Salah satu fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa semua
reaksi kimia reversible ( dapat balik ). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai, hasil –
hasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain memulai
suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, tercapailah kesetimbangan
dinamis, yakni jumlah molekul dari setiap zat yang terurai sama banyaknya dengan
jumlah yang terbentuk dalam satu satuan waktu.
Asas Le Chatelier menyatakan “Bila pada sistem kesetimbangan diadakan
aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi
itu menjadi sekecil-kecilnya” Perubahan dari kejadian kesetimbangan semula ke
keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu
dikenl dengan Pergeseran Kesetimbangan (Martin S. Silberberg, 2000). Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan itu di antaranya perubahan
temperatur, tekanan/volume, konsentrasi dan adanya katalisator.
Perubahan tekanan/volume
1. Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi kecil
2. Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi besar
3. Jika jumlah koefisien reaksi sebelah kiri sama dengan jumlah koefisien
reaksi sebelah kanan, maka perubahan tekanan atau volume tidak
menggeser letak kesetimbangan
Perubahan konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu
zat diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan
dari zat tersebut. Sebaliknya jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut. Bila zat diencerkan
dengan menambah air pada sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah
molekul terbanyak.
Pengaruh katalisator
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat
tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga
tetapan kesetimbangan Kc tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
5 mL KSCN 0,002 M
Orange
( kembali ke keadaan
awal)
3. 1 mL MgCl2 0,2
M
Tabung 1 Tabung 2
1 mL MgCl2 0,2 M
1 mL MgCl2 0,2 M
Perubahan Endapan
Hilang
4.
1mL NaNO3
Tidak Berwarna
5..
Terbentuk endapan
- Didinginkan
Diamati perubahan
VII. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut :
Perubahan yang
No Percobaan Tabung Perlakuan
terjadi
1 Pembanding Orange
1 Pembanding Orange
Di tetesi NaOH (11
Kuning
tetes)
1 mL K2Cr2O7 0,1
2
M 2
Ditetesi HCl ( 11 Kembali kewarna
tetes) semula (Orange)
2 mL Pb(NO3)2 0,5
5 1
M Ditambah beberapa Endapan semakin
tetes alcohol banyak
Endapan
Dipanaskan menghilang/
Semakin berkurang
Dibiarkan sampai Endapan muncul
dingin kembali kembali
Merah Tua
Menurut Teori :
T1 : Merah Tua
T2 : Merah Tua +
T3 : Merah Tua ++
T4 : Tidak Berwarna
Percobaan 2
- Cr2O72- + 2OH- ⇌ 2CrO42- + H2O
Kuning
Atau bisa juga dinyatakan sebagai :
- 2CrO42- + 2H+ ⇌ 2HCrO4- ⇌ Cr2O72- + H2O
orange
Perubahan warna bisa dibalikkan oleh alkali yaitu oleh ion-ion hidroksil
Percobaan 3
Percobaan 4
Tidak Berwarna
- Fe2+ + NO ⇌ [Fe(NO)]2+
Cincin Coklat
Percobaan 5
IX. Pembahasan
Pada percobaan pertama, warna Fe(SCN)3 menurut teori adalah merah darah/
merah tua. Namun menurut hasil percobaan yang telah kami lakukan, ternyata warna
Fe(SCN)3 adalah orange jernih. Hal ini dikarenakan konsentrasi KSCN yang
digunakan saat percobaan sangat rendah yaitu 0,002 M. Padahal, untuk menghasilkan
warna merah darah, dibutuhkan konsentrasi KSCN yang besar. Pada percobaan
terdapat 4 tabung yang mendapat perlakuan yang berbeda-beda. Tingkat kepekatan
warna pada tabung 2 dan tabung 3 yang diperoleh pada saat percobaan, sudah sesuai
dengan teori, yaitu warna pada tabung 3 lebih pekat dari tabung 2. Pada tabung 4,
terjadi penambahan NaH2PO4 yang berfungsi sebagai perusak / pengganggu
kesetimbangan. Sehingga kesetimbangan reaksi bergeser kearah reaktan.
Pada percobaan kedua, yaitu uji kesetimbangan Natrium Dikromat. Warna
awal Cr2O72- adalah Orange. Namun ketika ditambahkan larutan NaOH 0,5M 11 tetes
, terjadi perubahan warna orange menjadi kuning, warna kuning tersebut berasal dari
Cr2O42-. Dan pada saat ditambahkan larutan HCl dalam jumlah yang sama dengan
NaOH warna larutan berubah menjadi seperti awal yaitu Orange. Hal itu terjadi
karena terjadinya reaksi penetralan, dimana ketika ditambah NaOH larutan bersifat
basa. Dan ketika ditambah HCl yang bersifat asam, larutan kembali netral seperti
semula dan kesetimbangan bergeser kearah reaktan.
Dalam percobaan ketiga, warna awal larutan MgCl2 tak berwarna. Namun
pada saat ditambahkan larutan NH4OH, larutan berubah menjadi keruh karena
terbentuk endapan Mg(OH)2 yang berwarna putih seperti gelatin. Ketika ditambah
larutan NH4Cl, endapan menghilang dan larutan kembali menjadi tak berwarna. Hal
ini dikarenakan adanya pergeseran kesetimbangan ke arah reaktan/ pereaksi.
Jawaban :
H2 + I2 2 HI
0,5/2 23/254
0,25 0,09
0,09 0,09
mol 0,16 - 0,18
M 0,16 - 0,18
M= n / V
Konsentrasi H2 0,16 M
Konsentrasi HI 0,09 M
Berat I2 total = 8,95 + 0,5
= 9,45 gram
Jawaban :
Mengetahui Praktikan,
(.............................................) (.............................................)
Lampiran
Percobaan 1
Tabung 3 (Kuning)
Percobaan 3
Percobaan 4