Anda di halaman 1dari 3

Tujuan

Mengidentifikasi adanya logam kation (bermuatan positif )dengan cara reaksi nyala api bunsen.

Mengidentifikasi kation dan anion dalam larutan dengan menggunakan metode kualitatif

Teori

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang atau sesuatu. Tugas identifikasi
yaitu membedakan komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan suatu
komponen yang dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana (Kaufman 1994 : 55).

Dalam analisis identifikasi, senyawa-senyawa anorganik dan organik memiliki perbedaan yang
penting. Sebagian besar senyawa-senyawa anorganik merupakan senyawa ionik yang dapat
ditentukan dengan membuat identifikasi bagan tertentu dalam secara konvensional (secara
kimiawi). Senyawa-senyawa organik pada umumnya terikat melalui ikatan kovalen, dan belum ada
suatu skema yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasinya secara konvensional ( Graham,
1995 ).

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Penggunaan
reaksi kering yaitu pada zat padat sedangkan reaksi basah digunakan pada zat dalam larutan.
Biasanya reaksi kering yang diuraikan akan digunakan untuk analisis semi mikro dengan hanya
modifikasi kecil. Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut yang
lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa ditentukan. Misalnya garam sulfida tidak dapat
larut dalam asam dan garam karbonat tidak dapat larut dalam sulfida (Yusuf, 2019).

Secara garis besar, kimia analisis dibagi dalam dua bidang yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Analisis ini mengidentifikasi
suatu unsur atau senyawa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada intinya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah atau beberapa unsur.
Sedangkan analisis kuantitatif yaitu menetapkan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel. Untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui biasanya menggunakan prosedur, yang
pertama membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cair atau larutan. Selanjutnya
larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada. Pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi untuk ion dalam suatu campuran terkadang menjumpai kesulitan yang besar, biasanya
pemisahan ion diutamakan terlebih dulu melalui proses pengendapan, berikutnya melarutkan
kembali endapan tersebut. Kemudian melakukan uji spesifik ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik
tersebut dilakukan dengan menambahkan reagen tertentu yang akan menghasilkan larutan atau
endapan berwarna yang merupakan karakteristik ion tertentu (Underwood, 1992).

Kation dapat didefinisikan ion yang memiliki muatan positif. Ada pun pengertian yang lain yaitu atom
yang bermutan positif apabila kekurangan elektron. Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan atau dikelompokkan menjadi lima golongan berdasarkan sifat kation itu terhadap
beberapa pereagen. Dengan memakai pereagen golongan secara spesifik, dapat menentukan ada
tidaknya golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan menganalisis
lebih lanjut. Selain cara dasar untuk menyajikan bahan, pengurutan juga dapat memudahkan
mempelajari berbagai reaksi. Golongan pereagen yang digunakan dalam klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan pereagen ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi
dapat disimpulkan bahwa klasifikasi kation, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut (Vogel,1985).

Alat

Api Bunsen

Pipet tetes

Botol vial

Bahan

Larutan HCl (p)

Kawat Ni / Cr

Kawat Cu

Kertas pasir

Prosedur

Uji Nyala dengan Kawat Ni/Cr

•Dibersihkan kawat Ni/Cr dengan cara mencelupkan

kawatnya ke dalam HCl(p) (dalam tabung atau gelas arloji)

•Dibakar kawat tersebut

•Dilakukan berulang ulang sampai nyala bunsen pada

pembakaran kawat tersebut tidak memberikan warna nyala

khusus.

•Dibasahi kawat dengan HCl(p)

•Dicelupkan pada sampel

•Dibakar diatas nyala bunsen

•Diamati warna nyala

Uji Nyala dengan Kawat Cu (Test Beilstein)

Prosedur :
-Dibersihkan kawat tembaga dengan menggosoknya

menggunakan kertas pasir lalu dibakar.

- Dilakukan berulang-ulang sampai nyala bunsen pada

pembakaran kawat tersebut tidak memberikan warna nyala

khusus.

- Dicelupkan ujung kawat pada sampel yang sudah

dilarutkan sedikit dengan aquadest.

- Dibakar kawat yang sudah terdapat sampel

- Diamati dan dicatat warna nyala yang terjadi.

Reaksi : -

Dafpus:

Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Medis. (n.d.). (n.p.): Deepublish.

Underwood, A.L. 1992. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Hal 66-69.

Kaufman, Gershen. 1994. Dinamika Kuasa. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.

Yusuf, Yusnidar. 2019. Belajar Mudah Kimia Analisis. Jakarta : EduCenter Indonesia.

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : Kalman Media
Pusaka.

Patrick, Graham. 1995. An Introduction To Medicinal Chemistry. New York: Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai