NIM : 2103051003
Prodi : D3 Analis Kimia
I. Reaksi Kering
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat. Reaksi kering ialah
sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa
melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa
tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi kering dilakukan dalam
keadaan kering yaitu tanpa melarutkan contoh. Cara yang dilakukan adalah :
1. Pemanasan.
Zat ditaruh dalam sebuah tabung perapian (tabung bola) yang
dibuat dari pipa kaca lunak dan dipanasi dalam sebuah nyala bunsen.
Pemanasan tersebut akan menyebabkan terjadinya sublimasi, pelelehan
atau penguraian yang disertai perubahan warna atau pembebasan gas
yang dapat dikenali sifat khas tertentu.
2. Uji pipa tiup.
Nyala Bunsen terang (lubang udara tertutup seluruhnya) kira-kira
sepanjang 5 cm digunakan untuk uji ini. Suatu nyala mereduksi
dihasilkan dengan menaruh mulut pipa tiup tepat di luar nyala dan
meniup dengan lembut sehingga kerucut dalam berayun-ayun pada zat
yang diperiksa. Suatu nyala mengoksidasi diperoleh dengan memegang
mulut pipa tiup itu kira-kira sepertiga ke dalam nyala dan meniup lebih
kuat arah sejajar dengan puncak pembakar, puncak nyala dibiarkan
mengenai zat tersebut
3. Uji nyala.
Senyawa logam tertentu diuapkan dalam nyala dalam Bunsen tak
terang memberikan warna yang karakteristik pada nyala itu. Beberapa
logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan
uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi
kering. perhatikan tabel dibawah ini : Untuk uji reaksi kering metode uji
nyala yang sering dilakukan adalah:
Reaksi nyala dengan kawat nikrom. Biasanya dilakukan dengan
cara sedikit zat dilarutkan ke dalam HCL pekat, diatas kaca arloji
kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata
kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
Reaksi nyala beilshein. Biasanya dilakukan dengan cara kawat
tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai
nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
Reaksi nyala untuk borat. Dilakukan dengan cara cawan porselin
sedikit zat padat ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa
tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada
borat akan timbul warna hijau.
4. Uji manik boraks
Uji manik boraks dilakukan dengan menggunakan kawat platina
membentuk suatu lingkaran kecil yang dipanasi dalam nyala bunsen
kemudian dibenamkan ke dalam bubuk boraks. Zat padat yang
menempel disimpan dalam bagian nyala yang terpanas, garam akan
membengkak dan melepaskan air kristalnya dan menyusut sebesar
lingkaran kawat platina dan membentuk manik kaca, transparan dan tak
berwarna.
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkan
dengan air, merupakan pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH dari
mediumnya.
dalam larutan basa, MnO4- + e → MnO42- ( warna hijau)
dalam asam, MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ (warna merah muda) + 4H2O
dalam larutan netral, MnO4- + 4H+ + 3e →MnO2 (endapan coklat) +
2H2O
DAFTAR PUSTAKA
Kirana. (2019, April 04). Analisis Reaksi Kering dan Reaksi Basah. Retrieved from
bukusekolah.net: https://www.bukusekolah.net/2019/04/analisis-reaksi-kering-
dan-reaksi-basa.html