Anda di halaman 1dari 19

Uji Kualitatif Zat Anorganik

Putri Gabriela (30100819005)


Satria Yuda (30100819008)
Vika Intan (30100819011)
Pengertian

Analisis kimia kualitatif adalah cabang kimia yang


berhubungan dengan identifikasi unsur atau pengelompokan
unsur yang ada di dalam sampel. Teknik-teknik yang digunakan
dalam analisis kualitatif bervariasi, bergantung pada sifat sampel.
Pada umumnya sampel merupakan campuran yang kompleks,
dan analisis harus dilakukan dengan sistematis agar semua
komponen dapat diidentifikasi. Sebelum analisis kualitatif
dilakukan, analit diidentifikasi dahulu, apakah termasuk senyawa
organik atau senyawa anorganik.
Tujuan

1. Mengidentifikasi dan menganalisis serta


mendeteksi keberadaan unsur kimia
dalam suatu sampel
2. Mempelajari karakteristik kation dan
anion dalam sampel.
3. Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis
anion dan kation pada sampel.
Tahapan analisis kualitatif

1. Uji pendahuluan
2. Uji pemastian
UJI PENDAHULUAN

Uji pendahuluan adalah pemeriksaan


secara organoleptis (pancaindra) terhadap
fisik senyawa. Yang diamati adalah bentuk,
warna, bau dan rasa dari senyawa/sampel.
Dapat dilakukan cara kering dan cara
basah.
Cara kering
Pengujian dilakukan tanpa melarutkan sampel,
untuk analisis zat-zat padat. Cara pengujian antara lain
meliputi:
1. Pengamatan langsung
2. Uji keasaman
3. Mikroskopis
4. Uji warna nyala
5. Uji kelarutan
Teknik pengujian

a) Pemanasan
b) Uji Nyala
c) Uji Manik/Mutiara Boraks
d) Uji Manik natrium karbonat
e) Uji Manik Fosfat (atau garam
mikroskomik).
Pemanasan
Teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian
yang dibuat dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala
Bunsen, mula-mula dengan lembut nda kemudian dengan lebih kuat.

Pengamatan meliputi:
a) Perubahan warna
b) Melelehnya zat
c) Sublimasi (zat menguap tanpa mencair terlebih dahulu)
d) Terbentuknya uap air
e) Terbentuknya asap atau gas

Reaksi Nyala
Nyala api pembakar Bunsen menghasilkan panas, sehingga dapat
menguapkan senyawaan logam dan menampilkan warna-warna nyala
yang khas.
Uji nyala
1) Reaksi nyala dengan kawat Pt (platinum) atau Ni/Cr (nikrom)

a) Kawat yang bermata kecil dipijarkan sampai api tidak


berwarna (untuk menghilangkan pengotor); untuk
mempercepat pembersihan, kawat dicelupkan dahulu
ke dalam HCl p. HCl pekat dapat melarutkan zat-zat
pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada
kawat nikrom, pengotor akan mudah menguap dari
kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.
b) Jika sudah bersih, letakkan sedikit sampel di atas kaca
arloji, basahi kawat dengan HCl p; kemudian ambil
sedikit sampel menggunakan kawat.
c) Panaskan di atas nyala oksidasi (pada bagian luar api
pembakar gas yang tak berwarna).
2) Reaksi nyala beilstein:
kawat tembaga yang telah bersih (biasanya
menggunakan amplas) dipijarkan di atas nyala
oksidasi sampai nyala hijau hilang. Nyala
berwarna hijau berarti masih mengandung unsur
halogen.

3) Reaksi nyala untuk borat:


masukkan sedikit zat padat ke dalam cawan
porselen, tambahkan H2SO4p dan beberapa
tetes etanol, kemudian dinyalakan di tempat
gelap. Apabila ada borat akan timbul warna
hijau.
Uji Manik/Mutiara Boraks ( borax bead test)

Pengamatan warna nyala sampel pada manik boraks yang dipanaskan


diatas nyala api oksidasi dan reduksi, baik dalam dingin ataupun panas.
Warna yang diperoleh akan menunjukkan apakah zat tersebut mengandung
kation atau anion. Pengujian dilakukan dengan cara:
1) Pijarkan mata kawat Pt atau Ni/Cr yang ujungnya membentuk cincin kecil
sampai merah dalam api Bunsen, lalu dimasukkan ke dalam boraks yang
sudah ditumbuk halus, kemudian dipanaskan lagi dengan hati-hati, sampai
boraks yang menempel pada kawat itu mencair dan mulai berbuih, sampai
akhirnya terbentuk suatu butiran yang jernih. Setelah butiran didinginkan,
akan membeku membentuk butiran tak berwarna dan transparan (tembus
cahaya). Butiran inilah yang disebut mutiara boraks.
2) Mutiara yang masih panas itu disentuhkan pada analit (sehingga hanya
sedikit yang terambil) lalu dipanaskan pada nyala api oksidasi, sehingga
akan membentuk metaborat yang warnanya khas.
3) Amati warna manik tersebut, dalam keaadaan panas dan dingin.
4) Buat lagi mutiara boraks, lakukan pengujian pada nyala api reduksi, dan
amati pula warnanya dalam keadaan panas dan dingin.
Uji Manik natrium karbonat

Manik natrium karbonat disiapkan


dengan melelehkan sedikit natrium
karbonat pada lingkaran kawat Pt dalam
nyala Bunsen, diperoleh pantulan kecil
tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan
dibenamkan dalam kalium nitrat dan
sedikit dan sedikit mangan, sehingga
terbentuk manik hijau natrium manganat
Uji Manik Fosfat (atau garam mikroskomik)

Menggunakan manik tembus cahaya


tak berwarna yang mengandung natrium
metafosfat.
Cara Basah
Digunakan untuk analisis zat-zat dalam
larutan. Uji dilakukan dengan zat-zat dalam
larutan, lebih mudah dikerjakan, reaksi relatif
cepat, reaksi kimia terjadi dalam larutan, pelarut
biasanya air. Pengujian meliputi: pembentukan
endapan, pemeriksaan pembebasan gas, dan
dengan pengamatan perubahan warna.

Terjadinya suatu reaksi ditandai oleh:


-Terbentuknya endapan
-Pembebasan gas
-Perubahan warna
UJI PEMASTIAN
Dalam metode analisis kualitatif ada istilah yang
disebut dengan reaksi spesifik. Reaksi ini dilakukan
untuk memastikan benar atau tidaknya senyawa
tersebut dan mengetahui unsur yang terdapat dalam
senyawa.

Pemisahan dan pengenalan ion dari larutan


terjadi melalui:
1) Reaksi pemisahan
2) Reaksi pengenalan
Reaksi pemisahan yang didasarkan
pada:
1) Pembentukan zat sukar larut
2) Pembentukan elektrolit lemah
3) Pembentukan ion kompleks
4) Teori oksidasi reduksi

Pemisahan dalam analisis kualitatif


harus dilakukan secara kuantitatif, agar
ion yang harus dipisahkan tersebut jangan
mengganggu pengenal ion lain
Syarat Reaksi pengenalan

1) Harus dapat dipercaya.


2) Reaksi harus khas (spesifik), terjadi
hanya pada satu ion saja (selektif).
3) Harus peka, walaupun jumlahnya sedikit
masih bisa diindikasi/diidentifikasi.
4) Sedapat mungkin reaksi pengenalan tidak
terganggu oleh adanya ion lain.
Ruang lingkup pengujian:
1. Pemeriksaan Kation
2. Pemeriksaan Anion

Larutan Pereaksi (reagensia) yang dipakai


untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Dasar dari kasifikasi ini adalah apakah suatu
kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai