Anda di halaman 1dari 7

1.

IDENTITAS
Nama : Achmad Dhanuarta Prasasti
Kelas : X kimia analis
Judul : ANALISIS JENIS (KLASIK)
Tujuan : mendalami tentang ANALISIS JENIS KLASIK agar
siswa lebih paham tentang ANALISIS JENIS KLASIK
Tgl pembuatan laporan : 2 april

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI: hal 1
IDENTITAS: hal 1
DASAR TEORI: hal 1-2
ALAT DAN BAHAN: hal 2-3
PROSEDUR KERJA: hal 3
DATA PENGAMATAN: hal 4-5
PEMBAHASAN: hal 6-8
KESIMPULAN: hal 8
DAFTAR PUSAKA: 9

2.DASAR TEORI
1.analisis jenis klasik
Analisis klasik merupakan analisis kimia berdasarkan pada reaksi kimia dengan
stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara
absolut karena penentuan suatu komponen di dalam suatu sampel
diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia pada reaksi yang digunakan
Dalam kimia analisa dipelajari cara-cara yang dapat dipergunakan untuk
menentukan susunan suatu zat jika pemeriksaan dimaksud untuk mengetahui
unsur-unsur atau senyawa-senyawa apa yang terdapat dalam suatu campuran
maka dilakukan analisis jenis. Jika yang dicari kadar dari suatu unsur-unsur atau
senyawa yang terdapat dalam campuran itu, maka dilakukan analisis jumlah,
misalnya secara gravimetri atau volumetri. Untuk menentukan unsur apa yang
terkandung dalam cuplikan atau contoh yang merupakan campuran dari
berbagai zat atau unsur, dilakukan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut
Pemeriksaan pendahuluan yang terdiri dari cara kering dan cara basah meliputi
penelitian rupa pemanasan, reaksi nyala reaksi mutiara boraks, reaksi pipa
tiup. Pemeriksaan secara sistematis meliputi pemeriksaan kation pemeriksaan
anion.
Penelitian rupa Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui bentuk hablur,
warna dan bau dari suatu zat yang dianalisa, pada pemeriksaannya bila contoh
dalam bentuk larutan, maka yang dilarutkan tersebut harus diuapkan hingga
kering. Pengamatan warna zat dan bau di praktek yang satu ini kita melakukan
pengamatan warna zat dan bau untuk menentukan zat apa yang terkandung di
dalamnya. Pemanasan di praktek ini kita menentukan zat apa yang terkandung
di suatu sempel cara menentukannya dengan melihat apakah sampel itu
menyublim, pembebasan gas, uap yang berwarna, dan warna api yang
dihasilkan. Reaksi nyala, beberapa logam istimewa logam alkali dan alkali tanah
akan memberikan warna khusus dalam nyala bunsen, hal ini terjadi karena
logam-logam di atas mudah mengemisikan cahaya. Mutiara boraks,
bermacam-macam oksida logam akan larut dalam boraks dengan warna yang
khusus, warna tersebut akan tergantung pada nyala api yang dipergunakan,
Apakah nyala api pengoksidasi atau nyala api pereduksi.

3.ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1.tabung reaksi 2.pipet tetes 3.pembakar bunsen 4.plat 5.penjepit kayu
6.platina
7.rak tabung reaksi 8.glass baker 9.pengaduk kaca 10.spatula
BAHAN:
Larutan HCL, aquades, tembaga 2 sulfat, nikel sulfat heptahidrat, melanterite,
kalium dikromat kromium 3 klorida, kromium 3 nitrat nanohydrate, kalium
permanganat kalium kromat amonium klorida, kalium klorida, amonium nitrat,
aluminium klorida hexahidrat, kalsium klorida, natrium sulfat, kalium nitrat,
kalium bromida, potasium iodida, Natrium karbonat, natrium klorida, timbal 2
nitrat, setetron nitrat, barium klorida.

PROSEDUR KERJA:
Prosedur kerja pengamatan warna zat dan bau:
Amati warna-warna contoh bahan 1, Ambil sedikit masing-masing bahan 1 di
atas larutkan dalam air amati warna yang terjadi, Ambillah sedikit masing-
masing bahan satu di atas larutan dalam asam-asam encer bahan 2 pada
prosedur 2 dan 3 bandingkan warna zat asli dalam bentuk padatan dan dalam
bentuk larutan, catat bau khas dari contoh-contoh zat pada bahan 3
Prosedur kerja pemanasan
Yang pertama prosedur kerja perubahan warna Ambil sedikit masing-masing
bahan dalam tabung reaksi panaskan di atas pembakar bunsen pada waktu
pemanasan tabung reaksi dipegang sedemikian rupa dengan gegep kayu, amati
perubahan warna yang terjadi.
Prosedur kerja reaksi nyala celupkan kawat platina ke dalam HCl pekat pijarkan
dan ulangi pekerjaan ini sampai pemijarannya tidak memberi warna lagi,
celupkan kawat yang sudah bersih tadi ke dalam larutan contoh dan pijarkan,
amati Apa yang terjadi, lakukan untuk masing-masing larutan contohnya
Prosedur kerja mutiara boraks celupkan kawat platina ke dalam HCl pekat,
pijarkan kawat platina sampai merah, masukkan ke dalam boraks yang telah
ditumbuk halus Panaskan lagi sampai terbentuk suatu butiran yang berwarna
dan transparan, mutiara yang masih panas tersebut disentuh pada salah satu
contoh zat, Panaskan dalam api pengoksidasi dan dalam api pereduksi, amati
warna pada saat mutiara borax panas dan setengah dingin lakukan untuk
masing-masing contoh zat yang tersedia.
PEMBAHASAN

Pengamatan Warna Zat dan Bau


Dalam percobaan analisa kualitatif kali ini, kita melakukan pemeriksaan
organoleptik pada beberapa bahan yang ada di laboratorium. Pada percobaan
ini kita mengamati warna, bentuk dan bau. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan mata telanjang, yang tujuannya adalah supaya kita mengetahui
perbedaan bentuk dari bahan tersebut sebelum dilakukan percobaan kation
dan anion.
Beberapa bahan tidak berubah warna terlalu jauh dari warna padatannya.
Salah satu contohnya seperti CuSO4.5H2O dengan padatn berwarna biru muda
dan berubah warna menjadi biru muda tipis saat dicampur dengan air, dan
berubah menjadi biru muda pekat saat dicampurkan dengan HCL.
Sedangkan untuk garam – garam ammonium dan garam – garam asetat yang
berwarna putih tidak berubah warna meskipun dicampurkan dengan air
ataupun HCL.
Pengamatan Uji Pemanasan : Perubahan Warna
FeSO4.7H2O dibakar menggunakan pembakar bunsen menghasilkan padatan
yang awalnya biru berubah menjadi putih dengan sedikit bagian bawah yang
menghitam, yang termasuk ke dalam ciri – ciri dari garam – garam Cu, Mn, Ni,
pada suhu tinggi.
CuSO4.5H2O saat dipanaskan menghasilkan warna hitam Ketika panas dan
berubah menjadi coklat keabu – abuan ketika dingin.
Pengamatan Uji Pemanasan : Mencair
Pada KCl dan NaOH dengan bentuk padatan berupa putih bulat setelah
dipanaskan perlahan – lahan menjadi mencair.
Pengamatan Uji Pemanasan : Pembebasan Gas – Gas
Pada uji pemanasan yang diamati adalah pembebasan gas – gas, dalam
percobaan ini yang termasuk ke dalam pembebasan gas – gas diantaranya
adalah : AlCl3, Na2SO4, NH4Cl, KBr, KI, dan Na2CO3. Dimana saat dilakukan
pemanasan terjadi penguapan dan pada saat kembali ke suhu dingin terdapat
embun di bagian dinding – dinding tabung reaksi.
Reaksi Nyala
Pada percobaan uji nyala ini, HCl digunakan pembersih zat pengotor. HCl yang
digunakan adalah HCl pekat. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat
melarutkan zat-zat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada
kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat,
sehingga kawat benar-benar bersih. Indikator kawat nikrom ini bersih adalah
jika nyala api sama dengan semula yang dalam hal ini adalah warna oranye.
Pencelupan kembali ke dalam HCl ini juga berfungsi agar nantinya garam-
garam klorida lebih mudah menempel ketika kawat di masukkan ke dalamnya
Adapun hasil dalam percobaan uji nyala sebagai berikut :
1) CaCl2 : Merah dan sedikit warna orange
2) NaCl : Kuning
3) KCl : Biru
4) Pb(NO3)2 : Biru dan sedikit campuran warna putih
5) Sr(NO3)2 : Merah terang
6) BaCl2 : Hijau dan sedikit campuran warna kuning
Mutiara Boraks
Kegunaan dari bubuk Mutiara boraks pada percobaan adalah untuk
membentuk manik mirip dengan kaca tembus cahaya dan tidak berwarna yang
terdiri dari suatu campuran natrium metaborate dan anhidrida borat.
Kawat yang digunakan dalam Mutiara boraks sama dengan kawat yang
digunakan pada percobaan uji nyala, yaitu kawat platina. Kawat platina
ujungnya dibuat bulat agar boraks lebih mudah memenuhi permukaan kawat
yang berlubang, dapat menyerap warna melalui sampel sehingga warna itu
mudah sekali terlihat, dapat membentuk manik boraks dan penyerapannya
merata.
Berdasarkan gambar diatas, menjelaskan hasil sebenarnya dari percobaan
mutiara boraks. Dan berikut hasil dari percobaan mutiara boraks dari
kelompok kami :
1.BAHAN KIMIA CuSO4 .5H2O WARNA PANAS= API PENGOKSIDASI=HIJAU ,API
PEREDUKSI=HIJAU – WARNA DINGIN= API PENGOKSIDASI=BIRU MUDA, API
PEREDUKSI=BIRU
2.BAHAN KIMIA FeSO4 . 7H2O WARNA PANAS= API PENGOKSIDASI=MERAH ,API
PEREDUKSI=TIDAK BEWARNA– WARNA DINGIN= API PENGOKSIDASI=KUNING,
API PEREDUKSI=MERAH
Jika dibandingkan dengan data pengamatan kelompok kami, terdapat
beberapa hasil percobaan yang tidak sesuai.
Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya faktor x, kurangnya
kebersihan alat, dan human eror. Oleh karena hal tersebut, diperlukan sifat
ketelitian dan tidak terburu – buru dalam melakukan percobaan. Selain itu,
perlunya meningkatkan dan menjaga kebersihan area lingkungan percobaan
dan alat yang digunakan untuk melakukan percobaan, sehingga bisa
mendapatkan hasil yang sesuai dan sempurna.

KESIMPULAN
Melalui praktek ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu melakukan
analisa pendahuluan terhadap sampel padat maupun cair. Selain itu, perlu
adanya peningkatan ketelitian dalam melakukan percobaan agar mendapatkan
hasil yang maksimal dan sempurna.
DAFTAR PUSAKA
1.https://id.scribd.com/document/475875053/TEORI-ANALISIS-JENIS-KLASIK-
SECARA-UMUM
2.https://www.infokimia.com/2018/12/analisis-kimia-klasik-dan-analisis.html?
m=1#:~:text=Analisis%20klasik%20merupakan%20analisis%20kimia,kimia
%20pada%20reaksi%20yang%20digunakan.
3.https://www.academia.edu/10508508/LAPORAN_UJI_WARNA_DAN_BAU
4. buku kimia analisis dasar kelas 10

Bontang, 2 Mei 2023

Penulis Pembimbing

Dzikraina Dwie Malikha I. Manto Simbolon S.Pd M.Si

Anda mungkin juga menyukai