Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

ANALISIS KLASIK

DISUSUN OLEH :
DZIKRAINA DWIE MALIKHA IRWAN
X KIMIA ANALIS A

PERCOBAAN KE - 2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Saya ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan rahmat - Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan susunan

penulisan laporan praktikum yang berjudul “Analisis Jenis Klasik”.

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :

 Mempelajari beberapa sifat dan pola reaktivitas yang terjadi pada pemisahan dan identifikasi

ion-ion tertentu dalam suatu larutan

 Mengetahui dan memahami Penelitian rupa, Pemanasan, Reaksi Nyala, dan Reaksi mutiara

boraks

 Mampu melakukan analisa pendahuluan terhadap sampel padat maupun cair.

Saya mengucapakan banyak terimakasih kepada Guru Pembimbing mata Pelajaran DPK sekaligus

sebagai instruktur praktikum yang telah memberikan tugas untuk membuat laporan hasil praktikum

ini sehingga saya dapat lebih memahami tentang analisis jenis klasik terutama pada bagian

pemeriksaan pendahuluan. Sebagai penulis, Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang

membuat laporan ini kurang sempurna. Oleh karena itu, Saya mengaharapkan banyak kritik dan saran

supaya pada kesempatan berikutnya, Saya bisa membuat laporan praktikum dengan lebih baik lagi

Bontang, 1 Mei 2023

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ 1

Daftar Isi .................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1Tujuan Percobaan.............................................................................................................. 3

1.2Dasar teori ......................................................................................................................... 3 – 5

BAB II ISI

2.1Alat dan Bahan ................................................................................................................. 6 – 7

2.2Prosedur Kerja ................................................................................................................... 7

2.3Data Pengamatan ............................................................................................................... 8 – 10

2.4Pembahasan ....................................................................................................................... 10 – 12

BAB III PENUTUP

3.1 Hasil dan Kesimpulan ....................................................................................................... 13

3.2Daftar Pustaka..................................................................................................................... 13

2
BAB I

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


I. Mempelajari beberapa sifat dan pola reaktivitas yang terjadi pada pemisahan dan
identifikasi ion-ion tertentu dalam suatu larutan
II. Mengetahui dan memahami Penelitian rupa, Pemanasan, Reaksi Nyala, dan Reaksi
mutiara boraks
III. Mampu melakukan analisa pendahuluan terhadap sampel padat maupun cair.

1.2 DASAR TEORI

ANALISIS KUALITATIF
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion - ionnya dalam larutan. Dalam metode
analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.

Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan Analisis
kualitatif secara konvensional dapat dilakukan secara visual, baik dalam keadaan kering
maupun basah.
 Dalam keadaan kering analisis dapat dilakukan melalui pengenalan bentuk dan warna,
bau, serta nyala.
 Pada analisis basah, langkah pertama adalah dengan cara melarutkan sampel dengan
pelarut yang sesuai. Pelarut pertama yang digunakan adalah air, kalau sampel tidak larut
dalam air, maka dapat digunakan asam klorida, asam nitrat dan air raja.

PENELITIAN RUPA
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hablur, warna dan bau dari suatu
zat yang di analisa, pada pemeriksaannya bila contoh dalam bentuk larutan, maka larutan
tersebut harus diuapkan hingga terdiri dari :

 Warna
Bila warna suatu zat diperiksa, kadang kadang dari warna itu dapat disimpulkan
senyawaan atau unsur yang terdapat dalam suatu zat atau contoh.
Misalnya : warna merah dari senyawa meni timbal, merah jambu dari senyawa garam
mangan dan kobalt.
Untuk larutan dalam air dan asam asam encer antara lain warna biru menunjukkan adanya
ion tembaga.

 Bau
Beberapa zat yang mempunyai bau yang spesifik antara lain:
 Garam – garam ammonium = bau khas NH3
 Garam – garam sulfid = bau khas H2S
 Garam – garam asetat = bau khas cuka
Bau dari suatu zat dapat memberikan petunjuk yang sangat penting di dalam analisis.

3
PEMANASAN

a) Perubahan Warna
o Garam C (biru) menjadi garam anhidrat (putih)
o Garam Pb (putih) menjadi garam PbO (kuning)
o Garam Co (merah) menjadi biru atau ungu

Contoh zat organic misalnya asam sitrat menjadi karbon yang hitam tetapi warna hiam
hilang bila pemanasan diteruskan
b) Mencair
Garam – garam berair hablur bila dipanaskan pada umumnya menjadi cair, karena
garam tersebut melarut dalam air hablurnya, beberapa zat dapat mencair tanpa mmecah
atau mencair dahulu baru memecah, diantaranya :
 NaOH, KOH, H2C2O4
 Halida – halida dari K, Cd, Hg, Pb
 Nitrat – nitrat dari Na, K, NH4, dan sebagainya

c) Menyublim
Zat yang mudah menyublim garam-garam ammonium,arsen oksida, klorida-klorida dari
Al, Zn, Cd, berdasaarkan warna subliman yang dihasilkan dapat memperkirakan suatu zat,
seperti :
 Merah : krom III klorida, antimony, trisulfat.
 Kuning : belerang, arsen trioksida, raksa II iodida.
 Putih : garam-garam ammonium, klorida-klorida dari Al, Zn, Cd

d) Pembebasan Gas – Gas


Pembebasan gas-gas tergantung pada sifat-sifat asam,basa,warna dan bau dari uap-
uap yang ditimbulkan.
 Uap asam : diperiksa dengan lakmus biru (SO2 dari sulfit dan sulfat)
 Uap basa : diperiksa dengan lakmus merah (NH3 dari garam-garam
ammonium)
 Uap berwarna : hampir selalu menandakan penguraian zat
NO2 dari nitrit, membentuk warna merah
NO3 dari nitrit + H2SO4 pekat dalam tabung menghasilkan cincin coklat.
Br2 dari bromida (membirukan kertas KI – kanji)

e) Uap Berwarna Ungu


dari iodida + H2SO4 pekat
Mn2O7 dari permanganat (meledak dengan ledakan lunak)
Uap tak berwarna tapi berbau
H2S dari sulfida-sulfida
Uap tak berwarnaa tak berbau
CO2 dari karbonat-karbonat (mengeruhkan setetes air barit )

REAKSI NYALA

4
Reaksi nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah
yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk warna nyala unsur – unsur logam alkali dan alkali tanah, uji nyala merupakan cara yang
paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-
logam lain, biasanya ada

metode mudah lainnya yang


lebih dapat dipercaya, meski
demikian uji nyala bisa
memberikan petunjuk
bermanfaat seperti metode
mana yang akan dipakai.

MUTIARA BORAKS
pengamatan warna nyala sampel pada manik boraks yang dipanasi diatas nyala api
oksidasi dan reduksi baik dalam dingin ataupun panas dapat diperoleh warna yang
menunjukkan apakah zat itu mengandung kation atau anion. Jika sampel mengandung anion
logam maka saat dipanaskan pada nyala api akan mengeluarkan warna nyala mutiara boraks
yang spesifik.

5
BAB II
ISI

2.1 ALAT DAN BAHAN

ALAT
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gegep kayu
4. Pipet tetes
5. Spatula
6. Kawat platina
7. Botol semprot
8. Plat tetes

BAHAN
- Bahan 1
 Pengamatan Warna, Zat, dan Bau
1. CuSO4.5H2O
2. NiSO4.7H2O
3. FeSO4.7H2O
4. K2Cr2O7
5. Cr(NO3)2.9H2O
6. KMnO4
7. K2CrO4
8. NH4Cl

 Pemanasan
1. NH4NO3
2. KCl
3. KNO3
4. Na2SO4
5. NH4Cl
6. CaCl2
7. FeSO4.7H2O
8. CuSO4.5H2O
9. NaOH
10. Na2CO3
11. KI
12. KBr
13. C6H8O7
14. AlCl3.6H2O

 Reaksi Nyala
1. CaCl2
2. NaCl
3. KCl

6
4. Sr(NO3)2
5. BaCl2

 Mutiara Boraks
1. CuSO4.5H2O
2. FeSO4.7H2O

- Bahan 2
1. Larutan HCL Pekat

2.2 PROSEDUR KERJA

 Prosedur Kerja Pengamatan Zat dan Bau


1. Amati warna-warna contoh bahan I diatas.
2. Ambil sedikit masing-masing bahan I diatas larutkan dalam air, amati warna yang
terjadi.
3. Ambil sedikit masing-masing bahan I diatas larutkan dalam asam-asam encer
( bahan II )
4. Pada prosedur 2 dan 3 bandingkan warna zat asli dalam bentuk padatan dan dalam
bentuk larutan)
5. Catat bau khas dari contoh-contoh zat pada bahan garam – garam ammonium.

 Prosedur Kerja Perubahan Warna, Pengamatan Zat Mencair, Menyublim, dan


Pembebasan gas – gas
1. Ambil sedikit masing-masing bahan dalam tabung reaksi
2. Panaskan di atas pembakar bunsen ( pada waktu pamanasan tabung reaksi
dipegang sedemikian rupa dengan gegep kayu )
3. Amaati perubahan warna yang terjadi.

 Prosedur Kerja Reaksi Nyala


1. Celupkan kawat platina ke dalam HCl pekat, pijarkan dan ulangi pekerjaan ini
sampai pemijarannya tidak memberikan warna lagi.
2. Celupkan kawat yang sudah bersih tadi kedalam larutan contoh dan pijarkan.
3. Amati apa yang terjadi.
4. Lakukan untuk masing-masing larutan contoh.

 Prosedur Kerja Mutiara Boraks


1. Celupkan kawat platina kedalam HCl pekat
2. Pijarkan kawat platina sampai merah
3. Masukkan kedalam boraks yang telah ditumbuk halus
4. Panaskan lagi sampai terbentuk suatu butiran yang berwarna dan transparan
(tembus cahaya)….butiran ini disebut “mutiara boraks “
5. Mutiara yang masih panas tersebut disentuhkan pada salah satu contoh zat
6. Panaskan dalam api pengoksidasi dan dalam api pereduksi
7. Amati warna pada saat mutiara boraks panas dan setengah dingin.
8. Lakukan untuk masing-masing contoh zat yang tersedia.

7
2.3 DATA PENGAMATAN
1. Pengamatan Zat dan Bau

Warna
No Nama Bahan Bau
Padatan + H 2O + HCl(e)
1 CuSO4.5H2O Biru muda
Biru muda Biru muda -
tipis pekat
2 NiSO4.7H2O Hijau tosca Hijau tosca Hijau tosca -
(hijau kebiru
– biruan)
3 FeSO4.7H2O Hijau tosca Kuning tipis Tosca tipis -
(hijau kebiru
– biruan)
4 K2Cr2O7 Orange Orange Orange
pekat dengan dengan
sedikit warna sedikit warna
kuning kuning
5 CrCl3.6H2O Hijau army Hijau muda Hijau tua
(hijau tua dengan warna
pekat) yang pekat
6 Cr (NO3)2.9H2O hitam Biru tua Biru tua
dengan dengan
campuran sedikit warna
warna ungu ungu
7 KMnO4 Ungu tua Ungu tua Ungu tua
pekat pekat pekat dan
sedikit
kecoklatan
8 K2CrO4 kuning Kuning emas Kuning
orange
9 Garam Amonium : putih Tidak Tidak
- NH4Cl berwarna berwarna
10 Garam Asetat : putih Tidak Tidak
- (CH3COO)2Ca.2H2O. berwarna berwarna

2. Pengamatan pemanasan

Warna Menc Menyu Pembeba


No Bahan Kimia keterangan
asli pemanasan air blim san gas
1.1 CuSO4.5H2O biru Putih Terjadi
perubahan warna
1.2 FeSO4.7H2O putih Abu – abu Terjadi
perubahan warna
1.3 asam sitrat putih Cairan √ Saat dipanaskan
kuning asam sitrat
mencair dan
menguap, juga
mengeluarkan
bau, lalu berubah

8
warna menjadi
kekuning –
kuningan.
1.4 KCl Kristal √
putih
1.5 NH4NO3 Kristal √ Mencair saat
putih suhu tinggi
(dipanaskan) dan
Kembali menjadi
padat saat
Kembali di suhu
dingin.
1.6 NaOH Butiran √ Mencair saat
putih suhu tinggi
(dipanaskan) dan
Kembali menjadi
padat saat
Kembali di suhu
dingin.
1.7 CaCl2 Kristal Cairan tidak √ Mencair saat
putih berwarna suhu tinggi
(dipanaskan) dan
Kembali menjadi
padat saat
Kembali di suhu
dingin.
1.8 AlCl3 Kristal √ Saat dipanaskan
putih terjadi penguapan
dan terjadi
pengembunan,
juga muncul asap
saat sedang
dilakukan
pemanasan
1.9 Na2SO4 Putih √ Menguap saat
suhu tinggi dan
muncul embun
pada saat
Kembali dingin
2.1 NH4Cl Kristal √ Menguap saat
putih suhu tinggi dan
muncul embun
pada saat
Kembali dingin
2.2 KNO3 Kristal √ Mencair saat
putih suhu tinggi
(dipanaskan) dan
Kembali menjadi
padat saat
Kembali di suhu
dingin.
2.3 KBr Putih √ Menguap saat
suhu tinggi dan
muncul embun

9
pada saat
Kembali dingin
2.4 KI Putih √ Menguap saat
suhu tinggi dan
muncul embun
pada saat
Kembali dingin
2.5 Na2CO3 putih √ Menguap saat
suhu tinggi dan
muncul embun
pada saat
Kembali dingin

3. Pengamatan Kerja Reaksi Nyala

No Bahan Kimia Warna Nyala


1 CaCl2 Merah dan sedikit warna orange
2 NaCl Kuning
3 KCl Biru
4 Pb(NO3)2 Biru dan sedikit campuran warna putih
5 Sr(NO3)2 Merah terang
6 BaCl2 Hijau dan sedikit campuran warna kuning

4. Pengamatan Mutiara Boraks

Warna Warna
Panas Dingin
No Bahan Kimia
Api Api
Api Pereduksi Api Pengoksidasi
Pengoksidasi Pereduksi
1 CuSO4.5H2O hijau hijau Biru muda Biru
2 FeSO4. 7H2O merah Tidak berwarna kuning Merah
bata

2.4 PEMBAHASAN

Pengamatan Warna Zat dan Bau


Dalam percobaan analisa kualitatif kali ini, kita melakukan pemeriksaan organoleptik
pada beberapa bahan yang ada di laboratorium. Pada percobaan ini kita mengamati warna, bentuk
dan bau. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan mata telanjang, yang tujuannya adalah
supaya kita mengetahui perbedaan bentuk dari bahan tersebut sebelum dilakukan percobaan kation
dan anion.

Beberapa bahan tidak berubah warna terlalu jauh dari warna padatannya. Salah satu
contohnya seperti CuSO4.5H2O dengan padatn berwarna biru muda dan berubah warna menjadi
biru muda tipis saat dicampur dengan air, dan berubah menjadi biru muda pekat saat dicampurkan
dengan HCL.

10
Sedangkan untuk garam – garam ammonium dan garam – garam asetat yang berwarna
putih tidak berubah warna meskipun dicampurkan dengan air ataupun HCL.

Pengamatan Uji Pemanasan : Perubahan Warna

FeSO4.7H2O dibakar menggunakan pembakar bunsen menghasilkan padatan yang


awalnya biru berubah menjadi putih dengan sedikit bagian bawah yang menghitam, yang termasuk
ke dalam ciri – ciri dari garam – garam Cu, Mn, Ni, pada suhu tinggi.

CuSO4.5H2O saat dipanaskan menghasilkan warna hitam Ketika panas dan berubah
menjadi coklat keabu – abuan ketika dingin.

Pengamatan Uji Pemanasan : Mencair

Pada KCl dan NaOH dengan bentuk padatan berupa putih bulat setelah dipanaskan
perlahan – lahan menjadi mencair.

Pengamatan Uji Pemanasan : Pembebasan Gas – Gas

Pada uji pemanasan yang diamati adalah pembebasan gas – gas, dalam percobaan ini
yang termasuk ke dalam pembebasan gas – gas diantaranya adalah : AlCl3, Na2SO4, NH4Cl, KBr,
KI, dan Na2CO3. Dimana saat dilakukan pemanasan terjadi penguapan dan pada saat kembali ke
suhu dingin terdapat embun di bagian dinding – dinding tabung reaksi.

Reaksi Nyala

Pada percobaan uji nyala ini, HCl digunakan pembersih zat pengotor. HCl yang
digunakan adalah HCl pekat. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat melarutkan zat-zat
pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut
akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih. Indikator kawat nikrom ini
bersih adalah jika nyala api sama dengan semula yang dalam hal ini adalah warna oranye.
Pencelupan kembali ke dalam HCl ini juga berfungsi agar nantinya garam-garam klorida lebih
mudah menempel ketika kawat di masukkan ke dalamnya

Adapun hasil dalam percobaan uji nyala sebagai berikut :


1) CaCl2 : Merah dan sedikit warna orange
2) NaCl : Kuning
3) KCl : Biru
4) Pb(NO3)2 : Biru dan sedikit campuran warna putih
5) Sr(NO3)2 : Merah terang
6) BaCl2 : Hijau dan sedikit campuran warna kuning

Mutiara Boraks
Kegunaan dari bubuk Mutiara boraks pada percobaan adalah untuk membentuk manik
mirip dengan kaca tembus cahaya dan tidak berwarna yang terdiri dari suatu campuran natrium
metaborate dan anhidrida borat.

Kawat yang digunakan dalam Mutiara boraks sama dengan kawat yang digunakan pada
percobaan uji nyala, yaitu kawat platina. Kawat platina ujungnya dibuat bulat agar boraks lebih

11
mudah memenuhi permukaan kawat yang berlubang, dapat menyerap warna melalui sampel
sehingga warna itu mudah sekali terlihat, dapat membentuk manik boraks dan penyerapannya
merata.

Berdasarkan gambar diatas, menjelaskan hasil sebenarnya dari percobaan mutiara boraks.
Dan berikut hasil dari percobaan mutiara boraks dari kelompok kami :

Warna Warna
No Bahan Kimia Panas Dingin
Api Pengoksidasi Api Pereduksi Api Pengoksidasi Api Pereduksi
1 CuSO4.5H2O hijau hijau Biru muda Biru
3 FeSO4. 7H2O merah Tidak berwarna kuning Merah bata

Jika dibandingkan dengan data pengamatan kelompok kami, terdapat beberapa hasil
percobaan yang tidak sesuai.

Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, diantaranya faktor x, kurangnya kebersihan alat,
dan human eror. Oleh karena hal tersebut, diperlukan sifat ketelitian dan tidak terburu – buru
dalam melakukan percobaan. Selain itu, perlunya meningkatkan dan menjaga kebersihan area
lingkungan percobaan dan alat yang digunakan untuk melakukan percobaan, sehingga bisa
mendapatkan hasil yang sesuai dan sempurna.

12
BAB III
III.1 Kesimpulan
Melalui praktek ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu melakukan analisa
pendahuluan terhadap sampel padat maupun cair. Selain itu, perlu adanya peningkatan ketelitian
dalam melakukan percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sempurna.

III.2 Daftar Pustaka


Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarata: Pt
Kalman Media Pusaka

Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman Media
Pustaka: Jakarta.

Svehla, G, (1979) Vogel Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I, Jakarta :
PT. Kalman Media Pusaka.

Bontang, 1 Mei 2023

Hormat saya,
Penulis Pembimbing

13
Dzikraina Dwie Malikha I. Manto Simbolon S.Pd M.Si

14

Anda mungkin juga menyukai