Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUNAWWARAH MUKHTAR Senin, 27 April 2020

NIM : 19TKM419

KELAS : DUAL SYSTEM

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan perbedaan kimia analisis kualitatif dengan kuantitatif

Jawab : Analisis kimia kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah analisis kimia
yang bertujuan untuk menentukan macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan
yang dianalisis. Dalam melakukan analisis kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau
bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya kita ingin mengetahui
senyawa kimia apa yang terdapat dalam suatu sampel cairan dalam gelas kimia, maka kita
melakukan analisis kimia kualitatif terhadap cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-
sifat fisis sampel tersebut. Contoh dari analisis kimia kualitatif adalah analisis
pendahuluan. Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi warna, bau, bentuk,
kelarutan, pemanasan dalam tabung uji dan uji nyala. Sedangkan untuk sampel cair
meliputi warna, bau, kelarutan serta keasaman. Contoh analisis kimia kualitaitf lain
adalah pemisahan kation dan anion dalam suatu sampel.

Tujuan analisis kimia kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi


sejumlah unsur/senyawa. Analisis kimia kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak
suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Analisis kimia kualitatif digunakan untuk
menganalisis komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Analisis kimia
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Analisis kimia kualitatif dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu:

1) Analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan
keasaman.
Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis
anion.
2) Analisis jenis meliputi analisis pendahuluan dan analisis sifat fisis. Analisis
pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, dan tes nyala. Analisis sifat fisis
berupa penentuan titik leleh dan bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik
didih dan indeks bias untuk sampel cair.
Sedangkan Analisis kimia kuantitatif adalah analisis yang bertujuan
untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan atau contoh.
Beberapa laboratorium mengunakan istilah analisis kimia kuantitatif sebagai analisis
penetapan kadar (PK).
Teknik yang digunakan dalam analisis kimia kuantitatif didasarkan pada:
penampilan kuantitatif reaksi-reaksi kimia yang cocok / pengukuran banyaknya
pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan reaksi atau pemastian banyaknya
reaksi, pengukuran sifat-sifat kelistrikan, pengukuran sifat optik tertentu, dan
kombinasi pengukran optik atau listrik dan reaksi kimia kuantitatif.

Contoh metode analisis kimia kuantitatif adalah gravimetri dan titrimetri. Pada
analisis gravimetri, zat yang akan ditetapkan terlebih dahulu diubah menjadi suatu
endapan yang tidak larut kemudian dikumpulkan dan ditimbang. Pada analisis
titrimetri, zat yang akan ditetapkan kadarnya dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi
yang ditambahkan sebagai larutan standar, kemudian volume larutan standar yang
diperlukan agar reaksi sempurna diukur. Contoh analisis kimia kuantitatif gravimetri
adalah penentuan kadar kapur dalam air.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis reaksi kering dan berikan contohnya

Jawab : Reaksi kering adalah analisis kualitatif berdasarkan sifat fisiknya yaitu
sejumlah uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering, tanpa melarutkan contoh
dan dapat diamati langsung secara organoleptis. Reaksi kering dapat diterapkan untuk
zat-zat padat. Contoh dari reaksi kering adalah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik.

3. Jelaskan asal usul warma yang dihasilkan pada uji nyala

Jawab : Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang
terdapat dalam senyawa. Sebagi contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak
tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan
mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang
lebih tinggi. Sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang
lainnya, tergantung pada berapa banyak yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan
lebih tidak stabil drai segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke
level dimana sebelumnya mereka berada, tapi tidak mesti sekaligus. Sebuah elektron
yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7 misalnya, bisa turun
kembali ke level 2p sekaligus.
Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai
cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua
tingkat(atau lebih) dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5
kemudian turun sampai ke level 2. Masing-masing perpindahan elektron ini
melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan
masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan
elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang
dilihat adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion
logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-
garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.

4. Tuliskan warna uji nyala yang dihasilkan untuk logam-logam dibawah ini
Logam Warna Nyala
- Na (Kuning)
- Li (Merah Krimson)
- Pb (Biru/putih)
- Cu (Hijau, Biru, Hijau kebiruan)
- Sr (Merah Tua)

Anda mungkin juga menyukai