Anda di halaman 1dari 15

I.

Judul Percobaan : KESETIMBANGAN KIMIA


II. Hari / Tanggal Percobaan : Senin, 14 November 2011
III. Selesai Percobaan : Senin, 14 November 2011
IV. Tujuan Percobaan :
 Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan
V. Tinjauan Pustaka

Salah satu fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa semua
reaksi kimia reversible ( dapat balik ). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai, hasil –
hasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain memulai
suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, tercapailah kesetimbangan
dinamis, yakni jumlah molekul dari setiap zat yang terurai sama banyaknya dengan
jumlah yang terbentuk dalam satu satuan waktu.
Asas Le Chatelier menyatakan “Bila pada sistem kesetimbangan diadakan
aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi
itu menjadi sekecil-kecilnya” Perubahan dari kejadian kesetimbangan semula ke
keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu
dikenl dengan Pergeseran Kesetimbangan (Martin S. Silberberg, 2000). Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan itu di antaranya perubahan
temperatur, tekanan/volume, konsentrasi dan adanya katalisator.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia antara lain sebagai berikut:


 Perubahan temperatur
1. Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka ksetimbangan
reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi
endoterm)
2. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor
(ke arah reaksi eksoterm)

 Perubahan tekanan/volume
1. Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi kecil
2. Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi besar
3. Jika jumlah koefisien reaksi sebelah kiri sama dengan jumlah koefisien
reaksi sebelah kanan, maka perubahan tekanan atau volume tidak
menggeser letak kesetimbangan
 Perubahan konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu
zat diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan
dari zat tersebut. Sebaliknya jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut. Bila zat diencerkan
dengan menambah air pada sistem, maka kesetimbangan bergeser pada jumlah
molekul terbanyak.
 Pengaruh katalisator
Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat
tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga
tetapan kesetimbangan Kc tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

VI. Cara Kerja


1. Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (Rodanida)

5 mL KSCN 0,002 M

- Dimasukkan kedalam gelas kimia


- Ditambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 M
- Dikocok sampai rata

Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV


- Ditambah - Ditambah 3
- Disimpan - Ditambah 1
3 tetes tetes Fe(NO3)
sebagai butiran
KSCN 1M. 0.1M
pembanding NaH2PO4

Orange Jernih Merah Merah Tidak


Kecoklatan Kecoklatan berwarna
(+) (++)
2. Kesetimbangan Natrium Dikromat

1ml K2CrO7 0,1 M


- Ditambah 0,5 M NaOH tetes demi
tetes (26 tetes)
Disimpan sebagai
pembanding Kuning
(orange)

- Ditambah 0,5M HCl dengan


jumlah yang sama

Orange
( kembali ke keadaan
awal)

3. 1 mL MgCl2 0,2
M

Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-


Masing 1 ml

Tabung 1 Tabung 2

1 mL MgCl2 0,2 M
1 mL MgCl2 0,2 M

-Ditambah 1 mL NH4OH Ditambah 1 mL NH4OH -


0,5 M Ditambah NH4Cl -
- Dicatat perubahan yang terjadi

Perubahan Endapan
Hilang
4.

1mL NaNO3

Ditambah 5 tetes H2SO4

Tidak Berwarna

Ditambah 5 tetes FeSO4 (jenuh)

Warna Menjadi Kuning

Ditetesi pada dinding tabung 20 tetes H2SO4


(pekat)
Terbentuk cincin coklat

5..

2ml Pb(NO 3)2 0,5M ketabung reaksi


- Dimasukkan

- Ditambah beberapa tetes H2SO4 1M

Terbentuk endapan

- (35 tetes), ditunggu


- Ditetesi alkohol

Endapan bertambah banyak

- Dipanaskan hingga endapan larut

- Didinginkan

Diamati perubahan
VII. Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut :
Perubahan yang
No Percobaan Tabung Perlakuan
terjadi
1 Pembanding Orange

1. 5mL KSCN 0,002 M 2 3 tetes KSCN 1 M Merah Kecoklatan +

1 +2 tetes Fe(NO3)3 0,1 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 Merah Kecoklatan


3
M M ++

4 1 Butir kecil NaH2PO4 Tidak berwarna

1 Pembanding Orange
Di tetesi NaOH (11
Kuning
tetes)
1 mL K2Cr2O7 0,1
2
M 2
Ditetesi HCl ( 11 Kembali kewarna
tetes) semula (Orange)

1 mL MgCl2 0,2 M + Terbentuk Endapan


1 Ml NH4OH 1 Pembanding Berwartna Putih
3
Seperti Gelatin
2 Ditambah 1 ml NH4Cl Endapan Hilang
Ditambah 5 tetes
Tidak Berwarna
H2SO4
Ditambah 5 tetes
4 1 ml NaNO3 1 Kuning jernih
FeSO4
Ditetesi 1 mL H2SO4 Tidak terbentuk
pekat cincin coklat
Keruh karena
Ditambah 3 tetes
terbentuk endapan
H2SO4
berwarna putih

2 mL Pb(NO3)2 0,5
5 1
M Ditambah beberapa Endapan semakin
tetes alcohol banyak

Endapan
Dipanaskan menghilang/
Semakin berkurang
Dibiarkan sampai Endapan muncul
dingin kembali kembali

VIII. Analisis Data


 Percobaan 1

3 KSCN(aq) + Fe(NO3)3(aq) ⇌ 3 KNO3(aq) + Fe(SCN)3(aq)

Merah Tua
Menurut Teori :
T1 : Merah Tua
T2 : Merah Tua +
T3 : Merah Tua ++
T4 : Tidak Berwarna
 Percobaan 2
- Cr2O72- + 2OH- ⇌ 2CrO42- + H2O
Kuning
Atau bisa juga dinyatakan sebagai :
- 2CrO42- + 2H+ ⇌ 2HCrO4- ⇌ Cr2O72- + H2O
orange

Perubahan warna bisa dibalikkan oleh alkali yaitu oleh ion-ion hidroksil

 Percobaan 3

- MgCl2(aq) + 2NH4OH(aq) ⇌ Mg(OH)2(aq) + NH4Cl(aq)

Endapan berwarna putih seperti gelatin

- Mg(OH)2(aq) + 2NH4Cl(aq) ⇌ MgCl2(aq) + 2NH4OH(aq)


Tidak Berwarna

 Percobaan 4

- NaNO3 + H2SO4 ⇌ Na2SO4 + HNO3

Tidak Berwarna

- 2HNO3 + FeSO4 +Na2SO4 ⇌ Fe(NO3)2 + H2SO4 + Na2SO4

- 2 NO- + 4 H2SO4 + 6 Fe2+ ⇌ 6 Fe3+ + 2 NO + 4 SO42- + 4 H2O


Kuning

- Fe2+ + NO ⇌ [Fe(NO)]2+
Cincin Coklat
 Percobaan 5

Pb(NO3)2 (aq)+ H2SO4(aq) ⇌ PbSO4(s) + 2HNO3(aq) ∆H = - 22 kklJ


Endapan Putih
Reaksi diatas merupakan reaksi eksoterm karena harga delta H adalah negatif

IX. Pembahasan

Pada percobaan pertama, warna Fe(SCN)3 menurut teori adalah merah darah/
merah tua. Namun menurut hasil percobaan yang telah kami lakukan, ternyata warna
Fe(SCN)3 adalah orange jernih. Hal ini dikarenakan konsentrasi KSCN yang
digunakan saat percobaan sangat rendah yaitu 0,002 M. Padahal, untuk menghasilkan
warna merah darah, dibutuhkan konsentrasi KSCN yang besar. Pada percobaan
terdapat 4 tabung yang mendapat perlakuan yang berbeda-beda. Tingkat kepekatan
warna pada tabung 2 dan tabung 3 yang diperoleh pada saat percobaan, sudah sesuai
dengan teori, yaitu warna pada tabung 3 lebih pekat dari tabung 2. Pada tabung 4,
terjadi penambahan NaH2PO4 yang berfungsi sebagai perusak / pengganggu
kesetimbangan. Sehingga kesetimbangan reaksi bergeser kearah reaktan.
Pada percobaan kedua, yaitu uji kesetimbangan Natrium Dikromat. Warna
awal Cr2O72- adalah Orange. Namun ketika ditambahkan larutan NaOH 0,5M 11 tetes
, terjadi perubahan warna orange menjadi kuning, warna kuning tersebut berasal dari
Cr2O42-. Dan pada saat ditambahkan larutan HCl dalam jumlah yang sama dengan
NaOH warna larutan berubah menjadi seperti awal yaitu Orange. Hal itu terjadi
karena terjadinya reaksi penetralan, dimana ketika ditambah NaOH larutan bersifat
basa. Dan ketika ditambah HCl yang bersifat asam, larutan kembali netral seperti
semula dan kesetimbangan bergeser kearah reaktan.
Dalam percobaan ketiga, warna awal larutan MgCl2 tak berwarna. Namun
pada saat ditambahkan larutan NH4OH, larutan berubah menjadi keruh karena
terbentuk endapan Mg(OH)2 yang berwarna putih seperti gelatin. Ketika ditambah
larutan NH4Cl, endapan menghilang dan larutan kembali menjadi tak berwarna. Hal
ini dikarenakan adanya pergeseran kesetimbangan ke arah reaktan/ pereaksi.

Pada Percobaan keempat larutan NaNO3 yang tidak berwarna dimasukkan


kedalam tabung kemudian ditetesi H2SO4 (Tidak terjadi perubahan warna). Kemudian
ditetesi dengan FeSO4 jenuh, warna berubah menjadi kuning. Adanya ion H+ dari
H2SO4 memungkinkan terikatnya ion Fe2+ sehingga warna cairan menjadi kuning
muda, akibatnya, kesetimbangan bergeser kearah produk hingga mengakibatkan
warna orange berkurang ketajamannya.
Kemudian ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat pada dinding tabung,
seharusnya menurut teori, akan terbentuk cincin coklat. Tetapi pada saat percobaan,
tidak terbentuk cincin coklat. Hal ini dikarenakan pada saat meneteskan H2SO4 pekat,
kami kurang hati-hati, sehingga menyebabkab tabung reaksi bergerak/bergeser, selain
itu pada saat menetesi H2SO4 pada dinding tabung jaraknya terlalu jauh dari larutan,
dan tetesan tidak tercampur semua dengan larutan, sehingga tetesan H2SO4 tidak
bereaksi sempurna dengan larutan Fe(NO3)2, hal tersebut merupakan salah satu faktor
penyebab tidak terbentuk cincin coklat yang sesuai dengan teori. Reaksi ini dijelaskan
dengan persamaan reaksi dibawah ini :

2NO- + 4H2SO4 + 6Fe2+ ⇌ 6Fe3+ + 2NO + 4SO+ 4H2O


Fe2+ + NO ⇌ [Fe(NO)] 2+
Cincin coklat
Percobaan kelima terdapat larutan Pb(NO3) yang kemudian ditetesi oleh
H2SO4 hingga terbentuk reaksi :
Pb(NO3) + H2SO4 ⇌ PbSO4 + 2 HNO3
hasil pencampuran terbentuk endapan sedimen berwarna putih keruh yang
berasal dari PbSO4. Pada proses selanjutnya, ketika larutan di tambah beberapa tetes
alkohol, Pb(NO3) + H2SO4 + C2H5OH endapan semakin banyak. Peristiwa tersebut
disebabkan oleh timbel melepaskan oksigen dan nitrogen dioksida dan meninggalkan
residu berupa oksida logamnya. Penambahan alkohol disini berfungsi untuk
membantu pengendapan sehingga endapan bertambah banyak. Endapan PbSO4 tak
larut dalam reagensia yang berlebihan. Kelarutan menjadi lebih rendah dengan adanya
etanol.
Ketika larutan dengan endapan tersebut dipanaskan, menjadikan molekul antar
partikel bergerak semakin cepat akibatnya endapan pada larutan tersebut menjadi
larut. Secara teori jika terjadi pemanasan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
endoterm dan ketika terjadi pendinginan kembali, reaksi akan bergeser ke arah
eksoterm. Hal tersebut yang menyebabkan ketika terjadi pemanasan endapan larut dan
setelah didinginkan, endapan akan terbentuk kembali. Hal tersebut menunjukkan
bahwa produk atau hasil reaksi merupakan reaksi eksoterm dengan harga ∆H = - 22
kklJ.
X. Kesimpulan
Dari percobaan kesetimbangan kimia yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
dibawah ini :
a. Percobaan pertama
T1 sebagai pembanding
T2 berwarna merah kecoklatan + karena kesetimbangan bergeser ke arah
hasil/produk
T3 berwarna merah kecoklatan ++ karena kesetimbangan bergeser kearah
hasil/produk
T4 menjadi tidak berwarna karena fungsi penambahan NaH2PO4 adalah
sebagai perusak/penyangga kesetimbangan. Sehingga kesetimbangan reaksi
bergeser ke arah reaktan.
b. Percobaan kedua
T1 sebagai pembanding berwarna orange
T2 saat ditetesi NaOH berwarna kuning, dan saat ditambah HCl, warna
kembali menjadi Orange karena larutan kembali netral dan kesetimbangan
bergeser kearah reaktan.
c. Percobaan ketiga
Saat MgCl2 ditambahkan NH4OH menjadi keruh tapi belum terjadi
kesetimbangan. Tetapi saat ditambahkan NH4Cl, menjadi tidak berwarna
(kembali ke semula/ ke pereaksi) yakni kesetimbangan reaksi bergeser ke arah
reaktan.
d. Percobaan keempat

Pada percobaan ini, yaitu membuktikan pembentukan cincin coklat dengan


2+
rumus kimia [Fe(NO)] . Cincin ini terbentuk dengan mereaksikan larutan
NaNO3 yang tidak berwarna kemudian ditetesi H2SO4 (Tidak terjadi
perubahan warna). Kemudian ditetesi dengan FeSO4 jenuh, warna berubah
menjadi kuning. Kemudian ditetesi dengan larutan H2SO4 pekat pada dinding
tabung. Namun pada percobaan kami cincin coklat tidak terbentuk.
e. Percobaan kelima
Pada pencampuran Pb(NO3) + H2SO4 + etanol terbentuk endapan yang sangat
banyak. Pada saat dipanaskan, endapan menghilang tapi pada saat
didinginkan, endapan kembali muncul. Hal ini menunjukkan terjadi
pergeseran kesetimbangan karena pengaruh temperatur. Saat dipanaskan,
kesetimbangan bergeser ke arah endoterm (pereaksi/reaktan), kemudian saat
didinginkan kembali ke reaksi eksoterm (produk) dengan harga ∆H negatif
yang menunjukkan reaksi berlangsung secara eksoterm.
XI. Jawaban Pertanyaan
1. Dengan anggapan sistem kesetimbangan untuk reaksi :
H2 + I2 2 HI
Jika 23 gram I2 dan 0,5 gram H2 dipanaskan pada 450 0C sampai kesetiimbangan
tercapai, tentukan berat I2 jika berat mula-mula 8,95 gram. Hitunglah konsentrasi
HI dan H2 dalam campuran itu jika volume sitem 1 Liter!

Jawaban :
H2 + I2 2 HI

0,5/2 23/254

0,25 0,09
0,09 0,09
mol 0,16 - 0,18
M 0,16 - 0,18
M= n / V

Konsentrasi H2 0,16 M
Konsentrasi HI 0,09 M
Berat I2 total = 8,95 + 0,5
= 9,45 gram

2. Sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah mana bila:


a. Volume sistem diperbesar
b. Temperatur sistem dinaikkan

Jawaban :

a. Reaksi akan bergeser ke koefisien besar


b. Reaksi akan bergeser ke arah reaksi Endoterm
XII. Daftar Pustaka
 Kimia Dasar, Tim.2011. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Unesa. Surabaya
 Vogel, A.I. 1985. Anlisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, Jilid 1,
Edisi Kelima.PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta
 Vogel, A.I. 1985. Anlisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, Jilid 2,
Edisi Kelima.PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta

Surabaya, 17 November 2011

Mengetahui Praktikan,

Dosen / Asisten Pembimbing

(.............................................) (.............................................)
Lampiran

Percobaan 1

Tabung 1 (Orange) Tabung 2 (merah kecoklatan +)

Tabung 3 (merah kecoklatan + +) Tabung 4 (tidak berwarna)


Percobaan 2

Tabung 1 (Orange) Tabung 2 (Orange)

Tabung 3 (Kuning)
Percobaan 3

Tabung 1 (Terbentuk endapan) Tabung 2

(Tidak berwarna / endapan hilang)

Percobaan 4

Tidak terbentuk cincin

Anda mungkin juga menyukai