Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan kertas di Indonesia mengalami peningkatan, akan tetapi tidak
diimbangi dengan pasokan bahan baku yang memadai. Sampai saat ini bahan baku
pembuatan kertas masih bergantung dari jenis kayu, yang didapat dari hutan di
Indonesia. Sehingga berdampak pada kerusakan hutan, yang menyebabkan
terganggunya ekosistem hutan. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut dicari
bahan baku lain untuk pembuatan kertas. Bahan baku yang digunakan untuk
menggantikan kayu dalam proses pembuatan kertas, yaitu bahan yang mengandung
selulosa. Selulosa banyak terdapat sebagai komponen terbesar pada dinding sel
pepohonan, jerami, rumput, ampas tebu, serta residu hasil pertanian dan perkebunan
seperti merang, batang pisang maupun tandan kelapa sawit (Anonim,1995).
Kandungan selulosa pada setiap jenis tumbuhan berbeda, dan perbedaan
kandungan selulosa, inilah yang mendorong untuk melakukan penelitian pada
rumput alang – alang untuk dijadikan pulp sebagai bahan antara untuk pembuatan
kertas. Sedangkan kandungan selulosa pada alang – alang yaitu 40,22 % (Sutiya
dkk, 2012). Serat alang-alang (Imperata Cylindrica L) termasuk serat panjang.
Serat yang panjang akan menciptakan jalinan ikatan antar serat yang kuat dan tidak
mudah lepas. Hal ini akan memberikan kekuatan lipat dan gaya sobek lembaran
kertas yang tinggi, dan tidak mudah ditembus cahaya. Panjang serat juga
berpengaruh terhadap kemudahan pencucian pulp dan kehalusan lembaran kertas.
Hal ini memperkuat tujuan penggunaan serat alang-alang (Imperata Cylindrica L)
ini sebagai sumber serat alam dengan tipe serat panjang sebagai penguat kertas daur
ulang untuk kertas seni (Fatriasari, 2018).
Dalam industri kertas, ada beberapa kertas yang dihasilkan tergantung
kepada kebutuhan dari konsumen yang biasanya dari kalangan pendidikan seperti
siswa dan mahasiswa. Kertas-kertas yang dihasilkan seperti HVS, kertas buku,
koran, tisu, karton, kertas seni dan beberapa kertas lain. Kertas-kertas yang

1
2

dihasilkan juga memiliki kualitas yang berbeda bergantung pada jenis kertas yang
akan diproduksi.
Salah satu contoh kebutuhan kertas yaitu kertas seni. Kertas seni merupakan
salah satu kebutuhan dibidang Pendidikan baik siswa maupun mahasiswa, sehingga
produksi kertas seni terus ditingkatkan agar dapat berlangsungnya kegiatan
belajar/mengajar di dunia Pendidikan. Begitu juga dengan kebutuhan tisu,
masyarakat sangat banyak menggunakan sekala besar contohnya saja di restaurant,
di kantor, dan kebutuhan rumah tangga.
Pada proses pembuatan pulp, proses yang sering digunakan adalah proses
soda, karena pulp yang dihasilkan pada proses ini memiliki kekuatan serat yang
lebih tinggi dari pada proses mekanis dan semikimia. Dengan seiring
perkembangannya proses soda mulai diaplikasikan dengan penambahan zat aditif
berupa antrakuinon. Antrakuinon digunakan sebagai katalis organik, bertujuan
untuk mempercepat proses delignifikasi. Pengaplikasian proses soda dengan
penambahan antrakuinon masih sulit dilakukan, karena proses pengambilan
kembali antrakuinon setelah proses delignifikasi sulit dan ketersediaan antrakuinon
yang belum memadai di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah alang-alang (Imperata Cylindrica L) dapat digunakan sebagai
bahan dasar untuk menghasilkan pulp?
2. Bagaimana standar mutu dari pulp yang dihasilkan?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi pelarut NaOH dan H2SO4 terhadap
kualitas pulp yang dihasilkan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis karakteristik yang diperoleh dari alang-alang (Imperata
cylindrica L) sebagai alternatif pembuatan pulp, sehingga dapat dikategorikan
karakteristik jenis kertas yang sesuai.
3

2. Menganalisis karakteristik standart mutu pulp yang dihasilkan.


3. Menganalisis pengaruh konsentrasi NaOH dan H2SO4 terhadap kualitas
pulp yang dihasilkan.

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini membatasi pokok-pokok permasalahan adalah sebagai
berikut:
1. Alang-alang (Imperata Cylindrica L) yang di gunakan merupakan jenis
rumput alang-alang (Imperata Cylindrica L) yang didapat dari ladang di
daerah Aceh Utara.
2. Variabel yang dijelaskan adalah pensentase konsentrasi pelarut (larutan
NaOH dan H2SO4) adalah 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10% (v/v aquadest)
dan suhu yang pemasak 100oC berat bahan baku yang di gunakan 1: 10 dari
volume pelarut.
3. Rumput alang – alang yang di gunakan sebanyak 100 gram.
4. Kecepatan pengadukan 150 rpm.
5. Analisis yang dilakukan yaitu analisis kadar air, yield, analisis kadar lignin
dan selulosa.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan tentang nilai guna Alang-alang (Imperata
Cylindrica L) yang selama ini sabagai gulma dalam pertanian, sehingga
masyarakat dapat mengoptimalkan pemanfaatan Alang-alang (Imperata
Cylindrica L)
2. Pembuatan kertas seni, Kertas HVS ataupun tisu, yang berbahan baku
Alang-alang (Imperata Cylindrica L) akan menjadikan peluang usaha yang
sangat menguntungkan mengingat permintaan pasar yang lumayan tinggi
sehingga dapat menguntungkan lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai