KIMIA DASAR 1
OLEH :
NIM : B1A021008
KELAS :A
I. TUJUAN……………………………………………………… 1
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 2
III. PROSEDUR PERCOBAAN………………………………….. 4
3.1 Alat………………………………………………………… 4
3.2 Bahan……………………………………………………… 4
3.3 Cara Kerja…………………………………………………. 5
3.4 Skema Kerja……………………………………………….. 7
IV. HASIL DAN PERCOBAAN………………………………….. 13
4.1 Data Pengamatan…………………………………………… 13
4.2 Pembahasan………………………………………………… 17
V. KESIMPULAN ………………………………………………… 29
5.1 Kesimpulan…………………………………………………. 29
5.2 Saran……………………………………………………….. 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 30
ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
I. TUJUAN
1. Mengidentfkasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam larutan bahan
dengan cara reaksi nyala api bunsen.
2. Melihat dan mengenal spectrum emisi dari K, Na, dan Ca.
3. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag+, Pb+ , Hg2+, Fe2+, Ba2+, Na2+ dalam
larutan dengan menggunakan pereaksi pembentukan endapan, warna, gas,
dan bau yang dapat diamati.
4. Mengidentifikasi anion-anion Br, SO4 2- , FE(CN)6 4- , Cr4 2- dengan
pereaksi atas dasar perbedaan kelarutan garam peraknya dan bariumnya.
Kimia analisis cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara
untuk melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Kimia
analisis dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat dan tidak dapat
dinominalkan dengan angka. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.
(Underwood, 1993)
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat zat padat dan reaksi
basah untuk zat-zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang
berguna dan dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan
contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji pipa
nyala, uji spektroskop, dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan
terbentuknya endapan dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna
mayoritas reaksi analisis kuantitatif dilakukan dengan cara basah( Svehla,1985)
1
2
Analisis kation dan anion sering kali dibantu oleh diagram alir, yang
menggambarkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation
secara sistematis. Diagram alir untuk analisis kation dan anion lebih sistematis
dibandingkan diagram alir analisis logam alkali menggunakan reaksi kering.
Dalam diagram alir analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang
ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia
produk yang dihasilkan. Dalam kerja laboratorium yang berkaitan dengan
analisis ion sangat penting mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis yang
telah ditetapkan dalam diagram alir. (Ibnu,M.Sodiq,2002)
3
3.2 Bahan
4
5
Jarum Osche
Hasil
8
1 mL larutan 1% AgNO3
Hasil Pengamatan
,,,,
1 mL larutan 1% Pb(NO3)2
Hasil Pengamatan
9
1 mL larutan 1% HgCl2
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% FeSO4
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% BaCl2
Hasil Pengamatan
10
1 mL larutan 1% NaOH
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% NaBr
Hasil Pengamatan
11
1 mL larutan 1% Na2SO4
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% K4Fe(CN)6
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% H3PO4
Hasil Pengamatan
12
1 mL larutan 1% Na2C2O4
Hasil Pengamatan
1 mL larutan 1% Na2S2O3
Hasil Pengamatan
13
4.2 Pembahasan
Unsur logam alkali terletak pada golongan IA dalam sistem periodik unsur.
Unsur logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga hanya dijumpai dalam bentuk
senyawanya di alam. Salah satu unsur alkali yang banyak di alam adalah Natrium
dalam bentuk ion Na+ yang banyak ditemukan di dalam air laut dan banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari contohnya sebagai garam dapur (NaCl).
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa, oleh
karena itu logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut dalam
air. Logam Alkali bersifat lunak, jika dibersihkan berwarna putih mengkilap (Na
berwarna pink), penghantar panas dan listrik yang baik (konduktor), titik leleh dan
titik didihnya semakin kebawah semakin rendah, disebabkan kerapatan delokalisasi
elektron (ikatan logam) yang makin rendah sehingga atom–atomnya mudah
dipisahkan.
Reaksi kering adalah reaksi yang terjadi tanpa melarutkan atau dalam
kondisi kering. Contohnya adalah uji nyala bunsen. Pada uji nyala bunsen
percobaan diawali dengan pencelupan jarum osche ke dalam HCl pekat.
Pencelupan tersebut berfungsi untuk membersihkan jarum osche sehingga dapat
menguap dengan maksimal serta menjadi benar-benar bersih. Pembakaran HCl
tidak memberi warna sehingga tidak mempengaruhi nyala logam alkali dan alkali
tanah ketika diamati. Kemudian dibakar dengan bunsen lalu dicelupkan kembali
ke HCl dan dicelupkan ke KCl. Data hasil percobaan tersebut sesuai dengan
referensi (Vogel, 1985), yang mana ion K+berwarna ungu. Kalium merupakan
golongan IA dan K+terdapat pada golongan kation ketiga (golongan sisa/kation
larut) (Vogel, 1985).
18
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan
gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah. Reaksi basah dilakukan terhadap zat-zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas dan
perubahan warna. Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif
yang sering digunakan pada umumnya(Vogel, A.I., 1979).
tidak terjadi perubahan apapun pada larutan. Persamaan reaksi dari percobaan
tersebut yakni sebagai berikut :
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom non logam
memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka
tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan
elektron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron valensi karena
konfigurasi ns2 np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan
mendapakan satu elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga
kelompok 16 unsur membetuk ion dengan muatan -2 dan kelompok 15 non logam
membentuk ion dengan muatan -3. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation
(Keenan, 1984).
24
Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1% Na2SO4
(gol.2) dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Kemudian, ditambahkan
dengan pereaksi larutan 1% BaCl2 dan diamati setelahnya. Persamaan reaksi dari
reaksi tersebut yakni sebagai berikut :
disimpulkan bahwa data perubahan warna pada data pengamatan dan praktikum
berbeda.
Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1% H3PO4
dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml yang kemudian ditambahkan
pereaksi larutan 1% (NH4)2MoO3 dan larutan 1% HNO3 sebanyak 1 ml.
Kemudian, larutan tersebut dipanaskan sebentar kemudian didinginkan dan
diamati. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut yakni sebagai berikut :
kemudian berubah warnanya menjadi kuning coklat dan akhirnya hitam disebabkan
terjadinya argentum sulfida.
Keterangan : A = Daerah suhu rendah B = Daerah dengan nyala terpanas C = Daerah oksidasi bawah D = Daerah oksidasi
atas E = Daerah reduksi atas F = Daerah reduksi bawah
1. Daerah nyala oksidasi atas, daerah ini digunakan untuk mengoksidasi zat yang
memerlukan suhu tinggi. Terdapat oksigen berlebih dan tidak sepanas oksidasi
bawah.
2. Daerah nyala reduksi atas, daerah ini digunakan untuk mereduksi oksida
berupa kerak menjadi logam padat. Terdapat banyak karbon yang dapat memijar.
3. Daerah fusi, yaitu daerah nyala yang terpanas digunakan untuk menguji adanya
lelehan zat dan juga untuk melengkapi zona temperatur bawah dalam menguji
kebasahan dari suatu zat.
4. Daerah nyala oksidasi bawah, digunakan untuk mengoksidasi zat yang larut
dalam boraks, natrium, karbonat.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Kation merupakan ion yang bermuatan positif yang terbentuk dari atom
netral
2. Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang terbentuk dari atom
netral.
3. Identifikasi anion dengan reaksi basah sendiri dengan anionanion Br- ,
SO42, Fe (CN)6 4- , Cr2-, SO2- yang direaksikan atas dasar perbedaan
kelarutan garam peraknya dan bariumnya. Perbedaan konsentrasi akan
mempengaruhi hasil percobaan.
4. Warna yang keluar dari logam disebabkan karena elektroneletron dalam
logam tersebut akan mendapatkan suatu energi, energi yang telah didapat
digunakan elektron untuk eksitasi.
5. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, siti. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. UIN Press, Makasar.
Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik. Jakarta : PT. Kalman. Suchio.
1985