Anda di halaman 1dari 16

IV.

Hasil dan Data Pengamatan

4.1 Pembuatan dan Pengenalan Gas dengan Kertas Lakmus.


Volume Volume Pengamatan Kesimpulan/Reaksi
NH4Cl NaOH
(mL) (mL)
2 mL 2 mL Timbul bau Dari percobaan tersebut
menyengat diketauhi bahwa setelah
dan pesing dilakukan pemanasan
serta tercium bau menyengat
perubahan dan pesing,serta
warna kertas merubahnya kertas lakmus
lakmus merah merah menjadi biru hal ini
menjadi biru, mengindikasikan bahwa
gas yang dihasilkan
adaladh gas NH3 yang
bersifat basa dengan
reaksi kimia :
NH4OH + NaOH

NH3 + NaCl + H2O.


4.2 Pengenceran dengan Labu Ukur

4.2.1 Pengenceran HCl

Sebelum titrasi

V1 (HCl) N1 V2 (larutan)
N2 (larutan) Perhitungan
(mL) (HCl) (mL)
VI N1 = V2 N2
V1 0,2 = 250 0,1
125 mL 0,2 N 250 mL 0,1 N
0,2 V1 = 25
V1 = 125 mL
Setelah titrasi

V1 (larutan) N1 V2 (larutan)
N2 (HCl) Perhitungan
(mL) (larutan) (mL)
V1 N1 = V2 N2
250 0,1 = 20 N2
250 mL 0,1 N 20 mL 1,25 N
25 = 20 N2
1,54 = N2

4.2.2. Pengenceran H2SO4

Langkah Kerja Hasil


1. Mengambil 10 mL aquades
dengan gelas ukur.
2. Mengambil 3 mL H2SO4 Setelah H2SO4 dituang ke dalam
pekat dengan gelas ukur. aquades, terjadi perubahan panas,
3. Menuang H2SO4 pekat ke yang menandakan bahwa terjadi
dalam gelas ukur yang berisi reaksi eksoterm pada H2SO4.
aquades secara perlahan-lahan
dan hati-hati.
4.3. Penyaringan Endapan

Volume
Pb Volume
pengamatan Kesimpulan/reaksi
Asetat H2SO4 (mL)
(mL)

Pb(CH3COO)2 + H2SO4
PbSO4 + CH3COOH + endapan
Terdapat endapan
5 Ml 13 mL
berwarna putih

4.4. Titrasi

V1 N1 V2 N2
(HCL) (HCL) (NaOH) (NaOH)
(mL) (mL) (mL) (mL)
20 0,1 15 0,13
20 0,2 21 0,2
20 0,1 15,1 0,13

V. Pembahasan

5.1 Cara Memegang Botol Dan Menuangkan Larutan dari Botol


Memegang botol larutan dari etiket botol menghadap telapak tangan.
Kalau menuangkan larutan jangan sekali-kali terkena etiket pada botol.
Meletakkan tutup botol dalam keadaan terbalik diatas meja dan
mengembalikan pada botol semula.
5.2 Pembuatan dan Pengenalan Gas dengan Kertas Lakmus
Dalam percobaan ini zat yang digunankan adalah NH4Cl dan NaOH,
kedua zat tersebut dipanaskan kemudian akan menghasilkan uap. Percobaan
ini bertujuan untuk membuat dan mengenal gas NH3 yang dapat diketahui
dengan jalan membau dan menggunakan indikator kertas lakmus merah.
Dilakukan pemanasan bergunak agar cepat terjadi reaksi dan terbentuk gas
NH3, sementara menggoyang goyangkan tabung reaksi berguna agar
larutan tercampur dan terbentuk larutan yang homogen.
Gas menurut Chang (2009) adalah suatu zat yang berada pada keadaan
gas pada suhu dan tekanan yang normal. Menurut Saidi (2010), kertas
lakmus ialah indikator penunjuk asam dan basanya suatu larutan. Kertas
lakmus biasanya berwarna biru atau merah. Kertas lakmus akan
menunjukkan perubahan warna sesuai dengan pH zat tersebut. Biasanya zat
yang bersifat asam akan memerahkan lakmus biru, dan zat yang bersifat
basa akan membirukan lakmus merah.
Semua gas mempunyai beberapa sifat fisik, seperti: mengikuti volume
dan bentuk dari wadahnya, gas merupakan zat yang paling kompresibel
(dapat ditekan) dari ketiga jenis materi, gas-gas akan bercampur merata dan
sepenuhnya bila ditempatkan pada suatu wadah yang sama, serta gas
mempunyai tingkat kerapatan paling rendah dibandingkan dengan zat padat
dan cair (Chang, 2009).
Gas tidak kasat mata dalam arti bahwa tidak ada partikel gas yang
dapat dilihat. Beberapa gas berwarna, seperti misalnya : gas klor (kuning
kehijau-hijauan), brom (merah kecoklat-coklatan) dan iod (ungu), beberapa
diantaranya mudah meledak seperti misalnya hidrogen; dan beberapa
diantaranya secara kimiawi bersifat lembab (inert), seperti misalnya helium
dan neon (Petrucci, 1987).
Reaksi kimia yang terbentuk sebelum dilakukan pemanasan adalah :
NH4Cl + NaOH NaCl + NH4OH. Zat NH4OH (amonium
hidroksida) tidak pernah ada, zat tersebut tidak dapat diisolasi dalam bentuk
murni seperti NaOH (natrium hidroksida). (Petrucci, 1987) Ketika
dipanaskan, maka akan terjadi perubahan reaksi menjadi:
NH4OH + NaOH NH3 + NaCl + H2O.
Pemanasan yang dilakukan berfungsi untuk memaksimalkan kerja
reaksi dan mempercepat terbentuknya gas NH3. Menggoyang
goyangkantabung reaksi bertujuan agar larutan tercampur dan menghailkan
larutan homogen.Gas NH3 bersifat mudah bereaksi dengan air dan
membentuk larutan amonium hidroksida yang bersifat basa. Untuk
mendapatkan gas NH3, dilakukan pemanasan untuk merombak larutan
NH4OH menjadi NH3 dan H2O. (Manan, 2005) Setelah dihasilkan gas NH3
dari pembakaran, maka terjadi perubahan pH kearah lebih basa (pH = 10)
karena NH3 merupakan zat yang bersifat basa di dalam air, biasanya
berbentuk NH4OH (Petrucci, 2011).
Saat percobaan, gas NH3 (amonia) yang dihasilkan dari persamaan
diatas dapat kita deteksi dari karakteristik baunya yang menyengat atau
dengan meletakkan kertas lakmus merah di permukaan tabung reaksi yang
akan berubah menjadi berwarna biru (Chang, 2009).
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, campuran larutan
NH4Cl dan NaOH setelah dipanaskan akan menghasilkan gas NH3. Seperti
yang kita ketahui, NH3 (amonia) memiliki ciri-ciri berbau menyengat, tidak
berwarna, mudah menguap (volatile), dapat membirukan lakmus merah
(bersifat basa), dan merupakan gas yang reaktif (Chang, 2009).

5.3. Pengenceran
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah
panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. (Khopkar, 1990).
Pengenceran dari asam dan basa kuat biasanya bersifat eksotermik. Jadi,
jangan pernah menambahkan air ke dalam larutan asam dan basa kuat (terutama
asam sulfat) karena panas yang dihasilkan dari proses pengenceran tersebut akan
mendidihkan air sehingga dapat memercikkan asam tersebut (Petrucci, 2011).
Teknik pengenceran dari cairan pekat melibatkan tiga tahap. Pada tahap
awal hitung volume aquades dan volume cairan pekat yang akan diencerkan.
Tahap kedua teknik pengukuran volume cairan pekat karena sifat zat cair pekat,
maka pengukuran volumenya harus dilakukan di ruang asam dan pembacaan skala
volumenya harus sesegera mungkin. Jika tidak ada ruang asam, pengkuran dapat
dilakukan di tempat terbuka, di dekat bak atau di dekat kran air dan arahkan wajah
searah dengan arah angin (Manan, 2005).
Tahap ketiga adalah pencampuran atau pelarutan dengan cara mengalirkan
larutan pekat melewati gelas pengaduk ke dalam gelas kimia yang berisi aquades
(Manan, 2005). Cara mengencerkan larutan adalah dengan menambahkan pelarut,
yang dapat berupa air (aquades) ke dalam larutan tersebut.
Untuk mencari normalitas larutan, kita dapat menggunakan rumus:

V1 . N1 = V2 . N2

Dengan V1 sebagai volume awal, normalitas awal adalah N1 dan V2 adalah


volume akhir dengan nomalitasnya adalah N2. Setelah dilakukan percobaan
pengenceran pada larutan HCl, dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan terjadi
perubahan normalitas akhir dari larutan tersebut. Normalitas awalnya adalah 0,1N,
namun setelah dilakukan pengenceran berubah normalitasnya menjadi 0,01N dan
tidak ada perubahan suhu pada larutan sesudah diencerkan. Nilai normalitas akhir
(N2) berubah karena saat pengenceran, ditambahkan aquades ke dalam larutan
HCl tersebut yang menyebabkan volume akhir (V2) makin bertambah, sehingga
normalitas akhirnya menjadi lebih kecil dari normalitas awal.
Pada percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat terjadi perubahan
volume, suhu dan normalitas. Larutan H2SO4 pada awalnya memiliki volume 3ml
setelah ditambahkan dengan aquades berubah menjadi 13ml. Lalu terjadi
perubahan normalitas larutan yang awalnya 0,96 berubah menjadi 0,22N setelah
diencerkan. Saat awal sebelum pengenceran, suhu dari larutan masih biasa (suhu
ruangan), namun setelah ditambahkan dengan aquades, suhu larutan bertambah
panas. Hal ini disebabkan karena pengenceran dari asam dan basa kuat biasanya
bersifat eksotermik (Petrucci, 2011). Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan
panas dari sistem ke lingkungan. Dengan kata lain, reaktan harus memiliki lebih
banyak energi panas daripada produk. Kelebihan panas inilah yang dikeluarkan ke
lingkungan (Kamilati, 2006). Maka dari itu saat dilakukan percobaan, H2SO4 yang
ditambahkan ke aquades dan bukan sebaliknya agar panas dapat dihilangkan
dengan aman.
Pada saat percobaan, larutan H2SO4 dimasukkan ke dalam tabung secara
perlahan dengan melewati dinding tabung. Fungsinya adalah agar tidak
membahayakan praktikan, karena larutan yang digunakan merupakan H2SO4
pekat.

5.4 Penyaringan endapan

Penyaringan atau menyaring adalah proses pemisahan suatu endapan dari


suatu larutan. Pada percobaan ini akan disaring endapan hasil reaksi Asam Sulfat (
H2SO4 ) encer dengan Pb Asetat. Dimana Pb ( CH3COO )2 atau Pb Asetat dan
H2SO4 ( Asam Sulfat ) menjadi PbSO4 ( Pb Sulfat ) dan 2CH3COOH.

Dengan rumus reaksi : Pb(CH3COOH)2 + H2SO4 PbSO4 + 2CH3COOH + H2

PbSO4 ( Pb Sulfat ) mengendap kerena memiliki cirri ciri sebagai berikut: (


Keenan, dkk, 1999 )

1. Terendap sempurna
2. Murni
3. Spesifik ( memiliki sifat khusus )
4. Larutan tersebut tidak mampu melewati kertas saring yang berada pada
dinding corong tersebut.
Percobaan dilakukan dengan cara mengambil 5 mL larutan Pb(CH3COOH)2
menggunakan pipet. kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau gelas
kimia. Kemudian menambahkan H2SO4 sebanayak 13 mL kedalam larutan
Pb(CH3COOH)2 . selanjutnya mengambil kertas saring yang berbentuk lingkaran
dan melipat menjadi lingkaran kemudian melipat lagi 2-3 kali lipatan. Setelah
itu untuk mempermudah kertas saring melekat pada corong,tetesi aquades sedikit
demi sedikit agar kertas saring melekat pada mulut corong. Kemudian memasang
corong yang telah dipasang kertas saring diatas erlenmeyer. Lalu menuangkan
larutan hasil reaksi antara Pb(CH3COOH)2 dan H2SO4 encer yang semula
masing-masing larutan tersebut berwarna bening kemudian setelah dicampurkan
berubah menjadi larutan yang berbuih dan berwarna putih susu dan tidak lama
setelah itu terbentuk endapan yang berwarna putih dan setelah itu barulah
dilakukan penyaringan.

# mengapa terdapat endapan pada kertas saring ?

Yang mengendap pada kertas saring adalah hasil reaksi antara


Pb(CH3COOH)2 dan H2SO4 encer yaitu PbSO4. Hal ini dikarenakan Qc larutan
lebih besar daripada Ksp. Ksp dari PbSO4 adalah 2,2x10-8 mol. L-1. (vogel 1997)

5.5 Titrasi

Penetralan ini bertujuan untuk menentuksn kadar larutan asam (HCl) atau
larutan basa (NaOH). Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam (HCl) ditetesi
dengan larutan basa (NaOH), atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen.
Jika molaritas salah satu larutan diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi
dapat ditentukan (Michael, 1997). Proses titrasi ini menggunkan larutan NaOH
0,1 N, larutan HCl sebanyak 20 ml dan indikator fenolftailein (PP). Hal tersebut
dilakukan karena jika menggunakan indicator yang lain misalnya TB, MG atau
lainnya, maka trayek pH-nya sangat jauh dari ekuivalen ( Harjadi, W. 1996). Alat-
alat yang dibutuhkan untuk melakukan titrasi adalah buret, statif, corong kaca,
dan Erlenmeyer. Buret dbilas dengan menggunakan aquades. Hal ini bertujuan
untuk menetralkan buret agar tidak mempengaruhi titrasi. Kemudian mengisi
buret dengan larutan standard yaitu NaOH 0,1 N sampai skala 0. Larutan standard
adalah larutan yang sudah diketahui. Larutan ini biasanya berfungsi sebagai titran.
Sehingga ditempatkan dalam buret yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur
volume larutan standard (Sukardjo. 1997).

Kemudian buret yang telah diisi NaOH 0,1 N dipasangkan pada statif
seperti pada gambar. Lalu mengukur volume HCl dengan gelas ukur sebanyak 20
ml. Setelah itu larutan HCl yang sudah diukur dengan gelas ukur sebanyak 20 ml
tersebut dituangkan kedalam Erlenmeyer dan ditetesi dengan indicator PP
sebanyak 3-4 tetes. Kemudian larutan HCl diletakkan dibawah buet dan ditetesi
dengan larutan NaOH yang ada didalam buret setetes demi setetes, Erlenmeyer
sambil di goyang-goyangkan hingga larutan HCl yang semula bening akan
berubah perlahan menjadi pink atau ungu. Apabila larutan HCl sudah berubah
warna menjadi pink atau ungu, maka cepat tutup keran
pada buret supaya larutab dalam buret tidak keluar lagi.

VI. Kesimpulan dan saran

6.1 Kesimpulan

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat


(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Untuk
pengenceran HCl 0,2 N menjadi 250 mL HCl 0,1N ,
diperlukan 125 mL HCl. Sedangkan, untuk pengenceran
3 mL H2SO4, diperlukan 10 mL aquades dan dalam
proses pengenceran tersebut akan terdapat perubahan
panas yang menunjukkan bahwa terdapat reaksi eksotermis dalam pengenceran
tersebut.

VI. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
6.1.1 Praktikan mampu menjelaskan alat alat di laboratorium, misalnya:
a. Tabung reaksi : terbuat dari gelas, fungsinya untuk mereaksikan zat kimia
b. Erlenmeyer : dipakai untuk tempat zat yang difiltrasi
c. Penjeit tabung reaksi : Terbuat dari kayu dan kawat untuk memegnag
tabung reaksi pada saat pemanasan.
6.1.2. Praktikan telah mampu menggunakan alat alat tersebut dengan
prosedur yang benar dan menggunakan alat alat tersebut dengan hati hati
6.1.3. Praktikan telah mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan
yang benar

6.2. Saran

6.2.1Praktikan diharapkan lebih teliti dalam mengamati perubahan warna,bau,


suhu larutan dan menentukan batas ukuran

6.2.2.Dalam melakukan praktikum, praktikan harus berhati hati dalam


mengguanakan alat alat laboratorium, dan dengan berhubungan langsung
dengan zat kimia baik cair maupun gas terutama zat kimia berbahaya.

LAMPIRAN

Percobaan Penyaringan Endapan


Percobaan Titrasi
Perhitungan :

Total konsentrasi :

1 + 2 + 3 0,2+0,1+1,25 1,55
= = = 0,5167
3 3 3

Perhitungan Titrasi :

Percobaan 1
Diket: V1 : 20 mL (HCL)
V2 : 15 mL (NaOH)
N1 : 0,1 N ( HCL)
N2 : ?

Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
20 x 0,1 = 15 x N2
20 0,1
= N2
15

0,13 N = N2
Percobaan 2

Diket: V1 : 20 mL (HCL)
V2 : 21 mL (NaOH)
N1 : 0,2 N ( HCL)
N2 : ?

Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
20 x 0,2 = 21 x N2
20 0,2
= N2
21

0,2 N = N2
Percobaan 3

Diket: V1 : 20 mL (HCL)
V2 : 15,1 mL (NaOH)
N1 : 0,1 N ( HCL)
N2 : ?

Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
20 x 0,1 = 15,1 x N2
20 0,1
= N2
15,1

0,13 N = N2
21 +22 + 23
N rata-rata NaOH =
3
0,13 + 0,2+ 0,13
=
3
= 0,153 N

DAFTAR PUSTAKA

Asnawati.2001. Pengaruh Temperatur terhadap Reaksi Fosforat dalam Inhibitor


Kerak pada Sumur Minyak. Jurnal ILMU DASAR VOL. 2 NO. 1 : 20

Banon, C, Suharto T.E . 2008. Adsorbsi Amoniak oleh Adsorben Zeoolit Alam
yang Diaktivasi dengan Larutan Nitrat. FMIPA Universitas Bengkulu.
Jurnal Gradien Vol. 4 No 2 Juli 2008 : 354 360
Basri , Sarjani. 1996. Kamus Kimia. Jakarta : Aneka Cipta

Brady, James. 1994. Kimia Universitas : Asam dan Struktur. Jakarta : Erlangga

Chang, Raymond. 2009. Chemistry 10th Edition. McGraw-Hill, New York.


Depdiknas. 2002. Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad
ke 21 (SPTK 21). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Kamilati, N. 2006. Mengenal Kimia. Ghalia Indonesia, Bogor.


Khopkar, S.M . 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia
(UI-Press), Jakarta.
Keenan, Charles w, dkk. 1984. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Liliandari, Putri dan Aunurohim. 2013. Kecepatan Filtrasi Kerang Hijau


Perna viridis terhadap Chaetoceros sp dalam Media Logam Tercemar Kadmium.
Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No. 2.
Manan, M. 2005. Membuat Reagen Kimia di Labolatorium. Bumi Aksara, Jakarta
Mulyono. 2006. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara

Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan Modern. PT. Gelora
Akasara Pratama, Jakarta.
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan Modern. PT Midas Surya
Grafindo, Jakarta.
Petrucci, Ralph H., Herring, F. Geoffrey, Madura, Jeffry D., dan
Bissonette, Carey. 2011. General Chemistry Principles and Modern Applications
Tenth Edition. Pearson Canada Inc., Toronto.
Saidi, M. 2010. Jeli Marlupi (Mutiara dibalik Kulit Jeruk). Ganeca Exact,
Sidoarjo.
Setiabudi, Agus, Yayan Sunarya. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung: PT. Setia Purna Inves

Sutresna, Nana.2006. Kimia SMU. Bandung: Grafindo


Yazid. Estein. 2007. Penutup Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis: Andi
Publisher

Zulfikar. 2011. Filtrasi. www.chem-is0try.org. Diakses 12 September 2017

Nama Kelompok :

21080117120014
21080117130053
21080117140047
21080117140048
21080117140049
21080117140050
21080117140051
21080117140052
21080117140053

Anda mungkin juga menyukai