ANALISA
KUALITATIF
1.1 Cara Pengenalan (Identifikasi)
1.1.1 Pengenalan Zat Berdasarkan Sifat Fisik
1.1.2 Pengenalan Zat Berdasarkan Sifat Kimia
Analisa Kualitatif 1
1. Analisa Kualitatif Cara Klasik
Analisa kualitatif cara klasik ini berdasarkan reaksi kimia
dalam larutan dan pengamatan terjadinya warna,
endapan, gas berbau atau tidak berbau, bentuk kristal
dan lain-lain. Cara klasik ini didasarkan juga atas
pengamatan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh suatu zat.
Cara klasik pun dapat dibagi lagi menurut banyaknya zat
yang dianalisa yaitu: analisa makro, semi-mikro dan
mikro.
2. Analisa Kualitatif Cara Modren
Dalam cara ini, analisa menggunakan instrumen seperti
spektograf, khromatograf dan lain-lain, karenanya cara
ini disebut juga cara instrumen.
Menurut sasaran yang ingin diperoleh, analisa kualitatif
terbagi menjadi:
1. Analisa Kualitatif Anorganik
Dalam analisa kualitatif anorganik yang ditentukan
adalah zat-zat anorganik, sebagai contoh dengan sistem
H2S.
2. Analisa Kualitatif Organik
Dalam analisa kualitatif organik ditentukan zat-zat
organik yang mengandung unsur karbon.
Dalam buku ini, pembahasan akan dibatasi pada kimia analisa
kualitatif anorganik.
Analisa Kualitatif 2
jenis, daya hantar panas, spektra emisi dan lain-lain.Sifat-sifat fisik ini
adalah khas (karakteristik) untuk masing-masing zat.
Beberapa sifat fisik dari zat kurang spesifik atau selektif.
Sebagai contoh beberapa zat memiliki warna yang sama, titik
lelehpun kurang spesifik. Contoh sifat-sifat fisik tersebut antara lain:
a. Warna
Warna tidak spesifik:
Ni3+, Cr3+ berwarna hijau
Fe3+, CrO42- berwarna kuning
b. Bau
Bau lebih spesifik seperti H2S berbau telur busuk.
c. Titik leleh
Titik leleh kurang spesifik:
3,5 dibrom anilin dan 4-metoksi anilin memiliki titik
leleh 57°C.
4-metoksi-3-nitroanilin; 4-metilbenzophenon; α-
benzilnaftalen, ketiganya memiliki titik leleh 59°C.
d. Spektrum emisi/spektrum pancaran
Spektrum pancaran dari suatu zat bersifat spesifik.
e. Spektrum Absorpsi/spektrum serapan
f. Spektrum serapan dari suatu zat bersifat spesifik.
Analisa Kualitatif 3
1.2 Langkah-langkah dalam Analisis Kualitatif Anorganik
Untuk menentukan unsur apa yang terdapat di dalam
cuplikan yang merupakan campuran dari berbagai zat atau unsur
dilakukan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Pendahuluan, yang terdiri atas:
a. cara kering
b. cara basah
2. Pemeriksaan Secara Sistematis, yang terdiri atas:
a. Pemeriksaan Kation
b. Pemeriksaan Anion
Analisa Kualitatif 4
Garam-garam Sulfida : bau H2S
Garam-garam Asetat: bau cuka
b. Reaksi Nyala
Beberapa zat tertentu di dalam nyala api
memberikan warna tertentu yang khas (spesifik). Reaksi
nyala dilakukan dengan kawat nikel-khrom (Ni-Cr) atau kawat
platina (Pt). Sebelum kawat tersebut digunakan, harus
dicelupkan ke dalam HCl pekat dan dibakar dalam nyala api
sampai pijar. Lakukan beberapa kali sampai nyalanya tidak
memberikan warna, yang berarti kawat telah bersih dari
pengotor atau unsur logam. Cara ini dilakukan untuk
membersihkan kawat dari unsur logam yang mungkin
mengganggu dalam tes dengan reaksi nyala. Disini digunakan
HCl sebagai pembersih karena HCl dengan unsur logam
membentuk garam-garam klorida yang mudah menguap di
dalam nyala. Zat ditambah sedikit HCl pekat di dalam plat
tetes atau kaca arloji, lalu kawat yang bersih dicelupkan
kedalamnya kemudian dimasukkan ke dalam nyala api dan
amati warna nyala yang terjadi.
Cara lainnya, kawat platina atau Ni-Cr yang bersih
dimasukkan ke dalam HCl pekat pada plat tetes lalu kawat
tersebut disentuhkan pada sedikit zat yang diperiksa yang
berbentuk bubuk halus, kemudian dibakar dalam nyala api
yang tidak berwarna, baru amati warna nyala api yang
terjadi.
Beberapa zat dengan warna nyalanya:
Zat Warna Nyala
Natrium (Na) Kuning
Analisa Kualitatif 5
Stronsium (Sr) Merah
c. Reaksi dengan Asam Sulfat (H2SO4)
Dalam reaksi dapat digunakan asam sulfat encer
ataupun pekat. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
sisa asam (anion). Asam Sulfat adalah asam kuat, maka
reaksinya dengan garam-garam dari asam lemah ( misalnya
Na2CO3 dan CH3COONa) akan menghasilkan asam lemah. Jika
suatu zat direaksikan dengan asam sulfat baik encer maupun
pekat, akan terjadi gas yang berbau serta berwarna ataupun
tidak bewarna.
Sedikit zat yang diperiksa di dalam tabung reaksi
ditambah kira-kira ½ mL H2SO4 encer ataupun pekat, jika
perlu dipanaskan, dapat terjadi gas :
Analisa Kualitatif 7
i. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium
(I), dan perak.
ii. Golongan II
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III),
stibium (III), stibium (V), timah (II) dan timah (III)(IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan IIa dan
keenam yang terakhir sub golongan IIb. Sementara sulfida
dari kation dalam golongan IIa tak dapat larut dalam
amonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb
justru dapat larut.
iv. Golongan IV
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensa golongan I,
II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini
adalah : kalsium, strontium dan barium.
v. Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir meliputi, ion-ion magnesium,
natrium, kalium, amonium, litium dan hidrogen.
Analisa Kualitatif 8
A. Golongan Kation Pertama: Timbel (II), Merkurium (I) dan
Perak (I).
Pereaksi Golongan: Asam Klorida encer.
Reaksi Golongan : endapan putih timbel klorida PbCl 2,
merkurium (I) klorida Hg2Cl2 dan perak klorida AgCl.
Kation golongan pertama, membentuk klorida-
klorida yang tak larut dalam air dan karena itu timbel tak
pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan
asam klorida encer kepada suatu cuplikan, diendapkan secara
kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
bersama-sama kation golongan kedua.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Di
antara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis tidak larut, sedang
perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I)
sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida
juga tidak larut sedangkan pengendapan timbel halida tidak
sempurna dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air
panas. Sulfida tidak larut. Asetat-asetat lebih mudah larut,
meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang
agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan
dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau
reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-
macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini
terhadap amonia.
Analisa Kualitatif 9
d. Natrium Hidroksida: endapan putih timbel hidroksida.
Pb2+ + 2OH- ⟶ Pb(OH)2↓
e. Asam sulfat encer (atau sulfat-sulfat yang larut): endapan
putih timbel sulfat.
Pb2+ + SO42- ⟶ PbSO4↓
f. Kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat atau
amonia: endapan kuning timbel kromat
Pb2+ + CrO42- ⟶ PbCrO4↓
g. Kalium Iodida: endapan kuning timbel iodida
Pb2+ + 2I- ⟶ PbI2↓
Analisa Kualitatif 10
f. Natrium karbonat dalam larutan dingin, endapan kuning
merkurium (I) karbonat
Hg22+ + CO32- ⟶ Hg2CO3↓
Analisa Kualitatif 11
B. Golongan kation kedua: Merkurium (II), Timbel (II), Bismuth
II), Tembaga (II), Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium
(III) dan (V) dan Timah (II) dan (IV).
Reagensia golongan:Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air
jenuh).
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna:
merkurium (II) sulfida, HgS (hitam); timbel (II) sulfida, PbS
(hitam); tembaga (II) sulfida, CuS (hitam); kadmium sulfida,
CdS (kuning); bismuth (III) sulfida, Bi 2S3 (coklat); arsenik (III)
sulfida, As2S3 (kuning); arsenit (V) sulfida (kuning) stibium (III)
sulfida, Sb2S3 (jingga); stibium (V) sulfida, Sb 2S5 (jingga); timah
(II) sulfida, SnS (coklat) dan timah (IV) sulfida, SnS 2 (kuning).
Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi
dua sub-golongan: sub-golongan tembaga dan sub-golongan
arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan
sulfida dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari
sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida
dari sub-grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio.
Analisa Kualitatif 13
c. Kalium iodida bila ditambahkan tetes demi tetes:
endapan hitam, bismuth (III) iodida
Bi3+ + 3I- ⟶ BiI3↓
d. Kalium sianida (racun): endapan putih bismuth
hidroksida.
Bi3+ + 3H2O + 3CN- ⟶ Bi(OH)3↓ + 3HCN↑
e. Dinatrium hidrogen fosfat: endapan kristalin putih
bismuth fosfat
Bi3+ + HPO42- ⟶ BiPO4↓ + H+
Analisa Kualitatif 14
e. Kalium sianida (racun): bila ditambahkan dengan
sedikit sekali, mula-mula terbentuk endapan
kuning tembaga (II) sianida.
Cu2+ + 2CN- ⟶ Cu(CN)2↓
endapan dengan cepat terurai menjadi tembaga
(I) sianida putih dan sianogen (gas yang sangat
beracun).
f. Kalium heksasianoferat (II): endapan coklat
kemerahan, yaitu tembaga heksasianoferat (II)
dalam suasana netral atau asam.
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4- ⟶ Cu2[Fe(CN)6]↓
Analisa Kualitatif 22
a. Larutan amonium: endapan putih seperti gelatin,
yaitu aluminium hidroksida Al(OH)3, yang larut
sedikit dalam reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓ + 3NH4+
b. Larutan natrium hidroksida: endapan putih
aluminium hidroksida
Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
c. Larutan amonium sulfida: endapan putih dari
aluminium hidroksida
3Al3+ + 3S2- + 6H2O → 2Al(OH)3↓
d. Larutan natrium fosfat: endapan putih aluminium
fosfat yang seperti gelatin;
Al3+ + HPO42- → AlPO4↓ + H+
Analisa Kualitatif 24
c. Larutan natrium karbonat: endapan kromium
(III) hidroksida.
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓ + 3CO2↑
d. Larutan amonium sulfida: endapan kromium (III)
hidroksida:
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3↓ + 3H2S↑
e. Larutan natrium fosfat: endapan hijau kromium
(III) fosfat:
Cr3+ + HPO42- ⇌ CrO4↓ + H+
Analisa Kualitatif 25
6. Nikel, Ni (Ar: 58,71)
Nikel adalah logam putih perak yang keras.
Nikel bersifat liat, dapat ditempa,dan sangat kukuh.
Logam ini melebur pada 1455 °C dan bersifat sedikit
magnetis. Reaksi-reaksi ion nikel (II), untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan nikel
sulfat, NiSO4.7H2O atau nikel klorida NiCl2.6H2O 0,5M.
a. Larutan natrium hidroksida: endapan hijau nikel
(II) hidroksida
Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓
b. Larutan amonia: endapan hijau nikel
(II)hidroksida
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O ⟶ Ni(OH)2↓ + 2NH4+
c. larutan amonium sulfida: endapan hitam nikel
sulfida dari larutan netral atau sedikit basa:
Ni2+ + S2- ⟶ NiS↓
d. Larutan kalium sianida (racun): endapan hijau
nikel (II) sianida
Ni2+ + 2CN- ⟶ Ni(CN2)↓
Analisa Kualitatif 28
c. Larutan amonium oksalat: endapan putih barium
oksalat Ba(COO)2.
d. Asam sulfat encer: endapan putih barium sulfat
BaSO4 yang berbutir halus, berat dan praktis tak larut
dalam air.
Ba2+ + SO42- → BaSO4↓
e. Larutan kalium kromat: endapan kuning barium
kromat yang praktis tak larut dalam air.
Ba2+ + CrO42- → BaCrO4↓
Analisa Kualitatif 30
a. Larutan amonia: pengendapan parsial magnesium
hidroksida yang putih seperti gelatin.
Mg2+ + 2NH3 + 2H2O → Mg(OH)2↓ + 2NH4+
b. Larutan natrium hidroksida: endapan putih
magnesium hidroksida yang tak larut dalam
reagensia berlebihan.
Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2,
c. Larutan amonium karbonat: jika tak ada serta
garam-garam amonium, terjadi endapan putih
magnesium karbonat basa.
5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O → 4MgCO3.Mg(OH)25H2O↓ +
2HCO3-
3. Sulfit, SO32-
Kelarutan, hanya sulfit dari logam alkali dan dari amonium
larut dalam air;sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit
atau tidak larut. Hidrogen sulfit dari logam alkali larut dalam
air, hidrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal
dalam larutan.
Larutan natrium sulfit Na2SO3.7H2O 0,5M yang baru saja
dibuat, dapat dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
a. Asam klorida encer (atau asam sulfat encer): terjadi
penguraian, lebih cepat dengan dipanaskan disertai
dengan pelepasan belerang dioksida.
SO32- + 2H+ → SO2↑ + H2O
b. Larutan barium klorida atau strontium klorida: endapan
putih barium atau strontium sulfit:
SO32- + Ba2+ → BaSO3↓
c. Larutan kalium permanganat, yang diasamkan dengan
asam sulfat encer sebelum pengujian: warna menjadi
hilang disebabkan oleh reduksi menjadii ion-ion mangan
(II).
5SO32- + 2MnO4- + 6H+ → 2Mn2+ + 5SO42- + 3H2O
d. Larutan timbel asetat atau timbel nitrat: endapan putih
timbel sulfit:
SO32- + Pb2+ → PbSO3↓
4. Tiosulfat, S2O32-
Kelarutan, kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat, larut
dalam air, tiosulfat dari timbel, perak dan barium larut sedikit
sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan natrium
tiosulfat yang berlebihan membentuk garam kompleks.
Analisa Kualitatif 33
Untuk mempelajari freaksi-reaksi ini, gunakan larutan
natrium tiosulfat Na2S2O3.5H2O 0,5 M.
a. Asam klorida encer: tak terjadi perubahan yang segera
dalam keadaan dingin dengan larutan tiosulfat; cairan
yang diasamkan itu segera menjadi keruh karena
pemisahan belerang dan dalam larutan terdapatlah
asam sulfit. Dengan memanaskan larutan, belerang
dioksida dilepaskan yang dapat dikenali dari baunya dan
kerjanya terhadap kertas saring yang dibasahi kalium
dikromat yang telah diasamkan.
b. Larutan iod; dihilangkan warnanya, pada mana
terbentuk larutan ion tetrationat yang tak berwarna.
I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
c. Larutan barium klorida: endapan putih barium tiosulfat,
BaS2O3 dari larutan yang sedang pekatnya.
S2O32- + Ba2+ → BaS2O3
d. Larutan perak nitrat: endapan putih perak tiosulfat.
S2O32- + 2Ag+ → Ag2S2O3↓
5. Sulfida, S2-
Kelarutan, sulfida asam, sulfida normal dan polisulfida dari
logam-logam alkali, larut dalam air; larutan air zat-zat ini
bereaksi basa karena hidrolosis.
a. Asam klorida atau asam sulfat encer: gas hidrogen sulfida
dilepaskan, yang bisa diidentifikasi dari baunya yang khas
dan dari menghitamnya kertas saring yang telah dibasahi
larutan timbel asetat.
S2- + 2H+ → H2S↑
H2S + Pb2+ → PbS↓
b. Larutan perak nitrat: endapan hitam perak sulfida, Ag2S,
yang tak larut dalam asam nitrat encer dingin, tetapi larut
dalamasam nitrat encer panas.
S2- + 2Ag+ → Ag2S↓
c. Larutan timbel asetat: endapan hitam timbel sulfida, PbS.
d. Larutan barium klorida: tidak ada endapan.
Analisa Kualitatif 34
6. Nitrit, NO2-
Kelarutan, [erak nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua
nitrit lainnya larut dalam air. Pakailah larutan kalium nitrit,
KNO2 0,1 M yang baru saja dibuat untuk mempelajari reaksi-
reaksi ini.
a. Asam klorida encer.
Dengan menambahkan asam ini dengan hati-hati kepada
suatu nitrit dalam keadaan dingin, dihasilkan cairan biru
pucat yang tak tetap dan dilepaskan uap nitrogen
dioksida yang coklat, uap mana sebagian besar terjadi
karena bersenyawanya nitrogen oksida dengan oksigen
dari udara.
NO2- + H+ → HNO2
(2HNO2 → H2O + N2O3)
3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O
2NO↑ + O2↑ → 2NO2↑
b. Larutan barium klorida: tak ada endapan.
c. Larutan perak nitrat: endapan kristalin putih perak nitrit
dari larutan yang pekat.
NO2- + Ag+ → AgNO2↓
7. Sianida, CN-
Kelarutan, hanya sianida dari logam –logam alkali dan alkali
tanahyang larut dalam air; larutan ini bereaksi basa
disebabkan oleh hidrolisis.
Catatan: semua sianida sangat beracun. Asam bebasnya HCN,
mudah menguap dan sangat berbahaya, sehingga semua
eksperimen dalam mana gas ini kemungkinan akan
dilepaskan atau eksperimen-eksperimen dalam mana
sianida-sianida dipanaskan, harus dilakukan dalam kamar
asam.
a. Asam klorida encer: asam sianida, HCN yang berbau
seperti amandel pahit, dilepaskan dalam keadaan dingin.
CN- + H+ → HCN↑
Analisa Kualitatif 35
b. Larutan perak nitrat: endapan putih perak sianida, AgCN
yang mudah larut dalam larutan sianida yang berlebihan
dengan membentuk ion kompleks, disianoargentat (I)
[Ag(CN2]-.
CN- + Ag+ → AgCN↓
8. Klorida, Cl-
Kelarutan, kebanyakan klorida larut dalam air. merkurium (I)
klorida, Hg2Cl2, perak klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yang
ini sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam
air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl, bismuth oksiklorida,
BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl dan merkurium(II)
oksiklorida, Hg2OCl2 tak larut dalam air.
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan natrium
klorida, naCl 0,1 M.
a. Asam sulfat pekat: klorida itu terurai banyak dalam
keadaan dingin, penguraian adalah sempurna pada
pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hidrogen
klorida.
Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4-
b. Larutan timbel asetat: endapan putih timbel klorida,
PbCl2 dari larutan yang pekat:
2Cl- + Pb2+ → PbCl2↓
9. Bromida, Br-
Kelarutan, perak, merkurium (I) dan tembaga (I) tak larut
dalam air. Timbel bromida sangat sedikit larut dalam air
dingin, tetapi lebih larut dalam air mendidih.
10. Iodida, I-
Kelarutan, kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan
bromida. Perak, merkurium (I), merkurium(II), tembaga (I)
dan timbel iodida adalah garam-garamnya yang paling sedikit
larut . Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
iodida KI 0,1 M.
a. Larutan perak nitrat: endapan seperti dadih yang kuning,
yaitu perak iodida AgI.
I-+ Ag+ → AgI
b. Larutan timbel asetat: endapan kuning timbel iodida,
PbI2.
2I- + Pb2+ → PbI2↓
c. Larutan merkurium (II) klorida: endapan merah skarlet
merkuriumm (II) iodida.
2I- + HgCl2 → HgI2↓ +2Cl-
11. Fluorida, F-
Kelarutan, fluorida dari logam alkali yang umum dan dari
perak, merkurium, aluminium dan nikel, mudah larut dalam
air sedang fluorida dari timbel, tembaga, besi (III), barium
dan litium larut sedikit dan fluorida dari logam alkali tanah
Analisa Kualitatif 37
yang lainnya tidak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi
ini pakailah larutan natrium fluorida, NaF 0,1 M.
a. Asam sulfat pekat.
Dengan fluorida padat, gas hidrogen fluorida, H2F2 yang
tak berwarna dan korosif dilepaskan dengan
memanaskan.
2F- + H2SO4 → H2F2↑ + SO42-
b. Larutan perak nitrat: tak ada endapan, karena perak
fluorida larut dalam air.
c. Larutan kalsium klorida: endapan kalsium fluorida, CaF 2,
yang putih dan seperti lendir, yang sedikit larut dalam
asam asetat, tetapi sedikit lebih larut dalam asam klorida
encer.
2F- + Ca2+ → CaF2↓
Analisa Kualitatif 40