Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSERAT TEKSTIL


ANTIBAKTERI DARI NIPAH (Nypa Fructicans) DENGAN ADSORPSI
PELAPIS ZAT WARNA KROMIUM

Disusun Oleh :
Milltriana
NIM 1811014120011
Latar Belakang

 Nanoteknologi berkembang pesat saat ini, terutama penelitian


nanoserat.
 Struktur nanoserat berbentuk benang-benang halus dengan orde
nanometer (1-100 nm), berpotensi untuk aplikasi berbagai bidang.
 Nanoserat memiliki permeabilitas tinggi, resistansi rendah
terhadap perpindahan massa, dan luas permukaan yang besar.
Nipah (Nypa fructicans) Kromium Serat Tekstil

• Nipah merupakan ciri khas tumbuhan


lahan basah Kalimantan
• Ketersediaan bahan mineral kromit • Serat merupakan bahan baku
• Ketersediaan nipah di alam cukup di Kalimantan Selatan cukup besar pembuatan benang dan kain
berlimpah
• Kromium banyak digunakan • Perkembangbiakan bakteri pada
• Belum termanfaatkan secara maksimal sebagai zat pewarna tekstil pakaian cukup cepat, diperlukan
dan perlu digali potensinya lebih jauh (pakaian) bahan khusus yang memiliki
aktivitas antibakteri
• Terdapat senyawa alami seperti • Metode adsorpsi untuk mengatasi
Flavonoid, Polifenol, dan Saponin kerusakan alam akibat kandungan
sebagai zat antioksidan yang mampu logam berat
melawan efek paparan radikal bebas
Penelitian Relevan
Pembuatan bubur kertas / pulp serat nipah
Melakukan pengujian adsorpsi logam berat Pb (II) dengan
dan batang pisang untuk aplikasi kertas seni,
adsorben tongkol jagung, dilakukan metode serbuk, arang
dilakukan proses soda yaitu pemilihan serat,
dan arang aktif dengan larutan HCl. Parameter yang diuji
pemasakan, pencucian, dan penggilingan.
jumlah adsorben menggunakan Spektrofotometer UV-Vis,
Analisis kuat tarik sebesar 4,24 kN/m.
hasilnya serbuk 80 mg dengan adsorpsi 96.92%, arang 80
Standar kualitas kertas SNI 14-6519-2001,
mg dengan adsorpsi 97.29%, dan arang aktif 40 mg
standar ketahanan tarik minimal 1,96 kN/m.
dengan adsorpsi 94,70% (Ningsih dkk, 2016)
(Sucahyono, 2020).

01 02 03 04

Melakukan pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak Fabrikasi nanofiber dengan bahan polimer Poly(vinyl Asetat)
sabut kelapa, dilakukan metode sumur difusi. Bakteri PVA 10%, dilakukan proses electrospinning pada medan listrik
yang digunakan Staphylococcus aureus dan Escherichia 15 kV dengan jarak antara spinning ke kolektor 13 cm. Diameter
coli hasil diameter zona hambat masing-masing 22,59 rata-rata PVA 10% sebesar (180,7 ± 40,6) nm. Analisis morfologi
mm dan 27,13 mm (Wulandari dkk, 2018). dan diameter fiber menggunakan SEM dan analisis gugus fungsi
menggunakan FTIR (Purnawati, 2017)
Rumusan Masalah
a. Bagaimana kandungan serat dan aktivitas antioksidan dari nipah (Nypa fruticans)
pada aplikasi nanoserat tekstil antibakteri?

b. Bagaimana adsorpsi serat nipah (Nypa fruticans) berperan dalam penurunan


konsentrasi ion kromium pada aplikasi nanoserat tekstil antibakteri?

c. Bagaimana karakterisasi nanoserat tekstil antibakteri nipah (Nypa fruticans)


dengan pelapis zat warna kromium?

Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kandungan serat dan aktivitas antioksidan dari nipah (Nypa
fruticans) pada aplikasi nanoserat tekstil antibakteri.

b. Untuk mengetahui proses adsorpsi serat nipah (Nypa fruticans) dalam penurunan
konsentrasi ion kromium pada aplikasi nanoserat tekstil antibakteri.

c. Untuk melakukan uji karakterisasi nanoserat tekstil antibakteri nipah (Nypa


fruticans) dengan pelapis zat warna kromium.
Tinjauan Pustaka

Nanoserat Tekstil
Prinsip kerja metode electrospinning adalah dengan cara
Teknologi nanoserat merupakan cabang dari nanoteknologi mendorong larutan polimer yang diberi tegangan listrik tinggi
pembuatan material dalam bentuk skala nanoserat dengan tujuan menggunakan pompa syringe hingga membentuk butiran/tetes
mencapai fungsi yang lebih besar.[1] Nanoserat termasuk larutan pada ujung kapiler spinneret. Butiran/tetes larutan
pengembangan nanoteknologi di bidang industri tekstil. Tekstil polimer yang terinduksi muatan listrik tersebut akan meloncat
termasuk dalam salah satu sektor pengembangan revolusi industri atau bergerak ke arah elektroda dengan muatan berlawanan
4 yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing dalam disertai proses penguapan pelarut polimer, sehingga yang
persaingan pasar global. Pemanfaatan teknologi dalam industri tertinggal pada pelat pengumpul (collecting plate) hanya serat
tekstil ini salah satunya menciptakan suatu material yang lebih polimernya saja.[6]
istimewa dari bahan penyusun awalnya menjadi skala nanometer.
[2] Nanoserat memiliki diameter sebesar 100-500 nm. Ukuran
nano yang sangat kecil tersebut bermanfaat untuk penghalangan
bakteri.[3]

Metode pembuatan nanoserat dilakukan dengan berbagai cara


seperti drawing, template synthesis, dan electrosinning. Dari
ketiga jenis metode tersebut metode electrospinning cukup
sederhana namun biayanya cukup efisien.[4] Keunggulan metode
electrospinning dapat menghasilkan nanoserat lebih panjang.[5]
Nipah (Nypa fructicans) Pohon nipah setinggi 9 meter dengan tangkai daun (pelepah)
1-1,5 m. Buah nipah memiliki panjang sekitar 13 cm, lebar
Nipah (Nypa fruticans) termasuk tumbuhan famili palmae. 11 cm, dan diameter 30 cm. Dalam satu tandan, terdiri antara
Palma merupakan salah satu jenis flora yang tumbuh liar di 30-50 butir buah.[12] Bagian yang paling berpeluang untuk
hutan-hutan mangrove, terutama disepanjang hutan daerah dijadikan serat adalah bagian tangkai daun (pelepah). Pelepah
pasang surut dan daerah rawa-rawa atau muara-muara sungai buah nipah mengandung selulosa yang dapat dimanfaatkan
yang berair payau.[7] Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia sebagai bahan baku pembuatan pulp (bubur kertas).[13]
mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut (7
juta ha) dengan rerata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan Pulp merupakan bubur kertas yang berasal dari hasil
total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon. pemisahan serat selulosa dengan lignin dari bahan berserat
[8] Nipah banyak terdapat di daerah Desa Jambu Burung, baik kayu maupun non kayu.[14] Tujuan proses pulping yaitu
Kecamatan Baruntung Baru, Kalimatan Selatan.[9] mendegradasi lignin semaksimal mungkin dan
memisahkannya dari selulosa dengan meminimalkan
Komposisi % terjadinya kerusakan pada selulosa. Pada proses pulping
Bagian terdapat beberapa metode pembuatan yaitu secara mekanis,
Serat kimia dan semikimia. Proses pulping secara kimiawi
Selulosa Lignin dilakukan dengan mengembangkan proses soda, yaitu proses
Kulit Buah [10] 36,50% 27,30% pemasakan secara alkali dengan NaOH sebagai larutannya.
Larutan NaOH juga berfungsi sebagai pemutus ikatan antar
Pelepah [11] 42,22% 19,85%
serat sehingga dapat mempercepat terbentuknya pulp.[15]
Kromium Adsorpsi Logam Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan suatu
Adsorpsi kimia adalah ketika molekul dalam fase cair
logam yang bersifat keras dan berwarna abu-abu. Kromium sering
melekat pada permukaan padat sebagai gaya tarik
digunakan pada industri tekstil sebagai pengikat warna dalam kegiatan
menarik pada permukaan zat padat (adsorben) untuk
pewarnaan kain (mordants). Kromium yang ditemukan di perairan
mengatasi energi kinetik molekul pencemaran pada
adalah Kromium trivalen (Cr3+) dan Kromium heksavalent (Cr6+),
fase cair (adsorbat). Adsorpsi fisika berhubungan
namun perairan dengan pH >5, Kromium trivalent tidak ditemukan.
dengan gaya van der Waals. Apabila daya tarik menarik
[16] Keberadaan logam berat Kromium yang tinggi di perairan dapat
antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari
menurunkan mutu air serta membahayakan lingkungan dan organisme
daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
perairan. Beberapa metode yang digunakan untuk menurunkan
pelarutnya, maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada
konsentrasi ion logam dalam limbah cair diantaranya adalah
permukaan adsorben.[16] Metode adsorpsi memiliki
pengendapan, penukar ion dengan menggunakan resin, filtrasi dan
beberapa kelebihan diantaranya adalah pengolahannya
adsorpsi (Ningsih, 2016).
relatif sederhana, dan efesiensinya relatif tinggi, efektif
serta tidak memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan.[17] Terdapat beberapa jenis adsorben
untuk mengadsorpsi logam berat, salah satunya dengan
memanfaatkan selulosa. Selulosa memiIiki gugus
fungsi yang dapat meIakukan pengikatan dengan ion
Iogam. Gugus fungsi tersebut adaIah gugus karboksil
dan hidroksil.[18]
Hukum Lambert-Beer Bioaktivitas Antibakteri

Senyawa antibakteri adalah senyawa kimiawi atau


Keterangan : biologis baik alami maupun sintetik yang dapat
A = absorbansi (tanpa dimensi) menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri.[19]
a = tetapan absorptivitas spesifik (ml g-1 cm-1) (jika konsentrasi larutan Metode difusi adalah metode yang sering digunakan
yang diukur dalam ppm) untuk analisis aktivitas antibakteri. Ada 3 cara dari
b atau l = tebal larutan (cm) (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1
metode difusi yang dapat dilakukan yaitu metode
cm)
sumuran, metode cakram, dan metode silinder.[20]
c = konsentrasi larutan yang diukur (M atau gr/100 ml)
ε = tetapan absorptivitas molar (M-1 cm-1) (jika konsentrasi larutan yang Prinsip kerja metode difusi adalah terdifusinya
diukur dalam molar) senyawa antibakteri ke dalam media padat dimana
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm). mikroba uji telah diinokulasikan. Hasil pengamatan
yang diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah bening
yang terbentuk di sekeliling kertas cakram yang
menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri.
[21]
Metode
Penelitian Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan,
mulai Oktober 2021 sampai Januari 2022.
“Penelitian secara eksperimental” Lokasi pengambilan sampel Nipah didaerah
Desa Jambu Burung, Kecamatan Baruntung
Baru, Kalimatan Selatan. Sintesis dan
karakterisasi sampel bertempat di
laboratorium Fisika III, Kimia, dan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, serta Balai Riset dan Standarisasi
Industri Banjarbaru.
Alat dan Bahan :

Proses Adsorpsi
Sintesis Serat Nipah
01 Logam Kromium
Pelepah dan kulit buah nipah, 03 Larutan pulp nipah, serbuk
NaoH 78%, H2SO4 35%, kertas kromium, aquades, kertas saring,
saring, gelas beker, hot plate, ayakan 100 mesh, neraca analitik,
magnetic stirer, stop watch, pH meter, sudip, pengaduk, labu
blender, pisau, gelas ukur, neraca ukur, gelas ukur, gelas kimia,
analitik, kondensor, waterbath, erlenmeyer, Spektrofotometer UV-
pompa vacum, oven. Vis.
Pembuatan Nanoserat
Persiapan Uji Antibakteri Tekstil
02 Larutan pulp nipah, nutrien agar (NA),
04 Larutan pulp nipah, aquades,
aquades, bakteri, sedotan, peralatan Elektrospinning (1 set),
Chroramphenicol (C11H12C12N2O5) ayakan 100 mesh, kertas saring,
dan Aseton (C3H6O), autoklaf neraca analitik, pengaduk, gelas
sterilisasi, inkubator, lemari pendingin, kimia, aluminium foil, XRD,
jangka sorong/penggaris, cawan petri, SEM, FTIR.
pengaduk.
Diagram Alir Penelitian
Sintesis

Sintesis Serat Nipah Proses Adsorpsi Logam


Kromium
Menyiapkan bahan seperti pelepah dan kulit buah nipah,
Metode yang digunakan adalah melakukan adsorpsi
kemudian dilakukan pemotongan ukuran menjadi chips
larutan Cr dari adsorben nipah berupa pulp. Jumlah
2-3 cm. Lalu dikeringkan hingga kadar air 10% dan
adsorben merupakan parameter penting karena dapat
ditimbang 20 gr. Selanjutnya proses delignifikasi
menentukan kapasitas adsorben selama penambahan
(pemasakan) dengan air 500 mL, larutan NaOH variasi
konsentrasi adsorbat. Variasi berat pulp nipah yaitu
konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% selama 1 jam
10, 20, 40, 60, 80 dan 100 mg, larutan Cr dengan
dengan suhu 100oC. Setelah itu diblender selama 5
konsentrasi 50-100 ppm. Untuk mengetahui berat
menit untuk menghaluskan serat menjadi bentuk bubur
optimum adsorben menggunakan alat
serat. Pulp disaring dan yang berwarna gelap dilakukan
Spektofotometer UV-vis.
pencerahan menggunakan larutan H2SO4 hingga pH 8-
12 (keadaan basa), kemudian panaskan selama 1 jam
pada suhu 80oC. Analisis kadar selulosa dan lignin
dengan metode Chesson.
Persiapan Uji Antibakteri Pembuatan Nanoserat
Tekstil

Pembuatan suspensi bakteri caranya mencampurkan NaCl Pembuatan nanoserat nipah menggunakan peralatan
0,9% dengan beberapa koloni bakteri yang diambil electrospinning. Tahap awal memasukkan larutan pulp nipah
menggunakan ose steril, kemudian inkubasi selama 24 jam ke dalam syringe bervolume 10 mL, kemudian larutan
pada suhu 37°C. Tahapan awal suspensi bakteri sebanyak 25 dialirkan melalui selang silicon menuju spinneret. Ujung
L dimasukkan ke media nutrien agar (NA), kemudian diaduk logam spinneret dihubungkan ke kutub positif sumber listrik
hingga homogen lalu tuang dalam cawan petri steril dan tegangan tinggi dengan cara mengencangkan ulir pada
biarkan sampai memadat. Setelah itu dibuat sumur diameter penyangga spinneret. Lembaran aluminium foil diletakkan di
10 mm menggunakan alat pelubang (sedotan). Cawan petri 1 atas kutub negatif yang berada di bawah spinneret, sebagai
berisi larutan pulp nipah. Cawan petri 2 berisi 2 sumur untuk kolektor nanoserat. Tegangan listrik digunakan 15-20 kV
kontrol positif berupa Chroramphenicol (C11H12C12N2O5) dengan jarak antara spinneret ke kolektor 10-12 cm. Proses
dengan konsentrasi L dan kontrol negatif berupa Aseton elektrospinning dilakukan pada temperatur ruang selama 30-
(C3H6O) dengan konsentrasi L, setiap sumur konsentrasinya 60 menit hingga membentuk lapisan nanoserat diatas
sama sebanyak 50 L, 100 L, 150 L, lalu inkubasi selama 24 aluminium foil.
jam pada suhu 37°C kemudian amati dan ukur diameter zona
hambat dengan jangka sorong/penggaris. Pengujian ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa semakin besar
konsentrasi serat nipah yang ditambahkan maka semakin
tinggi kemampuan dan daya hambat terhadap bakteri.
Karakterisasi

UV-Vis (Ultra Violet-Visible) XRD (X-Ray Diffraction)

UV-Vis merupakan alat untuk menganalisis bahan secara Analisis menggunakan XRD
kualitatif dan kuantitatif berdasarkan transmitansi atau memungkinkan untuk menentukan
absorban suatu bahan terhadap cahaya berupa ultraviolet struktur kristal, ukuran kristal, maupun
pada panjang gelombang yang memiliki energi yang relatif perhitungan kisi-kisi dari suatu bahan.
tinggi. Tujuan karakterisasi menunjukkan bahwa absorbansi Tujuan karakterisasi menunjukkan bahwa
dan intensitas puncak pada UV-Vis akan meningkat dengan penambahan nipah dapat memperbesar
penambahan jumlah serat nipah. Untuk itu produk tekstil lapisan filler pada nanoserat tekstil.
dengan kadar serat nipah lebih banyak berpotensi dapat
menahan sinar UV.
Karakterisasi

SEM FTIR
(Scanning Electron Microscopy) (Fourier-transform Infrared Spectroscopy)

Uji FTIR untuk menganalisis suatu material secara kualitatif


Analisis menggunakan SEM untuk dan kuantitatif dengan memanfaatkan spektra infra-merah.
melihat struktur morfologi dari Teknik yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan spektra
permukaan tekstil. Tujuan karakterisasi infra merah sebagai pengganti jumlah energi yang diserap
menunjukkan bahwa partikel bahan dimana frekuensi cahaya infra merah tersebut berupa
pengisi serat nipah serta kromium akan gelombang monokromatis. Tujuan karakterisasi menunjukkan
tersebar secara merata, tujuannya agar bahwa penambahan nipah menyebabkan perpindahan gugus
dapat menghasilkan distribusi serat fungsional OH pada nanoserat. Ini menunjukkan bahwa
tekstil yang baik. terjadi proses pembentukan ikatan baru sehingga
memperlemah ikatan OH.
Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Agustina M, 2019. Nanofiber Kitosan Sebagai Zat Antibakteri dan Meningkatkan Ketahanan Warna. Artikel
IATEK UNSRI.[2]
Akpakpan, A. E., Ogunsile B. O. & Eduok, U. M. 2011. Influence of Cooking. Variables on The Soda and Soda-
Ethanol Pulping of Nypa fruticans. Petioles.[11]
Ambarjaya, S.B. 2007. Budi Daya Nipah. CV Karya Mandiri Pratama, Jakarta Pusat.[13]
Anggraini. 2017. Sintesis Nanofiber Kitosan/ Polyvinyl Alcohol (PVA) Dengan Metode Electrospinning. Skripsi
Institut Pertanian Bogor: Bogor.[5]
Baharuddin & Taskirawati. 2009. Buku Ajar Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas. Kehutanan Universitas
Hasanuddin. Direktorat Jendral Planologi Kehutanan.[8]
Balouiri, M., Sadiki, M., & Ibnsouda, S. K. (2016). Methods for In Vitro Evaluating Antimicrobial activity: A
review. Journal of Pharmaceutical Analysis. 6(2) : 71-79.[21]
Gogotsi, Y. 2006. Nanotubes and Nanofibers. Taylor & Francis Group, LLC. New York.[1]
Hossain M.A, Ngo, H. Hao, W. S. Guo & Nguyen, TV. 2012. Removal of Copper from Water by Adsorption onto
Banana Peel as Bioadsorbent. Int. J. of GEOMATE. 2(2) : 227-234.[17]
https://id.wikipedia.org/wiki/Nipah.[12]
Ibbet, R.N, Kaenthong S, Philips D. A. S. & Wilding, M. A. 2006. Charaterisatim of porosity of regenerated
cellulosil fibres using classical dye adsorbtion techniques. Lenzinger Berichte. 88, 77-86.[18]
Malo, B. A. 2004. Membuat Kertas Dari Pelepah Pisang. Kanisius, Yogyakarta.[15]
Ningsih D.W , Irwan S, & Purnama N. 2016. Adsorpsi Logam Timbal (Pb) dari Larutannya dengan Menggunakan
Adsorben dari Tongkol Jagung. Jurnal Akademika Kimia. 5(2) : 55-60.
Nurhayati L.S, Nadhira Y, & Akhmad H. 2020. Perbandingan Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt dengan
Metode Difusi Sumuran dan Metode Difusi Cakram. Jurnal Teknologi Hasil Peternakan. 1(2):41-46.[19]
Pembuatan Nanofiber Polivinil Alkohol (PVA) Dengan Metode Electrospinning Sebagai Masker Debu Vulkanik.
Jurnal Fisika Indonesia. 21(1) : 24-26.
Pillai & Sharma. 2009. Electrospinning of Chitin and Chitosan Nanofibres. Trens Biomater Artif Organs. 22(3): 179-
201.[4]
Pratiwi, R. 2008. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans daribeberapa pasta gigi yang mengandung
herbal. Majalah Kedokteran Gigi. 38(2) : 64 - 67.[20]
Rachman, A.K. dan Sudarto, S. 1992. Nipah Sumber Pemanis Baru. Yogyakarta: Kanisius.[7]
Reneker, D.H. & Chun, I. 1966. Nanotechnology. 7, 216.[1]
Saenah, E. 2002. Pengaruh Dosis Soda terhadap Karakteristik Pulp Abaca dan Pulp Kenaf Pulping Soda Antaquinon.
Skripsi Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Brawijaya Malang.[14]
Subbiah T, G. S. Bhat, R. W. Tock, S. Parameswaran S. S. Ramkumar. 2005. Electrospinning of Nanofiber. Jounal
of Applied Polymer Science. Vol. 96: 557-569.[3]
Sucahyono, A.E. 2020. Pengaruh Beban Penggilingan Terhadap Kuat Tarik Kertas Seni dari Tandan Kosong Nipah
dan Pelepah Pisang. Jurnal Selulosa. 10(2) : 65-72.
Syaifullah. 2016. Pembuatan Papan Partikel Komposit Dengan Memanfaatkan Serat Buah Nipah, Katalis dan Resin.
Proposal Metode Penelitian Fakultas Teknik ULM. 1-14.[9]
Syaputri D, Fitri D.N.S, Halimah F.P, & Iqbal O.P .2012. Kromium pada Limbah Industri Tekstil. Artikel Toksikologi
Lingkungan Industri. Universitas Sumatera Utara.[16]
Tamunaidu P & Saka S. 2011. Chemical characterization of various parts of nipa palm. (Nypa fruticans). Industrial
Crops and Products. 34, 1423-1428.[10]
Wahyudi T, & D. Sugiyana. 2011. Pembuatan Serat Nano Menggunakan Metode Electrospinning. Arena Tekstil. 26(1)
: 29-34.[6]
Wulandari A, Syaiful B, & Mappiratu. 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Sabut Kelapa (Cocos nucifera
Linn) Pada Berbagai Tingkat Ketuaan. Jurnal Riset Kimia KOVALEN. 4(3) : 276-284.
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai