Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES MANUFAKTUR
POLIMER KRISTALIN DAN POLIMER AMORF

Dosen Pengampu :

Ir. H. Wahyudin, S.T., M.T., IPM.


NIDN : 00001047311

Disusun oleh :

Abdurrohman Bajili
NPM : 1810631140164
KELAS : E

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2019/2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
2.1 Polimer Kristalin...........................................................................2
2.1.1 Struktur Kristal.......................................................................2
2.1.2 Ketidaksempurnaan pada Kristal..............................................4
2.1.3 Ciri-ciri polimer Kristalin..........................................................5
2.2 Polimer Amorf..............................................................................6
2.1 Ciri-ciri polimer Amorf................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................8
3.1 Kesimpulan..................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................9

2
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah proses


manufaktur. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah proses manufaktur atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan
makalah ini.

Penulis mengharapkan, dengan membaca makalah ini dapat memberi


manfaat bagi penulis semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan dan
pemahaman penulis mengenai polimer kristalin dan polimer amorf.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk penulis dari para pembaca demi
perbaikan makalah ini menuju arah yang lebih baik.

Karawang, Maret 2019

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau


jaringan yang tersusun dari gabungan ribuan hingga jutaan unit
pembangun yang berulang (Nirwan Susianto, 2018).
Polimer adalah suatu makromolekul atau disebut juga dengan
molekul raksasa yang tersusun atas beberapa monomer (molekul-
molukul kecil yang sederhana). Molekul kecil/monomer yang menyusun
polimer dapat berupa senyawa berikatan rangkap maupun senyawa
yang memiliki gugus fungsional (Bitar, 2019).
Jadi, polimer merupakan sebuah senyawa atau molekul raksasa
yang tersusun dari hasil penggabungan molekul-molekul kecil.
Saat ini pemanfaatan polimer telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sering kita
jumpai sehari-hari adalah plastik (Lindeman, 1971). Plastik telah banyak
digunakan secara besar-besaran untuk berbagai keperluan, seperti alat
rumah tangga, alat-alat listrik, komponen kendaraan bermotor, mainan
anak-anak dan masih banyak lagi. Penggunaan plastik ini akan terus
meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan
kemajuan teknologi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keunggulan
plastik, diantaranya jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam,
transparan, tidak korosif, dan juga tidak mudah pecah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan polimer kristalin ?.
2. Apakah yang dimaksud dengan polimer amorf ?.

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian polimer kristalin.
2. Dapat mengetahui pengertian polimer amorf.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Polimer Kristalin

Polimer kristalin adalah polimer yang partikel penyusunnya


tersusun teratur. Dalam beberapa bahan kristalin, partikel
penyusunnya tersusun sehingga keteraturannya kadang nampak
dengan mata telanjang. Kristal yang umum kita lihat adalah natrium
khlorida, tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Lokasi partikel penyusun
padatan kristalin (ion, atom atau molekul) biasanya dinyatakan dengan
kisi, dan lokasi setiap partikel disebut titik kisi. Satuan pengulangan
terkecil kisi disebut dengan sel satuan.
Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris
yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan
yang rapat.

2.1.1 Struktur Kristal

Gambar 2.1 Susunan atom kristal (Smallman, 2000).

Susunan khas atom-atom dalam kristal disebut struktur


kristal. Struktur kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell)
yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara
periodik berulang di dalam kisi ruang. Pada suatu sel satuan,
tiga buah sumbu merupakan sumbu kristal teratur yang
berhubungam dengan atom atau ion yang sama. Dimensi
suatu sel satuan ditentukan oleh perpotongan konstanta
sumbu-sumbu a, b dan c.
Geometri kristal dalam ruang dimensi tiga yang merupakan
karakteristik kristal memiliki pola yang berbeda-beda. Suatu
kristal yang terdiri dari jutaan atom dapat dinyatakan dengan
ukuran, bentuk dan susunan sel satuan yang berulang dengan

2
pola pengulangan yang menjadi ciri khas masing-masing
Kristal.

Gambar 2.2 Sumbu dan Sudut Antar Sumbu Kristal (Edi


Istiyono, 2000).

Berdasarkan perbandingan parameter kisi a, b dan c, serta


hubungan antara sudut satu dengan sudut yang lainnya (α,
β,γ), dapat diperoleh tujuh sistem kristal dan empat belas kisi
Bravais. Ketujuh sistem kristal yang terdiri dari empat belas
kisi Bravais adalah seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Tujuh Sistem Kristal dan 14 Kisi Bravais (Van


Vlack, 2004).

Sistem
Parameter Kristal Kisi Bravais Simbol
Kristal

Simple P
a=b=c
Kubik Pusat badan I
α = β = γ = 90°
Pusat muka F

a≠b≠c Simple P
Monoklinik
α = β = 90° ≠ γ Pusat dasar C

a≠b≠c
Triklinik Simple P
α = β = 90° ≠ γ

a=b≠c Simple P
Tetragonal
α = β = γ = 90° Pusat badan I

Simple P
a≠b≠c Pusat dasar C
Orthorombik
α = β = γ = 90° Pusat badan I
Pusat muka F

Trigonal/
a=b=c
rhombohedra Simple P
α = β = γ ≠ 90° ˂ 120
l
Hexagonal/ Simple P

3
a=b≠c
rombus α = β = 90°, γ = 120

Pada Tabel 2.1 sel primitif diberi tanda huruf P ( primitif);


sel dengan simpul kisi yang terletak pada pusat dua bidang sisi
yang paralel diberi tanda C ( center); sel dengan simpul kisi di
pusat setiap bidang kisi diberi tanda F ( face); sel dengan
simpul kisi di pusat bagian dalam sel unit ditandai dengan
huruf I (inti). Gambar ilustrasi tujuh sistem kristal dan 14 kisi
bravais dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Tujuh Sistem Kristal dan Empat Belas Kisi


Bravais (Milton Ohring, 1992).

2.1.2 Ketidaksempurnaan pada Kristal


Berdasarkan struktur kristal, atom dalam setiap butir
material tersusun secara teratur, tetapi terdapat berbagai
ketidaksempurnaan kristal atau cacat kristal. Cacat yang
terdapat pada kristal memiliki beberapa bentuk, diantaranya
yaitu: cacat titik dan cacat garis.
Cacat titik terjadi karena adanya penyimpangan susunan
periodik kisi beberapa atom, sehingga terjadi kekosongan
atom (vacancy), sisipan (interstitial) dan perpindahan
kedudukan atom tak murni di sela kisi (anti site). Kekosongan

4
terjadi ketika kristal kehilangan sebuah atom karena
penumpukan yang salah ketika proses kristalisasi, yaitu pada
saat temperatur tinggi. Pada keadaan suhu tinggi, energi
thermal akan meningkat sehingga atom-atom akan
melompat.meninggalkan letak kisinya ke lokasi atomik
terdekat (lihat Gambar 2.4). Sisipan terjadi jika terdapat atom
tambahan dalam struktur kristal, sedangkan untuk anti site
terjadi jika pemindahan ion dari kisi ke tempat sisipan.

Gambar 2.4 Cacat titik pada Kristal (Ciripo, 2011)

Cacat garis (linear), muncul karena adanya diskontinuitas


struktural sepanjang lintasan kristal (dislokasi), atau cacat
akibat salah susun struktur Kristal (lihat Gambar 2.5).
Terdapat dua bentuk dasar dislokasi yaitu: dislokasi tepi dan
dislokasi sekrup. Pembentukan dislokasi tepi akibat adanya
gesekan antara kristal dengan arah slip secara sejajar.
Sedangkan dislokasi sekrup terjadi karena pergeseran atom
dalam kristal secara spiral (Marwanto, 2013: 19-20).

Gambar 2.5 Cacat garis pada Kristal (Ciripo, 2011)

2.1.3 Ciri-ciri polimer Kristalin


Adapun ciri-ciri polimer Kristalin, diantaranya ;
1. Ada suatu tatanan jarak jauh dalam Kristal,
2. Titik lelehnya pada suhu yang jelas,
3. Polimer Kristal dapat dibelah di depanjang bidang tepat,
4. Polimer Kristal pada umumnya anisoftronik (artinya, sifat-
sifat mereka seperti konduktivitas listrik, indeks bias,
ekspansi termal dll pada arah yang berbeda), dan
5. Lebih keras.

5
Contoh polimer kristalin, antara lain : tembaga, kalium
nitrat, dan asam benzoat.

2.2 Polimer Amorf

Polimer amorf adalah polimer yang partikel penyusunnya tidak


memiliki keteraturan yang sempurna. Susunan partikel dalam padatan
amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan
kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di
keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita-gelas, karet
dan polietena memiliki keteraturan sebagian. Amorf terbentuk karena
proses kristalisai yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat
dengan tepat menempati lokasi kisinya, benda seperti gelas, plastik
dan aspal memiliki struktur yang identik dengan amorf.

Gambar 2.6 Susunan atom amorf (Smallman, 2000).

Fitur padatan amorf dapat dianggap intermediate antara


padatan dan cairan. Baru-baru ini perhatian telah difokuskan pada
bahan buatan seperti fiber optik dan silikon amorf. Beberapa ilmuwan
bertahan dengan pendapat bahwa padatan amorf dapat dianggap
wujud keempat materi.

2.2.1 Ciri-ciri polimer Amorf


Adapun ciri-ciri polimer amorf, diantaranya ;

1. Hanya ada suatu tatanan jarak dekat dalam padatan


amorf,
2. Polimer amorf tidak memiliki titik leleh yang jelas; mereka
melunak dalam berbagai suhu,
3. Polimer amorf menjalani pemecahan tak teratur atau
conchoidal,
4. Polimer amorf yang isotrofik: sifat bebas dari arah di mana
mereka diukur, dan

6
5. Kurang keras.

Contoh polimer amorf, antara lain : serat kaca,


cellophane, teflon, polyurethane, napthalene, dan polyvinyl
chloride.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

7
3.1 Kesimpulan

Polimer kristalin adalah polimer yang partikel penyusunnya


tersusun teratur. Sedangkan polimer amorf adalah polimer yang
partikel penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna.
Kedua polimer tersebut memiliki struktur atom dan keteraturan
penyusunan yang berbeda. Kedua polimer tersebut juga mempunyai
ciri-ciri yang berbeda dalam sifat, tatanan, titik leleh dan juga
kekerasannya. Masing-masing polimer sering kita manfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai contoh pada polimer kristalin terdapat
tembaga dan kalium, sedangkan pada polimer amorf terdapat teflon
dan serat kaca. Jadi, keberadaan polimer tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, karena bahan tersebut sangat diperlukan untuk
menunjang kebutuhan manusia.
1. Dapat mengetahui pengertian polimer kristalin, dan
2. Dapat mengetahui pengertian polimer amorf.

3.2Saran

Saran dari saya agar pengetahuan tentang polimer lebih dikaji lagi
yaitu perlu adanya pembelajaran yang lebih mendalam berkaitan
dengan materi ini. Karena materi ini dirasa sangat berguna dalam
proses pembelajaran mata kuliah proses manufaktur.
1. Memperbanyak referensi mengenai macam-macam polimer, dan
2. Memperbanyak referensi mengenai pemanfaatan polimer.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, Ita Indriana. 2015. Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong (Manihot Utilissima)
Untuk Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan (Biodegradable) Dengan
Penambahan Gliserol Dari Minyak Jelantah. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

8
Jatmiko, Wahyu Sidik. 2013. PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL DAN KOMPOSISI
KIMIA BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(S0,2Se0,8) HASIL PREPARASI DENGAN
METODE BRIDGMAN. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

Susianto, Nirwan. 2018. Polimer - Pengertian, Jenis, Reaksi, Sintetis, Contoh,


dsb. Diakses 22 Maret 2019. https://www.studiobelajar.com/polimer/.

Bitar. 2019. Polimer : Pengertian, Sifat, Klasifikasi, Dan Jenis Beserta Contohnya
Lengkap. Diakses 22 Maret 2019.
https://www.gurupendidikan.co.id/polimer-pengertian-sifat-klasifikasi-dan-
jenis-beserta-contohnya-lengkap/.

Malik. 2014. Kristal dan Amorf. Diakses 23 Maret 2019.


http://blog.ub.ac.id/malbo/2014/09/22/kristal-dan-amorf/.

Tatangsma. 2015. Perbedaan antara Padatan Amorf dan Kristal. Diakses 23


Maret 2019. https://tatangsma.com/2015/09/perbedaan-antara-padatan-
amorf-dan-kristal.html.

Anda mungkin juga menyukai