Anda di halaman 1dari 29

Gresci ayu Laurensia

Maria Fransiska Mua


Hanifah Eugina Fisca Zulaikah
Unsur-unsur transisi periode keempat
adalah unsur-unsur yang pengisian
elektronnya berakhir pada orbital-
orbital subkulit d.
Pada unsur transisi, elektron
valensinya mengisi subkulit d,
sedangkan pada unsur transisi dalam
elektron valensinya mengisi subkulit
f
Kecuali unsur Cr
dan Cu, semua
unsur transisi
periode keempat
mempunyai elektron
pada kulit terluar
4s2, sedangkan
pada Cr dan Cu
adalah 4s1.
a. Sifat Logam
Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan…

Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn


Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke
Zn
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam,
sehingga berbeda dengan unsur-unsur utama
yang data bersifat logam maupun non logam.
Hal ini terjadi karena unsur transisi memiliki
lebih banyak elektron tidak berpasangan.
Elektron ini bebas bergerak pada sisi kristalnya
sehingga dapat membentuk ikatan logam yang
lebih kuat dibandingkan dengan unsur utama
Ikatan Kovalen Logam
Ikatan kovalen logam adalah
ikatan yang terjadi pada atom
logam yang memiliki elektron
tunggal atau elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya.
Jumlah elektron tidak berpasangan dari

skandium = 1,
titanium = 2,
vanadium = 3,
kromium = 6,
mangan = 5,
besi = 4,
kobalt = 3,
nikel = 2,
tembaga = 1,
dan seng = 0.
Kromium memiliki elektron tidak
berpasangan paling banyak sehingga
memiliki titik lebur paling tinggi.
Sebaliknya seng tidak memiliki elektron
tidak berpasangan sama sekali sehingga
memiliki titik lebur terendah.
Sehingga, dapat disimpulkan :

Logam transisi periode keempat


dengan titik lebur yang relatif tinggi
memiliki ikatan ganda, yaitu ikatan
logam dan ikatan kovalen logam.
Menyebabkan unsur-unsur tersebut
memiliki daya hantar listrik dan daya
hantar panas yang baik.
b. Sifat Kemagnetan

Berdasarkan sifat kemagnetannya, unsur-unsur


transisi mempunyai sifat sebagai berikut :
Diamagnetik
Paramagnetik
Kebanyakan dari unsur-unsur dan senyawa logam
transisi bersifat paramagnetik dan bukan bersifat
diamagnetik.
c. Ion Berwarna

Sebagian besar ion-ion logam transisi berwarna. Warna-


warna khas dari ion logam dapat dilihat dalam tabel berikut.
d. Bilangan Oksidasi

Senyawa-senyawa unsur transisi di


alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adanya
bilangan oksidasi lebih dari satu ini
disebabkan mudahnya melepaskan
elektron valensi. Dengan demikian,
energi ionisasi pertama, kedua dan
seterusnya memiliki harga yang
relatif lebih kecil dibanding unsur
golongan utama.
a. Tingkat Oksidasi
b. Ion Kompleks

Ion kompleks adalah ion yang


terbentuk dari suatu kation (
biasanya ion logam transisi) yang
mengikat beberapa anion atau
molekul netral. Selanjutnya, kation itu
disebut ion pusat dan anion atau
molekul netral yang terikat pada ion
pusat disebut ligan.
Pada umumnya unsur-unsur transisi
periode keempat di alam terdapat
dalam bentuk senyawa oksida dan
sulfide. Hanya unsur-unsur tertentu
yang dapat diperoleh dalam keadaan
bebas dan dalam bentuk senyawa.
Limpahan skandium di
kulit bumi sekitar 0,0025%.

Secara ilmiah skandium


terdapat sebagai mineral,
thortvetile dan gadoline
di Skandinavia dan
Madagaskar (Sc2Si2O).

Salah satu manfaatnya


digunakan pada lampu
intensitas tinggi.
Kelimpahan titanium
menempati urutan ke-9
terbanyak di kulit bumi, yaitu
0,6%.

Titanium banyak digunakan


di industri pesawat terbang
dan industri kimia.

Digunakan sebagai katalis


pada industri plastik

Titanium dioksida (TiO2)


bersifat inert, putih cerah,
tidak tembus cahaya, dan
tidak berbau (nontoksik).
Vanadium terdapat di alam
sebagai vanadit 3Pb3(VO4)2.
PbCl2 sebagai vanadium
(V2O5). Vanadium dipakai
sebagai logam campur,
misalnya alisai besi
vanadium (ferovanadium)
yang keras, kuat, dan tahan
karat. Baja vanadium antara
lain digunakan untuk
membuat per mobil.
Vanadium pentoksida (V2O5)
digunakan sebagai katalis
pada pembuatan asam sulfat
menurut proses kontak (lihat
pembuatan belerang).
Walaupun kelimpahannya di
kulit bumi hanya 0,0122%,
namun kromium merupakan
salah satu komponen paling
penting dalam industri logam.
Sumber kromium adalah
tambang kromite [Fe(CrO2)2],
yang dapat direduksi
menghasilkan alloy Fe dan Cr
yang disebut ferrokrom.
Logam kromium sangat
keras, memiliki warna
cemerlang, dan tahan terhadap
korosi. Oleh karena sifat-sifat ini,
kromium banyak digunakan
sebagai plating logam-logam
lainnya.
Di alam, mangan terdapat
dalam bentuk senyawa,
seperti batu kawi atau pirolusi
(MnO2), spat mangan (MnO3),
dan manganit (Mn2O3.H2O).
Mangan ternyata banyak
digunakan pada produksi
baja dan umumnya sebagai
alloy mangan-besi atau
ferromanganese. Mangan
meningkatkan kekerasan
baja yang dihasilkan. Baja
yang mengandung kadar
mangan tinggi bersifat
sangat keras, kuat serta tahan
gesekan. Baja jenis ini
digunakan pada kontruksi rel
kereta api, bulldozers, dan
alat pengeras jalan
Di alam, besi terdapat
dalam bentuk senyawa,
antara lain sebagai
hematit (Fe2O3),
magnetik (Fe3O4), pirit
(FeS2), dan siderit
(FeCO3).Unsur ini
merupakan bagian
unsur keempat
terbanyak dibumi.
Di alam, Kobalt
terdapat dalam bentuk
senyawa seperti kobalt
glans (CoAsS),
lemacitte (Co2S4), dan
smaltit (CoAs2).Sepertu
nikel, kobalt digunakan
untuk membuat aliasi
(paduan) logam. Besi
yang dicampur dengan
kobalt mempunyai sifat
tahan karat.
Di alam, nikel terdapat
dalam bentuk senyawa,
misalnya pentlandite
(FeS.NiS). Deposit nikel
banyak terdapat di
Kanada. Nikel
merupakan logam putih
mengkilat seperti perak
dan dapat dijadikan
sebagai penghantar
panas dan listrik yang
baik.
Tembaga merupakan
penghantar panas dan
listrik yang sangat baik.
Oleh karena itu,
tembaga banyak
digunakan untuk alat-
alat elektronik.
Tembaga terdapat di
alam dalam keadaan
bebas dan juga dalam
bentuk senyawa.
THANKS FOR
WATCHING

Anda mungkin juga menyukai