Boron 3
Boron 3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Be
Belakang
Dala
Dalam
m duni
duniaa kerj
kerja,
a, manu
manusi
siaa diaj
diajar
arii oleh
oleh tekn
teknol
olog
ogii untu
untuk
k
memecahk
memecahkan
an masalah-m
masalah-masal
asalah
ah kerja secara
secara efisien
efisien dan efektif.
efektif. Tidak
Tidak
heran kalau hal ini berpengaruh secara kuat terhadap pengelolaan serta
organisasi perusahaan-perusahaan dan industri , agar tak tertinggal dalam
persaingan global.
global.
1
dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite, mineral boron
yang lain dianggap sebagai serat optik alami.
10
Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop B sebanyak
19.78% dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan
denga
dengann cara
cara reduks
reduksii fase
fase uap boron
boron triklo
triklorid
ridaa atau
atau tribomi
tribomida
da dengan
dengan
hidrogen pada filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak
murni (amorphous boron ) menyerupai bubuk hitam kecokletan dan dapat
dipersiap
dipersiapkan
kan dengna
dengna cara memanask
memanaskan
an boron trioksida dengan
dengan bubuk
bubuk
magnesium..
magnesium
a. Meng
Mengetah
etahui,m
ui,menge
engerti
rti dan memah
memahami
ami tentang
tentang fungsi
fungsi dan
dan kegunaa
kegunaann
dari material Boron.
c. Meng
Mengetah
etahui,
ui, menger
mengerti
ti dan memah
memahami
ami tentang
tentang sifat
sifat-sifat
-sifat Boron
Boron..
d. Meng
Mengetah
etahui,
ui, mengerti
mengerti dan
dan memahami
memahami tentang
tentang stand
standarisa
arisasi
si Boron
e. Meng
Mengetah
etahui,
ui, menger
mengerti
ti dan memaha
memahami
mi tentang
tentang karakte
karakteristik
ristik Boron
Boron
2
1.3 Batasan Penulisan
• BAB I PENDAHULUAN
Dala
Dalam
m bab
bab ini
ini diur
diurai
aika
kann hal-h
hal-hal
al umum
umum yang
yang berk
berkai
aita
tann deng
dengan
an
penulisan makalah
makalah ini, yaitu :
• Latar Belakang
• Batasan Penulisan
• Metoda Penulisan
• Sistematika Penulisan
• Semikonduktor
3
• Prinsip Dasar Semikonduktor
Semikonduktor
Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan Bahan Boron,
yaitu :
• Definisi Boron
• Sifat-sifat Boron
• Standarisasi Boron
• Senyawa-senyawa
Senyawa-senyawa Campuran Boron
• Karakteristik Boron
Kesimpulan
• DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Semikonduktor
5
Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti
29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-). Sebanyak 28 elektron
menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut
nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan
ikatan elektron-elektron ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang
ke-29, berada pada orbit paling luar.
Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada
pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu elektron dan
jaraknya 'jauh' dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan
energi yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari ikatannya.
6
2.3 Susunan Atom Semikonduktor
7
elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang
dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor
yang baik.
Tipe-N
Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang
pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron
valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity
semiconductor ) akan memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron
membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga
donor yang siap melepaskan elektron.
Tipe-P
Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan
didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan
8
dopingnya adalah bahan trivalen yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3
elektron pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan
demikian ada ikatan kovalen yang bolong ( hole). Hole ini digambarkan
sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian,
kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.
Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah
sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki
resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah
komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil
karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.
Dioda PN
9
Gambar 2-5 : sambungan p-n
Jika diberi tegangan maju ( forward bias), dimana tegangan sisi P lebih
besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N
mengisi kekosongan elektron ( hole) di sisi P.
Sebaliknya jika diberi tegangan balik ( reverse bias), dapat dipahami tidak
ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena
tegangan potensial di sisi N lebih tinggi.
Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai
untuk aplikasi rangkaian penyearah ( rectifier ) . Dioda, Zener, LED,
Varactor dan Varistor adalah beberapa komponen semikonduktor
sambungan PN yang dibahas pada kolom khusus.
Transistor Bipolar
10
perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole)
di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. Adalah William Schockley pada
tahun 1951 yang pertama kali menemukan transistor bipolar.
Bias DC
11
Gambar 2-8 : arus elektron transistor npn
12
bukan penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus
yang lebih besar. Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka
dan menutup aliran arus emiter-kolektor ( switch on/off ).
13
Gambar 2-10 : arus potensial
IC : arus kolektor
IB : arus base
IE : arus emitor
VC : tegangan kolektor
VB : tegangan base
VE : tegangan emitor
14
Perlu diingat, walaupun tidak perbedaan pada doping bahan pembuat
emitor dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak
dapat dibalik.
15
9. 1958, Leo Esaki (Nobel Prize in Physics) menemukan dioda
terowongan ( tunnel diode)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Boron
16
memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih
bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya.
17
Boron adalah satu-satunya unsur dalam golongan 13 yang tidak
digolongkan sebagai logam. Boron merupakan unsur yang jarang
ditemukan dilapisan kulit bumi tapi dapat ditemukan dalm jumlah yang
besar dalam bentuk endapan garamnya. Endapannya ini ditemukan disalah
satu lokasinya memiliki aktifitas vulkanik yang kuat, yang terdiri dari
garam-garam; borak dan kernik, secara berturut-turut dituliskan sebagai
Na2B4O7.10H2O dan Na2B4O7.4H2O. total produksi senyawa Boron setiap
tahunnya diseluruh dunia berjumlah lebih dari 1 juta ton.
c. Sebagai bahan pengisi kayu, pemadam api, dan sebagai fluks dalam
proses pemarian (solder).
18
d. Senyawa boron yang paling komersial adalah Na 2B4O75H2O.
Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam
pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi ( insulation fiberglass)
dan pemutih sodium perborat ( sodium perborate bleach).
j. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak
energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket.
19
pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2 elektron (3c-2e) (ikatan tuna
elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron bersifat sangat keras dan
menunjukkan sifat semikonduktor.
Kimia boran (boron hidrida) dimulai dengan riset oleh A. Stock yang
dilaporkan pada periode 1912-1936. Walaupun boron terletak sebelum
karbon dalam sistem periodik, hidrida boron sangat berbeda dari
hidrokarbon. Struktur boron hidrida khususnya sangat tidak sesuai dengan
harapan dan hanya dapat dijelaskan dengan konsep baru dalam ikatan
kimia. Untuk kontribusinya dalam kimia anorganik boron hidrida, W. N.
Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun 1976. Hadiah Nobel
lain (1979) dianugerahkan ke H. C. Brown untuk penemuan dan
pengembangan reaksi dalam sintesis yang disebut hidroborasi.
20
udara, Stock mengembangkan metoda eksperimen baru untuk menangani
senyawa ini dalam vakum. Dengan menggunakan teknik ini, ia
mempreparasi enam boran B 2H6, B4H10, B5H9, B5H11, B6H10, dan B10H14
dengan reaksi magnesium borida, MgB 2, dengan asam anorganik, dan
menentukan komposisinya. Namun, riset lanjutan ternyata diperlukan
untuk menentukan strukturnya. Kini, metoda sintesis yang awalnya
digunakan Stock menggunakan MgB 2 sebagai pereaksi hanya digunakan
untuk mempreparasi B6H10. Karena reagen seperti litium tetrahidroborat,
LiBH4, dan natrium tetrahidroborat, NaBH4, kini mudah didapat, dan
diboran, B2H6, yang dipreparasi dengan reaksi 3 LiBH 4 + 4 BF3.OEt2 → 2
B2H6 + 3 LiBF4 + 4 Et2O, juga mudah didapat, boran yang lebih tinggi
disintesis dengan pirolisis diboran.
21
Struktur ini juga telah dielusidasi dengan difraksi elektron, analisis
struktur kristal tunggal sinar-X, spektroskopi inframerah, dsb, dan
memang boran terbukti mengandung ikatan 3c-2e B-H-B dan B-B-B
berikut:
Selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam
ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori orbital
molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno , dsb. sesuai
dengan struktur kerangka atom boron.
selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini
dapat ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori orbital molekul.
Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno , dsb. sesuai dengan
struktur kerangka atom boron.
22
Tidak hanya diboran, boran yang lebih tinggi juga merupakan
senyawa yang tuna elektron yang sukar dijelaskan dengan struktur Lewis
yang berbasiskan ikatan kovalen 2c -2e.
23
yang disebut aturan Wade. Menurut aturan ini, bila jumlah atom boron n,
jumlah elektron valensi kerangkanya 2(n+1) didapatkan jenis closo,
2(n+2) untuk jenis nido, dan 2(n+3) untuk jenis arachno. Hubungan antara
struktur kerangka dan jumlah elektron valensi adalah masalah penting
dalam senyawa kluster logam transisi, dan aturan Wade telah memainkan
peranan yang signifikan dalam memajukan pengetahuan di bidang struktur
senyawa kluster ini.
24
tertentu, hanya diperlukan suhu beberapa derajad saja untuk menurunkan
hambatan jenisnya menjadi setengah dari semula.
Dalam pita valensi, elektron sebetulnya berpasangan dengan lubang ( hole).
Karena electron bermuatan negatif dan lubang bermuatan positif, maka
secara keseluruhan pasangan elektron-lubang adalah netral. Jika elektron
loncat dari pita valensi menuju pita konduksi, maka akan terbentuk lubang
pada pita valensi yang ditinggalkan oleh elektron. Lubang itu bermuatan
positif dan dapat bergerak lincah di dalam pita valensi. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa penghantar arus listrik pada bahan semikonduktor
bukan hanya dilakukan oleh elektron pada pita konduksi saja, tetapi juga
oleh lubang yang bergerak di dalam pita valensi. Bahan semikonduktor
yang masih murni atau belum disisipi atom-atom lain seperti ini disebut
semikonduktor intrinsik.
Boron wujudnya berupa serbuk berwarna coklat abu-abu hingga
cokelat kuning, dengan NA=5 BA= 10.88 mempunyai tl 2030oC, td
2550oC. menyala diudara pada 7000C dan dengan HNO3 bereaksi cepat.
Boron merupakan unsur metalloid yang amat reaktif, keras tapi agak
rapuh, keberadaannya di alam rendah (0,0003%) dan mineral-mineralnya
yang terdapat di alam sebagai uleksit (NaCaB509.8H2O),
boraks( Na2B4O7.10H2O), dan lainnya.
25
struktur yang berbeda. Hanya saja, ketika unsurnya melebur dan bentuk
kristalnya hancur, dapat kita lihat dari penurunan titik didih dalam satu
golongan, bahwa ikatan logamnya semakin lemah.
B 2180 3650
Al 660 2467
Ga 30 2403
In 157 2080
Ti 303 1457
Rapatan muatan
Golongan ion
(Cmm-3)
26
1 Na+ 24
2 Mg2+ 120
13 Al3+ 364
27
6. Boron hanya bisa membentuk 1 jenis oksida yaitu B 2O3 (bersifat
asam), sementara Aluminium dapat membentuk 2 jenis yaitu α-Al 2O3
dan γ-Al2O3 (hanya satu yang bersifat asam.
a. Standar Boron
28
Larutan Seri Standar
Absorbansi
Boron (ppm)
0 0
2 0.137
4 0.243
6 0.408
8 0.532
Konsentrasi Boron
No. Lab Absorbansi
dalam Sampel
boron merupakan unsur yang unik dan menarik yaitu satu-satunya non-
logam dalam golongan III A pada tabel periodik unsur dan menunjukkan
kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga, carbon (C) dan silikon (Si).
29
Kemiripan sifat ini adalah dalam hal pembentukan senyawa kovalen dan
senyawa rantai, namun berbeda dalam hal pembentukan senyawa
kekurangan electrón. Boron tidak pernah dijumpai sebagai senyawa
kationik serena tinginya entalpi ionisasi, tetapi membentuk senyawa
kovalen dengan pembentukan orbital hidrida sp2 untuk menghasilkan
struktur segitiga sama sisi.
30
3.7 Senyawa-senyawa Campuran Boron
31
3. Boron trihalida
Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu setiap senyawa
kovalen sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang elektron
ikatan di seputar atom pusat boron sehingga dapat dikatakan sebagai
senyawa ”kekurangan elektron” relatif terhadap kaidah oktet (empat
pasang).
4. Boranes (senyawa campuran boron dan hydrogen)
Hidrida juga bereaksi dengan sisa air untuk menghasilkan asam borie
dan gas hydrogen;
Diboron adalah reagen yang penting dalam kimia organic. Reaksi gas
dengan hidrokarbon tak jenuh membentuk alkylboranes. Sebagai
contoh, reaksi diborone dengan propene ;
Produk dari reaksi hidroborasi ini dapat bereaksi dengan suatu asam
karboksilat untuk menghasilkan suatu hidrokasrbon jenuh ; dengan
hydrogen peroksida menghasilkan suatui alcohol ; atau dengan asam
kromia untuk menghasilkan suatu keton atau ssuatu asam karboksilat .
32
Ada dua jenis utama dari korames, yang satu dengan rumus umum
BnHn +4, nido-boranes seperti, B 10H14 , yang lainnya dengan rumus
umum BnHn+6, archno-boranes, seperti B 4H10.
5. Sodium Tetrahidridoborat
33
aldehid menjai alcohol primer dan keton menjadi alcohol sekunder.
Reaksi antara diborone dengan sodium hidrida digunakan untuk
menghasilkan sodium tetrahidridoborat ;
6. Boron Triflourida
34
Sekitar 4000 ton boron triflourida digunakan dalam industri diAmerika
Serikat setiap tahaunnya sebagai asam Lewis dan sebagai katalis pada
reaksi organic.
7. Boron Triklorida
Ion klorida berbentuk padat larutr dalam air membentuk nidrasi kation
dan anion. Bagaimanapun jenis molekul kovalen klorida adalamn gas
atau cair pada suhu kamar dan bereaksi sangat hebat dengan air.
Sebagai contoh gelembung-gelembung udara boron triklorida didalam
air menghasilkan asam boron dan asam.
Penampilan
35
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu
2.34 g/cm³
kamar)
Massa jenis cair pada
2.08 g/cm³
titik lebur
2349 K
Titik lebur
(2076 °C, 3769 °F)
4200 K
Titik didih
(3927 °C, 7101 °F)
Kalor peleburan 50.2 kJ/mol
Kalor penguapan 480 kJ/mol
(25 °C) 11.087 J/
Kapasitas kalor
(mol·K)
Tekanan uap
P /Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k
pada T /K 2348 2562 2822 3141 3545 4072
Ciri-ciri atom
Struktur kristal Rhombohedral
3
Bilangan oksidasi (asam beroksida
ringan)
Elektronegativitas 2.04 (skala Pauling)
Energi ionisasi ke-1: 800.6 kJ/mol
ke-2: 2427.1 kJ/mol
(detil) ke-3: 3659.7 kJ/mol
Jari-jari atom 85 pm
Jari-jari atom (terhitung) 87 pm
Jari-jari kovalen 82 pm
Lain-lain
Sifat magnetik Nonmagnetic
Resistivitas listrik (20 °C) 1.5×104 Ω·m
(300 K) 27.4 W/
Konduktivitas termal
(m·K)
(25 °C) 5–7 µm/
Ekspansi termal
(m·K)
Kecepatan suara (kawat
(20 °C) 16200 m/s
tipis)
36
Modulus ruah (β form) 185 GPa
Skala kekerasan Mohs 9.3
Kekerasan Vickers 49000 MPa
Nomor CAS 7440-42-8
Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
10
B 19.9%* B stabil dengan 5 neutron
11
B 80.1%* B stabil dengan 6 neutron
*Dari cuplikan di alam,
daya tampung Boron-10 mungkin paling rendah
19.1%
paling tinggi sekitar 20.3%.
Boron-11 in such cases.merupkan salah satu
sisanya.
Referensi
BAB IV
PENUTUP
Kesinpulan
37
industry dan teknologi. Boron yang tidak murni digunakan pada
pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket
sebagai pemicu.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://yahoo.com/boron.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Boron
39