Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 1

IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

OLEH :

NAMA : SALSABILLA SHAKIRA

NIM : B1A021008

KELAS :A

HARI/TANGGAL : 5 NOVEMBER 2021

ASISTEN : ANISSA TASYA CHUMAIR


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………. ii

I. TUJUAN……………………………………………………… 1
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 2
III. PROSEDUR PERCOBAAN………………………………….. 4
3.1 Alat………………………………………………………… 4
3.2 Bahan……………………………………………………… 4
3.3 Cara Kerja…………………………………………………. 5
3.4 Skema Kerja……………………………………………….. 7
IV. HASIL DAN PERCOBAAN………………………………….. 13
4.1 Data Pengamatan…………………………………………… 13
4.2 Pembahasan………………………………………………… 17
V. KESIMPULAN ………………………………………………… 29
5.1 Kesimpulan…………………………………………………. 29
5.2 Saran……………………………………………………….. 29

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 30

ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

I. TUJUAN
1. Mengidentfkasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam larutan bahan
dengan cara reaksi nyala api bunsen.
2. Melihat dan mengenal spectrum emisi dari K, Na, dan Ca.
3. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag+, Pb+ , Hg2+, Fe2+, Ba2+, Na2+ dalam
larutan dengan menggunakan pereaksi pembentukan endapan, warna, gas,
dan bau yang dapat diamati.
4. Mengidentifikasi anion-anion Br, SO4 2- , FE(CN)6 4- , Cr4 2- dengan
pereaksi atas dasar perbedaan kelarutan garam peraknya dan bariumnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analisis cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara
untuk melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. Kimia
analisis dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat dan tidak dapat
dinominalkan dengan angka. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.
(Underwood, 1993)

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat zat padat dan reaksi
basah untuk zat-zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang
berguna dan dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan
contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji pipa
nyala, uji spektroskop, dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan
terbentuknya endapan dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna
mayoritas reaksi analisis kuantitatif dilakukan dengan cara basah( Svehla,1985)

1
2

Tujuan utama analisis adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi


komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif.
Contohnya seperti terbentuknya endapan, warna, gas maupun data non numerik
lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dan
komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya digunakan sebagai
langkah untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis modern, seperti cara-
cara analisis spektroskopi dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan
dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih akurat
(Chadijah, 2012)

Metode analisis kualitatif merupakan klasifikasi kation dalam lima golongan


yaitu golongan 1, golongan 2, golongan 3, golongan 4, dan golongan 5. Golongan
1 membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion. Golongan ini ialah
timbal, merkurium I, raksa dan perak. Golongan 2 tidak bereaksi dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan 3 hidrogensulfida. Golongan 3 tidak
bereaksi dengan asam klorida encer ataupun hidrogen sulfida encer, namun kation
ini membentuk endapan dengan amonium yang netral. Golongan 4 membentuk
endapan panamonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana
Netral atau sedikit. Golongan 5 meliputi ion ion magnesium, natrium, kalium,
amonium, Lithium, dan hidrogen (Svehla, 1985).

Analisis kation dan anion sering kali dibantu oleh diagram alir, yang
menggambarkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi jenis anion dan kation
secara sistematis. Diagram alir untuk analisis kation dan anion lebih sistematis
dibandingkan diagram alir analisis logam alkali menggunakan reaksi kering.
Dalam diagram alir analisis kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang
ditanyakan, pereaksi yang perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia
produk yang dihasilkan. Dalam kerja laboratorium yang berkaitan dengan
analisis ion sangat penting mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis yang
telah ditetapkan dalam diagram alir. (Ibnu,M.Sodiq,2002)
3

Uji nyala yang terdapat dalam reaksi kering diantaranya uji


spektroskopi, yaitu spektra nyala. Cara yang berharga untuk memanfaatkan uji
nyala dalam analisis adalah memisahkan cahaya atas rona-rona komponennya dan
mengidentifikasi kation yang ada oleh perangkat rona yang khas. Uji manik
boraks, yaitu sehelai kawat platinum yang serupa dengan yang dirujuk pada
uji nyala digunakan untuk uji manik boraks. Uji manik fosfat yaitu dibuat
dengan cara serupa manik boraks. Uji manik fosfat diisi dengan garam
mikroskomik. Uji manik karbonat, disiapkan dengan melelehkan sedikit natrium
karbonat pada lingkungan kawat platinum pada nyala bunsen sehingga
diperoleh pentulan putih tak tembus cahaya (Soemanto,2000)
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
3.1.1 Identifikasi Logam-Logam Alkali dengan Cara Reaksi Nyala
Alat yang digunakan dalam percobaan identifikasi logam-
logam alkali dengan cara reaksi nyala adalah jarum ose, botol
reagen, lemari asam, pembakar bunsen, dan tabung reaksi.
3.1.2 Identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah
Alat yang digunakan dalam percobaan identifikasi kation
dengan cara reaksi basah antara lain tabung reaksi, waterbath,
lakmus merah, dan batang pengaduk.

3.1.3 Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah

Alat yang digunakan dalam percobaan identifikasi anion dengan


cara reaksi basah meliputi tabung reaksi, pipet tetes, dan pembakar bunsen.

3.2 Bahan

3.2.1 Identifikasi Logam-Logam Alkali dengan Cara Reaksi

Bahan yang digunakan dalam percobaan identifikasi logam-logam


alkali dengan cara reaksi nyala HCl, KCl, NaCl, dan CaCl2

3.2.2 Identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah

Bahan yang digunakan dalam percobaan identifikasi kation


dengan cara reaksi basah antara lain AgNO3, HCl, NH4OH,
Pb(NO3)2, Kl, HgCl2, FeSO4, NaOH, BaCl2, (NH4)2CO3, dan
NH4Cl.

4
5

3.2.3 Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah

Bahan yang digunakan dalam percobaan identifikasi anion


dengan cara reaksi basah meliputi NaBr, AgNO3, Na2SO4, BaCl,
K4Fe(CN)6, H2SO4, H3PO4, (NH4)MoO3, HNO3, Na2C2O4, dan
Na2S2O3.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Percobaan 1 : Identifikasi Logam Logam Alkali Dengan Cara


Reaksi Nyala

a. Cucilah jarum Osche yang terbuat dari platina terutama bagian


ujungnya dengan cara mencelupkannya ke dalam HCl pekat dalam botol
reagen tertutup dan dalam lemari asam.

b. Masukkan ujung jarum ke dalam api bunsen di daerah fusi,


sampai tidak menimbulkan warna apapun dari api bunsen.

c. Celupkan lagi ujung jarum Osche tersebut ke dalam HCl tadi


kemudian dicelupkan ke dalam larutan bahan dalam tabung reaksi saudara
yang diduga mengandung logam K, Na, dan Ca. gunakan larutan 5% KCl,
NaCl dan CaCl2.

d. Bakarlah ujung jarum osche yang membawa larutan tersebut pada


api bunsen di daerah oksidasi. Untuk bahan-bahan yang mudah menguap
pembakaran dilakukan di daerah fusi.

3.3.2 Percobaan 2 : Identifikasi Kation Dengan Cara Reaksi Basah

a. 1 mL 1% AgNO3 (gol.1) tambahkan 1 mL pereaksi larutan 1%


HCl. Amatilah apa yang terjadi, kemudian tambahlah pereaksi larutan 1%
NH4OH. Bagaimana akibatnya endapan yang terbentuk.

b. 1 mL larutan Pb(NO3)2 (gol.1) ditambahkan 1 mL pereaksi


larutan 1% KI. Amatilah apa yang terjadi? Didihkan dalam penangas air.
Apa yang terjadi? Bila didinginkan apa yang terlihat?.
6

c. 1 mL larutan HgCl2 (gol. 3) tambahkan 1 mili pereaksi larutan


1% KI. Amatilah apa yang terjadi, kemudian tambahkan lagi 4 ml pereaksi
tersebut. Bagaimanakah akibatnya endapan yang sudah terbentuk?

d. 1 mL larutan 1% FeSO4 (gol. 3) tambahkan 1 ml pereaksi larutan


1% NaOH. Amatilah apa yang terjadi kemudian di kocok. Bagaimana
akibatnya endapan yang sudah terbentuk?

e. 1 mL larutan 1% BaCl2 (gol 4) tambahkan 1 mili pereaksi larutan


1% (NH4)2CO3. Amatilah apa yang terjadi kemudian tambahlah 1%
pereaksi larutan HNO3. bagaimana akibatnya endapan yang sudah
terbentuk dan apa yang timbul?

f. 1 mL larutan 1% NaOH (gol 5) tambahkan 1 mili pereaksi larutan


1% NH4Cl. amatilah apa yang terjadi jika lakmus merah ditaruh pada bibir
tabung dan bagaimana baunya? Jika tidak ada lakmus ambillah batang gelas
dimasukkan ke dalam HCl pekat dan ditaruh di atas mulut tabung reaksi.
apa yang saudara lihat. Setelah praktikum selesai buatlah laporan lengkap
dengan persamaan reaksinya.

3.3.3 Percobaan 3 : Identifikasi Anion Dengan Cara Reaksi Basah

a. 1 ml larutan 1% NaBr (gol 1) tambahkan 1 ml reaksi larutan 1%


AgNO4. Amatilah apa yang terjadi

b. 1 ml larutan 1% Na2SO4 (gol. 2) tambahkan 1 ml pereaksi larutan


1% BaCl2. Amatilah apa yang terjadi.

c. 1 ml larutan 1% K2Fe(CN)6 (gol. 2) tambahkan 1 ml larutan H2


SO4 pekat dengan hati-hati dan menggunakan pipet tetes. Amatilah apa
yang terjadi

d. 1 ml larutan 1% H3 PO4 (gol. 2) ditambahkan 1 ml pereaksi


larutan 1% (NH3)2MoO3 dan 1 mL 1% NHO3. kemudian sedikit
dipanaskan sebentar lalu didinginkan, amatilah apa yang terjadi?
7

e. 1 mL larutan 1% Na2C2O4 (gol. 3) tambahkan 1 ml larutan 1%


H2SO4 pekat dengan hati-hati dan menggunakan pipet tetes. Amatilah apa
yang timbul?

f. 1 ml larutan 1% Na2S2O3 (gol.4) tambahkan pereaksi larutan 1%


AgNO3. Amatilah apa yang terbentuk dan perubahan perubahan warna
yang timbul. Setelah praktikum selesai buatlah laporan lengkap dengan
persamaan reaksinya.

3.4 Skema Kerja

3.4.1 Percobaan 1 : Identifikasi Logam Logam Alkali Dengan Cara


Reaksi Nyala

Jarum Osche

- dicuci dengan cara dicelupkan ke dalam HCl pekat dalam


botol reagen tertutup dan dalam lemari asam

- dimasukkan ke dalam api bunsen di daerah fusi sampai


warna apapun dari bunsen tidak ditimbulkan

- dicelupkan lagi ke dalam HCl kemudian dicelupkan ke


dalam larutan bahan dalam tabung reaksi yang diduga
mengandung logam K, Na, dan Ca. Larutan 5% KCl, NaCl,
dan CaCl2 digunakan

- dibakar pada api bunsen di daerah oksidasi. Pembakaran


dilakuan didaerah fusi untuk bahan-bahan yang mudah
menguap.

- ditetapkan yang mengandung logam K, Na, dan Ca

Hasil
8

3.4.2 Percobaan 2 : Identifikasi Kation Dengan Cara Reaksi Basah

1 mL larutan 1% AgNO3

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% HCl

- Ditambahkan degan pereaksi 1% NH4OH

Hasil Pengamatan

,,,,
1 mL larutan 1% Pb(NO3)2

- Dimasukkan ke tabung reaksi


- Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1% KI
- Diamati reaksi yang terjadi
- Dididihkan dalam pemanas air
- Diamati apa yang terjadi dan didinginkan

Hasil Pengamatan
9

1 mL larutan 1% HgCl2

- Ditambahkan 1 mL peeaksi larutan 1% KI


- Diamati apa yang terjadi
- Ditambahkan lagi dengan 4 mL pereaksi tersebut (KI)
- Diamati endepan yang sudah terbentuk

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% FeSO4

- Dimasukan ke ddala tabung reaksi


- Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1% NaOH
- Diamati apa yang terjadi
- Dikocok
- Dilihat endapan yang terbentuk

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% BaCl2

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1% (NH4)2CO3
- Diamati apa yang terjadi
- Ditambah dengan 1% pereaksi larutan HNO3
- Diamati endapan yang terbentuk

Hasil Pengamatan
10

1 mL larutan 1% NaOH

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan 1 mL pereaksi larutan 1% NH4Cl
- Diamati apa yang terjadi jika lakmus merah ditaruh pada
bibir tabung dan bagaimana baunya
- Jika tidak ada lakmus maka gunakan batang gelas yang
dimasukkan ke dalam HCl pekat dan ditaruh di atas mulut
tabung reaksi
- Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

3.4.3 Percobaan 3 : Identifikasi Anion Dengan Cara Reaksi Basah

1 mL larutan 1% NaBr

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% AgNO3
- Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan
11

1 mL larutan 1% Na2SO4

- Dimasukkan ke dalaa tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% BaCl2
- Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% K4Fe(CN)6

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan H2SO
pekat
- Digunakan pipet tetes dalam penambahan 1 mL
pereaksi larutan H2SO4 pekat
- Diamati apa yang terjadi.

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% H3PO4

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1%
(NH4)MnO3 dan 1 mL
- larutan 1% HNO3 Dipanaskan sebentar lalu
didinginkan
- Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan
12

1 mL larutan 1% Na2C2O4

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% H2SO4
pekat
- Digunakan pipet tetes dalam penambahan 1 mL
pereaksi larutan 1% H2SO4 pekat
-

Hasil Pengamatan

1 mL larutan 1% Na2S2O3

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan dengan 1 mL pereaksi larutan 1% AgNO3
- Diamati apa yang terjadi

Hasil Pengamatan
13

IV. HASIL PERCOBAAN


4.1 Data Pengamatan
A. Identifikasi Logam Alkali dengan Reaksi Kering
No. Perlakuan Pengamatan

1. Kawat platina dicuci bagian


ujungnya dengan cara
mencelupkan ke dalam HCl pekat
2. Ujung kawat dipanaskan di
daerah fusi api bunsen
3. Ujung kawat dicelupkan lagi ke Berwarna ungu
dalam HCl pekat kemudian
dicelupkan ke larutan KCl 5%
4. Ujung kawat dibakar di daerah -
oksidasi dan diamati warna yang
ditimbulkan
5. Ujung kawat dicelupkan ke dalam Berwarna kuning
HCl pekat kemudian dicelupkan
ke larutan NaCl lalu dibakar
6. Ujung kawat dicelupkan ke dalam Berwarna jingga (oranye)
HCl pekat kemudian dicelupkan
ke larutan CaCl 2 lalu
dibakar
14

B. Identifikasi Kation dengan Reaksi Basah


No. Perlakuan Pengamatan

1. Sebanyak 0,1 mL larutan AgNO 3 - Larutan tidak berwarna


1% ditambah 0,1 mL larutan HCl 1%
dan perubahan diamati

Larutan NH 4 OH ditambahkan, - Tidak terjadi perubahan


perubahan diamati warna
2. Sebanyak 1 mL larutan Pb(NO 3 ) 2 - Larutan berwarna
1% ditambah 0,1 mL larutan KI 1% kuning
dan perubahan diamati
- Larutan tidak berwarna
Larutan dididihkan dan perubahan dan terdapat endapan
diamati kuning
3. Sebanyak 1 mL larutan HgCl 2 1% - Larutan tidak berwarna
ditambah 1 mL larutan KI 1% dan
perubahan diamati
- Tidak terjadi perubahan
Larutan KI 1% ditambahkan dan
perubahan diamati

4. Sebanyak 1 mL larutan FeSO 4 1% - Larutan berwarna


ditambah 1 mL larutan NaOH 1% kekuningan
dan perubahan diamati
- Terdapat endapan
Larutan dikocok dan perubahan kuning
diamati
15

5. Sebanyak 1 mL larutan BaCl 2 1% - Larutan tidak berwarna


ditambah 1 mL larutan (NH 4 ) 2 CO
3 1% dan perubahan diamati
- Tidak terjadi perubahan
Larutan HNO 3 encer ditambahkan
dan perubahan diamati
6. Sebanyak 1 mL larutan NaOH 1% - Larutan tidak berwarna
ditambah 1 mL larutan NH 4 Cl 1%
dan perubahan diamati saat diberi
lakmus merah

Tabung dipanaskan dan perubahan - Lakmus tetap berwarna


diamati merah

C. Identifikasi Anion dengan Reaksi Basah


No. Perlakuan Pengamatam

1. Sebanyak 1 mL larutan KBr 1% - Larutan tidak berwarna


ditambah 1 mL AgNO 3 1% dan - Larutan berwarna putih
perubahan diamati pekat, ada endapan serta
tidak berbau
2. Sebanyak 1 mL larutan Na 2 SO 4 1% - Larutan tidak berwarna
ditambah 1mL larutan BaCl 2 1% dan - Tidak terjadi perubahan
perubahan diamati warna

3. Sebanyak 1 mL larutan K 4 Fe(CN) 6 - Larutan berwarna kuning


1% ditambah 0,1 mL larutan H 2 SO - Larutan berwarna hijau
4 pekat dan perubahan diamati pucat, tidak ada endapan
serta tidak berbau.
16

4. Sebanyak 1 mL larutan H 3 PO 4 1% - Larutan tidak berwarna


ditambah 1 mL - Larutan berwarna kuning,
larutan (NH 4 ) 2 MoO 4 1% dan 1 tidak ada endapan serta
mL larutan HNO 31% serta tidak berbau
perubahan diamati
5. Sebanyak 1 mL larutan Na 2 C 2 O 4 - Larutan tidak berwarna
1% ditambah 1 mL larutan H 2 SO 4 - Larutan tidak berwarna,
pekat dan perubahan diamati tidak ada endapan serta
tidak berbau
6. Sebanyak 0,1 mL larutan Na 2 S 2 O - Larutan tidak berwarna
4 1% ditambah 1 mL larutan AgNO 3 - Larutan berwarna coklat
1% dan perubahan diamati keruh, ada endapan serta
berbau
17

4.2 Pembahasan
Unsur logam alkali terletak pada golongan IA dalam sistem periodik unsur.
Unsur logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga hanya dijumpai dalam bentuk
senyawanya di alam. Salah satu unsur alkali yang banyak di alam adalah Natrium
dalam bentuk ion Na+ yang banyak ditemukan di dalam air laut dan banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari contohnya sebagai garam dapur (NaCl).
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa, oleh
karena itu logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut dalam
air. Logam Alkali bersifat lunak, jika dibersihkan berwarna putih mengkilap (Na
berwarna pink), penghantar panas dan listrik yang baik (konduktor), titik leleh dan
titik didihnya semakin kebawah semakin rendah, disebabkan kerapatan delokalisasi
elektron (ikatan logam) yang makin rendah sehingga atom–atomnya mudah
dipisahkan.

Reaksi kering adalah reaksi yang terjadi tanpa melarutkan atau dalam
kondisi kering. Contohnya adalah uji nyala bunsen. Pada uji nyala bunsen
percobaan diawali dengan pencelupan jarum osche ke dalam HCl pekat.
Pencelupan tersebut berfungsi untuk membersihkan jarum osche sehingga dapat
menguap dengan maksimal serta menjadi benar-benar bersih. Pembakaran HCl
tidak memberi warna sehingga tidak mempengaruhi nyala logam alkali dan alkali
tanah ketika diamati. Kemudian dibakar dengan bunsen lalu dicelupkan kembali
ke HCl dan dicelupkan ke KCl. Data hasil percobaan tersebut sesuai dengan
referensi (Vogel, 1985), yang mana ion K+berwarna ungu. Kalium merupakan
golongan IA dan K+terdapat pada golongan kation ketiga (golongan sisa/kation
larut) (Vogel, 1985).
18

Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan
gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah. Reaksi basah dilakukan terhadap zat-zat dalam larutan. Suatu
reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas dan
perubahan warna. Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif
yang sering digunakan pada umumnya(Vogel, A.I., 1979).

• Identifikasi Kation Dengan Reaksi Basah

Analisis kualitatif kation secara sistematik dapat di golongkan dalam lima


golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Golongan
reagensia secara spesifik dapat di tetapkan ada atau tidak adanya golongan kation
dan juga dapat memisahkan golongan dengan pemeriksaan yang lebih lanjut. Cara
ini merupakan cara tradisional dalam menyajikan bahan, tetapi juga mudah dalam
mempelajari reaksireaksi. Golongan reagensia yang di pakai dalam klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium
karbonat. Hal ini di dasarkan pada kation yang bereaksi dengan reagensia reagensia
ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat di katakan bahwa pada
klasifikasi kation ini di dasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut (Shevla,2010).

1. Identifikasi Kation Ag+ dengan Larutan AgNO3.

Langkah pertama yang dilakukan, yakni larutan 1% AgNO3 (gol.1)


dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes
sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% HCl sebanyak
1 ml. Selanjutnya, diamati apa yang terjadi kemudian ditambahkan dengan
pereaksi larutan 1% NH4OH dan diamati akibat endapan yang terbentuk.
Berikut merupakan reaksinya :

AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3


19

Gambar 4.1 (sebelum reaksi) Gambar 4.2 (setelah reaksi)

Gambar percobaan di atas menunjukkan hasil reaksi menghasilkan endapan


putih, larutannya tidak berwarna atau bening dan tidak berbau. Penambahan
NH4OH sendiri ditujukan untuk melarutkan endapan. Larutan NH4OH tidak
menimbulkan perubahan meskipun saat dilarutkan sehingga menyebabkan warna
larutannya tetap sama. Endapan tidak larut dalam air dan asam, tetapi larut dalam
larutan amonia, serta membentuk garam kompleks yang jika diasamkan akan
mengendap kembali (Harjadi, 1990). Oleh karena itu, hasil analisis pada data
pengamatan sesuai dengan hasil praktikum. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu ion
Ag+ jika di reaksikan dengan HCl akan mengendap dan endapannya berwarna
putih, serta termasuk kation golongan I.

2. Identifikasi Kation Pb2+ dengan Larutan Pb(NO3)2

Langkah awal percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan Pb(NO3)2


ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan KI 1% ke dalam tabung reaksi yang sudah berisikan larutan
Pb(NO3)2. Pada reaksi ini, larutan akan berubah warna menjadi warna kuning.
Fungsi larutan yang dicampurkan kemudian dididihkan adalah untuk mempercepat
proses reaksi. Setelah dididihkan larutan akan berubah warna menjadi kuning pucat
dan terdapat endapan. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut yakni sebagai
berikut :

Pb(NO3)2 + 2KI → PbI2 + 2KNO3

Gambar 4.3 (sebelum reaksi) Gambar 4.4 (setelah reaksi)


20

Gambar percobaan diatas menunjukkan hasil reaksi antara 1% Pb(NO3)2


dan pereaksi larutan 1% KI. Larutan yang berwarna kuning pekat berubah menjadi
tidak berwarna setelah dipanaskan. Endapan tersebut merupakan senyawa Pbl2
dikarenakan larutan yang tergolong asam kuat seperti Pb(NO3)2 akan mengendap
sebagai garam klor (Besari, 1982). Data perubahan warna pada data pengamatan
sesuai dengan percobaan praktikum yakni, warna larutan sebelum direaksikan
berwarna kuning dan setelah direaksikan tidak berwarna yang disertai adanya
endapan berwarna kuning.

3. Identifikasi Kation Hg2+ dengan Larutan HgCl2

Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan HgCl2


ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian menambahkan 1 mL
pereaksi larutan KI 1% ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan larutan HgCl2.
Pada reaksi ini akan dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Setelah itu, larutan
ditambahkan dengan larutan KI 1% berlebih. Persamaan reaksi dari percobaan
tersebut yakni sebagai berikut :

HgCl2 + 2KI → HgI2 + 2KNO

Gambar 4.5 (sebelum reaksi) Gambar 4.6 (setelah reaksi)

Gambar percobaan diatas menunjukkan hasil reaksi antara 1% HgCl2 dan


1% pereaksi larutan KI dimana berdasarkan percobaan tersebut larutan yang belum
direaksikan memiliki warna bening dan tidak terdapat endapan. Kondisi larutan
setelah direaksikan masih sama seperti sebelumnya, yakni tidak ada perubahan
apapun baik dari segi warna, bau dan endapan. Ion Hg2+ yang ditambahkan dengan
larutan KI akan mempunyai endapan yang berwarna merah jingga dan bersifat khas
(Rana, 2017). Oleh karena itu, data pada pengamatan berbeda dengan referensi.
21

4. Identifikasi Kation Fe2+ dengan Larutan FeSO4

Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan FeSO4


ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian menambahkan sebanyak 1
mL NaOH 1 % ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 mL larutan FeSO4
menggunakan pipet yang lain. Reaksi ini akan menghasilkan larutan berwarna
kekuningan. Setelah itu larutan dikocok dan akan dihasilkan larutan terdapat
endapan kuning. Persamaan reaksi pada percobaan tersebut yakni sebagai berikut :

FeSO4 + 2NaOH → Fe(OH)2 + Na2SO4

Gambar 4.7 (sesudah reaksi)

Ketika larutan belum direaksikan, keadaan fisik larutan tersebut berwarna


kuning dan terdapat endapan. Larutan yang belum direaksikan memiliki warna
bening cenderung agak biru yang tidak memiliki bau dan endapan. Ion Fe3+ yang
direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan endapan berwarna cokelat
kemerahan yang termasuk golongan (NH4)2S yakni, kation golongan ini tak
bereaksi asam lorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dengan suasana netral atau amoniakal (Rana, 2017). Oleh karena itu, hasil
percobaan dengan data referensi berbeda.

5. Identifikasi Kation Ba2+ dengan Larutan BaCl2

Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan BaCl2


1% ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian menambahkan 1 mL
(NH4)2CO3 1% ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan BaCl2 menggunakan
pipet yang lain. Larutan yang tidak berwarna akan dihasilkan dalam reaksi ini.
Setelah itu larutan ditambahkan sebanyak 1 mL HNO3 1% dan setelah ditambahkan
22

tidak terjadi perubahan apapun pada larutan. Persamaan reaksi dari percobaan
tersebut yakni sebagai berikut :

BaCl2 + (NH4)2CO3 → BaCO3 + 2NH4CI

Gambar 4.8 (sebelum reaksi) Gambar 4.9 (setelah reaksi)

Larutan yang sudah direaksikan tidak mengalami perubahan apapun baik


dari segi warna, bau dan endapan. Larutan tetap tidak berwarna, tidak ada bau dan
tidak timbul endapan. Larutan BaCl2di tambahkan larutan ammonium karbonat
(NH4)2CO3 membentuk endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
referensi berbeda dengan hasil pengamatan dimana menurut data pengamatan
larutan setelah direaksikan tidak terjadi perubahan apapun, sedangkan dalam
referensi dicantumkan bahwa timbul endapan putih setelah ditambahkannya larutan
(NH4)2CO3.

6. Identifikasi Kation Na+ dengan Larutan NaOH

Larutan lainnya yang dapat mengidentifikasi kation dengan reaksi basah


yakni dengan menggunakan larutan 1% NaOH (gol.5). Larutan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1
ml. Kemudian, ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% NH4Cl sebanyak 1 ml
kedalam tabung reaksi tersebut dan lakmus merah yang ditaruh pada bibir tabung,
diamati apa yang terjadi setelah perlakuan tersebut. Jika tidak ada lakmus, maka
batang gelas diambil dan dimasukkan kedalam HCl pekat yang kemudian ditaruh
di atas mulut tabung reaksi dan diamati. Persamaan reaksi dari percobaan

tersebut yakni sebagai berikut :

NaOH + NH4Cl → NaCl + NH4OH


23

Gambar 4.10 (sebelum reaksi) Gambar 4.11 ( zat dipanaskan)

Gambar 4.12 ( setelah reaksi)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa kertas lakmus merah berubah


menjadi warna biru setelah ditaruh diatas tabung reaksi. Hal ini menandakan bahwa
pH dari larutan tersebut diatas 7 yakni bersifat basa. Ketika ion NH4+ ditambahkan
dengan NaOH makan akan timbul bau tidak sedap (amonium) yang menusuk, juga
terbentuknya kabut putih yang merupakan sifat khas dari amonia (Julian, 2014).
Percobaan tersebut membuktikan bahwa zat yang direaksikan menghasilkan basa
karena, perubahan warna pada lakmus.

• Identifikasi Anion dengan Reaksi basah

Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom non logam
memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka
tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan
elektron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron valensi karena
konfigurasi ns2 np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan
mendapakan satu elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga
kelompok 16 unsur membetuk ion dengan muatan -2 dan kelompok 15 non logam
membentuk ion dengan muatan -3. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation

(Keenan, 1984).
24

1. Identifikasi Anion Br- dengan Larutan NaBr

Larutan 1% NaBr (gol.1) dapat digunakan untuk mengidentifikasi anion.


Langkah awal dalam percobaan ini yaitu memasukkan 1 mL larutan NaBr 1%
sebanyak 1 ml menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
dengan pereaksi larutan 1% AgNO3 kemudian diamati apa yang terjadi. Persamaan
reaksi dari percobaan tersebut yakni sebagai berikut :

NaBr + AgNO3 → AgBr + NaNO3

Gambar 4.13 (sesudah reaksi)

Gambar percobaan diatas menunjukkan bahwa larutan tersebut setelah


direaksikan berwarna putih, tidak berbau, tetapi terbentuk endapan. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perubahan ketika larutan belum direaksikan dan
setelah direaksikan. Larutan yang belum direaksikan berwarna bening, tidak berbau
dan tidak ada endapan. Data perubahan warna pada data pengamatan sesuai dengan
percobaan dimana warna larutan tersebut sebelum direaksikan berwarna bening dan
setelah direaksikan menjadi putih. Berdasarkan referensi, hasil setelah reaksi sangat
berbeda. Larutan yang sudah direaksikan pada data pengamatan berwarna putih dan
terbentuk endapan, sedangkan pada referensi terbentuk endapan cokelat merah bata.

2. Identifikasi Anion SO 2– dengan Larutan Na2SO4

Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1% Na2SO4
(gol.2) dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Kemudian, ditambahkan
dengan pereaksi larutan 1% BaCl2 dan diamati setelahnya. Persamaan reaksi dari
reaksi tersebut yakni sebagai berikut :

Na2SO4 + BaCl2 → BaSO4 + 2NaCl


25

Gambar 4.14 ( sesudah reaksi)

Gambar percobaan diatas, menunjukkan bahwa larutan yang sudah


direaksikan berwarna putih walau tidak pekat, sedangkan sebelum direaksikan
larutan cenderung tidak berwarna atau bening. Hal ini membuktikan bahwa data
perubahan warna pada data pengamatan berbeda dengan hasil percobaan
praktikum.Tidak terjadi perubahan warna saat praktikum. Sedangkan pada saat
praktikum warna zat ini berubah dari tidak berwarna ke warna putih.

3. Identifikasi Anion dalam Larutan K4Fe(CN)6

Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1%


K4Fe(CN)6 (gol.2) dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Kemudian
ditambahkan dengan 1 ml larutan H2SO4 pekat dengan hati- hati menggunakan
pipet tetes dan diamati setelahnya. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut yakni,
sebagai berikut :

K4Fe(CN)6+ 2H2SO4 → H4Fe(CN)6 + 2K2SO4

Gambar 4.15 (sesudah reaksi)

Gambar percobaan diatas menunjukkan bahwa larutan yang sudah


direaksikan berwarna bening, tanpa ada endapan, dan bau yang muncul. Tidak ada
perubahan warna yang terjadi antara larutan yang sebelum direaksikan dan sesudah
direaksikan. Hasil pada data pengamatan dituliskan bahwa reaksi sebelumnya
berwarna kuning sedangkan warna larutan setelah direaksikan yakni berwarna hijau
pucat tanpa endapan dan bau. Penambahan H2SO4 digunakan untuk mengubah
oksalat menjadi karbondiokasida dan karbon monoksida. Oleh karena itu, dapat
26

disimpulkan bahwa data perubahan warna pada data pengamatan dan praktikum
berbeda.

4. . Identifikasi Anion dalam Larutan H3PO4

Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1% H3PO4
dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml yang kemudian ditambahkan
pereaksi larutan 1% (NH4)2MoO3 dan larutan 1% HNO3 sebanyak 1 ml.
Kemudian, larutan tersebut dipanaskan sebentar kemudian didinginkan dan
diamati. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut yakni sebagai berikut :

H3PO4 + 3(NH4)2MoO3 → 3H2MoO3 + 2(NH4)3PO4

Gambar 4.16 (sebelum reaksi) Gambar 4.17 (setelah reaksi)

Gambar dari percobaan diatas yakni gambar larutan ketika sebelum


direaksikan dan sesudah direaksikan. Keadaan fisik larutan pada gambar yakni
larutan sebelum direaksikan tidak berwarna, tidak ada endapan, dan juga tidak ada
bau. Setelah direaksikan juga didihkan larutan tidak ada perubahan baik dari segi
warna, bau, dan endapan. Oleh karena itu, Hal ini berbeda dengan referensi,
dikatakan bahwa reaksi antara H3(PO)4, (NH4)2MoO3 dan HNO3 akan
menghasilkan warna kuning kenari.

5. Identifikasi Anion dalam Larutan Na2C2O4


Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1%
Na2C2O4 dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml yang kemudian
ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% H2SO4 pekat sebanyak 1 ml dengan hati-
hati yang kemudian diamati. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut, yakni
sebagai berikut :

Na2C2O4 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + CO2 + CO


27

Gambar 4.18 (sesudah reaksi)

Gambar dari percobaan diatas yakni gambar larutan ketika sudah


direaksikan. Keadaan fisik larutan tersebut berwarna bening tanpa ada bau dan juga
endapan, sedangkan larutan yang belum direaksikan pun berwarna bening.
Penambahan H2SO4 digunakan untuk mengubah oksalat menjadi karbondioksida
dan karbonmonoksida. Hal ini sesuai dengan referensi dimana larutan Na2C2O4
(tidak berwarna) ditambahkan H2SO4 (tak berwarna) tidak akan berwarna, tidak
memiliki endapan, dan tidak berbau.

6. Identifikasi Anion dalam Larutan Na2S2O3

Langkah yang harus dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan 1%


Na2S2O3 (gol.4). Larutan tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1
ml dan ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% AgNO3 sebanyak 1 ml, serta
diamati zat apa yang terbentuk dan perubahan warna yang timbul. Persamaan reaksi
pada percobaan tersebut yakni sebagai berikut :

Na2S2O3 + 2AgNO3 → Ag2S2O3 +2NaNO3

Gambar 4.19 (setelah reaksi)

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ketika Na2S2O3direaksikan


dengan AgNO3 warnanya adalah bening, tanpa endapan, dan tidak berbau. Warna
bening tersebut berbeda dengan data pada data pengamatan, dimana pada data
tersebut larutan setelah direaksikan justru berwarna cokelat keruh, ada endapan, dan
berbau. Hasil pada percobaan larutan AgNO3 kepada larutan yang diselidiki, maka
akan terbentuk endapan putih yang
28

kemudian berubah warnanya menjadi kuning coklat dan akhirnya hitam disebabkan
terjadinya argentum sulfida.

Keterangan : A = Daerah suhu rendah B = Daerah dengan nyala terpanas C = Daerah oksidasi bawah D = Daerah oksidasi
atas E = Daerah reduksi atas F = Daerah reduksi bawah

Bagian nyala api bunsen :

1. Daerah nyala oksidasi atas, daerah ini digunakan untuk mengoksidasi zat yang
memerlukan suhu tinggi. Terdapat oksigen berlebih dan tidak sepanas oksidasi
bawah.

2. Daerah nyala reduksi atas, daerah ini digunakan untuk mereduksi oksida
berupa kerak menjadi logam padat. Terdapat banyak karbon yang dapat memijar.

3. Daerah fusi, yaitu daerah nyala yang terpanas digunakan untuk menguji adanya
lelehan zat dan juga untuk melengkapi zona temperatur bawah dalam menguji
kebasahan dari suatu zat.

4. Daerah nyala oksidasi bawah, digunakan untuk mengoksidasi zat yang larut
dalam boraks, natrium, karbonat.

5. Daerah nyala reduksi bawah, digunakan untuk mereduksi boraks lelehan.


6. Daerah suhu rendah, digunakan untuk mengidentifikasi zat yang mudah
menguap, menguji zat-zat yang ada dan apakah mereka ikut memberi warna
pada nyala.
(Sutresna, 2000).
29

V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Kation merupakan ion yang bermuatan positif yang terbentuk dari atom
netral
2. Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang terbentuk dari atom
netral.
3. Identifikasi anion dengan reaksi basah sendiri dengan anionanion Br- ,
SO42, Fe (CN)6 4- , Cr2-, SO2- yang direaksikan atas dasar perbedaan
kelarutan garam peraknya dan bariumnya. Perbedaan konsentrasi akan
mempengaruhi hasil percobaan.
4. Warna yang keluar dari logam disebabkan karena elektroneletron dalam
logam tersebut akan mendapatkan suatu energi, energi yang telah didapat
digunakan elektron untuk eksitasi.
5. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.

5.2 Saran

Saran untuk kegiatan praktikum ini yaitu diharapkan dalamsetiap


melakukan praktikum, praktikan selalu mengunakan alatpelindung diri dan berhati-
hati agar tidak menimbulkan kerusakanpada alat-alat laboratorium ataupun
kecelakaan karena bahanbahan kimia serta lakukan praktikum dengan tertib sesuai
prosedur yang berlaku. Praktikan harus menjaga kebersihan darialat hingga ruang
laboratorium. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan teliti agar tidak terjadi hal-
hal yang berbahaya,dan membersihkan serta merapikan kembali alat dan bahan
laboratorium yang telah dipakai.
30

DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, siti. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. UIN Press, Makasar.

Ibnu,M.Sodiq dkk.2004. Kimia Analitik I. Malang : JICA

Soemanto. 2000. Ilmu Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.

Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik. Jakarta : PT. Kalman. Suchio.
1985

Tantri Ambarsari.2020. Unsur Golongan Utama (Gas Mulia, Halogen, Alkali,


Alkali Tanah).Jawa tengah : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Underwood. 1993. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga.

Vogel,A.I.,1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro

Bagian 1 Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai