh pengaruh luar dapat dilihat
pada identifikasi cara kering dengan teknik uji warna nyala. Pada uji warna nyala suatu sampel dibakar
pada nyala api Bunsen sehingga terjadi reaksi pembakaran dan dari reaksi tersebut dapat diamati salah
satu sifat kimianya yaitu warna nyala. Reaksi pembakaran yang terjadi merupakan bereaksinya bahan
yang mudak terbakar dengan sumber gas pembakar(gas alam). Sumber gas pembakar dapat berupa
nyala api Bunsen. Suatu bahan yang dibakar dapat mengalami pembakaran yang sempurna dan tidak
sempurna. Pembakaran tidak sempurna dapat diamati dengan adanya asap hitam sebagai tanda masih
adanya sisa karbon. Sedangkan pembakaran sempurna dapat diamati dari nyala api yang berwarna
kebiruan atau tidak berwarna

Uji nyala pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang
relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala. Untuk senyawa-
senyawa golongan IA dan IIA, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk
mengidentifikasi logam yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada metode
mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya, meski demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk
bermanfaat seperti metode mana yang akan dipakai selanjutnya.

Alat (digambar) dan bahan

Bahan :

NaCl, KCl, CaCl2, BaCl2, spirtus,

Cara kerja :

1. Siapkan cawan penguap

2. Masukkan 1 sendok padatan sampel ( NaCl ) kedalam cawan penguap

3. Basahkan masing – masing padatan sampel dengan spirtus

4. Bakar

5. Amati warna nyala tanpa dan dengan kaca kobalt (Co) dari padatan sampel tersebut

6. Ulangi langkah 2 – 5 untuk padatan K, Ca, dan Ba


Hasil Percobaan
Pembahasan :
Kesimpulan
Daftar pustaka

Judul : REAKSI DENGAN NaOH 2M


Nama tanggal : Kamis, 24 Februari 2022
Tujuan :

Untuk mengetahui ada atau tidaknya ion NH4+ pada sampel


Dasar Teori :

Alat (digambar) dan bahan

Bahan :

NH4Cl,NaCl,lakmus merah atau pereaksi larutan basa kalium tetra iodo merkurat (nessler)
Cara kerja :

1. Siapkan tabung reaksi

2. Masukkan sedikit padatan sampel (±0,1g) NH4Cl

3. Siapkan lakmus merah atau pereaksi larutan basa kalium tetra

iodo merkurat (nessler)

4. Tambahkan 1 mL larutan NaOH 2M ke dalam masing – masing

tabung reaksi

( ingat : jangan sampai larutan NaOH menyentuh mulut tabung


reaksi). Kemudian, cara :

a. Tutup dengan cepat masing – masing mulut tabung reaksi

tersebut dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi

dengan aquades dan didihkan (positif NH4 + ; jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru)

b. Tambahkan 3 tetes pereaksi larutan basa kalium tetra iodo

merkurat (nessler) ke dalam masing – masing tabung reaksi tersebut (positif NH4+ ; jika terbentuk
endapan merah)

5. Ulangi langkah 1 – 5 untuk padatan sampel NaCl

Hasil Percobaan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka
Judul : REAKSI DENGAN PADATAN KHSO4
Nama tanggal : Kamis , 24 Februari 2022
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya ion CH3COO- pada sampel.

Dasar Teori
Alat (digambar) dan bahan

Bahan :

CH3COONa, KHSO4, NaCl


Cara kerja :

1. Siap plat tetes

2. Taruh sedikit sampel ± 0,1g padatan CH3COONa ke dalam salah satu lubang pada plat tetes

3. Tambahkan padatan KHSO4 ke dalam sampel tersebut

4. Gerus dengan menggunakan batang pengaduk

5. Cium bau yang terjadi ( positif CH3COO-; jika tercium bau cuka )

6. Ulangi langkah 1 – 5 untuk padatan sampel NaCl

Hasil Percobaan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai